Volume 3
Chapter 5
"Maaf karena telah membuat kalian semua menunggu." Suara nyaring dan serak bergema di seluruh aula ritual.
"Dengan ini saya umumkan kepada semua yang telah hadir pada kesempatan ini bahwa saya sekarang akan mendapat kehormatan melakukan upacara yang mengikat orang tua dan anak melalui Cawan suci."
Pemilik suara itu adalah seorang lelaki yang tampak berusia sekitar empat puluhan. Dia memiliki wajah yang nampak garang, dengan bekas luka yang mengesankan di alis dan pipinya.
Dia tidak punya Rune, tetapi tampaknya dia telah menunjukkan keberanian dalam pertempuran yang setara dengan Einherjar mana pun, lalu wataknya yang jujur dan tabah telah membuatnya dihormati di antara rekan-rekannya. Pria hebat ini telah dipercaya dengan posisi Asisten Wakil Komandan, menjadikannya perwira tertinggi kedua di Klan Serigala.
Yuuto memperhatikan aula ritual, dipenuhi dengan semua perwira klan terkemuka. Masing-masing dari mereka memiliki hawa kehadiran tertentu disekeliling, seperti yang diharapkan dari orang-orang yang mendapatkan posisi mereka saat ini dengan kerja keras dan hasil jerih payah sendiri.
Suasana di aula serius dan tegang.
“Saya Asisten Wakil Komandan, Jörgen. Saya akan melayani peran mediator untuk ritual ini. Atas perintah ayahku, Patriark ketujuh dari Klan Serigala, Fárbauti, meskipun saya mungkin kurang memiliki martabat yang pantas untuk tugas yang begitu besar ini, saya akan berjanji di sini bahwa saya akan melayani dengan baik.”
Tidak ada yang tidak mengenalnya disini, tetapi pengantar semacam ini adalah bagian dari etika upacara.
Mediator - semacam”perantara," dan biasanya Upacara Cawan Suci diperantarai oleh Goði, para pastor kekaisaran, dan perwakilan langsung para dewa, Kaisar, dalam kasus di mana kedua belah pihak adalah Patriark Klan. Namun, karena upacara ini adalah masalah internal dalam satu klan, Jörgen dapat mengambil peran tersebut.
"Yuuto, lewat sini," pria itu memanggilku.
"Ya!" Yuuto berdiri ketika Jörgen memanggil namanya, dan berjalan ke ruang di depan sebuah altar dengan api menyala di atasnya, di mana sang patriark sudah duduk. Yuuto duduk di seberangnya.
Terperangkap oleh atmosfir intens dan menindas dari aula ritual, hati Yuuto berdetak kencang. Sudah terlambat untuk khawatir sekarang, tetapi dia masih khawatir bahwa dia mungkin akan membuat kesalahan karena gugup.
Jörgen membungkuk ke arah orang tua berambut putih itu.”Saya dengan rendah hati menanyakan hal ini kepada anda ayah, Fárbauti. Apakah keinginanmu untuk membuat Yuuto yang terhormat menjadi anak tetap tidak berubah?”
Fárbauti melirik Yuuto, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke Jörgen dan mengangguk.
“Ya, itu tidak berubah. Aku akan menjadikan Yuuto sebagai anak sumpahku, dan aku akan menjaganya dengan baik.”
“Maka dengan rendah hati saya akan meminta ini padamu, Fárbauti ayahku. Tunjukkan kepada pemuda itu, yang akan menjadi anak sumpahmu, anggur suci yang akan diminumnya. Jika Anda berkenan, silahkan!"
Saat Jörgen memberi isyarat dengan tangannya, Fárbauti meraih kedua ujung Cawan dengan tangannya, mengangkatnya dengan lembut ke udara. Mengikuti kebiasaan, ia kemudian meletakkannya di bibirnya dan mengambil tiga tegukan dan menelan sepenuh hati, sebelum mengembalikannya ke tempatnya di mimbar.
"Sekarang aku akan menerima Cawan darimu." Jörgen melangkah maju, dan, setelah membungkuk, dia mengambil Cawan bekas di tangannya dan menuangkan beberapa anggur suci dari dalamnya ke Cawan lain yang telah disiapkan di dekat situ.
Begitu Jörgen selesai menuangkan, ia mengembalikan Cawan pertama, lalu mengeluarkan belati kecil dari sarungnya dan mengulurkannya dengan hormat kepada Fárbauti.
"Saya akan bertanya sekali lagi padamu Fárbauti, ayahku," kata Jörgen.”Cawan ini, meskipun mungkin diberikan dalam keadaan yang tidak biasa, akan menjadi milik anak sumpahmu. Saya dengan rendah hati meminta agar Anda memberikan kepada Yuuto yang terhormat darah kebanggaan klan kami, agar dia dapat mewarisi kehendak, sejarah, perjuangan dan penderitaan nenek moyang kami, sehingga Anda dapat membimbingnya untuk menjadi anggota teladan klan kami.”
"Aku akan melakukannya." Fárbauti mengambil belati dan menariknya dari sarungnya dengan gerakan berlebihan. Kemerahan peraknya menandainya sebagai terbuat dari besi, logam yang menurut Yggdrasil adalah hadiah dari surga itu sendiri.
Tanpa ada perubahan dalam ekspresinya, patriark tua itu menarik pisau belati ke telunjuknya sendiri. Dia mengulurkan jarinya, dan membiarkan tetes darah merah jatuh ke Cawam kedua.
Seorang anak membawa darah orang tuanya. Maka, dengan memiliki darah dari orang tua yang disumpah bercampur dengan anggur suci, dan kemudian membawanya ke dalam diri seseorang, seseorang menjadi anak dalam status dan tubuh.
"Terima kasih banyak." Jörgen membungkuk lagi. Dengan gerakan yang gagah, dia membawa dudukan yang didudukinya ke Yuuto, memperbaiki postur tubuhnya sendiri, dan berbicara.”Saya dengan rendah hati memintamu, Yuuto, yang akan menjadi sang anak sumpah. Tolong ambil cawan itu dengan tanganmu.”
"Ya."
Akhirnya giliran Yuuto. Kesalahan tidak akan dimaafkan. Yuuto meraih kedua ujung Cawan, dan dengan hati-hati, mengangkatnya sampai sejajar dengan pundaknya. Lalu dia menunggu sejenak.
“Setelah kamu minum dalam-dalam isi cawan itu, kamu akan menjadi anak ayahku, Fárbauti. Meskipun kamu benar-benar siap untuk ini, saya mengingatkan bahwa sekali dirimu menyatakan dia sebagai orang tua, kata-katanya mutlak dan mengikat. Mungkin ada saat-saat ketika, ada sesuatu yang putih, namun orang tua menyatakan bahwa itu berwarna hitam. Dalam kasus seperti itu, dirimu juga harus menerima semua pikiran lain dan menerima bahwa itu hitam.”
Di dunia Yggdrasil, orang tua oleh Sumpah adalah keberadaan otoritas mutlak bagi anak-anak mereka yang disumpah.
Seseorang tidak dapat memilih orang tua atau saudara kandung mereka sejak lahir, tetapi orang dapat dengan bebas memilih orang tua lain melalui Cawan Suci. Karena pilihan itu dibuat secara bebas, seseorang diharuskan untuk mengabdikan kesetiaan mutlak dari hati, pikiran, tubuh dan jiwa, kepada orang tuanya. Itu adalah Aturan dunia ini.
“Jika, terlepas dari itu, kamu masih memiliki tekad untuk berjanji pada klan ini, dan kepada ayah kita, lu minum tiga tenggukan dari Cawan itu, dan bawa anggur suci ke dalam dirimu. Jika kamu berkenan, silahkan!"
Mendengar kata-kata Jörgen, Yuuto mengikuti gerakan adat, meminum anggur dari Cawan.
Dengan ini, Yuuto telah secara langsung bertukar Sumpah Ikatan dengan Fárbauti, dan telah berubah dari tamu Klan Serigala menjadi anggota, dan seorang anak yang berada di bawah Patriark-nya.
Setelah upacara formal yang mencekik, tiba saatnya untuk jamuan yang penuh dengan lagu dan pesta pora.
"Selamat untukmu, Kakak Yuuto!" seorang anggota klan mengatakan.”Seperti yang kuharapkan darimu! Aku tidak menyangka kau akan menjadi perwira Klan top segera, dan peringkat sepuluh Klan!”
"Oh, ayolah, ini adalah hasil alami, mengingat apa yang dapat dilakukan Kakak Yuuto," sela yang lain.”Sekarang pasukan Serigala Klan kita dipersenjatai dengan logam dewa, mereka tidak perlu takut pada Klan Cakar!"
"Busur dan sanggurdi itu juga luar biasa!" seru yang ketiga.”Keduanya membuat sesuatu yang dulu membutuhkan periode latihan yang sangat panjang, dan membuatnya bahkan seorang pemula dapat bertarung setara dengan seorang veteran dalam waktu singkat!"
"Ya, dengan itu, kemenangan kita di pertarungan selanjutnya praktis dijamin!"
"Ohhh, dan itu mengingatkanku, aku punya kesempatan untuk makan roti tak terbatas itu! Ini sangat lezat!”
"Dan barang 'kertas' yang baru itu sangat ringan dan juga sangat nyaman!"
"Kakak Yuuto, terima kasih padamu, kota ini dibanjiri oleh para pedagang dan pendatang. Ini adalah pertama kalinya aku melihat kota kami semarak dan seramai ini.”
“Itulah yang kuharapkan dari Gleipsieg kita! Semua orang memiliki keraguan tentang dirimu, tetapi aku percaya padamu selama ini.”
“Kau bukan satu-satunya! Aku sudah mengatakannya pada orang-orang rendahan yang ragu itu beberapa kali!”
Parade anggota klan yang datang untuk menyampaikan pujiannya pada Yuuto tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti atau menyerah.
Setelah keberhasilannya dalam pengolahan besi, Yuuto terus memperkenalkan teknologi canggih yang belum pernah ada di Yggdrasil, satu demi satu.
Dia mulai menyadari bahwa di dunia nyata, hal-hal baik dan buruk tidak terjadi secara seragam atau setara. Lebih sering daripada tidak, mereka cenderung terjadi dengan cara yang tidak seimbang. Jadi, serangkaian panjang hal-hal buruk akan terjadi berturut-turut, dan kebalikannya juga benar.
Seolah-olah untuk menebus nasib buruk jangka panjang yang telah berlangsung setengah tahun sejak kedatangan Yuuto, untuk beberapa bulan terakhir ini, semua yang ia coba tampaknya berjalan lancar dan tanpa masalah serius.
Saat ini, sepertinya semuanya berjalan sesuai keinginannya. Dia merasa berkuasa, seperti dia bisa melakukan apa pun sekarang jika dia mencobanya.
Sekarang dia telah membuat langkah besar di masyarakat, tidak ada akhir bagi mereka yang ingin menjilatinya. Begitulah cara dunia bekerja. Di antara mereka bahkan ada beberapa orang yang telah mengejeknya di depan umum, memanggilnya Sköll the Devourer of Blessings dan Durinn the Oversleeper.
Dalam hatinya, dia tidak bisa menahan tawa, bagaimana mereka bisa begitu berani mengubah sikap mereka terhadapnya seperti ini.
Sigrún datang.”Selamat, Yuuto."
"Ah, hei, Run. Terima kasih." Tepat ketika Yuuto merasa muak dengan seluruh sandiwara itu, dia tersenyum sambil melihat wajah yang dikenalnya.
Dan kemudian senyumnya menjadi lebih lebar dan lebih licik saat dia memikirkan lelucon kecil yang hebat.
"Tapi karena posisiku diatasmu sekarang, secara teknis aku seperti kakakmu. Kau harus menggunakan bahasa yang lebih terhormat denganku. Ayo, kau seharusnya mengatakan 'Selamat untukmu, Kakak,' bukan?”
Dia telah bertahan dengan perkataan dingin gadis ini. Dan dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk sedikit balas dendam.
Seseorang harus mematuhi atasannya. Begitulah cara kerja di dunia ini. Yuuto berharap untuk menyaksikannya bergetar dengan penuh penghinaan ketika dia memaksa dirinya untuk berbicara dengannya secara formal dan sopan, tetapi...
"Memang benar bahwa, secara formal, kau adalah kakak laki-lakiku di klan, tapi itu tidak seperti aku langsung bertukar sumpah ikatan denganmu." Sigrún memotong harapannya dengan datar dan ringkas.”Aku hanya mematuhi perintah orang kuakui yang secara pribadi."
Tentu saja, Yuuto tidak lagi menyimpan dendam terhadap Sigrún, dan dia bahkan menganggapnya sebagai teman. Dia hanya berencana untuk menggoda Sigrùn sebentar dan kemudian berkata,
“Hanya bercanda! Ayolah, jika kau tiba-tiba berbicara denganku secara formal akan sangat tidak lucu, itu akan membuatku merinding. Perlakukan aku seperti biasa.” Lalu akhiri dengan tawa!
Sebaliknya, cara Sigrún menolak untuk mengubah sikapnya terhadapnya terlepas dari pangkat atau statusnya begitu menakutkan, bahkan gagah, sehingga itu membuatnya merasa frustrasi.
"Selamat, Yuuto!" Loptr memanggilnya.
Kondisi canggung Yuuto menghilang, dan suasana hatinya kembali ketika dia berbalik untuk menjawab.”Oh...kak Loptr! Terima kasih!"
"Mari... bicara, sebentar" Pria muda berambut pirang itu memberi isyarat dengan dagunya menuju pintu keluar hörgr.
Itu adalah undangan langsung dari peringkat kedua di klan. Orang-orang yang berkerumun di sekitar Yuuto semuanya tampak enggan untuk membiarkannya pergi, tetapi dalam situasi ini, mereka tidak punya pilihan selain menyetujui karena rasa hormat.
"Terima kasih, Kak," kata Yuuto, menarik napas dalam-dalam. Di ruangan yang ramai seperti itu, udaranya cenderung menjadi pengap, dan udara luar di sini terasa menyegarkan di paru-paru Yuuto.
"Kau menyelamatkanku."
"Heh heh, terima kasih kembali. Sudah, berapa lama sekarang, tujuh hari? Senang melihat dirimu terlihat sehat.”
"Ahh, ya... Kurasa aku baru melewati hari-hari sibuk belakangan ini, ya?" dirinya baru saja memberi tahu Sigrún untuk menggunakan bahasa sopan kepada atasannya, namun Yuuto melakukan kebalikannya sekarang, ia berbicara dengan santai.
Kelemahan dari menggunakan bahasa yang sopan dengan seseorang adalah bahwa itu bisa membuat percakapan terasa kaku dan membuat jarak. Mereka sudah lama hidup di bawah atap yang sama. Pada waktu itu, kasih sayang dan rasa hormat Yuuto terhadap kakaknya yang disumpah telah tumbuh lebih dalam, tetapi pada titik ini, cara bicara kepadanya benar-benar ‘blak-blakan’.
"Astaga, aku punya adik laki-laki yang berhati dingin," komentar Loptr.”Felicia juga merindukanmu, tahu."
"Maafkan aku." Sedikit malu, Yuuto sedikit menundukkan kepalanya.
Sejak dia menyelesaikan pekerjaan pada proses pemurnian besi, sudah menjadi kebiasaan bagi Yuuto untuk begitu asyik dengan pekerjaannya di bengkel Ingrid sehingga dia bekerja sepanjang waktu, tidak kembali ke rumah selama berhari-hari pada waktu tertentu.
Alasan terbesarnya adalah demi kembali ke rumah, dan untuk membayar hutang budi, dia berutang budi kepada saudara laki-laki dan perempuannya yang baru, walaupun dia juga menikmati membuat sesuatu.
"Jujur, ketika aku mendengar berita dari Ayah tempo hari, itu membuatku terkejut," kata Loptr.
“Apakah ada sesuatu yang membuatmu berubah pikiran? Bagimu untuk bertukar sumpah ikatan langsung dengan Ayah. Dan bahkan tanpa membicarakannya dengan diriku. Apa aku tidak bisa diandalkan sebagai kakakmu?” Ada sedikit tuduhan dalam nada Loptr.
Sampai sekarang, Loptr telah berulang kali mengundang Yuuto untuk secara resmi bergabung dengan fraksi klannya, tetapi Yuuto selalu dengan tegas menolak, dengan argumen bahwa ia akhirnya harus kembali ke dunianya sendiri.
Betapapun dia selalu menjaga sikapnya yang tenang dan lembut, Loptr adalah manusia. Sebagai seseorang yang sangat menghargai potensi Yuuto sejak awal dan telah berusaha merekrutnya sejak lama, tentu saja dia tidak bisa membiarkan sesuatu seperti ini pergi tanpa setidaknya mengeluarkan satu atau dua keluhan.
"Sebenarnya, itu kebalikannya," kata Yuuto.”Sampai sekarang, aku selalu mengandalkanmu untuk mengurus semuanya untukku. Aku hanya berpikir, aku tidak bisa terus-menerus bergantung pada kakak, kau tahu?”
Dengan senyum masam, Yuuto tertawa dan mengangkat bahu.
Yuuto sekarang bukan lagi anak yang lemah seperti dulu, tidak mampu bertahan tanpa perlindungan Loptr dan Felicia.
Dia ingin menunjukkan bahwa dia dapat berdiri dengan kedua kakinya sendiri, menjaga dirinya sendiri dan membuat keputusan sendiri. Dan alasan yang sangat penting adalah—
“Lagipula, kau tidak punya waktu atau energi untuk melindungiku, bukan?"
Pertempuran yang akan menentukan nasib Klan Serigala sudah dekat.
Kakak lelakinya memikul tanggung jawab berat sebagai wakil komandan klan, dan sangat sibuk sekarang, setiap saat waktunya sibuk dengan persiapan perang. Yuuto tidak ingin menjadi beban tambahan.
"Misi diriku di dunia ini adalah untuk membawa kemenangan kepada Klan Serigala," lanjut Yuuto. ”Aku akan melakukan segala yang kubisa untuk mewujudkannya. Kakak, dirimu hanya perlu fokus untuk melakukan apa yang perlu kau lakukan.”
Yuuto tidak ingin menjadi penghalang bagi kakak yang sudah begitu wajib baginya. Dia tidak ingin menjadi pria menyedihkan yang selalu diselamatkan oleh orang lain, dia ingin menjadi tipe pria yang bisa menyelamatkan orang lain.
Dia ingin membalas kebaikan yang dia terima sejauh ini, meskipun hanya sedikit.
Dan itu sebabnya, terlepas dari kewajiban mengikat yang akan dibuatnya, Yuuto telah memutuskan dirinya untuk bertukar sumpah ikatan langsung dengan patriark.
********
“O Angrboða, dewi yang melindungi Iárnviðr! Aku, Fárbauti, Patriark Klan Serigala, memohon kepadamu. Berikan perlindungan ilahi pada serigala pemberani ini saat mereka menuju pertempuran! Beri kami kemenangan!”
Ketika Fárbauti meneriakkan akhir perkataannya, kerumunan mengeluarkan raungan yang tampaknya mengguncang udara, yang bergema di seluruh kota.
"Kemenangan!!"
Ada laporan bahwa Klan Cakar akhirnya memobilisasi pasukan mereka, dan sekarang di depan menara suci Hliðskjálf berdiri barisan rapi tentara bersenjata lengkap, memperhatikan ujung tombak mereka yang dihentakkan dengan kuat ke tanah.
Mereka berjumlah lebih dari seribu.
Para prajurit ini akan bergabung dengan lima ratus tentara di Fort Gnipahellir di perbatasan dengan Klan Cakar, membuat total pasukan sebanyak seribu lima ratus. Pasukan yang melindungi perbatasan dengan Klan Tanduk tidak bisa dipindahkan, jadi ini adalah jumlah maksimum prajurit yang bisa dikerahkan oleh Klan Serigala.
Sebaliknya, dengan mempertimbangkan informasi yang mereka peroleh sejauh ini, diperkirakan Klan Cakar memiliki sekitar 2000-2250.
Dilihat dari angka, mereka berada pada posisi yang kurang menguntungkan, tetapi sekarang tangan kanan masing-masing prajurit Klan Serigala memegang tombak yang cukup kuat untuk menembus perisai musuh-musuh mereka. Dan di tangan kiri mereka adalah perisai yang cukup kuat untuk menahan segala jenis serangan musuh mereka.
Dan di atas semua itu...
"Loptr," perintah Fárbauti.”Aku memberimu semua otoritas sebagai perwakilanku. Pimpin pasukan ini, hancurkan kekuatan musuh bebuyutan kita, Klan Cakar. Dan ambil kembali martabat yang diwariskan kepada kita dari generasi ke generasi oleh leluhur."
"Ya!" Kata Loptr.
Yang memimpin pasukan ini adalah Loptr, Einherjar dengan rune Alþiófr, Jester of a Thousand Illusions. Dia adalah jenderal heroik yang dikenal di seluruh negeri di sekitarnya dengan julukan Býleistr, Sire of Lightning Within the Storm.
Di bawah dirinya Sigrún, Felicia, dan orang yang bertugas melindungi Fort Gnipahellir, Skáviðr, yang dikenal sebagai Serigala Perak Terkuat, Mánagarmr. Masing-masing dari mereka adalah Einherjar yang kuat dalam kemampuan mereka sendiri, setara dengan seratus tentara, dan bersama-sama mereka membentuk barisan yang luar biasa.
"Kemarilah, Yuuto," perintah Fárbauti.
"Ya!" Yuuto menanggapi panggilan dan bergerak untuk berdiri di sampingnya, seperti yang telah mereka diskusikan sebelumnya. Dia jelas bisa merasakan mata semua orang menatapnya.
Selama Upacara Sumpah Ikatan, ruangan itu penuh dengan orang-orang penting, tetapi masih hanya kerumunan beberapa lusin. Tapi sekarang dia berada di depan ribuan orang. Lututnya tidak bisa berhenti bergetar. Rasanya seperti tubuhnya sendiri tidak mau mendengarkannya.
Pada saat itu, tangan Fárbauti menggenggamnya dengan kuat di pundaknya, dan secara misterius, guncangan itu mereda.
"Aku yakin kalian semua tahu tentang dia," kata Fárbauti.”Dia adalah pria muda yang bertukar Sumpah Ikatan denganku beberapa hari yang lalu, putraku yang baru. Dia adalah orang yang dikirim kepada kita oleh Angrboða! Dia adalah Anak Kemenangan, Gleipsieg! Selama dia bersama kita, kemenangan Klan Serigala terjamin!”
“Gleipsieg! Gleipsieg !!” kerumunan meraung.
Gelombang sorakan panas yang muncul dari kerumunan membuat Yuuto kewalahan.
"Ha ha, wow... aku bisa merasakannya hingga ke tulangku," dia tertawa masam.
Dia tahu suara adalah getaran yang bergerak di udara, tetapi getaran itu bergema menembus tubuhnya, yang membuatnya memahami pengetahuan itu pada tingkat fisik.
Kenyataan bahwa semua sorakan parau ini ditujukan kepadanya hampir tidak terasa nyata. Trauma bagaimana semua orang mengejek dan menghinanya masih hangat di ingatannya.
"Lanjutkan, kalau begitu," desak Fárbauti.”Bagaimana kalau kau memberi mereka balasan?"
“Y-ya. Kurasa aku harus melakukannya.”
Atas dorongan Fárbauti, Yuuto memasang senyum pramuniaga yang telah ia praktikkan untuk hari ini, dan melambaikan tangan kepada kerumunan.
Seketika, dia merasakan sorakan yang meraung semakin keras.
Ini adalah alasan Yuuto setuju untuk bertukar sumpah ikatan secara langsung dengan Fárbauti.
Dia tidak cukup kuat untuk mengambil senjata dan bertarung sebagai seorang prajurit. Jika seorang pemula seperti dirinya berkeliaran di medan perang, dia tidak akan lebih dari penghalang.
Melihat betapa frustrasinya dia dengan dirinya sendiri, patriark tua itu mendekatinya, memintanya untuk mengambil peran meningkatkan moral semua orang.
Nasib Klan Serigala, dan nasib dirinya, sama-sama bergantung pada pertempuran ini. Dia ingin memastikan dia melakukan semua yang dia bisa.
Dia pernah membenci segala sesuatu tentang dunia ini. Tapi sekarang...
Loptr dan Felicia pergi tanpa berkata, tapi sekarang Sigrún dan Ingrid juga penting baginya. Bahkan Fárbauti adalah seseorang yang ingin dia lindungi. Dia ingin melakukan sesuatu untuk membantu keluarganya.
"Wow, kau benar-benar populer, Yuuto," goda Loptr, mengangkat bahu.”Kurasa itulah artinya menjadi Anak Kemenangan, Gleipsieg."
Bahkan ketika dia akan berangkat ke pertempuran di mana dia pasti akan menghadapi ancaman kematian yang konstan, pria ini tetap bisa bercanda. Semangat semacam itu adalah salah satu alasan Yuuto menganggapnya begitu bisa diandalkan, tetapi itu juga membuatnya cemburu.
“Membawa kemenangan pada Klan Serigala adalah misiku. Ini yang paling bisa kulakukan.”
Yuuto melakukan yang terbaik untuk bertindak percaya diri sebagai balasan, membalikkan bibirnya ke atas. Dia tidak bisa bertindak malu-malu atau ragu di depan kakak yang sangat dia hormati.
“Tapi, ini benar-benar yang bisa aku lakukan untukmu. Urus sisanya untukku, Kakak.” Yuuto mengarahkan tinjunya, kepada Loptr.
Itu adalah isyarat yang tidak bisa dilewatkan oleh kakaknya.”Aku mengerti." Loptr menyeringai.”Serahkan padaku."
Dengan senyum penuh percaya diri, Loptr menepuk tinju Yuuto dengan tangannya sendiri. Dan kemudian dia berbalik untuk menghadapi tentaranya, berteriak: ”Semua pasukan. Bergerak!"
"Aku mengerti," kata Mitsuki. ”Jadi Loptr, Felicia, dan Sigrún pergi untuk berperang. Aku khawatir dengan mereka..."
"Ya," kata Yuuto.”Yah, mereka bertiga adalah Einherjar, dan kurasa mereka tidak akan melakukan hal yang terlalu ceroboh."
"Ya, kau benar," Mitsuki setuju.”Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Aku tahu itu tidak sopan bagiku untuk mengatakan ini, tapi, Yuu-kun, aku... sangat senang kau tidak pergi bertarung dengan mereka.”
"Oh, yah, jangan khawatir tentang diriku. Aku tinggal di belakang, di tempat yang aman. Tetap saja, sunyi tanpa mereka di sekitarku.”
"... Yuu-kun, apa kau merasa kesepian?"
"Ap— T-tidak, aku tidak!"
"Kau gugup."
"Sialan."
Yuuto ingin membantahnya, tapi dia malah membocorkannya, diam-diam mengutuk dan mendecakkan lidahnya. Dia memang merasa kesepian, dan dia membayangkan apa pun yang dia katakan hanya akan membuatnya lebih jelas bagi seseorang yang mengenalnya dengan sangat baik.
Setelah upacara kepergian pasukan, Yuuto kembali ke rumah Loptr sendirian.
Meskipun Klan Serigala adalah negara kecil di antara tetangganya, dia tinggal di rumah komandan kedua, jadi itu adalah rumah besar. Rasanya terlalu besar dan luas untuk digunakan sendiri (Angela sang pelayan tinggal di gubuk kecil yang terpisah dari rumah utama). Kosong, tidak ada kehadiran orang lain di rumah itu, hanya memperburuk perasaan kesepian dalam dirinya.
Jadi, tanpa sadar, kakinya membawanya ke arah Hliðskjálf.
Tetapi mengakui hal tersebut di depan teman masa kecilnya akan melukai harga dirinya.
"Uh, ada sesuatu yang harus aku cari, jadi aku akan mengakhiri panggilan ini sekarang," kata Yuuto.
"Oh, benar," kata Mitsuki.”Baiklah. Tapi, telepon aku lagi segera, oke? Sampai jumpa!"
"Ya, aku akan segera berbicara denganmu lagi."
Pada awalnya, mereka memiliki banyak kesulitan untuk mengucapkan selamat tinggal dan mengakhiri panggilan mereka, tetapi pada titik ini, mereka cukup santai tentang hal itu.
Yuuto menutup telepon. Kemudian, dengan lincah, ia membuka aplikasi browsernya. Dia dengan kasar membaca artikel-artikel yang ingin dia periksa, dan saat dia selesai, layar menjadi gelap ketika baterainya mati.
“Ah, padahal tinggal sedikit lagi. Mungkin aku menghabiskan waktu terlalu lama untuk menelepon.” Yuuto tertawa kecil atas kesalahannya sendiri. Tampaknya begitu banyak orang yang dekat dengannya pergi, dia lebih kesepian daripada yang dia kira.
“Aku ingin tahu di mana mereka berada sekarang. Mari kita lihat, mereka seharusnya menghabiskan sepanjang hari hari ini menuju utara sebelum berbelok ke timur. Yang berarti, karena gerbang utara seperti itu, maka...”
Yuuto menajamkan matanya ke arah itu, tapi tidak ada yang bisa dilihat selain kegelapan yang meliputi semuanya.
"Aku ingin tahu apakah mereka juga menatap langit ini sekarang," kata Yuuto, ketika pandangannya mengembara ke atas.
Meskipun memberitahu Mitsuki untuk tidak khawatir tentang dirinya, fakta bahwa dia adalah satu-satunya yang tinggal dengan aman melukai hati nuraninya. Tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu kembalinya orang lain membuatnya frustrasi dengan dirinya sendiri, dan tidak sabar. Dia berharap bisa bekerja sama dengan mereka. Tapi dia tahu itu hanya akan merepotkan mereka.
"... Hm?" dia bergumam. ”Huh, itu sangat mirip dengan rasi bintang Biduk. Ya, bentuk seperti sendok itu terlihat sama saja. Jadi mereka memiliki rasi bintang di sini juga, lalu... Tunggu, tidak, tunggu sebentar!”
Menyadari betapa konyolnya pernyataan itu, ia menyela pemikirannya sendiri dan mengamati langit dengan lebih cermat.
Sebagai anak lelaki yang dibesarkan di pedesaan, Yuuto sangat akrab dengan bintang-bintang di langit. Sebagai seorang anak, dia bahkan pergi ke acara-acara pengamatan bintang resmi beberapa kali, atas undangan Mitsuki.
Dia tidak bisa menyebutkan nama semua delapan puluh delapan rasi bintang utama atau semacamnya, tetapi dia menghafal Biduk dengan mudah saat itu karena dia menyukai namanya.
"Benar, ada sendok yang lebih kecil di dekatnya... itu adalah Biduk Kecil dan Ursa Kecil. Oke, jika aku berada di dunia yang berbeda, lalu kenapa rasi bintang yang kulihat sama persis dengan yang ada di bumi?”
<EDN: Biduk Kecil (Little Dipper) dan Ursa Kecil (Ursa Minor) adalah salah satu rasi bintang di bumi, biasanya dipakai untuk memudahkan navigasi di utara bumi. Dan bentuk dari Biduk ini seperti sendok, makanya yuuto menyebut sendok diatas. Hehe, jadi kalian bisa menebak yuuto dimana kan??>
Yuuto benar-benar bingung.
********
"Eh? Maksudmu Bintang Utara bukan yang di pegangan sendok?” Yuuto bertanya.
"Benar," kata pastor. ”Sebaliknya, bintang terang di bagian bawah sendok, adalah arah utara sesungguhnya.”
"O-oh, oke," kata Yuuto. ”Terima kasih, itu sangat membantu." Dia berterima kasih kepada pastor dan bergegas keluar dari sana.
Malam setelah melihat Biduk, Yuuto telah mencari beberapa grafik bintang online, dan langsung membandingkannya dengan langit.
Hasilnya: Posisi bintang-bintang di sini benar-benar identik dengan Bumi.
Itu adalah hasil analisisnya.
Seseorang yang dibesarkan di kota mungkin akan tergerak oleh keindahan langit yang dipenuhi bintang di sini, berkilau seperti lautan permata, tetapi bagi Yuuto itu adalah sesuatu yang begitu biasa dia lihat sehingga dia tidak memperhatikannya secara khusus.
"Tapi mengapa posisi Bintang Utara berbeda?"
Yuuto melakukan apa yang dilakukan orang Jepang modern ketika berhadapan dengan sesuatu yang tidak mereka pahami. Dia mencarinya di Google.
<Indonesian people: Itu budaya kami!!, jangan diambil alih>
Bulan masih cukup dekat malam itu, jadi dia bisa mengakses internet bahkan di dasar menara.
"Ohhh, jadi begitu." Yuuto dengan cepat menemukan informasi yang relevan, dan menyatakan keterkejutannya dengan keras pada jawabannya.
Rupanya, karena Bumi mengalami presesi aksial - sebuah fenomena di mana poros bumi berangsur-angsur berubah - Bintang Utara berubah tergantung pada zamannya. Bintang Utara yang Yuuto kenal sebenarnya adalah Bintang Utara sekitar abad ke-16, dan bintang sebelumnya yang baru saja dia dengar, bernama Kochab.
"Jadi, apakah itu berarti... bahwa aku tidak dikirim ke dunia lain, tetapi dikirim ke masa lalu?"
Kochab telah digunakan sebagai Bintang Utara dari sekitar 1500 SM hingga 500 M. Namun, tampaknya ada juga periode waktu ketika Kochab berada agak jauh dari kutub utara, sehingga orang-orang telah menggunakan dari era sebelumnya. Bintang Utara, Thuban, untuk mengetahui di mana arah utara berada.
Kata-kata pastor itu menyiratkan bahwa situasi di sini sangat mirip.
"Roda gerigi diciptakan sekitar tahun 2000 SM, jadi ini seharusnya terjadi setelah itu, setidaknya," gumam Yuuto.”Gahhh, marginnya terlalu lebar!"
Jika dia bisa mengambil pengukuran yang lebih tepat dari bintang-bintang di sini, dia mungkin bisa mendapatkan gambaran yang lebih pasti di era mana dia sekarang, tetapi dia tidak memiliki instrumen atau pengetahuan untuk melakukan itu. Dia menghela nafas.
"Yah, kurasa aku mungkin juga membeli beberapa ebooks dan belajar."
Dengan itu, Yuuto menelusuri daftar buku, mengunduh buku-buku yang terlihat penting dengan ketukan cepat.
Meskipun begitu banyak yang telah dikirim untuk berperang, Iárnviðr sama sekali tidak sepi. Kehidupan dan bisnis terus berjalan di kota bahkan selama masa perang ini, meskipun agak kurang dari biasanya.
“Hentikan! Hentikan!” Yuuto berteriak ketika dia menerobos kerumunan orang yang berkumpul di tepi sungai di pinggiran kota.
Sekarang sudah tiga hari sejak Loptr memimpin pasukan Serigala Klan dan berangkat ke garis depan.
Yuuto benar-benar kehabisan nafas, setelah berlari ke sana segera setelah dia mendengar berita itu.
"Wah... Entah bagaimana, aku berhasil tepat waktu." Dia menghela napas lega, menyeka keringat dari dahinya.
Dari kelihatannya, seorang wanita paruh baya yang menjadi terdakwa, baru saja mulai melangkahi tepi sungai.
Ini adalah pengadilan gaya Iárnviðr.
Di dunia Yggdrasil, sungai dianggap sangat sakral. Mereka memberikan karunia, memberi kehidupan orang-orang dan tanaman mereka, namun mereka juga bisa menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian yang sama dengan banjir yang meluap.
Maka di Iárnviðr, mereka yang dicurigai melakukan kejahatan akan dipersembahkan kepada ibu dari kemakmuran mereka, Sungai Körmt, dilemparkan ke sungai untuk diadili oleh roh-roh suci yang tinggal di dalamnya. Jika mereka bersalah, mereka akan terbawa arus dan tenggelam, dan jika mereka tidak berdosa, mereka akan selamat. Itu benar-benar, metode yang sangat kasar dan asal-asalan dalam memutuskan sesuatu.
"Tapi Tuan Yuuto, wanita ini mungkin yang membunuh putriku!" Seorang wanita yang lebih muda memohon pada Yuuto, melotot ke arah terdakwa.”Jika terus seperti ini, jiwa anak saya tidak akan pernah bisa beristirahat dengan tenang!"
Mereka yang melakukan kejahatan perlu dihukum; Yuuto percaya ini.
Tetapi bagi seseorang yang telah menjalani seluruh hidupnya di Jepang, menggunakan jenis pengadilan konyol seperti ini adalah puncak kegilaan.
"Aku akan mengambil tanggung jawab pribadi penuh dan mengadakan penyelidikan apakah orang ini sebenarnya pelakunya atau tidak," Yuuto mengumumkan dengan tegas. ”Aku akan memberikan vonis pada waktunya, jadi tolong tunggu sampai saat itu."
Yuuto bukanlah dewa, dan tidak memiliki cara untuk mengetahui dengan pasti apakah wanita yang dituduh benar-benar melakukan kejahatan atau tidak. Dia tidak percaya bahwa yang disebut dewa atau roh akan mengetahui kebenaran. Itu sebabnya dia berniat melakukan penyelidikan yang tepat.
Sampai beberapa hari yang lalu, Yuuto tidak akan memiliki pilihan selain menonton lelucon seperti ini. Bahkan dengan banyak orang memanggilnya sebagai Anak Kemenangan, Gleipsieg, secara resmi dia masih menjadi tamu terhormat Loptr Wakil komandan Klan, jadi ia tak memiliki otoritas yang sebenarnya dalam klan.
Tapi sekarang, segalanya berbeda. Yuuto telah ditunjuk sebagai perwira klan di peringkat ke sepuluh, memberinya kewenangan lebih dari cukup. Dan jika dia tidak menggunakan kekuatan itu sekarang, lalu kapan?
"Mama! Mama!" Suara seorang anak terdengar dari arah terdakwa, dan ketika Yuuto menoleh untuk melihatnya, ada seorang gadis kecil yang mungkin berumur sepuluh tahun menempel pada wanita itu.
Sepertinya dia punya anak perempuan. Benar-benar tidak dapat dimaafkan untuk mengambil ibu gadis kecil itu darinya karena kejahatan yang tidak dilakukannya.
Yuuto lebih yakin sekarang bahwa dia telah melakukan hal yang benar. Namun...
"Tuan Yuuto, tolong jangan campur tangan," wanita yang baru saja diselamatkan itu mencelanya.”Hati nurani saya yakin, dan saya tidak memiliki keraguan."
Dia melanjutkan untuk bersikeras bahwa dia tidak tahan dengan perlakuan semua orang yang mencurigainya jika dia perlu menunggu keputusan dari yuuto, sementara jika dia mempercayakan hidupnya kepada para dewa, semuanya akan segera berakhir. Dia mengatakan kepadanya bahwa karena dia tidak melakukan kesalahan, dia yakin bahwa dia akan selamat.
Bagi Yuuto, itu adalah jenis pernyataan yang dimaksud dengan kalimat ”menjatuhkan rahang".
Memang benar bahwa, di Yggdrasil, ada orang-orang seperti Einherjar dengan kekuatan ajaib, yang dikatakan dipilih oleh para dewa. Mungkin saja keberadaan supranatural seperti dewa juga ada di sini. Tetapi bahkan jika itu benar, para dewa itu hanya melimpahkan berkat mereka pada sejumlah kecil orang.
Bagaimana mungkin orang-orang begitu percaya pada apa yang disebut dewa ini? Itu membuat Yuuto sakit kepala memikirkannya.
********
"Yuuto, itu terlalu serakah," seorang lelaki bersikeras. ”Kebijaksanaan mengatakan bahwa hukuman yang keras dari para dewa akan menimpa mereka yang berusaha mendapatkan lebih daripada yang telah diberikan kepada mereka."
"Seperti yang aku katakan, jika kita menanam semanggi, itu benar-benar akan mengembalikan kesuburan ladang," bentak Yuuto. ”Ini akan berfungsi sebagai makanan untuk ternak, dan kotoran dari ternak itu dapat digunakan sebagai pupuk kandang, jadi itu juga akan menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil panen tahun depan!"
"Tidak, tidak, itu tidak mungkin!" pria itu membalas.”Penanaman berturut-turut melemahkan kekuatan tanah. Semuanya sama di dunia ini; segala sesuatu akan terkonsumsi saat kita menggunakannya. Gagasan bahwa sesuatu akan meningkat dengan menggunakannya, itu bertentangan dengan hukum para dewa.”
Pria itu menghantamkan tangannya di atas meja dan dengan tegas menolak gagasan itu.
Dia adalah seorang lelaki yang melewati masa kejayaannya, dan bagian atas kepalanya sudah botak, hanya menyisakan rambut di sampingnya. Meskipun sebagian besar klan datang untuk memuji Yuuto dan memanggilnya sebagai Anak Kemenangan, Gleipsieg, masih ada beberapa yang menolak untuk mengakuinya.
Pria ini mungkin yang paling depan dari sekte itu, dan namanya adalah Bruno.
Sebagai kepala pastor, dia bertanggung jawab untuk mengelola upacara suci, ritual, dan etika. Dan dia membenci Yuuto sejak saat pemuda itu tiba-tiba muncul di tengah-tengah upacara yang dipimpin oleh Felicia.
Dia tidak ragu-ragu menyatakan di depan umum hal-hal seperti, ”Dia itu tidak dikirim kepada kita oleh dewi, tetapi oleh iblis. Rambut hitam mengerikan itu adalah buktinya.”
Dia telah melayani Patriark Fárbauti dengan setia selama lebih dari empat puluh tahun sebagai bawahannya yang terpercaya dan disumpah sebagai adik lelaki, dan suara yang sangat berpengaruh di dalam klan. Tidak ada halangan yang lebih besar pada Yuuto daripada pria ini, dan juga tidak ada yang lebih marah.
"Auughh, ayolah!" Rasa frustrasinya mencapai puncaknya, Yuuto menggerakkan jari-jarinya dengan liar di rambutnya.
Argumen mereka telah berlanjut seperti ini selama lebih dari satu jam, tanpa ada perkembangan. Yuuto telah melakukan penelitian menyeluruh pada subjek menggunakan smartphone-nya, dan telah menjelaskannya kepada mereka dengan argumen yang sangat logis, tetapi semua yang dia dapatkan adalah ”para dewa ini, para dewa itu." Ini bahkan bukan diskusi.
Diperkuat dengan pengalaman sebelumnya, kebodohan situasi ini benar-benar menghilangkan kesabaran Yuuto.
"Tentu saja, Yuuto, diriku sadar bahwa kau berpengalaman dalam berbagai pengetahuan, metode untuk memgolah besi menjadi salah satu contohnya," lanjut Bruno. ”Tetapi aku juga pernah mendengar bahwa proyekmu sering gagal. Klan Serigala hanya memiliki sejumlah kecil tanah yang cocok untuk pertanian, dan kita tidak sanggup menanggung sedikit pun risiko kehilangan itu!”
Semua petugas klan yang hadir mengangguk dengan penuh semangat pada kata-kata Bruno.
Tampaknya tidak ada satu orang pun di ruangan itu yang bersedia memberi Yuuto persetujuan mereka. Dia benar-benar sendirian di sini.
Tetap saja, Yuuto berteriak lagi, menolak untuk menyerah. ”Karena ada begitu sedikit tanah yang bisa ditanami sehingga kita harus menggunakannya seefektif mungkin! Jika kau takut gagal, maka klan akan selalu miskin! Pikirkan anak-anakmu sekarang, dan anak-anak itu akan segera lahir. Apa gunanya jika kau tidak bisa memberi mereka cukup makanan untuk mengisi perut mereka ?!”
Tidak ada hari di mana Yuuto tidak melihat anak-anak yang tampak lapar saat dia berjalan di jalan-jalan kota. Setiap kali dia melihat mereka, dia dipenuhi dengan kemarahan dan perasaan bahwa dia harus melakukan sesuatu.
Sudah hampir waktunya untuk memanen gandum. Menurut apa yang dia konfirmasi di internet, semanggi harus ditanam setelah jelai.
<EDN: Yang dimaksud Yuuto adalah sistem Rotasi 4 Tanaman Norfolk, https://id.wikipedia.org/wiki/Jelai>
Konfusius pernah berkata, ”Untuk melihat apa yang benar dan yang tidak, kau memerlukan keberanian."
Itu akan menjadi hal lain jika Yuuto tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan, tetapi sekarang dia tahu itu, akan sia-sia baginya untuk membiarkan ladang itu dibiarkan kosong.
Yuuto terus membuat argumen berapi-api untuk beberapa waktu setelah itu, tetapi pada akhirnya, dia tidak meyakinkan satu pun dari pria keras kepala di ruangan itu untuk setuju dengannya.
********
Malam itu, Yuuto berjalan ke hörgr.
”Persetan dengan para dewa!" Yuuto berteriak, dengan kasar (dan dengan tidak sopan) menendang dinding. ”Jika kau pikir dewa-dewa itu begitu hebat dan benar, maka kalian semua dapat mengambil prinsip-prinsip bodoh dan melompat ke sungai dan tenggelam selamanya!"
"Wah, sepertinya ada yang sedang marah disini?" komentar suara serak dicampur dengan tawa kering.
Itu adalah suara yang dikenalnya dari pria yang pernah bersamanya di tempat ini berkali-kali sekarang.
"Oh, itu kau, kakek," kata Yuuto, berbalik.”Apa, kau minum lagi di sini? Jika kau tidak berhenti, Itu benar-benar akan merusak kesehatanmu."
Itu, tentu saja, Fárbauti.
Yuuto sering mengunjungi menara suci untuk memanggil Mitsuki, dan Fárbauti senang datang ke sini di malam hari dan minum di bawah sinar rembulan. Masuk akal kalau mereka sering bertemu di sini.
Sang patriark tua menggelengkan kepalanya, seolah ingin mengatakan kesedihan. ”Aku bukan 'kakek'-mu, tidak lagi. Apakah kau lupa wajah ayahmu yang bertukar sumpah ikatan? Sangat menyedihkan.”
"Ahh, benar, kukira kau 'lelaki tua'-ku sekarang, bukan, Ayah? Aku benar-benar lupa."
"Hmph, dan kau masih anak nakal yang tidak tahu bagaimana berbicara dengan hormat."
"Ha, dan kau masih tetap menjadi ayah yang menyebalkan."
Dengan pertukaran penghinaan itu, mereka berdua saling menyeringai satu sama lain, lalu tertawa terbahak-bahak.
Pada saat ini, mereka memiliki pemahaman yang tak terucapkan bahwa hal pertama yang mereka lakukan setiap kali bertemu di sini adalah untuk melemparkan beberapa baris kalimat sarkasme.
Tentu saja, ketika Yuuto bertemu dengan Fárbauti di sini untuk yang kedua kalinya, dia telah memberikan permintaan maaf dan penuh hormat untuk kekasaran yang dia tunjukkan sebelumnya. Namun, jawaban yang dia terima adalah ”Berbicara seperti itu tidak cocok untukmu," dan ”Kedengarannya membosankan jika berasal darimu," dan”Hatimu bahkan tidak ada di dalamnya."
Yuuto akhirnya berbicara terus terang dan ‘blak-blakan’ setelah itu.
Awalnya itu hanyalah reaksi kesal, tanpa pemikiran mendalam di baliknya, tetapi bertahun-tahun kemudian, setelah menjadi patriark, Yuuto akan melihat ke belakang dan memahami perasaan Fárbauti.
Sang patriark, tentu saja, adalah orang paling penting di negara ini, dan semua orang setia kepadanya. Dihormati dan dijunjung tinggi juga berarti selalu diperlakukan dengan jarak tertentu.
Dia adalah seorang lelaki tua yang kuat, yang tampaknya tidak pernah terganggu atau terguncang atau kehilangan akal sehatnya tidak peduli apapun situasinya. Dia telah menjalani hidup yang penuh dengan pengalaman pahit dan manis. Namun dia merasakan semacam kesepian, dan menginginkan setidaknya satu orang yang dapat berbicara dengan jujur dan santai terhadap dirinya.
"Itu mengingatkanku." Sang patriark tua menurunkan dirinya ke lantai, mengeluarkan termos yang terbuat dari perut domba, dan mulai menuangkan alkohol dari dalamnya ke dalam cangkir.”Aku dengar kau sudah bicara dengan Bruno."
Yuuto tidak bisa menahan diri untuk tidak meringis ketika mendengar nama pria yang membuatnya sangat kesal. Seperti yang diharapkan dari patriark, Fárbauti telah menangkap angin situasi dari sebelumnya pada hari itu.
"Ya, benar," Yuuto mendengus. ”Aku ingin tahu apakah ada yang bisa kulakukan untuk si idiot yang bodoh itu. Yang dia lakukan hanya menghalangiku.”
"Keh-heh-heh, kau pria yang sangat lucu. Kau tahu banyak hal, tetapi sepertinya kau tidak tahu apa-apa tentang orang lain.”
"Oh ya? Apa artinya itu, Ayah?”
"Tidak ada yang akan menyetujui idemu didepan umum jika kau tidak meletakkan sedikit dasar dengan mereka, jika kamu mengetahui maksudku." Dengan tawa nakal, lelaki tua itu meneguk cawannya.
Yuuto merinding, merasa bahwa dia entah bagaimana sedang diejek. ”Mengendap-endap dan melobi orang di belakang layar bukanlah gayaku."
Yuuto yakin bahwa dia bisa mendorong idenya tanpa harus melakukan sesuatu yang curang.
Di Yggdrasil, orang-orang tidak menanamnya setiap musim, jadi jika ia bisa menerapkan sistem rotasi tanaman Norfolk di sini, akan ada ledakan dalam produksi pertanian. Bahkan akan memiliki efek bola salju di tahun-tahun mendatang! Rencananya akan membuat semua orang lebih bahagia, dan tanpa biaya apapun. Begitulah terobosannya.
Yang pasti, jika dia bisa menjelaskan itu dengan baik kepada semua orang, mereka akan mengerti. Namun semua usahanya telah dihancurkan oleh konsep ”para dewa” yang tidak bisa dia pahami.
Tentu saja dia merasa ingin menendang dinding hörgr setelah sesuatu seperti itu.
“Kau masih sangat hijau,” kata Fárbauti dengan geli.”Yah, kali ini, tidak mungkin mereka akan menyetujuinya, bahkan jika kau sudah berkeliling dan mencoba meletakkan dasar terlebih dahulu."
"...Mengapa?" Yuuto menuntut.“ Jika kita melakukan ini, tidak ada yang akan kesulitan mendapatkan makanan lagi. Bagaimana mungkin mereka tidak setuju ?!”
Tidak dapat menerima fakta yang didengarnya, dan tidak dapat menerima situasi ini, Yuuto mengeluarkan kemarahan terpendamnya pada Patriark Fárbauti.
Pria tua berambut putih itu mengambil minuman, menghembuskan napas panjang yang berbau alkohol, dan berkata,
“Sederhana saja. Tentu saja, ketakutan dan rasa hormat kepada para dewa adalah salah satu alasannya, tapi... lebih dari itu, karena mereka merasa posisi mereka terancam olehmu saat kau naik pangkat.”
"Apa?"
Itu adalah jawaban yang benar-benar tak terduga, Yuuto butuh waktu hampir sepuluh detik penuh untuk memahami kata-kata patriark tua itu. Bahkan begitu dia memahaminya, dia masih tidak mengerti.
Itu terlalu bodoh.
"Hei, tunggu sebentar, Ayah. Apakah orang-orang itu benar-benar memahami situasi Klan Serigala saat ini?”
Pada saat itu, Loptr Wakil komandan dan prajurit lain dari Klan Serugala sedang berbaris menuju pasukan Klan Cakar, sepenuhnya siap untuk bertarung sampai mati.
Berkat menjual beberapa contoh kreasi Yuuto, mereka entah bagaimana berhasil mendapatkan bekal yang cukup untuk para prajurit yang berangkat berperang, tetapi dengan memprioritaskan mereka, itu berarti masih ada kekurangan makanan di kota. Saat ini, ada banyak orang kelaparan di Iárnviðr yang tidak bisa mendapatkan makanan untuk bertahan hidup.
Dia tahu patriark ini bukan yang harus disalahkan di sini, tapi dia tidak bisa menahan diri dari untuk tidak berteriak marah. ”Apakah ini waktu untuk bermain-main dan politik ?!"
Rencananya akan membuat semua orang di Klan Serugala lebih makmur secara keseluruhan. Mendengar alasan mereka menolak itu adalah sesuatu seperti ”mereka hanya ingin menyabotase kesuksesanmu" yang sangat bodoh.
“Tidak peduli waktu atau tempat, orang-orang mengutamakan diri dan perasaan mereka sendiri,” kata Fárbauti.”Itulah manusia. Tentu saja, itu tidak selalu berlaku untuk semua orang.”
Kata-kata patriark tua itu adalah sesuatu yang dia dapat dari pengalaman selama puluhan tahun memimpin dan mengelola orang lain sebagai kepala suatu bangsa, tetapi itu bukanlah sesuatu yang bisa dipahami atau diterima oleh Yuuto yang masih muda.
Dia mau tak mau berpikir bahwa jika semua orang bisa mengesampingkan perasaan egois mereka sebentar dan memikirkan gambaran besarnya, semuanya akan berjalan jauh lebih baik.
"Yah, kau hanya perlu memikirkan hal-hal ini sedikit lebih objektif," tambah patriark tua itu.”Maksudku, kau baru separuh dari umur belasanmu, dan kau sudah bertukar sumpah ikatan langsung denganku dan naik ke peringkat sepuluh di klan."
"Hei, aku bahkan tidak pernah meminta hal itu," balas Yuuto.”Kaulah yang mendorong gagasan itu padaku."
"Dengarkan saja. Jadi, kau memiliki pangkat dan status baru ini, dan meskipun kau baru saja bergabung dengan klan, kau tidak lebih dari seorang pengrajin yang dimuliakan, dirimu mengesampingkan urusan pemerintahan. Dan langsung terjun ke bidang pertanian, salah satu pilar kelangsungan hidup kita. Siapapun tidak akan menerimanya.”
"Ugh..."
“Oh, itu mengingatkanku, Yuuto. Aku mendengar kau menggunakan gaji yang diberikan kepadamu untuk mempekerjakan orang untuk melakukan sesuatu yang konyol seperti membersihkan jalanan.”
"Sama sekali tidak konyol," kata Yuuto. ”Kota ini memiliki banyak sampah yang tergeletak di mana-mana, belum lagi kotoran dari orang, anjing, dan kucing. Jika kau membiarkannya, itu membuat penyakit lebih mudah menyebar.”
Untuk sementara waktu setelah datang ke Yggdrasil, Yuuto benar-benar trauma dengan sakit perut dan penyakit yang terus-menerus dideritanya. Setelah pengalaman semacam itu, dia tidak bisa mentolerir betapa tidak sehatnya dunia ini.
Dia pernah mengajukan proposal serupa ke Loptr, tapi mungkin karena betapa sibuknya pria itu, tidak ada pembersihan sampah yang dimulai. Jadi, sekarang Yuuto adalah seorang perwira klan sendiri, dia memutuskan untuk melakukannya sendiri.
"Oho, begitu," kata Fárbauti. ”Jadi itu yang kau coba lakukan." “Yah, aku juga berpikir memiliki kota yang lebih bersih juga terasa lebih baik."
Hanya tiga hari setelah rencana itu diberlakukan, namun semua sampah telah dibersihkan dari jalanan, dan Yuuto merasa cukup puas dengan dirinya sendiri.
"Keh-heh-heh, aku akan memberitahumu apa yang dipikirkan Bruno dan yang lainnya tentang itu. 'Meskipun dia baru saja menjadi seorang perwira, lihatlah, dia berusaha keras untuk meningkatkan popularitas dengan warga. Sepertinya dia hanya ingin mendapatkan pangkat yang lebih tinggi di klan’.”
"Apa— apaaaaaa?!" Yuuto terkejut, mulutnya ternganga melihat kecurigaan yang diarahkan padanya.
Hatinya dipenuhi dengan perasaan jijik. Jujur saja, gagasan itu sangat buruk sehingga dia bahkan tidak mau memahaminya.
Melihat ke langit, patriark tua itu kemudian berbicara kepada Yuuto seolah-olah dia bisa menembus perasaan di hatinya.”Yuuto. Cahaya yang kau berikan kuat. Seperti matahari yang bersinar di langit. Namun, di mana ada cahaya, akan selalu ada bayangan.”
"Bayangan?"
"Ya. Cahaya yang kau berikan memiliki kekuatan untuk memberi harapan kepada banyak orang, dan mencerahkan hidup mereka, tetapi kekuatan yang sama juga memunculkan kegelapan di dalam hati orang-orang. Aku pun tidak berbeda. Jika aku sepuluh tahun lebih muda, aku bertaruh aku akan takut jauh di dalam hatiku bahwa kau mungkin berencana untuk menggeserku dan mengambil posisiku. Bahkan sekarang aku iri padamu, berpikir, 'Kalau saja aku memiliki pengetahuan dan kebijaksanaannya.' Jika aku tiga puluh tahun lebih muda, dan baru saja mengetahui posisi dan status, diriku sudah bekerja sangat keras untuk waktu yang lama, namun tiba-tiba seorang anak muda yang cakap muncul dan mencuri posisi itu, aku yakin aku akan membencimu."
"Itu benar-benar bodoh." Yuuto mengesampingkan apa yang dia dengar dengan satu ucapan singkat itu. Sejujurnya, yang bisa dia pikirkan adalah betapa tidak penting semua hal itu baginya.
"Kau benar, itu bodoh," kata Fárbauti. ”Tapi... berpegang teguh pada kekuasaan dan otoritas adalah salah satu hal yang menarik hati pria. Banyak pria dipuji sebagai pahlawan besar, namun semuanya berakhir sia-sia karena hal bodo itu. Berhati-hatilah."
********
"Gerakan pasukan yang begitu cepat, dan dengan keganasan seperti itu," pria itu bergumam sendiri, membelai dagunya yang lemah dengan ibu jari dan telunjuknya. ”Menurutku, Loptr wakil komandan pasti yang memimpin mereka."
Perutnya yang bulat menonjol ke luar, dan penampilannya memberi kesan dia adalah pria yang lamban dan tidak banyak bicara. Dia tampak seperti tipe yang akan langsung menjadi mangsa musuh jika dia bertarung di garis depan.
Wajahnya berseri-seri dengan senyum ceria dan sangat ramah. Tapi matanya sangat berbeda.
Kilau di mata sipitnya dingin dan tanpa jejak emosi, seperti mata beberapa pemangsa reptil yang memusatkan perhatian pada mangsanya.
Namanya Botvid, dan dia adalah Patriark Klan Cakar saat ini.
Dia saat ini berada di daerah berbukit dengan jarak satu hari perjalanan ke timur Fort Gnipahellir. Di sinilah pasukan Serigala dan Klan Cakar bertemu dan segera mengunci tanduk dalam pertempuran.
Berbeda dengan klannya sendiri yang terdiri dari 2250 orang, musuhnya hanya memiliki sekitar 1500 orang.
Awalnya, Botvid telah mencibir kebodohan mereka, berpikir, Mereka memiliki banyak keberanian berpikir mereka bisa langsung mendatangiku dengan jumlah seperti itu.
Tapi, ternyata, Klan Cakar sekarang sedang didorong mundur.
"Aku ingin melimpahkan ini kepada pemimpin mereka yang dikenal sebagai Sire of Lightning Within the Storm, tapi meskipun begitu, ini terlalu tidak terduga." gumamnya.”Sekarang aku bertanya-tanya, apakah para pejuang Klan Serigala pernah cukup kuat untuk dapat mengalahkan kekuatan yang jauh lebih unggul dengan serangan frontal seperti ini?"
Seorang gadis muda berdiri di sisi kanan Botvid mengangguk setuju dengannya. ”Memang benar bahwa orang kedua yang memegang komando mereka adalah komandan militer terbesar di Klan Serigala. Namun, aku berpikir bahwa kekuatan musuh bukan hanya karena itu saja.”
Gadis itu berusia sekitar sebelas atau dua belas tahun dan memiliki penampilan yang manis dan menggemaskan. Namun, matanya memiliki kecerdasan yang dingin dan penuh perhitungan di dalamnya, seolah-olah mereka dapat melihat sampai ke sifat asli dari semua hal.
"Oh? Jadi itu berarti informasi yang kau bawakan ternyata akurat, huh, Kris?” tanya patriark Klan Cakar.
"Iya. Sepertinya Klan Serigala benar-benar telah berhasil mengolah besi.”
"Hmmm. Maka yang disebut Gleipsieg ini mungkin sama sekali bukan lelucon. Heh! Heh heh heh!” Botvid tertawa gembira.
Jenderal musuh adalah seorang komandan muda tapi terampil, terkenal di wilayah itu, dan pasukan yang dipimpinnya adalah pasukan elit yang kuat, dipersenjatai dengan peralatan besi yang kuat dan kokoh.
Dan hasil dari pertempuran ini telah meyakinkan Botvid tentang satu hal: Dalam konfrontasi langsung, dia tidak memiliki peluang untuk menang sama sekali.
Botvid tidak berhenti tertawa, meskipun memahami bahwa - tidak, itu karena dia memahaminya. ”Jadi, dengan kata lain, jika kita bisa memenangkannya, maka perang penaklukan ini akan menguntungkanku, bukan?"
"Iya; Aku telah mendengar dia telah menciptakan banyak item aneh dan luar biasa bagi mereka, satu persatu. Jika itu adalah milik kita, aku percaya kita bisa lebih dari mengganti kerugian kita kali ini.”
“Aku mengerti, aku mengerti."
Tiba-tiba, seorang gadis kecil yang berdiri di sisi kiri Botvid berteriak dengan suara nyaring, ”Aku ingin makan roti sampai kenyaang!"
Itu sangat bertentangan dengan suasana pembicaraan sampai saat itu.
Penampilan fisiknya identik dengan gadis yang sebelumnya pernah diajak bicara oleh Botvid, tetapi gadis ini memiliki aura positif dan polos.
Gadis dengan mata dingin menghela nafas putus asa. ”Jujur, kau rakus sekali, Al."
"Tapi, tapi, sejak mendengarnya, aku sangat ingin memakannya hingga aku tidak tahan!" Seolah tepat waktu, perut gadis tak berdosa itu berbunyi kencang. Sepertinya dia juga sedang lapar.
"Benar-benar menyedihkan," gadis bermata dingin itu mencibir.”Al, pikirkan di mana kau berada sekarang. Bahkan sekarang, tentara kita berada di tengah pertempuran mati-matian di garis depan. Tolong lebih serius.”
"M-Maafkan aku."
"Namun, aku tahu ini akan terjadi padamu, Al." Gadis dengan mata dingin itu menyeringai. ”Jadi, aku sudah menyiapkan beberapa untukmu sebelumnya. Aku terlalu memanjakan dirimu, kau tahu. Sungguh, sangat sulit memiliki saudara yang serakah dan picik.”
“Yaaay, Kris! Itu baru saudara perempuanku. Aku cinta kau!"
"Jadi, aku akan memperdagangkannya untuk semua tunjanganmu bulan ini."
"Bukankah itu jauh lebih serakah dan picik, Kris ?!" Mata gadis yang tidak bersalah itu membelalak dengan harga yang keterlaluan ini. Namun, kelezatan didepan matanya terlalu sulit untuk ditolak dalam keadaan lapar saat ini.”B-baiklah. A-Aku sepakat!”
Dia menyetujui tawaran itu dengan suara yang nyaris patah hati, dan mengambil roti dari saudara perempuannya.
"Baiklah, aku ingin tahu bagaimana rasanya! Ahhhhh!” Gadis tak berdosa membuka mulut lebar-lebar dan menggigit roti dengan keras—
Klak!
"Owwwwww !!"
—Dan menjerit kesakitan.
Dia selalu memakan rotinya dengan gigitan kecil yang hati-hati, waspada dengan batu kecil yang mungkin tercampur. Namun sekarang, dia menggigit roti dengan gigitan besar.
"Heh heh heh," gadis itu mencibir. ”Al, kau benar-benar terlalu imut."
"Teruskan! Dorong kedepan! Paksa jalan kalian! Kemenangan ada dalam genggaman kita!” Loptr berteriak kepada pasukannya, bahkan ketika dia menabrak tentara Klan Cakar yang menyerangnya, ia menghancurkan pedang musuhnya dengan pukulan.
Dari saat pertempuran dimulai, Klan Serigala telah mendominasi pertempuran.
Itu, tidak dapat disangkal, karena senjata besi mereka yang sangat kuat.
Beberapa bentrokan berulang kali cukup untuk merusak atau menghancurkan senjata dan perisai lawan mereka. Dan lebih jauh lagi, peralatan besi itu lebih ringan dan lebih mudah digunakan daripada perunggu.
Musuh memiliki jumlah yang lebih besar, tetapi itu tidak lagi berpengaruh secara signifikan. Sangat sulit untuk percaya bahwa ini adalah kekuatan musuh yang sama dengan yang mereka lawan pada tahun sebelumnya.
Untuk para prajurit yang dengan keras menguatkan tekad mereka untuk berbaris ke pertempuran yang menentukan ini, itu benar-benar antiklimaks.
"Loptr!" seorang pria berteriak. ”Aku akan mengambil kepalamu itu!"
"Guah!" Loptr nyaris tidak berhasil memblokir kapak besi yang terayun dari bawah. Tapi pukulan yang sangat berat itu membuat lengannya mati rasa.
Hanya ada satu orang yang diketahui Loptr di dalam Klan Cakar yang memiliki kekuatan luar biasa dan senjata besi.
Dia adalah Einherjar dengan rune Alsviðr, Kuda yang Menanggapi Penunggangnya. Dia adalah prajurit Klan Cakar yang paling hebat, setara kekuatannya dengan yang terkuat dari Klan Serigala, Mánagarmr Skáviðr. Namanya adalah—
"Mundilfäri!"
"Ha!" Teriak Mundilfäri.”Jadi kau bisa menahan seranganku. Sepertinya kalian benar-benar telah memperoleh besi!"
Menggunakan kekuatan untuk mendorong ke depan dengan paksa, pria berjanggut itu mendekatkan wajahnya, sudut mulutnya tersenyum. Pria ini bahkan lebih kuat dari yang pernah didengar Loptr.
Loptr tidak cukup bodoh untuk mencoba bertahan dalam pertarungan kekuatan dengan monster seperti itu.
Loptr menarik napas dalam-dalam. Kemudian, untuk sesaat, dia mengendurkan otot-ototnya, dan dengan waktu yang tepat, meledak.
"Uwah ?!" Mundilfäri berteriak kaget, karena pada saat itu, Loptr telah membuat kapaknya tergelincir.
Mengambil keuntungan dari celah saat tubuh lawannya bergerak ke samping, Loptr menyerang dengan pedangnya. ”Kurasa tidak!"
Menginjakkan kaki dengan kuat ke tanah, Mundilfäri dengan paksa menghentikan momentum tubuhnya, dan membalas dengan ayunan kapak yang menangkis pedang Loptr.
Loptr membuat kapak itu tergelincir lagi, dan mengayunkan pedangnya dalam serangan horizontal, tetapi seolah-olah Mundilfäri bisa membaca gerakannya. Tanpa panik sedikitpun, pria berjanggut itu melompat dengan mudah ke belakang, dan pedang Loptr hanya bertemu udara hampa.
"Cih, kau benar-benar terampil." Loptr mendecakkan lidahnya kesal dan dengan cepat memperbaiki posturnya.
"Aku tidak percaya pada usiamu, kau sudah berhasil menguasai teknik serigala tua itu," Mundilfäri mencibir.”Jadi rumor itu benar: Rune milikmu, Jester of Thousand Illusions, Alþiófr, benar-benar dapat mencuri teknik dari orang lain. Tetapi pada akhirnya, itu hanya tiruan. Itu tidak akan berhasil melawan diriku ini. Aku sudah pernah menghadapi teknik yang sesungguhnya beberapa kali.”
Mundilfäri mengetuk satu jarinya ke tempat bekas luka bergaris horizontal panjang melintasi hidungnya, dan menyeringai bangga. Rupanya itu adalah lencana kehormatan dari luka yang didapat saat melawan Skáviðr.
Dengan kata lain, dia telah beberapa kali beradu pedang dengan petarung terbesar Klan Serigala, Serigala Perak Terkuat, Mánagarmr, dan hanya bertahan dengan cedera itu. Itu menandai dia sebagai prajurit yang sangat ganas.
"Hee hee," Loptr mencibir.”Jadi, jika aku menjatuhkanmu, aku bisa mengambil gelar Mánagarmr untuk diriku sendiri, bukankah begitu?"
“Bocah manja sepertimu? Terlalu cepat sejuta tahun bagimu!”
Setelah selesai memberikan cacian masing-masing, mereka membawa pedang dan kapak untuk saling bertemu sekali lagi.
Yang terjadi kemudian adalah tidak kurang dari puluhan bentrokan, dengan kemenangan yang jelas belum muncul.
Namun sedikit demi sedikit, keseimbangan mulai bergeser.
Dalam hal kekuatan dan teknik, mereka setara satu sama lain, tetapi ada satu perbedaan: Mundilfäri telah menghadapi musuh yang kuat menggunakan senjata dan teknik yang sama sebelumnya, sehingga ia memiliki sedikit keunggulan pada Loptr dalam hal pengalaman.
Mundilfäri berhenti mengandalkan serangan tunggal yang kuat, dan mulai menggunakan serangan yang lebih cepat. Dia seperti beruang, namun gerakannya sangat lincah dan cekatan.
Tidak lagi mudah untuk menangkis pukulannya, atau membuat senjatanya tergelincir. Seperti yang dibanggakan pria itu, dia cukup berpengalaman dalam bertarung melawan teknik Skáviðr.
“Terima ini! Matilah!" Dengan melolong, Mundilfäri mengayunkan kapak besinya lurus ke bawah, ke arah kepala Loptr.
Tubuh pemuda berambut emas itu tanpa basa-basi terbelah menjadi dua -
- Namun, itu tidak memberikan perlawanan, dan tidak ada semprotan darah yang keluar. Itu goyah, seperti pantulan di atas air, dan kemudian menghilang.
"Guagh!" Detik berikutnya, Mundilfäri berteriak ketika rasa sakit yang hebat dan panas melonjak melalui mata kirinya.
Orang biasa akan membungkuk atau jatuh ke tanah karena rasa sakit, tetapi naluri prajuritnya lebih kuat. Dia segera melompat mundur, dan mampu melihat musuh terkutuk yang baru saja mengambil matanya.
"Hm. Sepertinya aku setengah langkah lebih lambat.” Loptr mendecakkan lidahnya lagi.
Ujung pedang di tangannya berlumuran darah.
Kedua sisi tubuhnya bergabung bersama, dan kedua kakinya dihentakkan dengan kuat di tanah.
"Sialan! Jadi kau menggunakan galldr...!” Menekan tangannya ke mata kirinya, Mundilfäri melemparkan tuduhannya seperti kutukan dengan suara serak. Tangan itu semakin ternoda darahnya.
Galldr adalah jenis teknik sihir di mana mantra ditenun menjadi lagu, dan mereka dapat menyebabkan berbagai efek pada mereka yang mendengarnya. Apa yang Mundilfäri telah potong adalah ilusi yang lahir dari salah satu mantra itu.
"Tepat sekali. Aku meminta adik perempuanku yang imut untuk mencuri satu darinya.”
“Kh! Aku tidak percaya, diriku dari semua orang, jatuh dalam tipuan seperti itu!”
"Dengan hanya satu mata, kau tidak akan pernah bisa mengikuti seranganku sekarang," ejek Loptr. ”Dengan mengambil kepala pahlawan terbesar Klan Cakar, moral orang-orangku hanya akan meningkat lebih jauh. Klan Serigala... akan menang!”
"Ngh...!"
"Jangan khawatir, kau tidak akan sendirian lama. Aku akan segera mengirim patriark licik berwajah rubah itu untuk bergabung denganmu di akhirat. Sekarang diam, dan biarkan aku menambahkan darahmu ke pedangku!”
Dengan pernyataan final dan dingin itu, Loptr melangkah maju untuk memberikan serangan terakhir kepada Mundilfäri.
"Raaaaaaaaaaaaghhhh !!"“Uryaaaaaaaaaghhhh !!"
Tiba-tiba, seruan pertempuran yang memekakkan telinga bangkit dari kiri dan kanannya menghentikannya.
Loptr tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Dilihat dari volume suara, dan cara mereka mengguncang udara, masing-masing kelompok seharusnya memiliki tidak kurang dari seribu orang.
"P-penyergapan ?!" dia terkejut. Tapi bagaimana mungkin Klan Cakar memiliki cukup banyak tentara untuk menggunakan strategi itu?
Dengan kekuatan nasional mereka saat ini, Klan Cakar seharusnya bisa menurunkan paling banyak dua ribu hingga dua ribu lima ratus tentara. Laporan dari mata-mata yang dikirim untuk menyusup ke wilayah mereka telah mengkonfirmasi sebanyak itu.
Namun, sekarang jumlah tentara musuh yang memblokir dan mengelilingi pasukan Serigala Klan jelas jauh lebih besar dari itu.
Jelas ada yang salah di sini. Jumlahnya tidak bertambah. Namun, ini jelas bukan tipuan atau ilusi.
Dari kiri dan kanan terdengar gema keras kaki yang tak terhitung jumlahnya ketika bala bantuan musuh maju ke depan, suara yang segera disusul oleh angin puyuh jeritan dan raungan penuh amarah, dan benturan logam dengan logam.
"Akhirnya. Heh heh heh, mereka sudah membuatku menunggu.” Bahu Mundilfäri bergetar dengan tawanya. Wajahnya tersenyum, mengatakan dia benar-benar yakin akan kemenangannya.
Sebenarnya, hasil dari pertempuran itu memang sudah ditentukan.
Formasi pasukan tentara mereka disusun untuk menghancurkan musuh di depan mereka.
Karena struktur itu, mereka sangat rentan terhadap serangan dari samping atau belakang.
Dengan kata lain, orang dapat mengatakan bahwa bagian inti dari taktik medan perang adalah masalah cara untuk secara efektif menyerang kelemahan itu.
Dikelilingi dari tiga sisi, dengan serangan yang datang dari kiri, kanan, dan dari depan, bahkan pasukan Serigala Klan dengan senjata besinya yang kuat dalam posisi yang sangat tidak diuntungkan.
Mereka tidak memiliki peluang untuk menang.
Dalam sekejap mata, perasaan cemas mulai menyebar di dalam hati prajurit Serigala Klan.
Tidak butuh waktu lama bagi perasaan itu untuk berubah menjadi putus asa.
Note:
Whew, chapter ini cukup panjang juga~ mimin afrodit lagi rajin jadinya bisa update :v tingkatkan rajinmu~ awkk
TL: Afrodit
EDITOR: Isekai-Chan
0 komentar:
Posting Komentar