Chapter 159. Perfect Hidden Justice
Aku meneteskan darah ke dalam piring kecil yang berisikan tinta kontrak budak, dan menyerahkan sisanya kepada Pedagang Budak.
“Jangan melakukan hal aneh seperti mendaftarkan budak lain dengan tinta ini.”
“Aku mengerti.”
Kali ini aku akan memeriksa dengan baik daftar budak yang akan kubeli. Jika ada budak yang tidak ada di daftar pembelian, maka akan langsung aku mengajukan komplain kepadanya.
“Baiklah, sekarang Tuan memiliki waktu luang karena pendaftaran budak ini cukup memakan waktu, bagaimana apabila kita isi dengan melihat duel Colosseum di atas. Ya.”
“Boleh.”
Dengan perintah Pedagang Budak, seseorang muncul untuk membimbing kami.
Lalu kami mengikutinya dari belakang.
Menurut penjelasan Pedagang Budak, hari ini sedang diselenggarakan acara Colosseum gratis.
Dengan berpartisipasi dalam duel Colosseum kita bisa mendapatkan hadiah dengan memenangkannya.
Lalu, ini akan menjadi taruhan antara penonton, manakah yang akan menang.
Kita sampai di Colosseum lantai satu dengan menaiki tangga.
“Cukup ramai juga.”
Pertandingannya masih belum dimulai, tapi bagian resepsinya sudah ramai.
Suasana disini hampir sama dengan pertandingan baseball atau konser.
“Karena ini salah satu bisnis pamanku, aku menarik penonton sebanyak mungkin. Ya.”
“Ini cukup menguntungkan....”
“Bagaimana apabila Hero-sama ikut berpartisipasi?”
“Setelah aku ikut berpartisipasi, apa yang akan terjadi selanjutnya.”
Aku hanya bisa bertahan, apa gunanya aku ikut berpartisipasi dalam pertandingan ini.
“Ada pertandingan antar tim. Aku rasa Hero-sama akan menjadi yang terbaik dalam kategori itu.”
“Tergantung hadiahnya.”
Ini mungkin bagus untuk menjadi sumber uang, tapi....
Jika Raphtalia dan Filo yang telah mengalahkan Reiki ikut juga, kemungkinan untuk kalah itu tidak mungkin.
“Colosseum lain yang kami jalankan memiliki pertandingan antar monster. Ya. Itu akan menjadi permainan yang bagus untuk memberi hadiah kepada Filolial Hero-sama.”
Pasti Taniko dan Rat akan memprotes ini. Mereka berdua sangat menolak untuk mengeksploitasi monster secara berlebihan.
Mungkin mereka tidak akan mengetahui ini. Filo pasti akan menjadi aliran uang yang deras apabila dia mengikuti pertandingan ini.
“Akan kupikirkan terlebih dahulu.”
“Aku menunggu jawaban terbaikmu. Ya.”
Itulah yang terjadi ketika kami sedang dipandu menuju kursi penonton oleh bawahan Pedagang Budak.
Kami dapat melihat ruang tunggu para peserta dari atas sini. Kita bisa melihat seluruh podium Colosseum.
Hmm... ternyata ada banyak dari mereka yang memiliki pandangan menakutkan, apalagi yang berotot.
Lalu... aku melihat suatu hal yang luar biasa.
“It-Itsuki?”
Dalam kerumunan peserta, sudah tidak diragukan lagi ada Itsuki disana.
Aku langsung turun ke podium.
“Ada apa, Tuan. Ya?”
“Ada yang aneh.”
Lalu aku menjelaskan kepada Pedagang Budak bahwa ada Hero Busur, Itsuki berada didalam ruang tunggu peserta.
“Disini banyak orang luar kota yang bisa ikut berpartisipasi, jadi sangat memungkinkan untuk Hero ikut berpartisipasi dalam pertandingan ini. Ya.”
“Apa ada data nama pendaftarnya?”
“Setiap peserta boleh menggunakan nama panggilan masing-masing sesuai keinginan mereka....”
“Lalu, kalau nama pendaftaran dia apa?”
Aku menunjuk nomor peserta yang berada di dada Itsuki.
“Hmm...”
Seorang lelaki kekar dengan penutup wajah memberikan daftar peserta kepada Pedagang Budak.
“Nomor 982 adalah peserta yang akan bertanding hari ini.... dia menggunakan [Perfect Hidden Justice] sebagai nama panggilannya.”
Aku tidak percaya ketika mendengarnya.
Ini bukan candaan biasa, orang-orang pasti akan terkejut mendengarnya.
Perfect Hidden Justice? Lelucon macam apa itu?
Seorang Chuunibyou saja tidak akan menggunakan nama seperti itu.
Dasar, memalukan sekali. Aku juga merasa malu karenanya.
“Apa aku bisa berbicaranya dengannya.”
“Bisa, dengan persetujuanku pasti bisa.”
Pedagang Budak memberikan instruksi kepada bawahannya, lalu kami dipandu ke ruang tunggu para peserta.
“Hei. Lama tak berjumpa.”
Aku menghadap Itsuki dan mengajaknya berbicara.
Ada baiknya untuk memanggil Rishia dulu, tapi kita tidak akan bisa berbicara dengannya apabila pertandingannya dimulai.
Aku akan mencarinya nanti.
“Aku... itu... diperhatikan....”
“Oy.”
“Benar, semua orang memperhatikanku.... Aku itu.... dibutuhkan oleh semua orang....”
“Dengarkan aku!”
Itsuki bergumam sendiri, aku tidak mengerti apa yang sedang ia bicarakan.
Pandangannya terlihat kosong, apa yang sedang ia perhatikan.
“Aku... tidak kalah.... Aku itu.... sebenarnya....”
“Hei! Dengarkan aku!”
Aku meraih punggung Itsuki, tapi ia tidak menoleh.
Lalu aku mendengar suara dengungan gong dari panitia Colosseum.
“Aku itu.... pejuang keadilan!”
Perkataanku tidak dapat didengar olehnya. Itsuki langsung lari meninggalkan ruang ini bersama dengan peserta lainnya.
“Ada apa dengannya.....”
Sepertinya ia tidak menyadari keberadaanku.
“Hmm.... aku mencari tahu tentang peserta itu, namun hasilnya, ia telah mengelilingi seluruh Colosseum di negara ini setiap harinya. Ya.”
“Apa itu benar?”
“Benar. Bahkan sampai menjadi topik pembicaraan di negara ini sebagai pemanah misterius. Ia selalu merasa senang dengan setiap tepukan dari para penonton.”
“... Apa yang terjadi kepadanya?”
Keinginannya untuk dipuji sangat tinggi, tapi setelah melihatnya sendiri seperti orang sakit.
Apa yang membuat Itsuki sampai melakukan hal seperti itu?
Ya, aku bisa berpendapat kalau yang membuatnya seperti itu pasti ada hubungannya dengan kejadian Reiki.
“Shadow.”
Mari kita cari tahu apakah dia ada disini.
“Ada apa gojaru?”
... Ternyata langsung muncul.
“Kereta Hero Perisai-dono sangat buruk dalam perjalanan degojaruna.”
Jangan sampai teralihkan. Aku tidak memaksanya untuk naik.
“Lihat, Itsuki berjalan dengan biasanya disekitar sini, kenapa kau tidak bisa menemukannya?”
“Karena Hero Busur-dono memiliki kebiasaan untuk menyembunyikan identitas aslinya, jadi sangat tidak mungkin untuk menyatukan informasi yang tersebar degojaru.”
Ya, dia benar. Hanya dengan mengubah senjata, kau sudah bisa diketahui sebagai Hero. Kalau mengubah-ubah senjata dengan sembarangan, pasti akan langsung ditangkap.
Ia masih menggunakan busurnya, tapi saat bertarung, dia tidak mengubahnya.
“Apa ia harus ditangkap?”
“Hero Busur itu sangat pintar dalam melarikan diri dan sembunyi, aku rasa ratu akan memerintahkan untuk terus mengawasinya sampai waktu yang tepat untuk menangkapnya, degojaru....”
“Ya, itu benar.... Apa dengan mengawasinya saja sudah cukup?”
“Itu ada benarnya degojaruna. Karena kejadian Reiki jumlah kami berkurang degojaruga, aku akan mencoba untuk meminta bantuan degojaru.”
“Aku mengandalkanmu. Oh, iya.”
Aku melihat Raphtalia dan bertanya kepadanya.
“Raphtalia, apa kita akan memberitahu Rishia?”
“Jangan! Jangan sampai ini terdengar olehnya. Jika Rishia-san melihat Hero Busur dalam keadaan seperti itu, dia juga bisa menjadi aneh.”
“Kurasa kau benar....”
Dia sudah seperti orang yang tidak tahu harus berbuat apa, dia seperti ikut bertanding di Colosseum hanya untuk dipuji saja.
Aku tidak tahu apa yang terjadi kepada Rishia setelah melihat Itsuki dalam keadaan seperti itu.
Ada kemungkinan dia akan mengajaknya untuk kembali dengan argumennya yang kuat.... atau mungkin dia punya pemikiran lain?
Apapun itu, aku merasa ini tidak akan berjalan dengan baik.
Ngomong-ngomong, ke mana perginya rekan Itsuki?
“Untuk saat ini, kami akan melanjutkan penyelidikannya degojaru.”
“Iya, kalau ada perkembangan beritahu aku.”
“Aku mengerti degojaru.”
“Baiklah, apa yang akan kita lakukan kepada Rishia?”
“Aku akan terus bersama Rishia, dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak mempertemukan mereka, aku mohon.... rahasiakan ini kepadanya.”
“Baiklah. Aku mengandalkanmu.”
Aku melihat sistem budak untuk mencari tahu Rishia berada. Aku menjelaskan keberadaannya agar bisa dimengerti oleh Raphtalia.
Tentu saja aku tidak bisa mencari orang yang berbeda party denganku, tapi aku tidak bisa menggunakan itu apabila orangnya cukup jauh.
“Dia sepertinya berada disekitar Alun-alun Selatan. Aku mengandalkanmu, Raphtalia.”
“Aku mengerti. Aku akan menjauhkan dia dari sini.”
Setelah itu Raphtalia langsung lari menuju kesana.
Mungkin seperti itulah yang disebut teman baik.
“Astaga... apa yang terjadi dengannya?”
“Oh iya, ini masih berhubungan dengan cerita itu degojaru, aku mendengar penjelasan ini di kota dari prajurit yang selamat pertarungan Reiki.”
“Seharusnya kau katakan itu lebih awal.”
“Walaupun begitu, aku mungkin menjelaskan ulang cerita yang sudah diketahui Iwatani-dono degojaru? Sepertinya ini adalah urutan orang yang memecahkan segel Reiki, Hero Busur-dono, Hero Tombak-dono, dan Hero Pedang-dono degojaru.”
“Oh....”
Kalau dari penjelasan Ren, dia langsung menyerang Reiki setelah menghancurkan patung kuil....
“Hero Busur yang pertama kali menyebabkan masalah itu, dan rekannya ikut campur dalam masalah ini degojaru.”
“Maksudmu apa?”
“.... Hero Busur-dono menghancurkan segel Reiki itu sehari sebelum dua Hero lain melakukannya, setelah itu, Pemburu Harta Karun muncul dalam kekacauan itu untuk mengambil kesempatan mencuri harta bersejarah disana, setelah itu informasinya mulai meragukan, karena Hero Tombak ikut menghancurkan segel tersebut dalam kekacauan itu, dalam waktu yang bersamaan Hero Pedang melakukan hal yang sama.... itulah yang terjadi degojaru.”
“Berarti Itsuki dan rekannya harus segera ditangkap karena mereka yang melakukan kejahatan itu?”
“Mungkin itu akan terjadi dalam waktu dekat degojaruyo? Lalu sesuai dengan pernyataan Hero Busur-dono, Reiki terbangun dari tidurnya.... dan langsung pergi menyerangnya....”
Lalu dia menghilang begitu saja.
Aku merasa aneh karena ada jeda waktu saat Reiki terbangun.
Dia itu terlalu menjunjung tinggi keadilan.
Apa karena Itsuki terlalu menjunjung tinggi keadilan sampai membuatnya melanggar keadilan itu sendiri?
Kalau mengutip penjelasan Elena dan Ren, berarti yang menyebabkan mereka berhasil masuk dan menembus pertahanan penjaga disana adalah karena kekacauan yang disebabkan oleh Itsuki.
Dalam pertandingan yang diadakan di Colosseum, aku memperhatikan Itsuki.
Aku beranggapan kalau serangan jarak jauh itu licik, tapi jika dalam pertandingan seperti ini, maka jarak bertarungnya terbatas. Bahkan jarak antar pemain bisa langsung menghilang dalam sekejap. Untuk seorang pengguna busur, itu sangat merugikan.
Namun Itsuki berhasil menyelesaikannya dengan cepat.
Jadi ia cukup kuat daripada petarung lainnya.
Namun, pandangannya cukup aneh. Setiap kali penonton menyorakinya, dia merasa senang lalu menaikkan tangan dan berteriak.
Apa Itsuki memang seperti itu?
Itsuki yang aku kenal lebih sedikit dewasa, atau sedikit seperti orang munafik yang agak baik.
Aku tidak tahu apa yang terjadi kepadanya, tapi ini penuh dengan misteri.
Aku merasa ragu untuk bisa berbicara dengannya sama seperti sebelumnya.
Setidaknya, aku harus mencobanya.
0 komentar:
Posting Komentar