Jumat, 05 Juli 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 28. Keluar dengan Tendangan

Chapter 28. Keluar dengan Tendangan


Esok paginya, Raphtalia bangun lebih awal, jadi kami pergi ke kandang bersama-sama.

“Gwa!”

Filo dengan bahagiannya berlari ke arah kami saat kami tiba.

“Tunggu, tubuhnya bertambah besar?”

Sepertinya…. dibandingkan kemarin kepalanya jauh lebih besar. Aneh.

“Tubuhnya terlihat lebih seimbang sekarang.”
“Ketika kau berkata seperti itu, aku baru menyadarinya.”

Penampilannya mirip seperti Firorial yang lain yang kami lihat di jalan.
Bulunya berwarna putih dengan sedikit warna merah muda.
Warna yang cantik.
Pedagang budak itu melakukan hal yang cukup bagus.

“Apa kau lapar?”
“Gwa?”

Filo berkicau sambil memiringkan kepalanya.
Yup, sepertinya fase pertumbuhannya sudah berakhir.
Biki…
Suara aneh menggema.
Apa baik-baik saja?
Kita menyelesaikan sarapan dan memikirkan rencana kita. Sementara….

“Gwa…”

Filo menatap kereta kuda yang masuk kedalam desa dengan tatapan iri.

“Jadi kau ingin menariknya juga?”
“Aku pikir begitu.”
“Apa kabarmu hero perisai-sama?”

Penduduk desa itu melihatku menunjuk kearah kereta dan dia datang untuk berbicara dengan Raphtalia.
“Ah, karena Firorial ku ingin menarik sebuah kereta, Aku bingung apa yang harus aku lakukan.”
“Maa… itu adalah kebiasaan Firorial untuk menarik kereta.”

Pria itu mengangguk seolah yakin akan sesuatu dan mulai meng-inspeksi Filo.

“Sekarang desa sedang berada dalam masa pembangunan ulang jadi kita perlu banyak tenaga disini. Hero-sama, apa kau bisa membantu mendistribusikan pasokan sebagai ganti kereta?”
“Hmmm….”

Itu bukanlah ide yang buruk. Sesungguhnya, aku ingin mendapatkan keuntungan dari memiliki monster yang bisa melakukan hal seperti itu.
Aku juga bisa melakukan aktifitas lainnya ketika kereta sedang di tarik.

“Apa yang kau perlukan?”
“Aku memotong kayu di hutan, bisakah kau membawanya ke desa untukku?”
“Hutan ya.….”

Itu mengingatkanku, aku belum memeriksa hutan itu.

“Itu akan membutuhkan waktu untuk kembali.”
“Baik.”
“Baiklah, mari diskusikan detailnya.”

Dengan niat baik orang desa itu, satu kereta telah diberikan kepadaku.
Semua hal dari roda hingga pijakannya dibuat dari kayu. Karena ini gratis, aku tidak protes dengan keadaannya yang tua dan memiliki kualitas rendah.

“Gwa…”

Setelah kereta telah siap, Filo menariknya dengan bahagia.
Penduduk desa juga menyiapkan kendali, tapi itu hanya sebagai hiasan.

“Yosh! Ayo pergi ke hutan hari ini!”
“Baik!”
“Gwa----”

Filo dengan senang menarik kereta ke arah yang aku tunjuk.
*Goton goton!
Sungguh menenangkan…
*Goton goton goton! Garagaragaragaragara!
Rodanya berputar dengan suara yang keras dan pemandangan yang lewat dengan cepat.
“Lebih cepat! Semakin cepat! Terlalu cepat!”
“Gwa…”

Setelah memperlambat, Filo berjalan dengan suara *Tokotoko sambil seperti merasa tidak puas.

“Ugh… aku merasa tidak enak badan.”

Raphtalia merasa mabuk perjalanan dan dia terbaring di kereta.

“Apa kau baik-baik saja?”
“Eeh… jangan bergerak terlalu banyak.”
“Aku mengerti, Raphtalia kau mabuk?”
<TLN : mabuk perjalanan>
“Sepertinya begitu. apa kau baik-baik saja Naofumi-sama?”
“Aku baik-baik saja kecuali jika aku mabuk sungguhan…...”
<TLN : mabuk karena minuman>

Sepertinya minuman keras dan mabuk perjalanan saling berkaitan. Aku ingat ketika SD, saat sedang melakukan perjalanan menggunakan bus, aku membaca manga dan light novel sementara orang yang berada di sebelahku mabuk. Pada akhirnya, aku meminta untuk tukar tempat duduk. Dan sebagai tambahan, aku ingat ketika aku melakukan perjalanan menggunakan kapal untuk bertemu saudara, aku bermain games saat keluargaku mengalami mabuk laut.

“Yah… tenangkan dirimu, Filo akan melaju dengan pelan.”
“Baik, Terimakasih.”

Raphtalia menjawab dengan lemas sambil terbaring di kereta.

Dalam perjalanan, aku bertemu dengan seseorang yang tidak ingin aku jumpai.

“Buahaha! Apa itu!? Haha, Fuahahahahahah!”

Orang ini, dia tertawa keras sambil memegangi perutnya, dan perempuan brengsek dibelakangnya mulai tertawa juga.
Terasa menjengkelkan bila ditertawakan.

“Apa yang kau ingin kan Motoyasu?”

“Yang benar saja! Kau terlihat aneh!”
“Kenapa begitu?”
“Kau miskin namun ingin menjadi pedagang keliling? dan burung itu -----!”

Hmm…. pedagang keliling, bukan ide yang buruk.
Sepertinya kemampuan Filo dapat digunakan. mari pertimbangkan itu.

“Sungguh konyol! itu bukan burung ataupun kuda, dan ada apa dengan warna itu, itu bahkan tidak putih seutuhnya, ada warna merah muda disana. Ditambah lagi-!”

“Sebenarnya apa masalahmu?”

Aku tidak mengerti kenapa si brengsek ini tertawa.
Ini membuang waktu. aku harus mengabaikannya dan pergi.
Tiba-tiba Motoyasu mendekati Filo.

“Guaaaa!”

Dengan keras Filo menendang Motoyasu tepat diantara kakinya.
Aku melihatnya.
Muka Motoyasu yang tadinya tertawa berubah dan berputar terlempar sejauh 5 meter karena tendangannya.

“U-ge……”
“Ky-kyaaaaaaaaa! Motoyasu-sama!”

Haha, sepertinya bolanya hancur.
Itu sungguh melegakan. Investasi membeli Filo terbayar hanya dengan melihat itu.
Seperti yang diharapkan dari monsterku, dia akan membalasnya untukku.
Aku akan memberikanmu makanan enak malam ini, Filo.

“Gwaaaaaaaa!”

Sambil mengepakan sayapnya, Filo berlari dengan suara keras.
Mengabaikan Motoyasu dan melupakannya.
Waaaaah….. itu tadi menyenangkan. Aku bahkan tidak melihat hal itu di mimpiku.

“A-apa yang terjadi?”

Raphtalia terbangun dan bertanya.

“Huh? ah, jangan pikirkan, bukan apa-apa.”
“..... kau memiliki wajah yang sangat ceria yang belum pernah aku lihat sebelumnya.”
Oh, itu tercermin di wajahku?
Namun, itu sungguh tendangan yang keras, hingga menjadikan hero tombak seperti itu.

“Ummm….. tolong jalan pelan-pelan.”

Aku tidak mendengar suara Raphtalia dari belakang, dan aku membiarkan Filo berjalan sesukanya.

Saat sampai di hutan, Raphtalia sampai pada batasnya.

“Uu…………….Uu………………”

Aku merasa tidak enak ketika melihat Raphtalia muntah dan mukanya pucat.
Ini semua salah Motoyasu, karena dia membuatku merasa sangat lega.

“Aku minta maaf.”
“Gwa….”

Filo juga meminta maaf dengan berkecil hati.

“Aku, aku baik-baik saja……”
“Kau sama sekali tidak terlihat baik-baik saja. Kau harus berisitirahat di sekitar sini.”
“Ah, itu hero perisai-sama.”

Di hutan ini terdapat perkampungan dan penebang pohon muncul.

“Ah, jadi kau datang untuk membawa kayu ke desa.”
“Ummm…. apa orang itu baik-baik saja.”
“Sepertinya begitu, apa ada tempat yang bagus untuk kami beristirahat?”
“Ada tempat tidur di sana, mari biarkan dia berbaring disana.”

Penebang pohon menuntun kita ke perkampungan dan aku membawa Raphtalia ke tempat tidur.

“Filo dan aku akan bertarung dengan beberapa monster yang bisa kami kalahkan dengan mudah saat kalian menyiapkan barang bawaannya.”

Raphtalia rentan dengan kendaraan, mari tidak gunakan kereta itu untuk beberapa saat.

“Permisi, Aku akan meletakan kayu di kereta. Jadi kembalilah dalam beberapa jam.”
“Ah ok”

Filo melepas keretanya dan melihat kedalam ruangan.

“Baiklah, ayo pergi.”
“Gwa!”

Dengan tendangan yang melempar Motoyasu, aku berharap kekuatan serang yang besar dari Filo.
Kami pergi ke hutan.
Ketika kami masuk ke hutan, kami tidak menemukan monster.
Kami berjalan di hutan yang sunyi.
Di hutan, suasannya bersih dan menenangkan.
Itu mengingatkanku, banyak sekali pemandangan yang tidak pernah aku lihat di dunia ini.
Mengapa aku tidak menyadari itu sebelumnya.
Sepertinya semua beban terangkat ketika aku melihat muka Motoyasu yang kesakitan.

… Tidak, sesuatu yang lain.

Sepertinya karena Raphtalia mempercayaiku.
Raphtalia tidak ada disini karena mabuk.
Entah mengapa terasa sepi, meskipun kami baru bersama hanya dalam setengah bulan.

“Aku harus membuat obat untuk mabuk kendaraan.”

Aku melihat sekitar dan mengumpulkan tanaman herbal.

“Bagaimanapun, monster mungkin akan keluar….”

Meskipun aku sudah berjalan untuk beberapa saat, aku belum melihat tanda-tanda monster.

“Gwa”
“Hm?”

Suara FIlo terdengar dari kejauhan.
Aku melihat kearah Filo, ada sesuatu di mulutnya.
…. apa itu hanya imajinasi? tidak, itu adalah Usapiru.
Dia menelannya dengan segera.

“Gwa!”

Filo berlari kearahku seolah tidak ada yang terjadi.

EXP 34.

….. aku akan berhenti mempermasalahkan monster.

Setelah 1 jam, kami kembali ke perkampungan. Kereta kami telah penuh berkat para penebang pohon.
Raphtalia masih tertidur.
Ini adalah ide buruk. Raphtalia tidak dapat bertahan ketika Filo berlari dengan kecepatan penuh. Namun ini perlu untuk melatih Raphtalia yang tidak terbiasa dengan kendaraan.

“Dia perlu mebiasakan diri dengan kereta.”
“U….Uu”

Raphtalia merintih saat aku berbicara. Apa dia mendengarnya?

“Umm…. aku telah selesai meletakan kayunya.”
“Ahh. Kalo begitu, bisakah kau mengawasinya ketika aku pergi ke desa?”
“Ya! jika itu adalah pendamping dari hero perisai-sama, aku akan melindunginya dengan nyawaku.”

Meskipun begitu aku merasa tidak nyaman, aku tidak bisa duduk disini dan menunggu.

“Kalo begitu, aku akan kembali lagi.”

Aku mempersiapkan keretanya dan berangkat bersama Filo.

“Gwaaa!”

Filo berlari dengan cepat.




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar