Jumat, 30 Oktober 2020

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 : Chapter 08. Beruang Pergi Berbelanja

  Volume 1
Chapter 08. Beruang Pergi Berbelanja


"Pakaian macam apa yang kau inginkan?"

"Untuk sekarang, aku perlu sesuatu yang bisa kukenakan di balik kostum ini."

Aku menarik kerah kostum beruang yang kukenakan. Aku hanya mengenakan pakaian dalam di baliknya. Setidaknya, aku butuh kaos.

"Umm...ingin ke toko yang mahal atau yang murah?"

"Keduanya tidak masalah, tapi apa bedanya?"

"Toko yang mahal menjual pakaian yang biasa dikenakan oleh para bangsawan. Aku belum pernah ke sana sebelumnya, tapi kurasa harganya akan mahal, karena produk yang mereka jual berkualitas tinggi. Toko yang murah menjual produk dengan harga yang terjangkau, jadi rakyat biasa dapat membelinya. Dan juga, terdapat toko yang menjual pakaian bekas. Terkadang ada pakaian yang masih bagus di sana, jadi aku biasa memeriksanya. Mana yang akan kau pilih?"

Aku pribadi tidak ada masalah untuk pergi ke toko yang mahal, namun tampaknya itu memiliki kesan negatif di mata Fina saat ia menerangkannya tadi. Aku penasaran.

Hmm—mungkinkah mereka selektif dalam memilih pelanggan? Mempertimbangkan kembali penampilanku, ada kemungkinan mereka tidak akan memperbolehkanku masuk.

Mungkin toko biasa adalah pilihan terbaik. Aku tidak tertarik untuk mengunjungi toko pakaian bekas saat ini.

"Untuk sekarang, bisakah kau antar aku ke toko biasa? Aku akan mempertimbangkan untuk mengunjungi toko lainnya nanti."

Fina membawaku ke tempat yang aku minta. Seorang wanita di pertengahan umur dua puluhan menyapa kami saat kami masuk. Ketika dia melihat pakaianku, dia tampak terkejut untuk beberapa saat, tapi segera kembali tersenyum pada kami.

"Selamat datang. Pakaian seperti apa yang anda cari hari ini?"

"Hanya beberapa potong baju dan pakaian dalam."

"Pakaian dalam ada di belakang sana. Sejujurnya, kami tidak menjual pakaian yang sama seperti yang tengah anda kenakan sekarang..."

"Tidak masalah." Seakan aku menginginkan pakaian lain seperti kostum ini!

Aku meninggalkan pegawai tadi di tempatnya lalu pergi bersama Fina ke belakang. Aku perlu segera terbebas dari celana dalam beruang, jadi aku memprioritaskan untuk mencari pakaian dalam terlebih dahulu. Setelah itu, berkat bantuan dari Fina, aku berhasil mendapatkan sesuatu seperti kaos yang bisa dikenakan di balik kostum ini, dan beberapa helai baju untuk dipakai sehari-hari.

"Terima kasih, Fina."

"Sama-sama. Aku senang kau mendapatkan apa yang kau cari. Apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?"

"Mungkin pergi ke toko buku atau perpustakaan? Apakah ada yang seperti itu di kota ini?"

"Kota kami memiliki toko buku tapi tidak dengan perpustakaan. Kurasa aku pernah mendengar seorang petualang bilang bahwa ada satu di ibukota."

"Maka kurasa kita akan menuju toko buku. Tapi sebelum itu, mari kita makan siang. Apakah ada tempat yang kau rekomendasikan?"

"Umm, apakah dimanapun tidak masalah?"

"Yeah."

"Kalau begitu, aku ingin makan di tempatmu menginap. Aku dengar masakan di sana sungguh enak."

"Di penginapan?"

"Ya, pelanggan dari luar guild datang sekitar jam segini, karena para petualang yang menginap di sana biasanya keluar untuk bekerja."

"Aku tidak tahu itu. Jika sepeti itu, maka ayo pergi."

Fina tampak begitu bahagia karena tahu akan dapat menikmati hidangan dari penginapan saat kami beranjak pulang. Ketika kami tiba di penginapan, tempatnya penuh dengan pelanggan. Aroma sedap tercium. Elena, yang tangannya penuh dengan nampan berisikan makanan, menyadari kami masuk.

"Selamat datang," ucapnya. "Oh, Yuna-san! Kau sudah kembali?"

"Kami kemari untuk makan," jawabku padanya.

"Akan ada biaya tambahan untuk makan siang."

"Tidak masalah. Dan juga, apakah kau punya meja kosong untuk dua orang?"

"Kami benar-benar penuh saat ini. Tapi kurasa akan ada yang kosong sebentar lagi."

"Apakah makanannya bisa langsung dihidangkan?"

"Ya, tentu saja. Sebagian besar makanannya sudah siap saji."

"Kalau begitu, bisakah kami makan di kamarku?"

"Ya, tidak ada masalah."

"Baiklah. Fina, kau dapat memesan apapun yang kau mau."

"Apakah kau yakin?" ujar Fina, tampak begitu ragu.

"Tenang saja. Setelah kita selesai makan. Aku akan memintamu untuk mengantarkanku ke toko buku sebagai kompensasi."

"Terima kasih banyak, kalau begitu..."

Setelah menanti beberapa saat di kamar, Elena kemari dengan membawa hidangan yang kami pesan lalu menyerahkannya. Aku menerima hidangan tersebut darinya, dengan asap yang masih mengepul, tampak menggugah selera.

"Jika kalian sudah selesai, aku akan sangat terbantu jika kalian mau membawa piringnya turun."

"Dimengerti, aku akan membawanya turun setelah kami selesai makan."

"Maaf merepotkan, tapi aku akan sangat berterima kasih."

Kami menata hidangan tadi bersebelahan di atas meja. Di sana terdapat roti yang empuk, daging, dan bahkan salad. Aku penasaran apakah ada nasi di dunia ini, pikirku. Ini baru dua hari, jadi aku bisa tahan...tapi aku adalah orang jepang, aku pasti akan merindukan nasi, shoyu, dan juga miso*.
<TLN: Shoyu; adalah jenis kecap jepang, kecap yang dihasilkan dari proses fermentasi kedelai, biasanya berwarna coklat tua. Miso; adalah bahan masakan asal jepang yang dibuat dari fermentasi rebusan kedelai, beras, dan garam, biasa digunakan sebagai bumbu masak>

"Fina, bagaimana kalau kita menyantapnya selagi masih hangat?"

"Ya!" Fina menyantap roti yang ada di atas meja dengan perasaan senang. "Rotinya begitu lembut dan dagingnya pun tidak kalah enak."

"Yah, ini lezat."

Tangan Fina tiba-tiba terhenti.

"Ada apa?"

"Um."

"Katakan saja."

"Bisakah aku membawa pulang separuh dari hidangan ini?"

"Kenapa?"

"Aku punya seorang adik kecil di rumah," ujarnya, menatap makanan miliknya yang masih separuh tersisa. "Aku ingin membaginya bersama adik dan ibuku."

Aww.

"Tidak masalah, tapi makan saja itu. Aku akan memesankannya lagi dua—tidak, tiga porsi nanti, sehingga kau dapat membawanya pulang."

"Sungguh?"

"Hari ini adalah istimewa. Aku tidak akan melakukannya lagi besok, jadi kau tidak perlu khawatir."

"Okay. Terima kasih banyak, Yuna-san."

Selepas kami selesai makan, aku membawa turun piring kosongnya kepada Elena dan memesan tiga porsi lagi untuk makan malam. Perut kami telah terisi, kami kemudian menuju toko buku, yang kelihatannya memiliki arah yang berlawanan dengan toko senjata. Seperti biasa, aku berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan tatapan orang-orang yang lewat sepanjang perjalanan. Aku punya pikiran untuk mengenakan pakaian yang baru saja kubeli, tapi langsung kuurungkan niat tersebut karena mengingat kembali kejadian yang menimpaku di guild petualang. Sampai aku yakin kalau benar-benar aman, aku tidak akan melepas set perlengkapan beruang ini.

Setibanya kami di toko buku, kami langsung disambut oleh tumpukan buku di dalam. Buku yang tidak muat di rak berserakan di lantai membentuk gundukan yang menyerupai gunung. Akan membutuhkan cukup waktu untuk memeriksa semuanya.

"Selamat datang," seorang wanita tua bertubuh pendek menyapa kami.

"Nyonya, bukankah seharusnya kau merapikan buku-buku ini?"

"Oh, aku tahu dimana letak semuanya. Tidak perlu khawatir. Jika ada sebuah buku yang kalian cari, cukup beri tahu aku."

"Benarkah? Kalau begitu aku ingin sebuah buku pengetahuan tentang monster dan sesuatu tentang sihir, akan sangat membantu jika kau memilki sebuah peta."

"Mohon tunggu sebentar." Wanita tua tadi beranjak menuju ruang belakang toko yang tampak sempit. Setelah beberapa saat, dia kembali dengan membawa banyak buku.

"Ini buku pengetahuan tentang monster," dia menyerahkan padaku dua buah buku. "Yang ini berisikan informasi tentang monster biasa. Dan yang satunya lagi adalah monster kelas legenda. Tapi kurasa kau tidak butuh yang satu ini."

"Aku ambil keduanya."

"Dimengerti. Kemudian, yang ini adalah salah satu grimoire* yang kami miliki. Aku rasa ini untuk pemula."
<TLN: Grimoire; adalah buku teks sihir, biasanya berisikan petunjuk pembuatan jimat, perapalan mantra, ramalan, bahkan bagaimana cara memanggil entitas gaib seperti setan, malaikat, dan roh>

"Aku ambil yang ini juga."

"Aku hanya memiliki peta daerah sekitar sini saja. Kau mungkin akan mendapatkan yang lebih lengkap jika mengunjungi ibukota."

Dia menyerahkan padaku selembar peta.

"Tidak masalah."

Aku membayarnya dan kemudian kami pergi. Aku mengira akan membutuhkan waktu lebih lama dari ini, tapi entah mengapa selesai hanya dalam beberapa menit, itu semua berkat wanita tua tadi dan ingatannya yang luar biasa. Dengan ini semua tujuan utamaku telah tercapai.

"Yuna-san, apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?"

Aku terdiam sebentar sebelum menjawab. "Benar. berkatmu, aku telah berhasil mendapatkan semua yang kuperlukan, jadi kurasa sekarang aku akan membaca buku di penginapan. Ditambah, kau mungkin lelah setelah semua yang kita lalui hari ini, bukan?"

Aku tidak merasa letih berkat sepatu beruang yang kupakai, tapi tanpanya aku mungkin sudah pingsan saat di toko senjata tadi akibat kelelahan, mempertimbangkan kembali stamina hikikomori milikku yang terbatas.

"Aku baik-baik saja." Fina tampak bugar. Dia benar-benar berkebalikan dariku yang hanya seorang hikikomori, tentunya.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan, Fina?"

"Ini masih awal, tapi aku akan pulang setelah mengambil makanan yang sudah dipesan dari Elena-san."

"Baiklah, maka ini adalah bayaranmu untuk hari ini." Aku memeberinya sekeping koin perak.

"Apakah kau yakin? Kau bahkan sudah memesankan makanan untukku."

"Sudah kubilang, hari ini spesial."

"Terima kasih banyak, Yuna-san."

Sesampainya di penginapan, kami berpisah, dan karena aku masih memiliki waktu luang hingga makan malam, aku kembali ke kamarku seorang diri. Aku mengeluarkan buku dan peta dari penyimpanan beruang milikku.

Aku memeriksa semuanya mulai dari peta. Jadi, di sini letak hutan saat aku pertama kali tiba, pikirku. Terdapat hutan yang letaknya tidak terlalu jauh dari kota. Jika kalian berjalan terus menyusuri hutan sampai ke sisi seberang, tampaknya di sanalah letak ibukota. Aku tidak tahu seberapa jauh itu tanpa mengetahui skala dari peta tersebut, tapi kemungkinan jaraknya cukup jauh untuk sampai ke sana.

Mungkin ide bagus untuk mengunjungi ibukota selanjutnya, pikirku. Kelihatannya ada beberapa desa yang tersebar di sekitar kota. Aku menghafal semua lokasi yang tampak penting, seandainya saja aku punya peta yang lebih terperinci. akan sangat membantu jika ada fitur pemetaan otomatis seperti yang ada di dalam game World Fantasy Online.

Selanjutnya aku beralih memeriksa grimoire. Tertulis 'sihir untuk tingkat pemula' pada sampulnya. Aku penasaran apakah ada yang tingkat menengah dan tingkat lanjut juga, jika iya, dapatkah aku menjumpainya di ibukota. Aku membalik grimoire tersebut lembar demi lembar. Uh-uh; oke, oke; aku paham.

"Kurasa aku akan mencobanya. Pertama, kumpulkan mana."

Aku melakukannya dengan meniru gerakan yang biasa kulakukan dalam game World Fantasy Online. Di dalam game tersebut, yang kalian perlukan hanyalah mengumpulkan mana ditangan, kemudian merapalkannya, dan seketika sihir akan aktif. Aku dapat mengumpulkan mana pada tangan kananku, kemudian melepaskannya dari situ, atau bisa juga mengumpulkan mana dan melepaskannya dari tangan kiri. Seorang teman dari temanku yang lihai menjadi terkenal diantara pemain-pemain lain karena dapat merapal dan melepaskan sihir melalui kedua tangannya. Dan bagaimana denganku? Aku tidak kidal, jadi aku mengumpulkan mana pada tangan kananku dan melepaskannya dari sana.

"Light."

Daripada merasa takjub karena sukses merapalkan sihir, tidak dapat dihindari bahwa aku malah lebih terfokus pada bulatan cahaya yang mengambang di atas telapak tanganku. Tidak salah lagi kalau itu adalah sebuah bola cahaya, tapi bentuknya tidak bulat, melainkan sebuah kepala beruang.

Firasatku tidak enak jadi aku membuka layar status milikku.


Nama: Yuna 
Umur: 15 tahun
Level: 8
Kemampuan: Fantasy World Language, Fantasy World Literacy, Bear Extradimensional Storage, Bear Identification
Sihir: Bear Light*
<TLN: Nama sihir; bola cahaya beruang>

Perlengkapan
Tangan kanan: Black Bear Glove (Nontransferable)
Tangan kiri: White Bear Glove (Nontransferable)
Kaki kanan: Black Bear Shoe (Nontransferable)
Kaki kiri: White Bear Shoe (Nontransferable)
Pakaian: Black and White Bear Clothes (Nontransferable)
Pakaian dalam: Bear Underwear (Nontransferable)


Aku sekarang memiliki kolom baru untuk sihir yang terpisah dari kolom kemampuan milikku.


Bear Light
Mana yang terkonsentrasi pada sarung tangan beruang dapat menciptakan sebuah bola cahaya berbentuk beruang.


Aku bertanya-tanya; jika deskripsi menyebutkan sarung tangan beruang, apakah aku tidak dapat menggunakan sihir ini tanpa mengenakan sarung tangan tersebut? Untuk memastikannya, aku melepas sarung tanganku dan mencoba merapalkan sihir cahaya seperti beberapa saat yang lalu. Seperti yang kuduga, tidak ada cahaya yang muncul.

Aku telah menyatu dengan kostum beruang ini.

Aku mengenakan kembali sarung tangan beruang bermata bundar tadi. Aku ingin berlatih sihir serangan, tapi tentu saja aku tidak dapat melakukannya di sini. Aku memutuskan hanya akan membaca buku sihir dan mempelajari apa yang kubisa hari ini.

Saat tiba waktunya makan malam. Aku turun ke bawah dan menyantap hidanganku dengan lahap. Kemudian aku mandi, berganti kostum menjadi beruang putih, dan akhirnya, meringkuk di balik selimut guna melepas penat akibat aktifitas seharian.

"Selamat malam."




TL: Boeya
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar