Kamis, 03 September 2020

Realist Maou ni yoru Seiiki naki Isekai Kaihaku Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 32. Kemana Dragon Fire Tails Menghilang

Chapter 32. Kemana Dragon Fire Tails Menghilang


Hijikata menyambut kedatangan kami di Kastil Ashtaroth.

Dia menatapku dengan murung dan berkata,

"Jadi kali ini kau tidak hanya membawa wanita, tapi juga Dwarf, huh." Katanya sambil bercanda.

Dia mengacu pada barisan panjang para Dwarf yang di berada belakangku.

“Sepertinya kau cukup terkenal di kalangan pria dan wanita ya.”

Toshizou melanjutkan.

"Yah, lebih baik tidak termasuk dirimu, Toshizou."

Aku menjawab dengan bercanda. Lalu aku memimpin para Dwarf ke kamp. Penghuni kamp ini adalah bekas penghuni kastil Sabnac. Untungnya kamp itu cukup besar untuk menampung para Dwarf tanpa masalah.

Tetap saja, kami harus sangat berhati-hati untuk menghindari perselisihan para Dwarf dengan penghuni sebelumnya. Aku tidak bisa mempercayakan tugas ini kepada Toshizou atau Jeanne, jadi aku menyerahkan tugas ini kepada Eve.

Eve membungkuk dengan hormat dan berkata,

"Tolong serahkan padaku, Astaroth-sama."

Dan begitulah, akhirnya para dwarf dengan aman dibawa ke kastilku. Sekarang, aku ingin mengumpulkan arsitek dan mulai merancang kota.

Aku mengatakan ini pada perwakilan Dwarf. Tapi mereka menatapku dengan ekspresi gelisah.

"Apa? Apakah kalian bukan arsitek?”

“Kami memang seorang arsitek. Kami dapat merancang bangunan dengan sangat baik, namun, merencanakan seluruh kota itu adalah masalah yang berbeda.”

Mereka sepertinya tidak terlalu percaya diri.

“Itu sangat disayangkan. Tapi bagaimana kalian membangun kota kalian sampai sekarang?”

“Pemimpin kami sebelumnya yang memberi perintah. Dia bukan hanya seorang insinyur yang berbakat, tetapi juga seorang arsitek yang jenius. Kami mengandalkan dia untuk segalanya.”

"Begitu rupanya…"

Sebenarnya hal seperti itu cukup wajar. Ketika seorang pemimpin terlalu brilian, bawahan mereka sangat bergantung pada mereka sehingga mereka sendiri gagal untuk berkembang.

Di satu sisi, kondisi pasukanku sangat mirip dengan mereka. Eve sering berkata bahwa pasukanku akan segera hancur jika aku menghilang.

“Aku mengerti masalahnya. Tapi itu tidak akan menyelesaikan apapun. Kita harus melakukan sesuatu.”

Saat aku bertanya-tanya apa yang harus aku lakukan, Eve memberi saran.

"Astaroth-sama. Saya harap anda tidak menganggap saya terlalu lancang. Tetapi kenapa anda tidak mencoba Spirit Summoning?"

“Spirit Summoning? Tanpa sebuah Relic?"

“Tapi anda mempunyainya. Benda di dalam saku anda dapat digunakan untuk tujuan yang sama seperti Drifted Relic.”

"Maksudmu ini?"

Aku memasukkan tanganku ke saku.

Janggut ini?

"Iya. Itu adalah janggut seorang Pahlawan. Bagian dari tubuh orang yang mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan bangsanya.”

“Jadi aku bisa membangkitkan dia jika aku menggunakan janggut ini sebagai bahan pemanggilan?”

“Dalam beberapa kemungkinan. Tapi jika anda menggunakannya sebagai bahan, saya yakin anda bisa memanggil seseorang yang sangat hebat.”

"…Baiklah kalau begitu. Lagipula tidak ada gunanya menyimpan ini. Jika ada peluang kecil untuk membawanya kembali, maka aku bersedia bertaruh untuk itu.”

“Sungguh keputusan yang cepat dan bijaksana, Astaroth-sama.”

“Jadi, aku hanya harus memasukkan ini ke dalam botol Klein?”

"Iya. Namun, jika hanya janggut itu saja mungkin tidak cukup. Saya menyarankan anda menambahkan bahan lain yang cukup kuat.”

"Hmm."

Aku memegangi daguku dan berpikir.

“Orang yang ingin aku panggil adalah Gottlieb, leluhur para Dwarf. Jadi benda itu harus memiliki hubungan dengan dia. Itu seharusnya meningkatkan kemungkinan dia dipanggil.”

"Tepat."

Mendengar ini, salah satu pemuda kurcaci mendekatiku.

“Maou-san, mungkin anda bisa menggunakan salah satu senjata yang dibuat oleh mantan pemimpin kami?”

"Apa? Gottlieb juga seorang pandai besi?”

"Pemimpin kami adalah orang dengan banyak talenta, Maou-sama."

“Sudah diputuskan kalau begitu. Jadi, di mana senjata ini?”

“Pemimpin kami sudah lama tidak membuat senjata. Jadi kami tidak memilikinya. Namun, jika anda berniat menggunakannya untuk bahan, bukankah lebih baik menggunakan karya terhebatnya?”

"Itu benar. Aku akan menyuruh orang mencarinya nanti. Apakah kau tahu nama dan pemilik senjata itu saat ini?”

“Senjata itu disebut Dragon Fire Tails atau Kapak Naga Api. Aku yakin senjata itu saat ini ada di toko senjata di kota kastil Raja Iblis Azazel.”

“Azazel? Aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.”

Nama itu tidak ada di peta wilayah tetangga kami yang pernah diperlihatkan Eve padaku. Raja Iblis satu ini pasti tinggal sangat jauh. Aku mengertakkan gigi, memikirkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan hal ini. Tapi Eve menjelaskannya padaku.

“Raja Iblis itu sudah mati sebelum anda lahir ke dunia ini, Astaroth-sama. Setelah kematiannya, lahirlah Raja Iblis yang langka dan kuat.”

“Hm…? Apa yang kau maksud?"

“Anda adalah penerusnya, Astaroth-sama. Dengan kata lain, toko senjata ini berada di kota kastilmu.”

"Begitu rupanya."

Dia bisa saja memberitahuku ini lebih cepat, tapi tidak ada gunanya menceramahinya sekarang. Aku harus segera pergi ke toko senjata ini.

“Apakah anda akan pergi sendiri, Astaroth-sama?”

“Kenapa tidak?”

"Anda bisa mengirim seseorang untuk pergi keluar dan merebutnya."

“Itu adalah sesuatu yang akan dilakukan oleh Raja Iblis.”

Eve menatapku seolah berkata,’ Lalu anda itu siapa jika bukan Raja Iblis?'

Kemudian aku menjelaskan.

“Ya, aku memang seorang Raja Iblis. Tapi aku bukan penjahat. Aku adalah seorang yang Realistis. Sangat bodoh jika aku mencuri senjata dari orang-orangku sendiri. Aku tidak bisa mendapatkan reputasi baik seperti itu ketika aku mencoba mendorong lebih banyak orang untuk berkumpul di sini. Jadi aku berencana akan membayarnya dengan benar.”

"Begitu rupanya. Anda telah berpikir jauh ke depan.”

Eve membungkuk dengan ketulusan.

“Sekarang, aku akan pergi dan membeli senjata ini. Tapi mungkin aku harus membawa beberapa penjaga, untuk berjaga-jaga.”

“Kalau begitu silahkan bawa saya. Saya memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk bertarung.” saran Eve. Meskipun aku tidak memiliki keluhan dengan pengetahuannya, tetapi dia memiliki satu aspek yang kurang bisa aku andalkan.

Selain itu, dia bertanggung jawab untuk mengurus orang-orang dan menjalankan kota. Aku yakin ada segunung dokumen yang harus dia tangani setelah lama absen. Dan karena alasan itu, aku menolak permohonannya untuk menemaniku. Dia menatapku dengan kesal dan berkata, '... tidak bisa pergi ...' pada dirinya sendiri.

Tetap saja, dia segera menuju kantor. Itu adalah bukti bahwa dia serius dan pekerja keras. Aku beruntung memiliki pelayan yang cerdas dan cakap.

Ketika aku memikirkan siapa yang akan kubawa, Hijikata dan Jeane masuk.

“Kau tidak berpikir untuk meninggalkanku dua kali berturut-turut, kan?” Kata Toshizou sambil tersenyum.

"Sudah menjadi kehendak Tuhan supaya aku tetap berada disampingmu, Astaroth-sama" kata Jeanne.

Keduanya adalah otak otot dan tidak ada juga gunanya meninggalkan mereka di sini.

Aku tidak berpikir kalau aku akan menemui masalah di kota, tetapi aku memutuskan untuk membawan mereka bersamaku ke kota.

Saat aku mengatakan ini kepada mereka. Mereka menjawab

“Baiklah, Astaroth-sama.”

Kemudian mereka berdua tertawa.

Note: 
Kalau ada kesalahan terjemahan bisa langsung ngomong di kolom komen di bawah yak


PREVIOUS CHAPTER       TOC        NEXT CHAPTER


TL: Tasha Godspell
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar