Kamis, 15 Oktober 2020

Realist Maou ni yoru Seiiki naki Isekai Kaihaku Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 38. Jeanne Belajar Membaca

 Chapter 38. Jeanne Belajar Membaca


Saat para pasukan sedang beristirahat, aku melihat seorang gadis duduk sendirian di meja pertemuan.

Dia terlihat sangat bosan ketika dia duduk dan bersandar pada sikunya. Aku mempertimbangkan untuk berbicara dengannya.

Jika aku mendekatinya, mungkin dia akan memintaku untuk menghiburnya sementara waktu. Namun aku agak sibuk dan perlu istirahat juga. Jadi aku memutuskan tidak berbicara dengannya. Setidaknya, sampai aku menyadari bahwa dia menatap Eve dengan cukup lama.

Dia sedang melihat buku Eve, dan ada sesuatu seperti kecemburuan di matanya. Itu hanya kamus, bukan bahan bacaan yang paling menarik. Saat aku memikirkan ini, dia mulai bergumam pada dirinya sendiri.

"... Pasti menyenangkan bisa membaca."

Kata-kata itu cukup untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang ada di kepalanya.

Jeanne ingin membaca buku.

Dia adalah putri petani miskin di pedesaan Prancis. Dia buta huruf di dunia itu, dan itu juga berlaku di dunia ini.

Dan ini sepertinya mengganggunya.

Aku memutuskan untuk menyapanya,

“Jeanne. Apakah kau ingin bisa membaca?”

"Astaroth-sama." Katanya sambil mengangkat kepalanya.

"Ya, aku ingin bisa membaca."

"Apakah kau tertarik menjadi administrator?"

"Tidak."

“Seorang wanita bangsawan?”

“Hampir tidak.”

"Lalu mengapa kau ingin membaca?"

"Sepertinya itu cara yang bagus untuk mengatasi rasa bosan."

"Begitu. Yah, kau tidak salah."

“Ada banyak buku di perpustakaan kastil ini yang terlihat menarik. Aku ingin membaca semuanya.”

"Sepertinya kau suka berada di sana."

"Ya, meski aku hanya bisa melihat ilustrasinya."

"Aku turut bersedih."

"Mungkin. Ini nasibku sebagai pahlawan wanita.” Ujarnya sambil berpura-pura menangis.

Karena merasa kasihan padanya, aku berjanji akan mengajarinya membaca.

"Kau yakin, Astaroth-sama?”

"Aku tidak keberatan. Kau salah satu orang penting untuk kastil ini, Jeanne. Akan lebih mudah jika kau bisa membaca. Dan aku tidak ingin kau merasa bosan.”

"Apakah kau juga mengatakan itu kepada para wanita di malam hari?"

"Tentu saja tidak."

“Hijikata pernah memberitahuku. Pria yang membuat para wanita bosan di ranjang adalah sampah.”

"Lebih baik kau tidak mempercayai kata-kata seorang playboy di usianya."

"Tentu saja." Katanya dengan patuh. Dan kemudian pelajaran dimulai.

Aku meminta Eve membawa beberapa kertas kemudian mulai mengajari Jeanne alfabet dunia ini.

Alfabetnya sama dengan yang digunakan di Prancis.

A sampai Z. Dua puluh enam karakter.

Tentu saja, bentuknya sedikit berbeda, tetapi mudah untuk menghafalkannya.

Tapi sekali lagi, Jeanne bahkan tidak mengenal alfabet apa pun.

Jadi aku harus pelan-pelan dan sabar saat kita mulai dengan 'A.'

Aku menulis huruf 'A.'

"Aaa."

Baiklah.

Pengucapannya sedikit berbeda dengan negara kecil bernama Inggris, tapi itu bagus.

Walaupun orang Inggris dikenal karena makanannya yang buruk, tetapi seseorang harus berkomentar tentang bahasa mereka. Aku mengeluh. Jeanne langsung setuju.

"Ya, aku benci orang Inggris."

"Memang. Ada binatang yang berpakaian seperti manusia dan manusia yang berpakaian seperti binatang di dunia ini. Tetapi mereka cenderung menjadi yang pertama.”

"Cara berpikir kita sangat mirip."

"Tapi sekali lagi, aku suka teh."

"Sepakat."

Kami berkata sambil meminum teh yang telah dituangkan Eve. Jeanne menulis huruf 'A' versi dunia ini berkali-kali sampai dia akhirnya bisa menulisnya dengan lancar.

Aku menyarankan Jeanne untuk mulai mempelajari huruf 'B' tetapi dia menolak.

“'A' cukup untuk hari ini. Tapi ada satu kata yang ingin kuketahui.”

"Baiklah kalau begitu. Dan kata apa itu?”

Dia menutup matanya dan mengatakannya perlahan.

"Ashta."

Kemudian dia memohon kepadaku untuk mengajarinya.

Aku tidak tahu mengapa dia bersikeras, tetapi aku tetap mengajarinya.

A S T H A

Dia menyalin apa yang telah kutulis.

Tulisan tangannya sangat buruk. Kecuali huruf 'A.' Itu cukup layak. Setelah selesai, dia mencium kertas itu dan memasukkannya ke dalam jimatnya.

“Apakah itu jimat keberuntungan?”

“Ya, kepercayaaan ini berasal dari kampung halamanku. Menulis nama seseorang yang kau sukai akan melindungi titik itu dari panah.”

"Begitu rupanya. Dan itulah mengapa kau menaruh itu di dadamu.”

“Di sinilah jantung berada.”

“Baiklah, mari kita berharap agar sisa badanmu tidak terkena panah juga.”

“Itu tidak perlu. Karena ketika aku masih berada di garis depan Orleans, aku tidak pernah sekalipun terkena panah. Seolah-olah anak panah itu menghindariku ketika aku menyerang musuh. Itu adalah perlindungan Tuhan.”

"Jika aku memiliki perlindungan dari Tuhan, lalu mengapa kau membutuhkan jimat itu?"

“Itu tidak baik, Astaroth-sama. Tuhan tidak ada setiap jam sepanjang hari. Ada saatnya untuk dia beristirahat. Dan saat itulah aku membutuhkan jimat ini.”

"Aku mengeri. Yah, selama kau aman, maka aku bahagia.”

“Jangan khawatir. Pertarungan berikutnya akan brutal, tapi kita akan menang.”

“Apa yang membuatmu begitu yakin?”

“Kau adalah Raja Iblis terkuat.”

"Itu sudah jelas."

“Sederhana, bukan? Tapi aku punya satu kekhawatiran.”

"Dan apa itu?"

“Kau mungkin kuat, tapi kau tidak memiliki perlindungan Tuhan. Kau mungkin bisa terkena anak panah.”

“Itu akan sangat tidak menyenangkan.”

“Tapi aku akan mencegahnya.”

“Dan bagaimana kau akan melakukannya…?”

Lalu dia mencengkeram pundakku dengan erat. Lalu dia mencium pipiku sebelum aku sempat bereaksi.

“Sekarang, setidaknya kepalamu seharusnya aman dari panah. Sebagai Raja Iblis, kau tidak bisa mati bukan selama kepalamu aman?”

“…”

Aku tidak yakin harus berkata apa.

Walaupun terdengar menyedihkan, aku belum pernah bertemu seorang wanita muda yang begitu terbuka denganku sebelumnya.

Timbul keheningan sesaat sebelum dia berkata dengan riang,

“Kau cukup polos, Astaroth-sama. … Tapi itu memiliki daya tarik tersendiri.” Dia tersenyum dan pergi.

Eve masuk saat itu, seolah-olah mereka telah bertukar tempat.

Aku agak cemas apakah dia telah melihat kami, tetapi tampaknya dia tidak melihat kami.

Namun, fakta bahwa aku sendirian dengan Jeanne sudah cukup untuk membuatnya cemburu. Dia meletakkan setumpuk dokumen yang tinggi dan bersikeras bahwa aku harus membantunya memeriksanya.

Itu bukanlah pekerjaan Raja Iblis, tapi aku ingin mengurangi bebannya. Jadi aku menyembunyikan perasaanku dan mengikutinya.

Pekerjaan berlanjut hingga malam, tetapi karena kami memiliki acara besok pagi, aku harus berhenti dan pergi tidur. Hanya butuh setengah menit bagiku untuk tertidur. Keesokan paginya, aku terbangun dengan mimpi kalau aku bermimpi melihat seorang gadis berambut pirang.

Note: 
Jangan lupa klo ada kesalahan bisa koreksi lewat komen di bawah atau DM FP Isekai chan yak


PREVIOUS CHAPTER       TOC        NEXT CHAPTER


TL: Tasha Godspell
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar