Senin, 26 Agustus 2019

I Became Hero’s Bride! Novel Bahasa Indonesia Chapter 8 – Jaga Dia Baik-Baik, Menantu

Chapter 8 – Jaga Dia Baik-Baik, Menantu


"Beri jalan untuk paduka ratu- !!"

Pada saat yang sama suara pemberi kabar terdengar, para pelayan membuka pintu, dan memegang kipas bulu yang elegan, sang ratu berjalan masuk dengan langkah yang anggun. Penampilannya sangat mirip dengan Clarice sehingga kau bisa langsung tahu bahwa keduanya adalah ibu dan anak laki-laki, tidak, ibu dan anak perempuan. Adapun sifat-sifat lain, rambut yang halus dan berkilau, sosok yang ramah, dan payudara melimpah yang tampaknya dipenuhi dengan cinta seorang ibu.

Tepat di belakang penampilan sang ratu yang luar biasa, beraneka ragam penasihat masuk. Tidak peduli seberapa besar kamar Clarice, karena lebih banyak orang mengisi ruang yang sudah kacau itu, rasanya sulit bernapas di sana. Saat berbagai macam penasihat itu memandangi perbedaan jenis kelamin Clarice yang mengejutkan, mereka saling berpendapat satu sama lain.

"Ya Tuhan. Dia benar-benar menjadi seorang wanita ... "
“Benar-benar tipeku? Hakhakhak ♥” 
<A.N: sfx liat cewek cantik>
"Lalu apakah dia benar-benar akan bertunangan dengan pahlawan?"
"Hwaaaa seseorang lakukanlah sesuatu untuk raja pembuat masalah ini"

Sebagian besar bukan kata-kata yang menyenangkan. Wajah Clarice mulai menggelap, dan seperti halnya Minwoo yang akan melolong dan membunuh para penasihatnya, sang ratu membentak! kipas bulunya tertutup dan berkata dengan khusyuk.

"Diam."

Para penasihat segera terdiam. Tatapan sang ratu yang membungkam mereka semua dengan satu kata menyapu kekacauan dalam ruangan itu, dan menyipit saat melihat gunting di tangan Clarice.

"Pangeran. Ada apa dengan gunting itu?"

"I, ini?"

Clarice menyembunyikan gunting di belakang punggungnya dengan ekspresi canggung di wajahnya.

"Ini bukan apa-apa. Ibunda."
"Hm. begitu? Kupikir- "

Sang ratu berkata seolah-olah dia mengeluarkan komentar yang berat.

"Kupikir pangeran kita yang baik hati mencoba melukai tubuh Yang Mulia."
“T, tentu saja Tidaaa~ak.... "

Bermandikan keringat, Clarice tersenyum. Maafkan aku. aku sedang berusaha mengubah penampilannya menjadi lelaki kembali.

Entah dia menerima penjelasan Clarice, atau pura-pura menerimanya, tatapan sang ratu dengan licik beralih ke raja yang masih memegangi selangkangannya.

"Yang Mulia."
"Ad, ada apa, ratuku?"

Sang ratu memasang tatapan yang identik dengan Clarice, namun jauh lebih kejam, pada raja.

"Sepertinya kau telah menciptakan insiden yang cukup dramatis ketika istrimu pergi ke rumah orang tuanya."

Itu adalah suara mengerikan yang tidak akan pernah kau bayangkan dari ratu yang biasanya berbicara kepada tuannya dengan kata-kata yang manis seperti madu.

"Apakah kau gila?"

Sebuah rencana untuk menjebak pahlawan dengan mengubah putranya menjadi seorang wanita dan menikahi keduanya. Betapa terkejutnya dia ketika dia pertama kali mendengar berita itu saat dia dengan tenang menghabiskan waktu bersama orang tuanya. Sampai-sampai dia hampir mencambuk kurir yang malang itu karena berani menggunakan keluarga kerajaan sebagai subjek lelucon yang begitu buruk.

"Aku, aku minta maaf. Ratuku. "
"Permintaan maafmu seharusnya tidak ditujukan padaku melainkan ke pangeran kita yang malang. Seorang pria berubah menjadi wanita. Bayangkan apa yang akan terjadi jika orang-orang mendengarnya. Pikirkan reputasi keluarga kerajaan, aib macam apa ini? ”

Minwoo menyaksikan adegan ini, lalu tiba-tiba matanya menyipit. Aib?

"Maafkan aku. Clarice. "

Raja yang gelisah meminta maaf kepada Clarice hanya untuk disambut dengan tatapan mata yang identik dengan sang ratu. Memang, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bahkan ekspresi mereka sama.

"……Aku baik-baik saja. Ayahanda."

Siapapun atau di manapun yang melihat ini, akan mengerti Clarice hanya menahan emosinya dengan gigi terkatup.

'Anu....'

Mata sang ratu yang memeriksa telah berkeliaran di tubuh putranya yang berubah kelamin sebelum mereka menemukan penemuan tertentu. Pandangannya terpaku pada payudara Clarice. Seperti ibu dan anak memang. Seolah-olah mereka menerobos jahitan (meskipun pakaiannya pasti lebih besar karena ukurannya yang menyusut sebagai seorang wanita) bentuk payudara yang sangat besar itu benar-benar menarik perhatian.

'Ha…. Aku tidak menyadarinya karena aku hanya memiliki anak laki-laki. Aku berharap jika aku memiliki anak perempuan setidaknya dia tidak akan memiliki payudara yang mengerikan ini... '

Dada ratu yang secara tidak sadar terangkat karena dia melipat tangannya, diangkat dan dipantulkan dengan menarik. Pandangan semua laki-laki yang hadir tertuju pada kekuatan destruktif itu.

‘Astaga. Oppainya itu lho.' 

Secara alami, -Yang menurut Clarice- 'Pahlawan yang berpikiran mulia' termasuk ke dalamnya. Jangan lupa. Dia berumur 18 tahun. Usia yang dipenuhi hasrat.

"Aduh! Apa yang sedang kau lihat!"
"Hmph. Mesum."

Senyun dengan erat menarik telinga Minwoo dan menatapnya dengan mata penuh penghinaan. Sang ratu berbalik ke dua orang yang mulai bertengkar lagi, menundukkan kepalanya.

"Maafkan aku. Pahlawan, dan penyihir kerajaan. Istri rendahan ini akan meminta maaf mewakili Yang Mulia karena telah membawa kalian ke lelucon bodohnya. Karena itu juga adalah kesalahan istri yang tidak mendukung suaminya sebaik yang dia bisa. ”

Maka sang ratu menyatakan sambil memegangi gaunnya dengan anggun yang membuat Minwoo bingung dan tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.

"Pahlawan. Tampaknya setelah mengubah pangeran kami menjadi seorang wanita, sepertinya Yang Mulia bertekad untuk menjodohkanmu dengan sang pangeran seperti ular yang menyelinap melalui celah. Karena sudah hampir membuatmu berada dalam situasi yang absurd karena harus mengambil lelaki sebagai istrimu, aku akan meminta maaf sebagai gantinya. "

Dan di sebelahnya ada Senyun yang bersyukur dan tidak tahu bagaimana harus merespons.

"Penyihir. Aku mendengar betapa kau mengidolakan pangeran kami. Untuk mengubah idolamu yang telah kau sayangi dengan penuh semangat menjadi seorang wanita dengan tanganmu sendiri... Huuu, sebagai sesama wanita aku hanya bisa meminta maaf. "

Setelah selesai dengan permintaan maafnya yang sempurna, sang ratu melirik ke arah Clarice yang diam-diam meletakkan gunting itu.

"Pangeran. Kemari."
"Baik, Ibunda."

Saat Clarice bergegas ke sisinya, untuk beberapa alasan bibir ratu yang elegan meringkuk.

“Memandangmu seperti ini, kau terlihat tidak berbeda denganku di masa mudaku. Aku tidak suka itu."
"Eh?"

Clarice menjawab dengan kosong. Ketika ibunya yang biasanya aneh tapi lembut menatapnya dan berkata dia tidak menyukainya, rasanya aneh dan bukannya sedih.

"Fu, bukan apa-apa. Kau sudah mengalami kesulitan. Pangeran."
"Tidak. Putramu, putramu baik-baik saja. "

Mendengar dirinya sendiri berkata 'putramu' dengan suaranya yang feminin, untuk sesaat, Clarice benar-benar ragu apakah dia harus menyebut dirinya 'putrimu.'

"Pahlawan, kau dibolehkan pergi sekarang. Keluarga kerajaan ada urusan dengan Clarice sendiri."

Ratu berkata kepada Minwoo, yang hanya berdiri di sana. Sepertinya Senyun tinggal karena dia bekerja di istana kerajaan. Tetapi sesuatu tentang kata-kata ratu membuat Minwoo melepaskan tanggungjawabnya dari masalah ini.

'Sendiri.'

Mata Minwoo menyipit.

"Apa maksudmu, 'sendiri’?"

Sedari dulu melihat ratu dari jauh hingga akhirnya sekarang, setelah berhadapan muka dengannya hari ini, dia terlihat bangga dan berbudi luhur. Rasanya aneh bahwa dia masih terlihat seperti orang yang lembut meskipun telah melecut badai es.

Minwoo mengamati perilaku ratu. Aib, dia tidak suka itu. Ini bukan kata-kata yang orang harus katakan kepada seorang putra yang secara paksa diubah menjadi seorang wanita. Meskipun dia adalah ibunya, tatapan yang telah dia tetapkan pada putranya Clarice sama sekali tidak menyenangkan.

Orang ini baru saja mengatakan bahwa dia akan berurusan dengan Clarice sendiri, dia tidak bisa diam saja dan menyerahkannya kepada mereka.

"Oh astaga. Tampaknya ada kesalahpahaman tentang niat istri raja ini. aku akan jelaskan. "

Ratu tersenyum meminta maaf setelah merasakan ketidaknyamanan Minwoo. Senyum ratu menghilang dan dia dengan dingin mengumumkan.

"Untuk melindungi kehormatan dan keamanan keluarga kerajaan, kami akan menempatkan Pangeran Kelima Clarice dalam kurungan di vila kerajaan."

Boom. Guntur menggelegar di langit yang cerah. Selain ratu, semua orang bertanya-tanya apakah mereka salah dengar. Sangat tidak masuk akal sehingga tidak ada yang bisa menemukan apa pun untuk dikatakan.

"Eh? Eh? Ibu, ibunda? Apa, apa yang kau katakan? "

Tentu saja orang yang paling terkejut pada saat ini adalah Clarice yang diubah jenis kelaminnya dan sekarang tertimpa dengan pengumuman pengurungannya. Keberuntungannya dilempari satu demi satu dengan bencana.

“Seperti yang kau dengar. Pangeran. Aku minta maaf, tetapi demi keluarga kerajaan kau harus hidup bersembunyi mulai sekarang. Sebagai seseorang yang dibesarkan sebagai pangeran tentunya kau bisa melakukan ini... ”
"Yang benar saja!"

Kepala ratu menoleh pada kata-kata dingin yang berani memotongnya. Itu adalah Minwoo. Seolah ratu mendapati sosok orang yang bergemuruh seperti naga yang disentuh sisiknya, dia menatapnya.

"Apa kau bilang?"
"Aku bilang yang benar saja! kalian memutuskan untuk menikahkannya denganku dan mengubahnya menjadi seorang wanita dan sekarang kalian akan mengurungnya? Apakah kalian semua benar-benar gila? ”

Menanggapi tuduhan kasar Minwoo, sang ratu mendecakkan giginya dan merengut.

"Ucap orang yang mengepakkan mulutnya sementara dia tidak tahu apa-apa."
"Apa katamu? Ha! Lalu mari kita dengarkan. Kenapa kau memenjarakan Clarice. "
"...Kau penasaran kenapa pangeran dipenjara?"

Terjebak di tengah percikan api yang tersulut di antara keduanya, Clarice hanya bisa melihat di tengah mereka tanpa daya. Ketika dia melihat sekeliling dengan mata memohon bantuan, Senyun melambaikan tangannya, bersorak untuk Minwoo, dan raja dengan senang hati menonton sambil mengunyah popcorn yang dibeli dari suatu tempat. Clarice mencengkeram kepalanya dan merengek tanpa suara. Keduanya sama sekali tidak membantu.

Sang ratu dengan anggun membuka kipas anginnya, menutup mulutnya, dan bergumam dengan suara rendah.

"Jika kau ingin tahu, kau akan terlibat dengan masalah yang besar."

Minwoo hanya bisa mengejek peringatan konyol itu.

"Pahlawan. Kau harus tahu. Bahwa suara orang-orang yang melawan Takhta semakin keras dari hari ke hari. "

Waktu itu. Semuanya lega karena mereka memanggil pahlawan Minwoo untuk menyelesaikan insiden raja iblis, tetapi karena Minwoo pada waktu itu tidak lebih dari bocah nakal yang tidak memiliki harapan, mereka membuangnya. Buktinya adalah bagaimana mereka mengusirnya dari istana dengan pedang kayu. Namun ironisnya, Minwoo berhasil menyelesaikan insiden raja iblis dan kembali sebagai pahlawan sejati.

Terlebih lagi, dia membantu banyak orang bermasalah dalam prosesnya. Dan dia secara resmi menerima pedang suci dari Wanita Suci dan diakui oleh pendeta sebagai pahlawan sejati. Kau tidak bisa menyalahkan orang-orang karena tidak mempercayai Kerajaan yang hanya mengisap ibu jari mereka selama krisis raja iblis.

“Tidak hanya itu, bayangkan jika diketahui bahwa raja yang seharusnya memimpin negara mengubah putranya menjadi seorang wanita untuk menjerat sang pahlawan. Lebih buruk lagi, orang itu adalah orang yang cukup populer untuk disebut Harta Kerajaan, Pangeran Clarice."

Seolah ada sesuatu yang menusuknya, Senyun bergidik. Jika berita ini sampai ke masyarakat umum yang pastinya memiliki perasaan dendam terhadap keluarga kerajaan ... Uuurrrgh dia bahkan tidak ingin memikirkannya. Sebagai anggota CLC yang berdedikasi, dia bisa melihatnya. Orang-orang CLC menghancurkan istana kerajaan dengan segala macam cara yang berbeda.

"Dengan kata lain, kau menguncinya untuk menutupi tindakan kalian sendiri."
"Itu... Dan aku percaya bahwa putra kita yang berbakti dapat dengan senang hati mengorbankan dirinya sendiri untuk Kerajaan. ”

Sang ratu dengan genit tersenyum ke arah Clarice dan membelainya.

"Tentunya kau mau melakukan itu untuk kita semua?"

"Aku, aku-"

Clarice mencengkeram ujung pakaiannya dan menundukkan kepalanya. Dia tidak menyukai sisi asing dari ibunya yang belum pernah dilihatnya, dan dia juga tidak ingin dipenjara secara tidak adil seperti ini.

"Itu... Ah!"
"Kata siapa."

Minwoo menarik Clarice ke arahnya. Clarice diseret tanpa daya ke pelukan Minwoo. Mata Clarice melebar dan menatap Minwoo. Minwoo menatap ratu dengan wajah serius. Clarice pernah melihat Minwoo seperti ini sebelumnya. Tidak mungkin dia bisa lupa. Masih jelas bak hari cerah di benaknya bahkan sampai sekarang.

Saat itulah dia datang untuk menyelamatkannya dari istana raja iblis.

"Aku tidak mengerti."

Sang ratu melambaikan kipasnya dan melirik mereka.

“Tidak mungkin kalau kau tidak tahu bahwa tindakanmu saat ini membuatmu menjadi musuh kerajaan. Tidak peduli apakah kau pahlawan atau tidak, untuk memusuhi seluruh kerajaan demi satu orang, aku akan mengatakan bahwa itu adalah keputusan bodoh. "

Ratu bertanya seolah-olah dia benar-benar ingin tahu.

"Apakah Clarice hanya memiliki nilai sebesar itu untuk anda?"
"Nilai? Aku pikir kau salah. "

Minwoo dengan erat memeluk Clarice seolah-olah menyatakan dia tidak akan pernah kehilangannya.

"Aku tidak ingin kehilangan orang penting di kehidupanku untuk kedua kalinya."

Mata ratu terbuka lebar.

"Ho, orang penting?"
"He, Hero-nim?"
"Oi. Tunggu sebentar."
"Minwoo. Ohhhhh ...! ”

Kumpulan penonton itu menjadi berisik karena suatu alasan, tetapi kata-kata ratu berikutnya menarik perhatiannya dari mereka.

"Kedengarannya seperti kau akan menerima Clarice jika kami memberikannya."
"Memberikannya?"
"Tidak peduli Clarice adalah harta kerajaan atau tidak, dia bukan seseorang yang bisa diukur dengan pahlawan yang sekuat ratusan orang."

Wajah Clarice menjadi putih pucat. Dia tidak mengerti mengapa ibunya mengatakan hal-hal yang begitu kejam. Minwoo melihat ketakutan Clarice dan menggertakkan giginya karena marah.

"Minwoo, maukah kau memiliki dan menjaga Clarice?"

Sang ratu mulai memanggilnya Minwoo alih-alih sang pahlawan. Tapi Minwoo tidak memperhatikan ini dan hanya membalas dengan menantang.

"Ya."
"Ho, dan akankah kamu mencintai dan menghargainya selama sisa hari-harimu?"

Cinta? Menghargai?? Sisa hari-harimu ???

Itu di luar topik saat ini tetapi dia tidak berada di tempat untuk mempertanyakannya sehingga dia dengan percaya diri menjawab.

"Itulah yang aku harapkan."

Dia berkata seolah meyakinkan dirinya sendiri.

"Aku akan memilikinya, menjaganya, dan menghargainya selama sisa hidupku."

Plak!

"Nah."

Ratu menutup kipasnya dengan riang. Hebatnya, bibirnya berubah menjadi senyuman. Pada saat yang sama, sikapnya yang dingin telah menghilang dan digantikan dengan kehangatan. Perubahan mendadak dan kata-kata selanjutnya membuat Minwoo kacau.

"Tolong jaga Clarice dengan baik mulai sekarang. Menantu."

????????

Minwoo mendapat banyak tanda tanya.

"Menantu?"

Raja bertepuk tangan dan bersorak.

"Itulah ratuku. Seperti yang diharapkan! ”
"Tentu saja. Bukankah membantu suaminya adalah tugas istri? "

Sang ratu tersenyum seperti seorang gadis muda dan bertindak imut untuk suaminya. Apa yang sebenarnya terjadi... Lalu mata Senyun yang menyipit terbuka dan dia berteriak pada Minwoo.

"Kau, idiot!"
"Apa? Apa yang salah?"
"Hero-nim ..."

Wajah Clarice memerah ketika dia berbisik.

"Um, apa yang kau katakan tadi adalah ...."

Bisikannya yang malu ditenggelamkan oleh suara penasihat terdekat.

"Astaga. Untuk berpikir dia mengakuinya dengan penuh semangat. "
"Aku mencintaimu, tuan putri."
"Jadi dia benar-benar bertunangan dengan pahlawan."
“Semangat Hwaaaaa Hero-nim sangat luuuuuuaaaaaaaaar biasa!”

Semua kata yang tidak bisa dia mengerti. Bagi Minwoo yang bingung, sang ratu tersenyum seperti seorang ibu dan bertanya.

"Menantu. Kapan kita harus mengadakan pernikahan? "
"Pernikahan?!"

Minwoo bertanya sambil bergidik.

"Sebagai seorang pria, apa lagi artinya ketika kau memberi tahu seorang wanita lajang bahwa kau akan memiliki, memeluk, dan menghargainya selama sisa hidupmu?"

Kemudian mata ratu menyipit.

"Atau kau berbohong?"
“……..”

Minwoo pucat. Kata-kata yang sangat dia teriakkan terdengar di kepalanya. Sekarang dia menyadari pertunjukan seperti apa yang telah dia lakukan, dan 'lagi' dia telah dibodohi seperti orang idiot, dia akhirnya menyadari.

Sang ratu telah bersekongkol dengan raja sejak awal.

Kalau dipikir-pikir, itu memang aneh. Sang ratu merendahkan Clarice, tingkah lakunya seolah-olah dia menantangnya, menyatakan pemenjaraan sebagai seorang ratu, bahkan bukan sebagai raja, kehadiran para penasihat yang terlihat seperti memohon untuk meneriakkan segala sesuatu meskipun mengadakan sandiwara ini untuk menjaga insiden ini secara rahasia, semua itu dia abaikan karena dia kehilangan kesabaran.

"Jika kau ingin tahu, kau akan terlibat dengan masalah yang besar."

Sial. Dia telah memakan umpan mereka.


Note :
Jeng-jeng! Jadi serius kan? :v ratunya mantap deh. Intinya si ratu nge bait Minwoo biar dia mau nikahin clarice, pantesan rajanya sinting tapi tetap jalan kerajaannya, ternyata ratunya gini hahahaha.




TL: MobiusAnomalous
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar