Senin, 21 September 2020

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter SS-11. Petualangan Pochi (1)

Chapter SS-11. Petualangan Pochi (1)


"Haguhaguhagu – dendeng daging paus sangat lezat, nodesu."

Dalam situasi berbahaya di Western States, di tepi pantai di mana Red Smoke Island terlihat, seorang gadis muda yang sendirian - atau lebih tepatnya, seorang anak dengan pakaian seperti petualang sedang mengunyah dendeng.
Mantel kuning bertudung yang dikenakan anak itu memiliki lambang berbentuk naga yang memanggul pena di atasnya.
<TLN: Ini lambang keluarga Pendragon>

"Itu pasti Black Smoke Island tempat samurai chief tinggal nodesu!"

Sayangnya itu Red Smoke Island.

"Sedikit lagi sampai nanodesu. Seharusnya sampai disana sore dengan berlari di laut nanodesuyo!"

Manusia biasa tidak bisa berlari di atas permukaan air, mungkin anak ini memiliki skill Water Stride atau Float Step.

"Legenda Pochi dimulai sekarang nodesuyo."

Anak yang membuat pose shupin - Pochi hendak membuat pose lari yang muncul di manga showa.

"Berangkat nanode--"
"Tidaaaak! Lepaskan akueeeee!"

Jeritan itu menghentikan Pochi.

"Oh tidak nanodesu! Pochi mendengar teriakan minta dilepaskan dari sana, nodesu!"

Tidak ada orang di sini yang bisa mengoreksi bahwa dia seharusnya berkata, ‘Minta tolong’.
Sepasang telinga kucing yang muncul dari balik bayangannya hanya bergerak sedikit.

"Pochi datang nodesuyo!"

Woosh, Pochi berlari kencang membelah angin.

"Kumohon, aku mohon. Tolong selamatkan putri kami, setidaknya putri kami."
"Diam! Jangan menghalangi kita!"
"Pa, ow."

Pochi melihat adegan pria berwajah penjahat yang mencengkeram lengan seorang wanita, dan meninju serta menendang seseorang yang tampak seperti ayahnya yang mencoba menghentikan mereka.

"Hentikan nanodesu!"

Para penjahat bersiaga dengan panik menanggapi kemunculan tiba-tiba seorang penyusup yang menerobos semak-semak.
Tapi begitu tudung dilepas dan menyadari si penyusup adalah anak anjing kecil, mereka santai dan menghela napas seolah mengejek kepanikan mereka sendiri.

"Sial, itu hanya anak nakal."
"Pochi bukan anak nakal, nanodesuyo?"

Pochi memiringkan kepalanya.

"Berisik! Kami sedang bekerja!"

Para penjahat itu mengerutkan kening saat mereka berteriak pada Pochi.

"Bekerja nanodesu?"

Pochi melihat sekeliling dengan gelisah.

"Tapi onee-san terlihat bermasalah, nodesuyo?"

Wanita yang ditangkap oleh penjahat itu terdiam membeku, tidak dapat bereaksi terhadap kejadian yang sedang berlangsung didepan matanya.

"Eargh, diam saja! Hei, habisi bocah itu!"
"Ya, ya, aniki!"

Salah satu pria yang lebih besar melangkah maju ke arah Pochi.

"MATILAH!"

BWOSH, tinjunya membelah ruang kosong.
Pochi dengan cepat menghindari tinju itu.

"Berhentilah menghindar!"
"Tapi bukankah sakit jika kena nodesuyo?"

Pochi dengan mudah menghindari pria yang mengayunkan tinju ke arahnya.

"Apa yang sedang kau lakukan! Kalian bantu juga!"
"Tapi kita mungkin akan membuatnya terbunuh?"
"Siapa yang peduli. Lakukan saja!"
"" "OU!" ""

Lima pria menarik senjata mereka dan menyerbu ke arah Pochi.

Ayah dan anak perempuan yang membayangkan Pochi dipotong hidup-hidup menutup mata mereka dan memalingkan muka.

"DON, nanodesu!"

Semua pria dengan mudah terlempar oleh satu ayunan.
Pedang di tangannya masih berada dalam sarungnya.

"A-apa yang sedang terjadi?"
"Arisa mengatakan kepada Pochi bahwa jika kau mengeluarkan pedang, itu berarti kau siap untuk ditebas juga, nodesuyo!"

Pochi membuat ekspresi penuh kemenangan di wajahnya.
Fakta bahwa dia menebasnya dengan sarung pedang yang masih bersarang, itu pasti merupakan kebaikannya.

"S-sial. Dasar monster."

Pria itu bersiul dengan jarinya, lalu 20 penjahat bergegas masuk dari arah desa.
Rupanya mereka sedang menjarah desa.

"Bagaimana dengan ini! Kau tidak akan menang melawan sebanyak ini sendirian!"

Air liur pria itu beterbangan ke mana-mana saat situasinya berbalik.

Saat itulah beberapa bayangan terbang keluar dari semak-semak.

"Dia tidak sendirian gau!"


"Bear dan yang lainnya juga disini kuma!"
"Aku tahu dia akan terlibat masalah."
"Pochi-san, mundur!"
"Usasa dan yang lainnya nanodesu!"

Geng [Pendora] telah mengikuti Pochi ke Western State, bunnykin Usasa dan Rabibi, dogkin Gaugaru, bearkin Kubear, Bocah laki-laki Ninin dan gadis Hitona.

"Apakah kalian semua mengejar Pochi nodesu?"
"Tentu saja!"
"Jangan terlalu dingin gau."
"Kami khawatir jika neesan pergi sendiri gau."
"Kami meminta Earl-sama untuk mengirim kami ke negara ini dengan kapal."

Pochi bersatu kembali dengan Usasa dan gengnya.

"Semuanya! Pikirkan tentang situasinya saat ini!"
"Kami berdua tidak bisa mengurusnya sendiri! Usasa, tolong!"

Dua manusia yang berurusan dengan penjahat itu meminta bantuan.

"Maaf!"
"Maaf, Hitona!"

Usasa dan Rabibi menuju garis depan, Kubear bertanggung jawab dalam hal pertahanan, dan pengguna pedang besar Gaugaru menumbangkan mereka.

Geng Pendora bekerja sama untuk menghajar para penjahat.
Namun, karena kalah jumlah, anak-anak Pendora mulai terdesak.

"Pochi akan melakukan yang terbaik juga nodesuyo!"

Clank, setelah melakukan pose, Pochi bergabung.

"Pochi-san!"
"Seperti yang diharapkan dari neesan Kuma!"
"Whoaa."

Keadaan dengan cepat berbalik.
Pochi benar-benar menghancurkan pelindung penjahat itu menjadi beberapa bagian dan membuangnya sebelum memukuli penjahat itu hingga tidak sadarkan diri.

Gadis yang disandera itu diselamatkan oleh Rabibi yang dengan sembunyi-sembunyi membawanya kembali ke ayahnya.

Pemimpin penjahat menyadari situasi tidak menguntungkan mereka, lalu dia melemparkan bom asap untuk melarikan diri.

"Tidak bisa lari dari Pochi nodeuyo!"

Pochi menerobos asap dengan Flickering Step, menendang kaki pemimpin penjahat dan menjepitnya.

"Semuanya terbungkus dalam tali hukuman nanodesu!"

Dia membawa pemimpin penjahat yang diikat dengan tali seperti kucing dalam karung dan kembali ke tempat teman-temannya berada.

Untuk beberapa alasan, sang ayah telah melepaskan bajunya, berusaha mati-matian untuk menghilangkan asap.

"Apakah kau ingin menghilangkan asapnya?"
"Serahkan padaku kuma."

Kubear mengambil bom asap dan dengan paksa menguburnya di dalam tanah untuk menghilangkan asapnya.
Begitu sang ayah yakin asapnya sudah tidak ada lagi, dia terjatuh di tempat karena kelelahan.

"Kemenangan nanodesu!"

Usasa dan kawan-kawannya bingung melihat sang ayah seperti itu, namun mereka semua bersorak bersama ketika mendengar teriakan kemenangan Pochi.


Sementara itu, warga desa berkumpul.
Seorang kepala desa yang sudah tua melangkah maju menuju gerombolan Pochi dan Pendora.

"Apa yang telah kau lakukan!"

Dan mereka justru mendapatkan keluhan, bukan terima kasih.

"Benar, benar!"
"Kenapa kau seenaknya memukuli orang-orang ini!"
"Menurutmu mengapa kita bertahan dengan mereka selama ini!"

Mengikuti kepala desa, penduduk desa mengerumuni Pochi dan mencacinya.

"K-kenapa kau marah nodesu?"

Suara kemarahan yang tak terduga membuat telinga Pochi lesu, ekornya bersembunyi di antara kedua kakinya.
Usasa dan Gaugaru berdiri di depan Pochi dengan tangan terbuka untuk membelanya.

"Harap tenang!"
"Tunjuklah perwakilan untuk menyatakan keluhanmu wan!"

Setelah Usasa dan Gaugaru menggeram sambil mengaktifkan skill Pressure, penduduk desa menjadi pucat.
Para penduduk desa mundur bersama-sama, hanya menyisakan kepala desa di tempatnya.

"Jelaskan secara singkat kuma."

Kubear menyentuh kepala desa yang ketakutan.

"O-Orang-orang ini bukan bandit biasa."
"Apa bedanya gau?"
"Kami Keluarga Baphomet yang bahkan bisa membuat bayi menangis terdiam!"

Yang menjawab adalah pemimpin penjahat yang membuka penutup mulutnya sendiri.

"Bafemot nanodesu?"
"Itu Baphomet! Dan jangan salah paham! Bos kita adalah Baphomet of Calamity yang sangat ditakuti dan dipuji di City of Vice, Cybe."

Pemimpin penjahat berteriak pada Pochi yang melakukan kesalahan.
Vice City Cybe terletak di sebuah pulau bajak laut dengan gunung berapi aktif di atasnya yang disebut Red Smoke Island, sarang penjahat yang bahkan tidak berani didekati oleh negara-negara tetangga.

"Bos kita ditakuti di seluruh pulau sebagai Demon Lord kedua!"
"""Hmmm"""

Geng [Pendora] yang sangat menyadari kekuatan dan rekam jejak Pochi hanya menepis kata-kata pemimpin penjahat itu.

"Hmm, hmm katamu !? Apa kalian terlalu nakal hingga tidak mengerti rasa takut?"
"Tidak apa-apa nanodesu! Pochi akan menghajar semua penjahat nodesuyo!"
"Kau melawan『Demon Lord Kedua 』! Apakah kau bisa menang!"

Geng Pendora menatap pemimpin penjahat yang berteriak dengan mata dingin.
Dia tidak tahu kalau Pochi adalah salah satu [Demon Lord Slayers].

"Tidak apa-apa, nanodesu! Pochi telah melawan Demon Lord sebelumnya nodesuyo!"
"Siapa yang akan percaya omong kosong itu!"

Bukan hanya para penjahat, tidak ada penduduk desa yang percaya juga.
Termasuk sang ayah putri yang menyaksikan langsung kekuatan Pochi.

Satu-satunya pengecualian adalah geng Pendora.
Kepercayaan mutlak bagi Pochi ada di mata mereka.

Telinga Pochi bergerak-gerak.

Dia mendengar sesuatu yang mendekat dari jauh.

"Ayo kita pergi! Kalau tidak, pasukan monster yang dikendalikan bos kita akan datang menyerang!"

Penduduk desa menciut ketakutan ketika mereka mendengar suara wyvern dari jauh.

"Mereka datang, mereka datang untuk menjemput kematianmu!"

Seorang wyvern terbang di atas pepohonan.

Mata Pochi terbuka lebar saat melihat itu.

"Daging! Nanodesu!"

"I-ini kesempatan terakhirmu untuk menyerah!"

Menutupi suara pemimpin penjahat, lebih banyak wyvern terbang satu demi satu, total lebih dari sepuluh wyvern knight mengelilingi langit.
Wyvern Knight adalah kekuatan yang bahkan tidak bisa dikumpulkan oleh negara besar dalam jumlah banyak.

Menghentikan mereka di luar fasilitas militer dikatakan membutuhkan lebih banyak magician atau puluhan kali lebih banyak pemanah karena kemampuan manuver mereka untuk menyerang dari luar jangkauan magic dan panah.

Mereka pasti melihat sinyal yang ditembakkan pemimpin penjahat itu.

"Kalian sudah tamat sekarang!"

Seolah menanggapi kata-kata pemimpin penjahat, salah satu wyvern knight menyiapkan fire wand ekstra panjang dan membakar rumah dengan tembakan peringatan.

"Apakah kau melihat itu! Kekuatan Dragon Knight terkuat dari Vice City Cybe!"

Pemimpin penjahat itu mengoceh sambil mengeluarkan air liur kemana-mana.

"Hujan fire ball akan membakar kalian!"

Pemimpin penjahat yang gembira itu tertawa ketika dia melihat ke arah Pochi dan penduduk desa.

"Hei, uhm - bukankah kalian juga akan terbakar?"
"""---Ah"""

Mendengar Usasa, pemimpin penjahat dan bajingan menjadi pucat.
Sepertinya itu tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka.

"Tidak apa-apa, nanodesu! Serahkan semuanya pada Pochi nanodesuyo!"

Pochi melangkah maju di tengah ruang terbuka dengan pedang di sarungnya.

"Sekarang! Nanodesu!"

Suaranya yang sarat Provokasi mencapai langit, wyvern dan pengendaranya memusatkan perhatian mereka pada Pochi.
Lusinan fire ball ditembakkan dari tongkat pengendara, mewarnai langit dengan cahaya merah.

"Iai slash ~, nanodesu!"

Pochi memotong fire ball yang mendekat dengan teknik berpedang saat dia berlari di atas langit dengan Sky Step.

"Memotong fire ball dengan pedang ?!"
"Pochi-san, kau luar biasa!"
"Neesan terkuat gau!"
"Terkuat kuma!"

Sorak sorai Usasa dan yang lainnya menenggelamkan keterkejutan pemimpin penjahat itu.
Penduduk desa bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena syok.

"Tangkap dan potong nanodesu!"

Pochi meraih seorang wyvern knight yang tidak beruntung, dan melompat ke wyvern berikutnya setelah memotong kepala wyvern itu.

Tidak ada yang mengerti bahwa Pochi seharusnya mengatakan "Tangkap dan lepaskan", dan bahkan jika ada, mereka akan berkata, ‘Peribahasa itu tidak cocok dengan kondisi saat ini’.'

"Ada apa dengan bocah bajingan ini!"
"Dasar iblis berbentuk anjing!"
"Menurutmu siapa kita--"

Tujuh kepala jatuh sebelum pengendara wyvern bahkan bisa bertahan, pengendara wyvern jatuh dengan bebas ke atas pohon.
Biasanya mereka tidak akan lolos dari kematian dengan ketinggian seperti itu bahkan jika dengan bantuan ranting-ranting pohon untuk memperlambat kejatuhan mereka, tetapi kekuatan tak terlihat dalam bentuk bayangan seperti cambuk menyambar para pengendara, mencegah kematian mereka.

Sepertinya ada pelindung yang selalu berada di mana-mana.

"Makhluk itu tidak mungkin sampai sejauh ini."

Saat komandan pengendara yang seluruh tubuhnya basah oleh keringat menggumamkan itu, suara tak menyenangkan "Tou, nanodesu!" bergema di belakangnya.
Dan saat komandan dengan takut menoleh ke belakang--.

"--Apa ?!"

Sebuah bola merah menghantam wyvern knight yang terbang di sampingnya.
Daging dan darah wyvern berserakan di mana-mana saat wyvern tanpa kepala itu jatuh.

"Uscaaa!"

Bahkan saat meneriakkan nama bawahannya, naluri bertahan hidupnya memaksanya untuk terbang secara acak.

"Jadi kepalanya pecah dengan Magic Edge Cannon yang biasa. Kau tidak bisa makan bola mata yang lezat jika kau tidak memotong lehernya nodeuyo."

Perasaan teror terhadap musuhnya menyerang komandan tersebut, begitu dia mendengar itu.
Dia menafsirkan bahwa musuh ini tidak mencoba untuk melenyapkan mereka, dia ingin memangsa mereka, melihat mereka tidak lebih dari makanan.

"TIDAAAAAK!"

Komandan menghindari pedang merah yang datang dari belakang.

Dengan menghindari tebasan ketiga, komandan menghela nafas lega begitu dia menyadari dogkin yang tampak jahat di belakangnya telah menghilang.

"Aku selamat - uwaa"

Di tengah gumamannya, dia merasakan cairan hangat dari depan.
Dia buru-buru berbalik dan merasakan ada sesuatu yang salah.

Itu tidak ada di sana.

Itu hilang. Kepala wyvern kebanggaannya menghilang.

Wyvern tanpa kepala itu menukik lurus jatuh ke tanah.


"Aku (jahat) soku (instan) zazan (potong) nanodesu!"

Pochi melakukan pose shupin setelah dia menjatuhkan wyvern knight terakhir dengan magic edge canon berbentuk guillotine yang dimodifikasi.

"A-aku tidak bisa mempercayainya ..."

Penjahat itu menjatuhkan rahangnya ke tanah.

"Arisa berkata nodesu. Kemakmuran penjahat tidak boleh lebih dari makanan gratis nanodesuyo!"

Pochi berbicara dengan penuh kemenangan.

"B-belum. Bos kita masih ada."

Pemimpin penjahat itu mencoba menggertak dengan suara gemetar.

"Kita masih memiliki Demon Lord Kedua dari Red Smoke Island Vice City, Baphomet the [Calamity]!"

Pemimpin penjahat itu berani mengancam Pochi dan gengnya.

"Ya, kau harus membawa Hero Saga Empire jika kau ingin mengalahkan bos kami!"
"Oh, Pochi tahu tentang hero nodesu! Jika hero bisa mengalahkannya, maka Pochi juga bisa mengalahkannya nodesuyo!"
"Haaa? Mengalahkan bos kita?"

Mendengar Pochi, pemimpin penjahat itu tertawa seperti sedang kram.

"Apa yang lucu nodesu?"
"Tidak mungkin aku tidak akan menertawakan itu. Tidak mungkin Red Smoke Island yang membuat pasukan banyak negara bisa jatuh oleh tangan anjing yang sedikit kuat. Pulau itu memiliki pasukan monster di bawah 'kendali bos kita’ yang menjaga seluruh tempat sialan itu. "
"Pasukan monster nanodesu!"

Pochi memiringkan kepalanya ke samping.

"Yeaa! Monster laut seperti sea serpent yang dapat menenggelamkan kapal, lalu monster terbang seperti naga dan wyvern untuk menembak fire ball dari atas langit. Dan bahkan jika kau berhasil melewatinya, kau akan menghadapi Volcano Mammoth dan sekawanan Locust Buffalo yang akan menginjak-injakmu sampai mati. "
"Oh tidak nanodesu!"

Pochi berbalik ke arah Usasa dan teman-temannya karena terkejut.
Usasa dan geng bersiap-siap, mengira musuh mereka cukup kuat setelah melihat reaksi Pochi.

"Ini adalah festival daging nanodesuyo!"

Kecemasan menghilang dari Usasa dan gengnya ketika mereka melihat Pochi yang bersemangat.
Nah itu Pochi mereka.

"D-daging! Apa yang kalian katakan. Kalian yang akan menjadi makanan monster!"

Pemimpin penjahat dengan putus asa mencoba untuk membantah, tetapi kata-katanya tidak mencapai Pochi yang pikirannya sepenuhnya disibukkan dengan festival daging, sebelum akhirnya dilupakan.


"Kepu, nanodesu."

Pochi menggosok perutnya dengan puas.

Seolah-olah pembukaan dari Festival Daging Hebat di Red Smoke Island, mereka mengumpulkan orang-orang di desa tetangga yang telah menjadi korban para bandit dan mengadakan festival daging dengan daging wyvern. Tentu saja, mereka juga memasak bola matanya.

Ada beberapa yang kesal dengan daging yang terkenal karena tidak enak dan tingkat kekerasannya di negara lain, tetapi penduduk desa yang kelaparan karena penjarahan Keluarga Baphomet langsung melahap daging itu tanpa mengeluh dan memuji Pochi.

Penduduk desa yang melihat Pochi membantai para wyvern bersujud di hadapan Pochi sekaligus untuk memohon pengampunan.

Para penjahat yang tertangkap dan pengendara wyvern harus diserahkan kepada tentara yang dikirim dari negara tetangga keesokan paginya.

"Pochi-san, tidak ada kapal yang bisa ditemukan."
"Kami mohon maaf. Orang-orang di Cybe itu membawa semua perahu kami dan berkata, 'Kami akan mengambil perahumu jika Kau tidak dapat membayar pajak.'"

Akibatnya mereka bahkan tidak bisa pergi mencari ikan, kata sesepuh desa nelayan itu.

"Itu masalah nodesu."

Pochi telah mencari perahu untuk membawanya ke Red Smoke Island.

"Kita bisa memotong beberapa batang kayu untuk dijadikan kapal gau."
"Itu akan memakan waktu terlalu lama."
"Aku cukup pandai mengolah kayu kuma."

Usasa dan kawan-kawan mengemukakan ide mereka.

"Ada banyak pusaran air dan terumbu karang yang tak terlihat di sekitar Red Smoke Island, meski tidak begitu banyak di sekitar teluk. Mereka yang tidak tahu rutenya akan kesulitan sampai ke sana."

Usasa dan kawan-kawan tampak gelisah saat mendengar perkataan kepala desa.

"Seandainya Pochi-san membiarkan satu wyvern hidup."
"Apakah kau menyalahkan neesan ?!"
"Aku tidak pernah mengatakan itu!"
"Pertengkaran itu no no no nanodesuyo."

Pochi menenangkan geng saat mereka mulai bertengkar.

"Tapi, Pochi-san. Kita tidak bisa menyeberangi laut jika terus seperti ini, kau tahu?"
"Tidak apa-apa, nanodesu."

Pochi menoleh ke Usasa dan teman-temannya dengan ekspresi percaya diri di wajahnya.

"Pochi baru saja mendapat ide nodesuyo!"




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar