Selasa, 30 Juli 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-25. Demon God (2)

Chapter 17-25. Demon God (2)


Satou di sini. Dalam manga idol jaman dulu, Kau sering melihat adegan di mana seorang idol berbicara dengan karakter utama dari belakang saat TV sedang menampilkan idol tersebut, kemudian karakter utama mulai berulang kali membandingkan idol di TV dan yang asli dengan raut muka tidak percaya. Mungkin terlihat klise, tapi aku sangat suka adegan itu.



『Oke! Aku akan segera kesana! 』

Setelah menerima laporan dari Arisa di ibukota tentang [Demon god di langit], aku melakukan kontak mata dengan dewa Tenion untuk mendapatkan persetujuannya sebelum pergi ke tempat Arisa dengan magic space, Teleport.

Aku mengamati sekeliling tempat tujuan.

Tidak apa-apa, Arisa dan para gadis tidak terluka.

Aku menghela nafas lega dan mengkonfirmasi situasinya.
Rupanya ini berada di dalam anjungan kapal yang diparkir di halaman Istana Duchess Mitsukuni di ibukota kerajaan.

Melihat ke atas melalui jendela anjungan, aku sesuatu yang tampak sebagai demon god sedang diproyeksikan di udara.

Arisa menggumamkan kata-kata seperti flag di Familiar Link, "Ini kemenangan kita sekarang", tetapi karena sepertinya dia mengatakan itu tanpa sadar, aku mengabaikannya.
<TLN : Maksudnya gara-gara arisa ngomong kayak gitu :v jadi muncul flag lain, emang dasar si arisa xD>

『Biar aku simpulkan.』

--Bahasa Dewa?

『Tampaknya para dewa tanpa belas kasih telah memutuskan pemusnahan kalian. Demi melindungi dirimu dari kemusnahan, aku akan mempertaruhkan semua kekuatanku dan melawan dewa-dewa jahat itu. Jangan berdoa kepada tujuh dewa pilar jika Kau tidak menginginkan kehancuran. Pergilah ke menara jika Kau memilih untuk bertarung bersamaku. Aku akan memberikan Perlindungan Ilahi ku. 』

Aku melihat ke gadis-gadis itu dan tampaknya mereka mengerti apa yang dikatakan demon god itu.

"Arisa, di mana cincin terjemahanmu?"
"Itu tersimpan di dalam golden armorku, haruskah aku mengeluarkannya?"

Aku menjawab kembali 'tidak perlu'.
Sepertinya Demon god telah menggunakan semacam magic atau Otoritas untuk membuat kata-katanya dapat dipahami oleh siapa pun yang mendengarnya.

"Perlindungan, dapatkan ~?"
"Ya, memang. Mari kita pergi ke menara, semuanya."

Tama dan Putri Sistina mengatakan sesuatu yang aneh.

"Ada apa dengan Tama nodesu?"
"Helm."
"Pochi, pakaikan Tama helm armornya! Nana, penutup kepala Tina-sama!"

Sementara Pochi dan Nana bergegas, aku mengeluarkan magic mind [Resist Mind Control] kepada para gadis.

"Jangan bilang, pengontrol pikiran?"
"Ya, sepertinya begitu."

Aku menegaskan Arisa saat memeriksa Peta.
Ribuan penduduk ibukota sudah mulai menuju ke menara. Hanya ada beberapa rakyat yang dicuci otaknya meskipun Tama yang berlevel tinggi dan sang putri jatuh di bawah pengaruhnya.
Aku ingin tahu apakah ada beberapa kondisi untuk itu, tetapi ada masalah yang lebih mendesak untuk diperhatikan sekarang.

"Master."
"Aku tahu."

Aku mengeluarkan tongkat yang dibuat dari Ranting Emerald World Tree dari Storage.
Ini bukan giliran untuk magic force terlarang [Divine Destruction], tapi untuk magic mind terlarang [Dominate Mass Psychology].
Ini adalah jenis magic terburuk yang awalnya dikembangkan oleh seorang diktator untuk mencuci otak warganya sendiri.

--Jangan biarkan Demon god menyesatkanmu.

Aku memberitahu orang-orang melalui magic.

Penanda di Petaku menunjukkan pergerakan baru.

Melihat sekeliling, Tama dan Puteri Sistina yang masih gelisah bahkan setelah mengenakan helm dan penutup kepala yang mengendalikan pikiran mereka telah tenang setelah menerima spell terlarang milikku.
Tama dengan putus asa dipeluk oleh Pochi, sang putri ditegur oleh Mia, 'Ceroboh'.
Yah, aku pikir itu tak terhindarkan mengingat lawannya adalah Demon god.

Nah, sekarang saatnya untuk melihat-lihat dunia dengan Unit Arrangement--.



Ketika aku kembali setelah berkeliling dunia, gadis-gadis itu pindah ke halaman mansion.
Aku rasa pengelihatan kita memang terlalu terbatas di dalam anjungan.

『- Tampaknya pasukan para dewa ada di sini.』

Demon god bergumam saat dia menatap langit.
Langit terbuka, dan dari celah itu, muncul malaikat - atau lebih tepatnya, bola putih dengan cincin cahaya putih di sekitar mereka.

"Oh tidak, mereka membidik ke daratan -"
"Tidak apa-apa. Mereka tidak ada di kapal ini."

Aku pikir Demon God menyiarkan rekaman dari suatu tempat, tetapi aku tidak dapat menemukannya di mana pun.

Sebuah penghalang ungu besar memblokir magic serangan yang dilepaskan oleh malaikat berbentuk bola itu.

Ini rekaman yang sangat intens, aku mundur karena refleks. Seperti film 4DX, hawa panas terasa dan bangunan bergetar untuk mencocokkan apa yang terjadi di video.
Orang awam pasti akan mengira rekaman ini sebagai kenyataan.

『Demon! Lindungi dunia! 』

Lingkaran magic muncul di sekitar Demon god dan dari sana, pasukan demon keluar.

"Itu rekaman juga kan?"
"Ya, kemungkinan besar."

Aku pikir itu mungkin diproyeksikan dari sub-space yang diciptakan Demon god.

Cahaya oranye terang dan berwarna hijau meluap keluar dari celah itu.

『Kau bodoh!』
『Berani-beraninya kau menodai nama dewa, dasar tak tahu malu!』

Wah, sepertinya para dewa berhadapan langsung dengannya.

Dewa Heraruon melepaskan petir berwarna oranye dan pedang hijau berbentuk sabit milik Dewa Garleon.
Intensitas yang aku rasakan dari serangan-serangan itu menyaingi tembakan dewa Zaikuon.

Pelindung berlapis Demon God memblokir serangan itu saat hampir mencapai daratan.
Rekaman itu menunjukkan gelombang kejut kecil yang bocor keluar dari pertempuran, menghancurkan gunung dan ladang dikejauhan.

『Tidak ragu-ragu dengan kerusakan yang Kau sebabkan kepada orang-orang yang hidup di bawah, namun Kau menyebut dirimu sendiri dewa!』
『Kau dewa pencuri rendahan, jangan berbicara tentang nama dewa.』
『Mengapa kau tidak mengerti bahwa keberadaan dirimu justru yang membuat kepercayaan jatuh ke dalam kekacauan!』

Aku mendengarkan ringkasan Arisa tentang percakapan Demon God sambil mengabaikan pertengkaran di antara para dewa.
Ada banyak hal yang ingin aku balas, tetapi yang lebih penting -.

"Kenapa dia melakukan ini sekarang?"

Seharusnya ada waktu yang lebih tepat jika tujuannya adalah untuk menyalahkan para dewa.

『Berkat Zaikuon idiot yang tidak berharga.』

Suara itu menyerupai suara dewa yang mengalir dari atas.



"--Demon God."

Di sana berdiri Demon god mengenakan topeng iblis.

『Gunakan ‘-sama’ untuk memanggilku! Aku akan mengutukmu menjadi botak huuh』
『Benar, benar! Pujilah dia! Aku akan memperburuk sakit pinggangmu huuh. 』

Gadis-gadis kecil berambut merah muda yang memanggul sabit ungu muncul di sekitar Demon god.
Melihat itu, para gadis mengambil formasi pertempuran. Akan sangat buruk jika ini berubah menjadi pertarungan habis-habisan di tengah ibukota, jadi aku mengirim sinyal [tunggu instruksi] kepada para gadis, dan melangkah maju ke arah Demon god.

『Apakah kau tidak berhadapan dengan para dewa?』

Dari sensasi yang kurasakan dari para dewa yang kutemui sebelum datang ke sini, yang diproyeksikan di langit bukan sekadar rekaman.

『Para dewa sedang ditangani. Itu hanyalah salah satu dari Divine Spiritku. 』

Demon god melangkah mendekat ke arahku.

『Apakah ada yang bisa aku bantu?』
『Pikirkanlah.』

Aku bertanya kepadanya alasan dia datang ke sini dan meninggalkan para dewa kepada Divine Spiritnya, namun dia sudah memberi aku petunjuk.

Dia berkata, "Berkat Zaikuon idiot yang tidak berharga" ketika dia muncul, bukan.

『Apakah Kau ke sini karena dendam?』

Demon god mendengus.
Dia tidak menyangkal atau membenarkannya kurasa?

『Atau mungkin Kau berencana untuk membiarkan dewa Zaikuon mengamuk dengan memberinya kekuatan terlarang dan mengalahkanku, lalu Kau akan pergi dan ikut campur tangan ketika dia tak terkendali dan akan menghancurkan negara-negara di dunia?』

Demon god terlihat tidak terpengaruh, tetapi gadis-gadis berambut merah muda di sekitarnya tersenyum dan tertawa.

『Bzzt salah.』
『Bukan master yang akan campur tangan.』
『Dewa Zaikuon yang mengamuk akan berkelahi dengan para dewa itu sendiri.』
『Dan tepat ketika keduanya hampir kalah, kita akan masuk untuk mendapatkan kuntungan.』

Gadis-gadis kecil membuat begitu banyak keributan.
Kurasa mereka salah mengira [keuntungan] dengan [kuntungan]?

Yah terserahlah.

Dari apa yang dapat aku kumpulkan dari gadis-gadis kecil itu, mereka berencana untuk membuat dewa Zaikuon dan para dewa saling bertarung, membuat mereka kelelahan, tetapi karena aku mengalahkannya, aku telah secara efektif melemparkan kunci pas ke dalam rencana Demon god?
Maksudku, aku bahkan membantu tipuannya untuk mencuci otak orang di seluruh dunia, kupikir itu wajar baginya untuk menyimpan dendam. Tidak salah lagi.

"Sepertinya itu karena dendam."

Ucap Arisa yang mengundang tatapan Demon God kepadanya.
Aku berpindah dengan Ground Shrink dan berdiri di depan Arisa untuk melindunginya dari pandangan itu.

『Aku punya gambaran kecil yang muncul.』

Demon god bergumam dengan tidak senang.

『Urusanku hari ini hanya tertuju padamu.』

Demon god menunjuk ke arahku.

"Tidak masalah bahkan jika kau seorang dewa, aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Master."

Liza menyiapkan tombak naganya dengan ekspresi tegas di wajahnya, yang berdiri di sampingnya adalah Tama dan Pochi yang juga memegang pedang taring dragon mereka untuk melindungiku.
Nana juga mengaktifkan mode [Impregnable Castle] tahap akhir, sementara anggota penjaga belakang mengganti tongkat dan senjata mereka ke status aktif.

Melihat itu, CLANK, gadis-gadis berambut pink mengubah sabit mereka agar siap untuk pertempuran.

『Mundurlah.』

Dengan satu kata dari Demon God, gadis-gadis berambut merah muda itu membatalkan posisi bertarung mereka.

Log menunjukkan bahwa aku telah menolak [Coercion (Geass)].
Yah, aku rasa setidaknya memiliki kekuatan sebanyak itu cocok untuk disebut sebagai dewa ...

『Fumu, menentang kata-kata dewa ya.』

Demon god menatapku dan para gadis dengan penasaran.

Meskipun gadis-gadis itu masih dalam posisi siap bertarung, mereka tampaknya menderita karena tekanan mental yang berat.
Golden Armor dan SilverArmor dilengkapi dengan fungsi yang menolak magic mind, tetapi bahkan fungsi-fungsi itu tampaknya tidak dapat sepenuhnya bertahan melawan Geass yang diberikan oleh dewa.

"Menarik."

Tekanan yang datang dari Demon god menghilang.

Sebagai gantinya, dia memberikan kami tatapan haus darah.

"<< Dragonic Acceleration >> nanodesu!"
"<< Dragonic Eater >> ~?"
"<< Dragonic Penetrate >> !!"

Gadis-gadis Beastkin bereaksi terhadap tatapan haus darah dan bergegas ke arah Demon God.

Pochi menerobos melewati lingkaran akselerasi yang diberikan oleh golden armornya memasuki kondisi dipercepat, sementara klon Tama yang tak terhitung jumlahnya menukik pada Demon god dari semua sisi.
Liza yang menggunakan exoskeleton miliknya mengikuti di belakang, menyerbu Demon God dengan kecepatan dua kali lipat dari Pochi.

Untuk mendukung para gadis, aku menggunakan Ground Shrink juga -.

Pedang muncul di hadapanku. Aku mengambil holy sword dari Storage. Bilahku pecah berkeping-keping. Oh sial. Aku menghindar dengan Ground Shrink. Pedang yang menyerempetku bergerak seperti Flexible Sword Magic. Perlengkapan Nanashi terpotong seperti terbuat dari kertas. Berbahaya. Itu pasti Dragon Rendering Sword. Yang disebutkan oleh Dog-head.

Sudah lama sejak aku memasuki mode berpikir yang dipercepat.

Aku berkonsentrasi pada cara-cara untuk mendukung para gadis sambil menangkis serangan dari Dragon Rendering Sword dengan Flexible Sword Magic yang sudah ditingkatkan dan holy sword buatan tangan.

Pedang taring dragon Pochi dan Tama dan tombak dragon Liza diblokir oleh perisai yang muncul di hadapan Demon god.

"Tombak Dragon yang『 Menembus Semuanya 』, diblokir ?!"
"Itu curang nanodesu!"
"Unbalibabo ~?"
<TLN : Unbelieveable = tidak dapat dipercaya>

--Tidak, itu berhasil menembusnya.

Lapisan perisai baru dapat diproduksi dengan cepat setiap kali tombak dragon dan pedang taring dragon menembusnya.
Itu pasti Divine Dancing Armor yang disebutkan oleh Dog-head.

"Ouchie ~"

Beberapa klon Tama berusaha menyelinap melalui celah di antara perisai, tetapi mereka menghilang karena perisai muncul kembali dengan cepat.

"Giant Shield."
"Hyper Deracinator."

Magic pertahanan Hikaru dan Arisa muncul di antara aku dan Dragon Rendering Sword, tetapi pedang itu langsung menembusnya.

"Bidik - dan tembak!"

Lulu menembak bagian pedang dari Dragon Rending Sword dengan acceleration gun dalam upaya untuk mengubah lintasannya, tetapi peluru itu hancur berkeping-keping sebelum bisa mencapai pisau.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Master, jadi aku memberi tahu."

Nana beralih ke mode Castle bergerak << Absolute Throne >> dan menempatkan dirinya di antara aku dan pedang.

"Darurat, Throne telah ditembus, jadi aku melaporkan."

Nana segera mengaktifkan Phalanx sekali pakai satu demi satu, tetapi mereka semua hancur berkeping-keping tanpa perlawanan.
Kalau terus begini, Dragon Rending Sword akan menusuk Nana.

Kemudian--.

Aku bertukar tempat dengan Nana menggunakan Unit Arrangement, dan menggunakan salah satu kartu As ku di lengan baju yang telah aku siapkan sebelumnya.

『Dragon Rendering Sword ?!』

Aku menangkis Dragon Rendering Sword Demon god dengan magic swordku sendiri yang diciptakan dari magic [Dragon Rendering Sword (Dragon Slayer)] yang aku peroleh dari bocah Shin si Raja Palsu.

Dragon Rendering Sword yang aku hasilkan lebih lemah.

Aku berhasil menghadang Dragon Rendering Sword Demon god, tetapi dengan mengorbankan Dragon Rendering Sword milikku yang berubah menjadi pecahan berkeping-keping.
Sayangnya, aku tidak tahu magic Divine Dancing Armor. Bahkan [Karisfel, Writings of Wisdom] yang kudapat dari dewa, Karion tidak mengetahu apapun tentang Dragon Rending Sword dan Divine Dancing Armor yang berasal dari Demon god.

『Kau mengetahui itu dari [Master Wizard] ya ...』

Demon god menebak dengan benar.

Dragon Rending Sword kembali ke sisi Demon god sebelum menghilang.
Pada saat yang sama, gadis-gadis beastkin yang berusaha sekuat tenaga untuk menembus Divine Dancing Armor terhempas oleh sejenis gelombang kejut.

『Manusia dan pertumbuhannya yang luar biasa.』

Disaat yang sama dengan gumaman Demon god, gadis-gadis kecil berambut merah muda kembali ke sisinya.
Sepertinya mereka berhasil menahan anggota silver armor.

『Kalau begitu, apakah Kau memahami perbedaan dalam kekuatan kita sekarang?』

Aku hanya bisa menyetujui Demon god.
Bahkan jika aku berhasil mengatasi satu Dragon Rending Sword, pada saat ini, Demon god tidak diragukan lagi memiliki kekuatan lebih tinggi dariku.

Tapi aku punya cara untuk menghadapinya.

Dragon Rending Sword dan Divine Dancing Armor yang digunakan oleh Demon god memanglah kuat, namun aku punya firasat bahwa divine sword dapat melakukan sesuatu terhadap mereka.
Namun, itu bukan ide yang baik untuk mengandalkan Divine Sword saja. Jika itu dicuri, maka aku tidak akan bisa melakukan apapun untuk melawannya. Aku butuh sesuatu selain senjata untuk menghadapinya.
Maksudku, aku masih memiliki Meteor Shower dan magic anti-god, jika aku bisa menariknya ke suatu tempat yang sepi.

『Mari kita kembali ke topik yang sedang dibahas.』

Demon god melepas topeng iblisnya saat dia mengatakan itu.

Di balik topeng itu--.


Note :
Munculah sosok ayahnya :v dan berkata “Im your father” /lol
Yah, menggantung kembali x’D mimin penasaran siapa itu demon god~ tapi harus menunggu minggu depan :’v


※ Update berikutnya direncanakan keluar pada 6/8 atau 7/8



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar