Rabu, 03 Juli 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 27. Pertumbuhan

Chapter 27. Pertumbuhan


Keesokkan harinya.
Kemarin Raphtalia belajar hingga larut malam, jadi aku bangun dan diam-diam keluar untuk melihat Firo.
Akan menjadi masalah jika dia mati karena kelaparan.
Aku mengumpulkan tanaman herbal karena kemarin aku belum bisa menyelesaikan racikan ku.
“Kweek!”

Aku mendengar suara serak dari kandang kuda.
Melihat penampilannya, kakinya bertambah panjang begitu juga dengan lehernya, merubah dirinya dari yang berbentuk seperti Manju. Bisa dibilang dia sangat mirip seperti burung unta.
Ini adalah perubahan yang luar biasa. Pertumbuhannya melebihi semua jenis burung yang aku tahu.
Tingginya kira-kira se-dadaku, jadi orang masih belum bisa menaikinya.
*Gu….
Sepertinya dia lapar. Itulah kenapa aku membawa pakan binatang yang aku beli dari peternakan dan membawanya kesini.
Biayanya cukup mahal, namun lebih murah dibanding dengan membeli perlengkapan.
Melihat pertumbuhannya yang cepat hanya dalam satu hari… aku memiliki firasat buruk tentang ini.

“Kau. hanya dalam sehari setelah kau lahir.”
“Kweek!”
‘Surisuri’ Firo menempel kepadaku dan aku tersenyum dengan sendirinya.
Ini bukan berarti cintaku kepada binatang ini telah tumbuh.
Aku hanya penasaran apa yang akan dia lakukan ketika sudah tumbuh besar.
Mendapatkannya sebagai pengganti kereta… Dadaku dipenuhi dengan rasa antisipasi.
Tunggu, aku dapat melihat sedikit putih dan warna bunga sakura pada bulunya.
Aku membiarkan perisaiku menyerapnya.


[Kebutuhan Perisai Pelatih Monster 3 telah terpenuhi]

[Perisai Pelatih Monster 3]
[Bonus Pemakaian: Perbaikan Pertumbuhan (Menengah) <Belum dikuasai>]


Sepertinya… itu tidak harus darah. Mungkin akan lebih baik jika memotong rambut Raphtalia dan menyerapnya lagi.
Dia bermain dan berlari dengan gembira, walaupun Firo baru saja lahir.
“Kwek!”
Meskipun dia bukan anjing. Aku bermain lempar tangkap ranting pohon, aku melemparnya lalu Firo menangkap dan mengembalikannya kepadaku.
Kakinya cepat, dengan cepat menangkap rantingnya sebelum jatuh ke tanah kemudian mengembalikannya kepadaku.
Dia cukup cerdas.
Kukuku… sepertinya keberuntunganku telah tiba.
Aku bermain dengan Filo hingga Raphtalia bangun.
Ini adalah jenis terapi peremajaan. Hewan peliharaan ini.
“Mu… Aku tidak pernah melihat Naofumi-sama tersenyum seperti itu hingga sekarang.”
Raphtalia datang kepadaku sambil berbisik tentang perasaan tidak senangnya.
Jika benar, itu adalah senyuman yang tidak baik.
“Ada apa?”
“Tidak apa”
“Kwek?”
Chon, chon. Paruh Firo mematuk kepala Raphtalia dengan lembut.

Sepertinya dia ingin di belai.
“Ha~a… tidak ada pilihan lain.”
Raphtalia tersenyum sambil membelai muka Firo dengan kedua tangannya.
“Kwee~ek...”
Firo meringkuk ke Raphtalia, menyipitkan matanya untuk menunjukan kenyamanan belaiannya.
“Baiklah, sekarang, kemana kita akan pergi?”
“Benar, bagiamana dengan ke arah selatan menuju padang rumput agar menghemat biaya makan Firo?”
“Fumu… begitu.”
Tanaman herbal dan beberapa rumput yang lain juga tumbuh banyak di sekitar situ. Aku pikir itu adalah tempat yang bagus untuk dikunjungi.
Untuk sekarang, misi kita adalah menyimpan uang untuk perlengkapan yang lebih baik.
“Yoshi, Mari kita pergi.”
“Kwek!”
“Yes!”

Kita pergi menuju padang rumput sambil mengalahkan monster dan menaikan level pada perjalanan ini.


[Aku: Lv 25]
[Raphtalia: Lv 28]
[Firo: Lv 15]


Mengambil tanaman herbal, kita fokus pada makanan Firo dan beberapa hal lain yang bisa di panen.
Kami mengalahkan beberapa jenis monster, Mendapatkan perisai yang memiliki bonus status +1 atau +2.
… perisai Resep Meracik tingkat menengah hingga saat ini belum aku temukan.

Malam tiba.
Firo telah tumbuh menjadi Filorial dewasa.
“Sungguh cepat…”
Penjaga penginapan dan pemilik ternak terkejut.
Penyebabnya mungkin adalah karena perbaikan pertumbuhan (rendah) dan (menengah)
“... Raphtalia, secara tidak sengaja, saat aku membeli tinta kau menyadari…”
“A wa wa...”
Apakah Raphtalia juga ingin tumbuh seperti itu?
Biki…
Suara seperti tulang retak terdengar.

“Kweeek!”
Singkatnya, Firo yang sudah tumbuh besar hingga bisa dinaiki oleh seseorang duduk di depanku.
“Kau ingin aku menaikimu?”
“Kwek!”
Menghadap kedepan ketika aku menaikinya, Firo berkicau seperti hal ini adalah kebiasannya.
“Baiklah, ayo jalan.”
Tapi, apa tidak apa-apa untuk tidak memasang pelana atau kendali?
Sambil memikirkannya, aku lanjut jalan karena dia yang menginginkannya. Berkat perisai, aku akan baik-baik saja walaupun aku jatuh.

Menaikinya… tidak terasa buruk berkat bulu-bulu nya.
Sepertinya tidak ada masalah saat aku mengatur keseimbanganku.
“Kwek!”
Firo mendadak berdiri.
“Uwa!”
Pemandangannya cukup tinggi.
Hatiku tergerak saat aku menaiki binatang ini, walaupun bahkan aku tidak tahu apa-apa tentang berkuda.
“Kweek!”
Firo berlari ketika aku sedang berpikir, dengan kicauannya yang sungguh riang.
“Kau, Hey!”
“Na, Naofumi-sama--”
Dotadotadota!
Wa, sungguh cepat! pemandangannya melewatiku dengan begitu cepat, dan suara Raphtalia terasa jauh hanya dalam sekejap.

Dia duduk, kemudian aku turun.
“Apa kau tidak apa?”
Raphtalia berlari dengan rasa khawatir.
“Oh ya, Aku baik baik saja. Namun itu tadi benar-benar cepat.”
Firo terlihat sama sekali tidak lelah dan mulai merawat bulu-bulunya.
Aku terkejut ketika dia melewati batas kecepatan yang aku bayangkan. Aku telah mendapatkan barang bagus.
“Baiklah, cukup untuk hari ini, mari kembali ke ruangan.”
Kemudian, seseorang memegangi kerah armorku.
Ketika aku melihat kebelakang, aku melihat Firo memeganginya menggunakan paruhnya.
“Ada apa?”
“Kweeek!”
Aku dihentikan dengan suara kicauan yang terasa seperti tangisan.
“Hmm?”
Oh Baiklah.
Dan, ketika aku ingin pergi, dia menariku lagi.
“Ada apa?”
“Kwweek!”
Firo terlihat sedikit sedih dan menghentakan kakinya ke tanah.
“Huh, apa kau belum puas bermain?”
Firo menggelengkan kepalanya ketika di tanya Raphtalia.
Dia memahami kata?
“Apa kau kesepian?”
Dia mengangguk pada pertanyaan itu.
“Kweek!”
Dia mulai menunjukan daya tariknya ketika dia mengepakan sayapnya.
“Itu yang dia mau…”
Namun, aku tidak ingin tidur di kandang kuda, dan aku tidak bisa membawa monster besar ini ke kamar penginapan.
“Mari temani dia hingga tertidur.”
“Mu… baiklah.”

Gadis ini memiliki tubuh yang besar, walaupun hanya baru 2 hari setelah dia lahir. Walaupun dia adalah binatang, masih terlalu dini untuk meninggalkannya di kandang kuda saat malam.
Saat itu, saat berada di kandang kuda, aku belajar mengenai huruf dunia ini bersama dengan Raphtalia.
Firo melihat kami dengan tenang sambil beristirahat di sarangnya.
Biki

“Ah… apa tidak ada cara lain yang lebih mudah!”
Jika ada perisai yang bisa membuat hal ini menjadi lebih mudah aku ingin segera mendapatkannya.
“Tidak ada pilihan lain. Aku pikir tidak baik bagi Naofumi-sama untuk terus bergantung pada perisai legendaris.”
“... Raphtalia. Kau bahkan mempelajari kata-kata seperti itu sekarang?”
“Ya. maka dari itu, mari belajar sihir dan bahasa bersama-sama.”
...Sial.
Tidak ada sesuatu yang bisa membuat hal ini menjadi lebih mudah. Aku berdoa agar usahaku tidak sia-sia, kemudian kami melanjutkan pembelajaran kami hingga Firo tertidur.
Setelah itu, kami kembali ke kamar dan mulai membuat obat dari tanaman yang kami dapatkan.
Hasilnya, yah, jangan tanya - karena aku belum bisa menguraikan resepnya.




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar