Jumat, 25 September 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 164. Kelalaian

 Chapter 164. Kelalaian



Yang pertama kali bertindak setelah mendengar perkataanku adalah Ren.

"Jauhkan tanganmu dari Maine!"

Ren mengangkat pedangnya. Percikan cahaya muncul setelah pedangnya bertabrakan dengan lenganku. Tentu saja, aku tidak menerima damage sama sekali. Sepertinya dia belum mempelajari metode peningkatan yang telah kuberitahu. Dengan keadaannya yang sekarang, bahkan aku tidak perlu menggunakan perisai untuk menahan serangannya.

"Apa kau lupa, jika memanggilnya dengan nama itu hukumannya akan bertambah berat?"
"Diamlah. Menjauhlah dari Maine!"

Witch mulai memberontak. Aku mulai kesulitan menahan badannya dengan satu tangan.

“Meteor Sword!”

Oh, jika dia menggunakan skill mungkin aku akan menerima beberapa damage darinya. Saat ini aku sedang membawa telur yang langka. Akan merugikan jika telur ini sampai pecah, jadi aku mundur. Saat aku mundur, Raphtalia dan Filo maju kedepan. Bahkan Motoyasu sudah siap bertempur. Kami bersiap untuk menangkap Ren, Witch, dan Wanita 2.

"Ren, sebaiknya kau tidak mempercayai apa yang Witch katakan. Kepribadiannya sama persis seperti yang dikatakan oleh Ratu."

Tanpa pertimbangan, dia memberikan hukuman kepada orang lain, dan juga dia sangat senang melihat orang lain kesulitan. Kemungkinan Ren hanya akan dimanfaatkan, dan akan ditinggalkan suatu saat nanti. Seperti Motoyasu!

"Lihatlah baik-baik wajah Motoyasu. Bukankah dia terlihat menyedihkan? Apa itu adalah wajah dari seseorang yang melakukan tindakan seperti itu?"
"Kau salah, aku dengar Motoyasu juga bekerja sama dengan Ratu! Hanya Ratu seorang saja yang bertanggung jawab atas semua ini!"
"Bukankah hal yang kau dengar itu hanya berasal dari satu orang saja?"
"Meskipun begitu, aku harus bertarung untuk siapapun yang mempercayaiku!"
"Tenanglah, Ren. Biasanya kau memikirkan semuanya dengan tenang lalu memutuskannya."
"Tutup mulutmu!"


Ah... Ini mustahil. Dia benar-benar berpikir bahwa dirinya lah pihak yang benar. Aku tidak bisa menyalahkannya, ini karena Witch menghasut Ren. Dalam kasusku sebelumnya, aku sudah menyadari ada yang aneh, tapi aku mengabaikannya hingga akhirnya aku ditipu. Tetapi, keadaan mental Ren saat ini sedang tidak stabil. Itu karena Witch telah menghasutnya dengan kata-kata yang manis padanya. Haruskah aku membunuhnya karena sudah mengganggu? Sekarang aku memiliki kekuatan yang cukup untuk membunuhnya. Tidak seperti sebelumnya.

Tunggu dulu, seharusnya disekitar sini ada Shadow. Jika Shadow dapat berbuat sesuatu terhadap segel budak, maka aku tidak perlu bertarung dengan Ren. Mungkin aku bisa mengajarkannya beberapa kemampuan bertarung dan menambahkannya dalam kekuatan bertempurku.....Meskipun tidak mudah mendapatkan kepercayaannya.

Seakan dapat membaca pikiranku, dada Witch mulai bersinar.

"Ku... Ren-sama! Kita harus mundur sekarang."
"Mengerti! Flashing Sword!"

Mengikuti perintah Witch, Ren mengeluarkan Skill. Seperti sebelumnya, pedangnya mulai bersinar.

"Sial! Raphtalia, Filo!"
"Siap!"
"Iya!"

Tepat setelah mendengar perintahku, cahaya pada pedang Ren semakin terang. Kau pikir bisa terus menggunakan cara kabur yang sama.

"Sebagai sumber kekuatan aku memerintahmu. Aku membacamu untuk menguraikan hukum alam. Ikatlah cahaya membutakan ini, lalu sembuhkanlah penglihatan kami!"
“All Anti-Shining!”

Cahaya dari pedang Ren yang menutupi mata kami mulai meredup berkat skill yang Raphtalia gunakan. Lalu Filo sudah melompat di udara bersiap untuk menendang mereka, tapi itu sudah terlambat. Ren berada didekat Bitch dan Wanita 2 sambil mengangkat pedangnya sekali lagi.

“Transfer Sword!”

Tubuh Ren mulai memudar, sama seperti saat Motoyasu menggunakan skillnya. Dan tubuh Witch juga sudah mulai memudar.

"Witch, sepertinya kali ini kau bisa lolos. Tapi ingat ini. Aku akan terus mengejarmu, bahkan sampai ke dasar neraka sekalipun! Tunggulah kedatanganku dengan penuh ketakutan!"
"Hmph!"

Aku bisa mendengar suara Witch sebelum dia benar-benar menghilang. Sepertinya dia dapat mendengar pernyataanku barusan. Sial, skill ini benar-benar merepotkan. Aku harus mencari cara agar bisa menahan skill ini.

"Sialan! Dia kabur lagi! Witch bajingan, aku pasti akan membunuhmu pada saat kutemukan kau!"
"Naofumi-sama, tolong tenanglah."
"Kau tidak kesal setelah melihat itu!? Tadi dia itu hampir mencemarimu juga, Raphtalia!"

Sudah lama sekali aku tidak sekesal ini. Harus aku lampiaskan ke siapa semua amarah ini? Mungkin aku bersifat kekanak-kanakan, tapi aku mulai marah ke Raphtalia.

"....Naofumi-sama, kata-katamu sudah cukup untuk membuatku tetap berada disisimu."
"Begitu..."

Jika Raphtalia tidak masalah dengan semua ini, maka aku harus dapat menahan emosiku. Tapi aku tidak akan melupakan kejadian ini, Witch. Tapi kemarahanku sangatlah besar dan sulit untuk dikendalikan. Suatu saat kemarahanku ini akan membakar dirimu.

Saat aku perlahan-lahan sudah mulai untuk mengontrol emosiku, Shadow muncul.

"...Jaraknya sudah terlalu jauh degojaru. Aku bisa memberinya hukuman saja, tapi aku tidak diberi izin untuk memberikan hukuman mematikan degojaru."

Kurasa membunuhnya bukanlah ide yang buruk, tapi Shadow juga memiliki perintah yang harus diikuti. Dia tidak bisa langsung membunuhnya. Jadi aku menginginkan agar dia merasakan banyak penderitaan. Apakah aku orang yang jahat?

"Jadi begitu."
"Aku tidak pernah menduga bahwa mantan putri akan berpindah pihak pada Hero Pedang degojaruyo."
"Mereka muncul pada saat yang tidak terduga. Kurasa ini merupakan keberuntungan untuk bertemu mereka saat ini."
"Sepertinya begitu degojaruna.... kalau begitu, aku akan pergi untuk memberi laporan kepada Ratu degojaru. Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan terhadap Hero Tombak degojaru?"
"...Bukannya dia akan melarikan diri?"

Jika dia masih dapat menggunakan skill teleportasinya, kurasa sulit untuk kita menangkapnya. Jika aku memiliki skill tersebut saat aku sedang hidup sebagai buronan, aku tidak bisa membayangkan betapa mudahnya kabur dari situasi genting seperti mereka saat ini.

"Aku rasa dia tidak memikirkan itu degojaru."

Sekarang Motoyasu sedang duduk di salah satu kursi dan terlihat sangat lemas. Dia hanya menatap kebawah. Sepertinya perasaannya benar-benar hancur.

"Ada apa? Kenapa kau tidak kabur?"
"Tidak apa... Aku sudah mencari mereka sejauh ini dengan penuh rasa percaya pada mereka, tapi yang aku dapatkan hanya seperti ini saja... Warga kota dan desa memperlakukanku dengan acuh, aku sudah lelah..."

Matanya terlihat sangat sedih. Jika dia adalah gadis yang memiliki suatu kekuatan sihir, dia pasti sudah berubah menjadi Penyihir.
<TLN : Magi Madoka Magica.>

"Jadi, apa kau akan menangkapnya?"
"Kurasa dia tidak akan dihukum degojaru. Dunia ini masih membutuhkannya untuk melawan gelombang degojaru."
"Iya, benar sekali... Kita tidak dapat memberikannya hukuman yang berat, dan kita juga tidak dapat membunuhnya..."

Jika membunuhnya adalah prioritas utama, maka Raphtalia dan Filo dapat melakukannya dengan mudah. Jadi kita tidak perlu repot-repot menangkapnya.

"Untuk sekarang, Motoyasu, kau ditangkap."
"...Iya, Iya aku mengerti. Lakukan sesukamu. Jika perlu bunuh saja aku..."

Motoyasu sepertinya sudah kehilangan harapan. Setelah semua yang terjadi, tentu saja itu yang akan dia rasakan.

"Semuanya meminta tolong kepadaku untuk membantu mereka, jika aku membuat kesalahan sekecil apapun mereka langsung melempariku dengan batu... Satu-satunya yang dapat kupercaya hanyalah Bitch dan Elena, namun ternyata mereka mengkhianatiku dari belakang... Sekarang aku sudah tidak peduli lagi..."

Dia sangat mempercayai rekan-rekannya, dan rela berkeliling dunia untuk mencari mereka. Tetapi, rekan-rekannya malah mengkhianatinya. Setelah menyadari semua itu sekarang dia putus asa? Pasti ada alasan kenapa semua ini terjadi. Dia pasti berpikir itu semua bukan kesalahannya. Ternyata..... matahari sudah mulai tenggelam.

"Bisakah kau membawanya sesegera mungkin ke Kastil?"
"Sepertinya ini adalah permasalahan yang penting, jadi aku membiarkan Iwatani-dono yang mengurusnya degojaru."
"Baiklah. Hei, Motoyasu."
"Iya, sudah aku saja yang melakukan bencana besar itu..... apa kau sudah puas?"

Apa-apaan pernyataan kau barusan. Jelas-jelas kau adalah salah satu dari orang yang menyebabkan bencana itu. Kenapa kau bertindak seakan bukan kau yang menyebabkan semua masalahnya?

"...Apa kau bisa menggunakan Skill seperti wrap itu untuk berpindah menuju Kastil?"
"Sekarang, aku tidak mendaftarkan tempat itu, jadi tidak bisa."
"Tch! Dasar tidak berguna. Ya sudah, beritahu aku bahan yang diperlukan untuk menggunakan Skill itu."

Mendapatkan skill tersebut akan membuat perjalanan semakin mudah. Itu bisa dilakukan untuk berdagang, menaikkan level, dan masih ada banyak lagi. Itu merupakan skill yang harus aku kuasai.

"...Bahannya adalah pasir dari Jam Pasir Naga?"
"Sejak kapan kau mencuri itu degojaru!?"

Aku juga terkejut. Ternyata bahannya adalah pasir dari Jam Pasri Naga!
Ren dan Itsuki kemungkinan sudah mencuri pasir Jam Pasir Naga juga.
Kenapa tidak ada informasi mengenai itu!?

"Aku tidak mencurinya. Aku hanya memintanya pada Sister disana, lalu dia memberikannya.”
EDN< Sister itu pendeta wanita dalam gereja>

Shadow memelototinya.

"Se-Sekarang aku mengingatnya.... Saat Gereja Tiga Pahlawan masih memegang kendali, terdapat kertas mengenai itu degojaru."
"Kenapa kau tidak pernah memberitahuku!?"

Jika aku mengingatnya kembali, ada banyak jenis material yang belum pernah aku coba serap kedalam perisaiku. Akhir-akhir ini aku jarang sekali menyerap material kedalam perisaiku.
Obat Yggdrasil sangat berharga, jadi aku tidak pernah mencoba memasukkannya kedalam perisai. Aku harus mulai mencoba memasukkan berbagai macam material mulai sekarang.

"Skill apa yang kau dapatkan?"
"Skill yang dapat memindahkan kita pada tempat yang sudah didaftarkan..."
"Apa ada kondisi tertentu yang membuat skill itu tidak bekerja?"
"Tidak tahu... Dalam game yang aku mainkan aku menggunakannya di manapun asalkan tidak ada penghalang disana."

Aku masih tidak mengerti cara untuk menahan skill tersebut. Meskipun masih ada kemungkinan suatu tempat yang dapat menahan skill tersebut ada didunia ini. Tapi, aku tidak tahu tempat-tempat tersebut.

"Apa ada batas tertentu pada tempat yang didaftarkan?"
"Ada. Kau dapat mendaftarkan tiga tempat saja. Jika kau mendaftarkan tempat baru, maka tempat terlama akan tergantikan oleh tempat terbaru. Ngomong-ngomong, jumlah orang yang bisa dibawa hanya 6 orang saja."

Entah kenapa aku merasa aneh jika dia bekerja sama seperti ini.... Jarak dari sini ke Kastil lumayan jauh. Jika kita tidak bisa berteleportasi kesana, kurasa malam ini kita harus menginap di kota.

"Kalau begitu, kita menginap di kota malam ini. Besok, kita akan menuju Kastil."
"Baiklah."
"Baiklah degojaru. Aku akan pergi untuk melaporkan situasinya kepada Ratu degojaruyo."
"Bagaimana caramu menghubunginya?"
"Itu rahasia degojaru. Aku tidak bisa membawa orang saja degojaru, hanya itu yang bisa aku sampaikan degojaru—“

Setelah mengatakan itu Shadow menghilang. Entah kenapa jawaban barusan itu membuatku kesal.

Filo mulai menjahili Motoyasu yang sedang depresi dengan jarinya. Mengapa dia tetap merasa depresi setelah melihat apa yang Witch lakukan kepadaku sebelumnya? Aku tidak terlalu peduli, sejujurnya aku malah merasa senang melihat wajah depresinya itu. Tapi, aku menyadari Raphtalia sedang memelototiku akan suatu hal.

"Naofumi-sama? Apa yang sedang kau pikirkan?”
"Tidak. Ayo kita cari penginapan."
"Iya."

Begitulah cara kami membawa Motoyasu, dan mencari penginapan untuk bermalam.




TL: Chopin
EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar