Volume 7
Prolog - Pencarian
Filo terus menarik kereta kami melintasi daerah yang porak-poranda, kami sedang mencari para pahlawan lainnya. Aku tidak tahu sudah berapa lama kami mencari mereka.
“Ren! Itsuki! Motoyasu! Sudahlah! Hadapi kenyataan! Cepat keluar!”
“Tuan Naofumi, bisakah kau memanggil mereka secara baik-baik?”
“Aku sudah muak. Kita sudah mencari mereka selama berhari-hari.”
Untuk menjelaskan semua kejadian ini, aku perlu menjelaskan semuanya sedikit dari awal.
Namaku Iwatani Naofumi. Usiaku 20 tahun.
Sebelumnya, aku berada di Jepang, dan menjalani hidup sebagai seorang mahasiswa dengan kecenderungan otaku.
Suatu hari aku merasa bosan, jadi aku pergi ke perpustakaan dan mulai membaca buku berjudul ‘Catatan Empat Senjata Suci’. Tanpa kusadari, aku dipanggil ke dunia lain.
Buku itu bercerita tentang tindakan empat pahlawan, dan aku dipanggil untuk menjadi salah satu dari mereka: Pahlawan Perisai.
Dunia itu sedang dihadapkan dengan gelombang, yang mana itu adalah ramalan kehancuran dunia itu. Lalu tugasku adalah untuk membantu mempertahankan dunia itu dari ancaman berbahaya itu.
Awalnya aku sangat senang. Ada dunia mimpi seperti itu. Aku telah dipanggil untuk menyelamatkan dunia! Namun, semuanya tidak berjalan mulus, aku dituduh melakukan pemerkosaan lalu ditangkap setelah itu dibuang ke jalanan. Yang membuat segalanya menjadi lebih buruk adalah Pahlawan Perisai tidak bisa melakukan damage pada musuh. Sebagai gantinya, perisai itu memberiku kemampuan defensif yang luar biasa.
Begitulah kehidupanku di dunia baru dimulai: aku dijebak karena kejahatan yang tidak kulakukan, aku sama sekali sendirian tanpa ada koneksi dari siapa-siapa, ditambah dengan kemampuan untuk tidak bisa bertarung sendiri. Ini semua membuat diriku tidak bisa berkata apa-apa.
Dunia ini memang aneh. Ini seperti game RPG, orang-orang memiliki level yang bisa dinaikkan dengan mengalahkan monster dalam pertempuran. Kapan pun levelmu meningkat, kemampuanmu juga meningkat. Itu adalah dunia yang secara langsung menghargai upaya yang kita lakukan. Di sisi lain, itu juga berarti kau tidak perlu melakukan banyak hal untuk mendapatkan sesuatu selama levelmu tinggi.
Kembali ke cerita, aku menabung sedikit demi sedikit dan akhirnya membeli seorang budak. Budak itu diberikan semacam sihir khusus yang mencegah mereka dari mengkhianati tuan mereka, dengan begini aku bisa bertambah kuat. Karena yang bisa kulakukan dalam pertempuran hanyalah bertahan, aku membutuhkan seseorang yang bisa menyerang untukku. Jadi aku menambahkan budak itu ke partyku dan memaksanya untuk melawan monster. Itu adalah satu-satunya cara aku bisa mendapatkan exp untuk naik level.
Aku tahu kedengarannya agak tidak baik, tapi itu satu-satunya pilihan yang kumiliki untuk bertambah kuat.
“Hmm, aku merasa ini akan meninggalkan perasaan pahit setelah masalahnya selesai, seperti ada sesuatu yang tidak benar.”
“Aku merasakan hal yang sama. Semuanya terasa belum selesai. Seperti kita belum berhasil memenangkannya.”
Sekarang, orang yang sedang kuajak bicara adalah budak yang kubeli, dia gadis demi-human, bernama Raphtalia.
Demi-human adalah ras yang tidak ada di Jepang. Mereka pada dasarnya adalah manusia yang berbagi ciri-ciri fisik dengan binatang, biasanya telinga atau ekor mereka.
Raphtalia seperti ras Rakun, jadi dia memiliki telinga tanuki dan ekor tanuki.
Jika kau melihatnya, kau akan mengira dia berusia sekitar 18 tahun. Dengan kulitnya yang jernih, cerah, dan wajah yang tenang dan lembut, dia adalah wanita cantik. Aku yakin tidak ada orang yang tidak setuju dengan pendapatku. Kapan saja angin sepoi-sepoi menyingkap rambut merahnya dan mengalir keluar dari bahunya, dia tampak seperti baru saja keluar dari sebuah lukisan.
Demi-human memiliki karakteristik penting lainnya: ketika mereka naik level, tubuh mereka berubah seiring dengan jumlah level mereka. Jadi ketika aku pertama kali membeli Raphtalia sebagai budak, dia terlihat seperti gadis berusia 10 tahun. Tapi saat kami berdua naik level, dia tumbuh menjadi wanita dewasa.
Kampung halamannya hancur dalam gelombang pertama. Segerombolan monster menyerbu desanya dan membunuh sebagian besar orang di sana.
Setelah monster pergi, para pemburu budak datang. Dia dijadikan budak, kemudian aku membelinya dari pedagang budak, dan kami telah berjuang bersama sejak itu.
Kemudian pernah juga suatu waktu Raphtalia mendapat kesempatan untuk membebaskan diri dari budak. Namun, karena dia sudah terlalu mempercayaiku, jadi dia memutuskan untuk tetap menjadi budakku dengan harapan dia bisa mendapatkan kepercayaanku. Aku mengatakan kepadanya ‘Kau tidak perlu menjadi budak lagi,’ tetapi dia bersikeras untuk tetap menjadi budak.
Bagaimanapun, sekarang dia adalah rekan yang paling kupercaya.
Dia juga menjadi sangat kuat. Baru-baru ini dia mengalahkan monster yang sangat kuat, Spirit Tortoise.
Dia adalah Raphtalia-ku. Aku mengawasinya sebagai orang tuanya.
Dia berusaha sangat keras ketika melakukan sesuatu dan biasanya orang itu disebut orang yang sangat serius. Setiap kali aku melewati batas, dia selalu siap untuk mengembalikan kesadaranku. Jika terjadi sesuatu, aku akan berada di sisinya untuk melindunginya. Aku harus melakukannya. Dia sudah seperti putriku.
“Filo, kau lebih baik membantu kami menemukan Ren, Itsuki dan Motoyasu.”
“Hah? Tapi aku sama sekali tidak bisa mencium bau mereka!”
Lalu, yang baru saja kuajak bicara yang sekaligus menarik kereta kami adalah monster raksasa seperti burung yang disebut Filolial. Namanya adalah Filo.
Tapi dia tidak seperti Filolial pada umumnya. Filo bisa berubah wujud menjadi gadis kecil dengan sayap di punggungnya. Ketika dia melakukan itu, dia tampak seperti malaikat.
Filolial suka menarik kereta. Itu sepertinya sudah menjadi naluri bagi mereka. Tetapi setiap kali seorang pahlawan memelihara Filolial, dia akan tumbuh menjadi Ratu Filolial atau Raja, yang berbeda dari Filolial lainnya berdasarkan peringkat dan kemampuannya.
Adapun Filo.... Tidak lama setelah Raphtalia memutuskan untuk tetap menjadi budakku, kami mampir ke toko pedagang budak. Tenda pedagang budak harus disembunyikan dari pandangan publik, itu juga berlaku pada cara dia menjalankan bisnisnya. Pada saat itu dia sedang menjajakan telur gacha, aku memutuskan untuk membeli telur darinya dan Filo-lah yang menetas dari telur gacha tersebut.
Dia adalah seorang gadis kecil yang naif, pemakan rakus yang tidak pernah tahu kapan harus berhenti berbicara.
Ketika dia berubah bentuk menjadi manusia, dia memiliki rambut pirang, mata biru, dan tampak seperti dia berusia sekitar 10 tahun. Sama seperti Raphtalia, dia memiliki wajah yang cantik.
Harus kuakui bahwa dia sangat imut.
Singkatnya, dia persis seperti yang kau bayangkan ketika mendengar istilah ‘loli angel’. Tapi tentu saja, dia juga monster burung raksasa yang tidak pernah berhenti makan.
Tetapi hal terakhir yang dia katakan sedikit berlebihan.
“Mencium bau mereka?” gumamku.
Aku harus ingat dia adalah monster, jadi tentu saja dia memiliki cara yang berbeda dalam mencari sesuatu daripada manusia.
Dia seperti binatang liar, tetapi aku mengerti. Rasanya tidak enak untuk terus mencari orang-orang yang mungkin tidak berada di dekat sini.
Pada saat ini, kami sedang mencari para pahlawan lain, sama sepertiku, mereka dipanggil ke sini dari Jepang. Masing-masing dari kami berasal dari versi Jepang yang berbeda. Masing-masing dari mereka sudah tahu banyak tentang dunia ini, karena mirip dengan video game yang mereka mainkan di dunia mereka sendiri. Mereka mengira tahu segalanya, sehingga mereka menjadi sangat percaya diri dan akhirnya bertindak seperti orang bodoh.
Ketika aku dijebak, mereka mengambil kesempatan itu untuk menyingkirkanku, aku harap itu benar-benar tidak terjadi, tetapi mereka mengabaikan kebenaran di hadapan mereka. Mereka adalah sekelompok orang bodoh. Orang yang menjebak dan menikmati penderitaanku tidak lain adalah putri kerajaan, Bitch. Dan ayahnya, Raja Sampah, membantunya selama ini. Ratu, sang penguasa kerajaan sebenarnya, ikut campur untuk membersihkan namaku dan membuktikan ketidakbersalahanku.
Bisa dibayangkan, banyak hal tidak terduga lainnya yang akan terjadi.
Bitch memiliki seorang adik bernama Melty, yang akhirnya menjadi teman baik Filo. Melty akhirnya ikut ditarget oleh kakaknya, kami semua harus bersembunyi dari kejaran Bitch. Tentu saja, setelah kami melarikan diri dengan Melty, Bitch menyatakan kami menculik Melty dan berita tersebut disebarluaskan di seluruh kerajaan Melromarc. Pengejaran tanpa henti berlangsung, kami perlahan-lahan sampai ke dasar konspirasi yang mencoba menghancurkan kami.
Ternyata, agama nasional Melromarc, Gereja Tiga Pahlawan, yang berada di balik itu semua. Kami harus menghadapi paus agung untuk membersihkan nama kami, kami berhasil mengalahkannya.
Ketiga pahlawan yang kucari saat ini adalah pahlawan yang disembah oleh gereja tersebut. Setelah semua rencana itu diungkapkan ke publik, gereja tersebut kehilangan reputasi dan dukungannya, sebab mereka secara resmi dinyatakan sesat oleh kerajaan.
“Jika mereka tidak di sini, kita perlu memperluas pencarian kita.” kataku.
“Kau benar. Masih banyak orang-orang menderita yang belum diselamatkan juga.” tanggap Raphtalia.
Begitu namaku dibersihkan, kerajaan mulai mendukung usahaku untuk menghentikan gelombang. Ratu mengatur perjalanan kami menuju Kepulauan Cal Mira, yang berada di tengah-tengah Event aktivasi pada saat itu. Itu pada dasarnya berarti kami bisa mendapatkan exp dua kali lipat untuk setiap musuh yang kami kalahkan.
Kami mengunjungi berbagai pulau di sana untuk melanjutkan pelatihan kami, hasilnya kami dapat naik level dengan sangat cepat.
Sebelum kami berangkat ke Kepulauan Cal Mira, ratu mengadakan pertemuan keempat pahlawan untuk berbagi informasi yang kami ketahui tentang cara memperkuat senjata legendaris, metode penguatan. Aku belajar banyak dari pertemuan itu, dan aku bisa menguji senjataku yang telah diperkuat saat kami berlatih di Kepulauan Cal Mira.
Sepertinya aku perlu menjelaskan lebih banyak tentang tiga pahlawan lain yang sedang kami cari.
Aku akan mulai dengan nama dan kepribadian mereka.
Aku akan mulai dengan Pahlawan Pedang, Amaki Ren.
Dia berusia 16 tahun. Dia lebih muda dariku, dan lebih pendek dariku.
Dia memiliki wajah androgini yang dingin dan baik yang dibingkai dengan rambut hitam mengkilap. Dia suka memakai pakaian hitam, jadi sebagian besar peralatannya juga hitam. Mungkin itu ada hubungannya dengan usianya, banyak remaja melewati fase semacam itu.
Mengenai kepribadiannya, dia keren dan angkuh, dan pastinya penyendiri.
Dia adalah seorang komunikator yang mengerikan, yang menyebabkanku tidak kekurangan perselisihan.
Di dunia asalnya, dia ada game yang disebut VRMMO.
Yang pada dasarnya membiarkan pemain sepenuhnya membenamkan diri dalam dunia online. Game yang dia mainkan mirip dengan tempat ini disebut Brave Star Online.
Berikutnya Pahlawan Tombak, Kitamura Motoyasu.
Dia berumur 22 tahun. Dia sedikit lebih tua dariku. Dia tinggi dan pahlawan yang paling tampan. Rambutnya panjang dan berwarna coklat, aku benci mengatakannya, dia sebenarnya sangat tampan. Satu-satunya hal yang perlu kau ketahui tentang kepribadiannya adalah dia terus-menerus menggoda para gadis. Saat dia melihat seorang wanita, dia kehilangan kendali diri.
Meski begitu, sekali dia memutuskan untuk mempercayai rekannya, dia tidak akan pernah mundur lagi, tidak peduli seberapa buruknya mereka. Itu membuatnya melakukan beberapa hal yang sangat bodoh waktu dulu. Aku baru saja mulai mengerti dia tidak bermaksud begitu. Dia hanya ditipu oleh wanita itu.
Terutama mengenai wanita itu, dia adalah orang yang menuduhku melakukan pemerkosaan dan mengusirku ke jalanan. Setelah namaku dibersihkan, ratu menanggalkan gelar putri kerajaan dan mengubah namanya menjadi Bitch.
Menurut Motoyasu, dunia tempat kami dipanggil ini, sangat mirip dengan game online yang dia mainkan, sebuah game bernama Emerald Online.
Pahlawan terakhir adalah Pahlawan Busur, Kawasumi Itsuki.
Aku jengkel hanya dengan memikirkannya, tapi kurasa aku harus menjelaskan seperti apa dia. Aku tidak boleh lalai melakukan itu.
Dia berumur 17 tahun, dan kira-kira sama tingginya dengan Ren.
Rambutnya ditata dengan rapi. Dari penampilannya, kau akan berpikir dia pria yang artistik dan sensitif. Dia akan terlihat cocok memainkan piano. Aku kira dia adalah orang yang menarik.
Tetapi kepribadiannya mengkhianati semua penampilannya. Dia mementingkan diri sendiri dibandingkan kepercayaan, dan berpikir dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan, asalkan itu memuaskan rasa keadilannya sendiri. Aku tidak pernah bisa akrab dengan Motoyasu karena hubungannya dengan Bitch. Tetapi jika diurutkan secara kepribadian, Itsuki adalah orang terburuk di antara mereka.
Ada orang yang sampai menangis sebab keadilannya, tetapi aku akan membahas orang itu nanti.
Dia menyebutkan dunia tempat kami berada sekarang adalah game console yang dia mainkan di dunianya, sebuah game yang disebut Dimension Wave.
Jadi ketiga pahlawan itu adalah memiliki pribadinya masing-masing, namun mereka mengira sudah tahu bagaimana dunia ini bekerja. Ketika kami semua duduk bersama untuk membahas metode penguatan, semuanya memiliki ide yang saling bertentangan. Pertemuan itu dengan cepat berubah menjadi adu argumen.
Secara khusus, detail yang mereka pikirkan tentang dunia ini tidak cukup sejalan dengan apa yang dikatakan para pahlawan lainnya. Metode yang mereka ketahui di masing-masing game juga tidak cocok untuk memperkuat senjata mereka.
Mereka semua begitu keras kepala sehingga mereka menolak untuk mendengarkan, apalagi percaya, apa yang dikatakan para pahlawan lainnya.
Pada akhirnya, aku bereksperimen dengan semua metode yang mereka tunjukkan padaku, lalu aku menemukan kebenarannya, masing-masing metode benar-benar berfungsi selama kau benar-benar percaya itu akan bekerja. Itu adalah jawaban yang tidak masuk akal, tetapi sejauh yang kutahu, itu adalah kebenaran.
Ini cukup menguntungkanku, itu adalah informasi yang aku butuhkan. Ketika aku tiba di dunia ini, aku satu-satunya pahlawan tanpa pengetahuan dunia ini. Tetapi karena itu, aku adalah satu-satunya yang benar-benar belajar dan berlatih. Tapi, sebab ketiga pahlawan tidak mau mempercayai metode penguatan yang dibahas dalam pertemuan, kekuatanku bertambah pesat dibandingkan mereka bertiga.
“Tuan Naofumi. Menurutmu kemana para pahlawan lain pergi?”
“Kita harus sampai ke tempat mereka terakhir terlihat. Masih cukup jauh dari sini.”
“Melihat dari laporan Shadow, mereka tidak menemukan para pahlawan disana.”
“Itu yang membuatku khawatir. Mereka belum mati, tapi mereka sembunyi dimana.”
Filo terus menarik kereta sampai melintasi hutan belantara, mengikuti jejak kaki raksasa yang menghiasi jalanan.
Aku teringat pada apa yang terjadi sebelumnya, waktu itu kami benar-benar dalam bahaya.
Ketika kami pergi ke kepulauan Cal Mira, kami berbagi ruangan di atas kapal dengan dua orang bernama L’Arc Berg dan Therese.
Pada saat itu, aku mengira mereka adalah petualang biasa, tetapi mereka ternyata memainkan peran penting dalam peristiwa yang akan segera terjadi.
L'Arc Berg, aku memanggilnya L’Arc adalah tipe kakak yang sangat ramah. Temannya, Therese, pendiam dan bersikap hormat serta sopan. Dia terlihat seperti Raphtalia.
Semuanya baik-baik saja sampai kami menemukan sebuah kuil bawah laut di dekat pulau utama. Ternyata ada jam pasir naga didalam sana, kemudian itu menunjukkan waktu menghitung mundur untuk gelombang selanjutnya. Semuanya semakin buruk sebab waktu persiapan yang kami miliki cukup singkat. Kami dengan cepat memberi tahu para pahlawan lainnya, meminta bantuan pasukan kerajaan dan para petualang untuk bersiap melawan Gelombang.
Ketika monster yang paling kuat muncul, jika itu adalah game, itu pasti bosnya, kami bisa mengalahkannya tanpa banyak kesulitan sama sekali.
Tetapi begitu bosnya kalah, L’Arc dan Therese datang dan bergegas menyerangku. Mereka tidak sungkan-sungkan ingin segera membunuhku.
Aku masih tidak tahu alasan mereka. Tapi, L’Arc mengatakan itu untuk kebaikan dunia. Dia juga mengatakan ini merupakan misi mereka untuk membunuh pahlawan.
L'Arc terbukti menjadi lawan yang tangguh. Dia mengalahkan ketiga pahlawan hanya dengan sekali serangan senjatanya. Mereka kemudian hanya mengambang di laut, tidak bisa bergerak, apalagi bertarung. Jadi tersisa Raphtalia, Filo, dan aku untuk melawan mereka.
Kami terkejut sebab berhasil membalikkan keadaan. Tetapi tepat ketika kemenangan sudah berada didepan mata, musuh kuat yang kami temui saat gelombang kedua, Glass muncul di hadapan kami. Dia ternyata ada di pihak L’Arc, kami tidak bisa bertarung untuk waktu yang lama dan segera kewalahan. Kekalahan kami sudah dipastikan.
Aku masih tidak percaya kami benar-benar selamat.
Karena kami pernah bertarung sebelumnya, karena kemampuan khusus perisai yang aku miliki, kami dapat menahan Glass dan L’Arc. Tapi aku tidak tahu apakah kami bisa melakukannya lagi. Mereka berdua memiliki kemampuan yang membuat kekuatanku tidak berguna yaitu serangan pembalik pertahanan dan serangan pengabai pertahanan.
Semua skillku tersusun dari kemampuan defensif, kedua serangan itu adalah ancaman berbahaya bagiku. Untungnya, aku dapat menghindari sebagian besar serangan mereka, tetapi karena mereka bergerak sangat cepat, aku tidak dapat melawan mereka tanpa cedera. Pertempuran itu sangat berbahaya.
Ada masalah lain selama pertempuran itu. L’Arc masih memiliki rencana lain yang dia sembunyikan. Dia memiliki sebotol soul healing water, itu digunakan untuk mengisi ulang SP, lalu SP diperlukan untuk menggunakan skill. Dia melemparkan botol itu kepada Glass. Kemudian kekuatan Glass bertambah sangat kuat setelah meminumnya. Yang bisa kulakukan saat itu hanya mempertahankan rekanku dari serangan tanpa hentinya.
Hingga akhirnya mereka mundur sebelum mereka bisa membunuhku.
Setelah itu, aku berbicara lagi dengan mereka, aku menjelaskan bahwa betapa tidak bergunanya mereka dalam pertempuran. Karena aku adalah Pahlawan Perisai, sangat sulit bagiku untuk mengambil peran ofensif dalam pertempuran.
Jika ada salah satu pahlawan yang bisa mengambil peran ofensifnya dengan baik, pertempuran dengan L’Arc dan Glass tidak akan berakhir dengan mundurnya mereka. Tapi itu bisa berakhir dengan kemenangan kami.
Tetapi ketika aku mencoba membahas itu, mereka menolak untuk percaya pada alasanku bisa menjadi sekuat itu hanya dengan menerapkan metode penguatan yang mereka jelaskan. Bukan hanya itu, mereka juga dengan keras kepala menuduhku curang.
Aku mencoba memberitahu mereka bahwa metode penguatan yang mereka jelaskan itu benar, tetapi mereka lebih tertarik untuk saling menyalahkan satu sama lain, hingga akhirnya pertemuan ini dihentikan.
Kami setuju untuk memulai pelatihan ketika kami pulang dari Kepulauan Cal Mira. Semuanya mudah dilakukan dengan level tinggi. Tapi ada cara lain untuk melatih kekuatan, yaitu dengan benar-benar mempelajari cara bertarung. Untuk itu, kami belajar gaya bertarung yang terdengar Chuunibyou, Teknik Hengen Musou. Aku terkejut ketika tahu yang mengajari kami adalah seorang nenek-nenek, ditambah lagi nenek-nenek tersebut adalah Wanita Tua.
Kalau dipikir-pikir, seharusnya aku menyadari bahwa para pahlawan lainnya tidak akan menganggap ini serius. Di hari pertama, mereka dengan keras mengeluh tentang setiap aspek pelatihan. Tak lama kemudian, keluhan mereka berubah menjadi kekacauan, dan tak lama kemudian mereka semua berhenti datang.
Ketika mereka bersiap meninggalkan kerajaan Melromarc untuk pergi ke negara lain, tiba-tiba ratu menghampiri kami dengan 2 buah permintaan. Jika para pahlawan dapat menyelesaikan permintaan yang ditujukan, maka dia akan mengizinkan kami untuk melewati perbatasan kerajaan. Itu sudah cukup meyakinkan mereka untuk menerima permintaan ratu. Ya, aku juga ikut menerima permintaan tersebut.
Aku tidak mengira permintaan sepele ini ternyata menjadi awal dari serangkaian peristiwa luar biasa.
Permintaan itu terdengar cukup sederhana: singkirkan monster-monster yang menyerang kerajaan ini, bukan hanya kerajaan ini tapi di seluruh dunia ini.
Ternyata monster-monster ini adalah familiar Spirit Tortoise, meskipun tidak ada yang tahu itu, karena belum diketahui sumber familiar itu berasal dari Spirit Tortoise, yang kami ketahui pada saat itu adalah familiar tanpa nama.
Monster pertama yang kami temui adalah monster kelelawar yang memiliki tempurung kura-kura di punggungnya. Aku membagikan semua informasi yang kumiliki tentang mereka pada Ratu dan pahlawan lainnya, tetapi para pahlawan lainnya menyimpan informasi mereka sendiri. Mereka bertindak sendiri, untuk menyelesaikan semua itu.
Kukira itu bukan masalah. Sebab kami menemukan kebenarannya.
Karena monster tersebut adalah familiar, mereka pasti melayani sesuatu. Sesuatu itu ternyata monster yang disebut Spirit Tortoise.
Para Pahlawan lain pergi mengejar Spirit Tortoise tanpa memberitahu siapapun, dan Spirit Tortoise mulai maju dan menyerang negara demi negara, mungkin sebagai tanggapan.
Sulit dipercaya ukuran Spirit Tortoise sangat besar. Ukurannya lebih besar dari gunung itu sendiri.
Para pahlawan lain telah mencoba untuk menyerang Spirit Tortoise secara langsung, tetapi itu adalah laporan terakhir yang kami terima sebelum mereka dinyatakan hilang.
Berita baiknya adalah, Raphtalia, rekan-rekanku yang lain, dan dukungan pasukan aliansi, kami berhasil mengalahkan Spirit Tortoise.
Namun, ketika Spirit Tortoise bangun, jam pasir biru yang muncul di sudut bidang pandangku, ketika kami mengalahkannya itu tidak menghilang. Itu seperti tanda masalah ini belum selesai.
“Sepertinya kita harus melanjutkan pencarian sampai wilayah Spirit Tortoise disegel.”
“Tuan!”
Aku bergumam pada diriku sendiri ketika Filo berteriak dan berlari, menyeret kereta di belakangnya dengan kecepatan sangat tinggi.
“Ada apa?”
“Aku mendengar seseorang berteriak di kejauhan!”
“Cepat arahkan kesana!”
“Yup!” teriaknya dan terus berlari di jalan.
Benar, bukan seperti belum selesai, tapi tidak diragukan lagi. Ini belum berakhir sama sekali.
0 komentar:
Posting Komentar