Selasa, 20 Agustus 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 7 : Chapter 15 - Hati Spirit Tortoise

Volume 7
Chapter 15 - Hati Spirit Tortoise


“... aku menjadi jauh lebih kuat!”

Kyo melangkah keluar dari belakang penghalang dan berjalan perlahan ke arah kami. Energi sihir berputar dalam pusaran di sekelilingnya.
Dia tampak bergetar sesaat, kemudian dia muncul tepat di depanku. Tidak ada waktu untuk berpikir - aku mengarahkan Perisaiku tepat waktu untuk memblokir terjangan lembaran kertas dari buku Kyo.

Mereka terhempas ke perisai dengan begitu kuat sehingga aku tidak bisa menahan semua energinya. Aku berhasil, tetapi lembaran kertas itu membuatku terdorong kebelakang. Untungnya, aku berhasil mendapatkan kembali keseimbanganku sebelum terjatuh.

“Wah! Komposisi bentuk dasar jadi sekuat itu ya? Luar biasa!” Kyo tertawa, menunjukkan bukunya ke semua orang di sini. “Nyaman sekali ini. Baiklah, aku bisa bermain-main lagi!”

Dia membuka buku dan mengirim lembaran itu terbang ke segala arah.
Ada terlalu banyak dari mereka yang harus dihindari, dan sekutu ku terpaksa menangkis mereka.
Kami belum kalah. Musuh telah menjadi begitu kuat, sampai sihir pendukung pun tidak berguna.

“Ya! Ini rasanya enak sekali. Kalau bertarung memang menyenangkan jika ini dilakukan! Biarkan musuh menggunakan kekuatan terbaiknya! Lalu hancurkan semua kekuatan mereka. Cara ini tidak ada tandingannya! Ahahahaha!”
“Tuan Pahlawan Perisai!” bisik Ost padaku. “Dia menggunakan energi yang dikumpulkan oleh Spirit Tortoise untuk membuat penghalang yang melindungi dirinya sendiri. Sebaiknya, sebaiknya kita harus segera menghancurkan inti Spirit Tortoise, dengan begitu kita bisa membuatnya melemah.”

Aku mengerti, jadi itu caranya.

“Oh? Jadi itu rencana kalian!? Aku sendiri masih ada rencana yang lain, tahu!” kata Kyo, mengejek kami semua. “Apa kalian lupa? Aku memiliki sandera? Bukan berarti aku membutuhkan mereka, tapi aku bisa memperlakukan mereka sesuka hatiku!”

Kyo menunjuk ke tiga pahlawan yang berada di belakangnya.

“Ugh.”
“Kau pengecut.”

Kyo berbalik dan mengerutkan kening pada Glass dan rekannya.

“Tapi, aku yakin kalian tidak memperdulikan mereka.”
“…”

Glass tidak bergerak sedikitpun. Dia menatap Kyo, kemarahan terbakar jelas di matanya.

“Oh! Jangan-jangan, kau ingin aku tidak membunuh mereka sebab ini tidak adil bagi mereka? Hah! Dangkal sekali pemikiranmu! Bagus! Beruntung sekali aku!”

Dia sangat vulgar. Aku hampir tidak tahan.
Dia menemukan kelemahan Glass dan mengejeknya, mengarahkan jarinya ke arahnya dan terkikik seperti anak kecil. Aku juga tidak berteman dengan pahlawan lain, tetapi aku tidak akan membiarkan mereka mati.

“Kau pengecut!”

Teriakan itu terdengar seperti tembakan yang bergema di seluruh ruangan.

“Hah?” Kyo bergumam, mencari sumbernya.
“Aku tidak bisa memaafkanmu! Pengecut sekali kau mengambil orang lemah sebagai sandera!”

Pemilik suara itu adalah... Rishia.

“Kukira siapa? Ternyata kau ya, gadis yang tidak berguna! Kau akan memberitahuku apa yang harus aku lakukan sekarang? Ha!”
“Itu benar. Aku mungkin tidak sekuat mereka, tapi aku tidak bisa membiarkanmu begitu saja!” 

Rishia berteriak, membalikkan tudung kigurumi-nya untuk menatap Kyo.
Matanya tampak berbeda. Dia tidak membuat ekspresi menyedihkan atau memohon. Matanya dipenuhi dengan tekad yang kuat.

“Dasar gadis lemah yang tidak tahu tempat?”
“Apakah kau pernah berpikir tentang bagaimana perasaan Ost ketika datang ke sini? Tidakkah kau sadar bahwa kami semua datang untuk memperjuangkan masa depan kami? Ke-keadilan yang Tuan Itsuki ajarkan padaku... tidak akan pernah membiarkan tindakanmu!”
“Keadilan apa yang kau maksud? Tak ada gunanya! Kelemahan kalian membuktikan kalian yang jahat, sedangkan akulah keadilannya!”

Tempat di sekitar Rishia tampak ada sesuatu. Sesuatu yang Filo dan Wanita Tua telah lakukan, yaitu mengumpulkan energi Kii. Terlihat dia sangat dipenuhi oleh kekuatan.

“Kau, sangat mengganggu. Akan kubunuh kau duluan,” bentak Kyo.

Dia membuka bukunya dan lembaran kertasnya terbang menuju Rishia.
Aku lari untuk melindunginya, tetapi dia terlalu cepat.
Sial! Dia akan membunuh Rishia dengan serangan itu!
Itulah yang kupikirkan. Tapi... Rishia berhasil menghindari semua serangan Kyo tanpa ragu dan terus menatapnya.

“Apa?”
“Itu hanya, itu hanya kekuatan dari orang lain, kau tidak dapat melakukan apa-apa! Seberat apapun serangannya, secepat apapun serangannya, selama itu bukan kekuatanmu, serangan itu tidak ada tenaganya!” Rishia berteriak, menghunuskan pedangnya.
“Ah, dasar tidak tahu diri! Beraninya kau menceramahiku!? Berisik!” Kyo mengirim sejumlah lembaran kertas lainnya.

Ada lebih banyak lembaran kertas saat ini! Ada begitu banyak dari lembaran kertas itu dan bergerak sangat cepat, aku sendiri ragu dapat menghindari semua itu, apalagi jika Rishia yang melakukan itu.
Tapi dia menghindarinya, tanpa ada keraguan sedikitpun, dia bahkan menggunakan pedangnya untuk menangkis serangan Kyo dan terus berjalan mendekatinya.

“Seranganmu tidak ada bandingannya Eclair-san, Raphtalia-san dan juga Filo-san. Sebab seranganmu tidak ada tenaganya sama sekali. Semua seranganmu itu hanya dipenuhi emosi belaka!”
“Diam!”

Kyo berteriak pada Rishia. Sepotong urat menonjol dari dahinya, berdenyut.
Aku tidak bisa mempercayainya. Aku hampir tidak bisa mengikuti serangannya, tetapi Rishia membaca setiap gerakannya.
Statistiknya sangat rendah mengingat levelnya. Apa ini kehebatan dari Teknik Hengen Musou? Wanita Tua mengatakan Rishia memiliki potensi besar. Tapi ini seperti bunga yang baru saja mekar? Jika diperhatikan, Rishia seperti membangkitkan sesuatu, sama seperti ketika MC membangkitkan kekuatannya di keadaan seperti ini.

“Coba saja hindari ini! Komposisi Api Suci!

Kyo menggunakan sesuatu yang menyerupai skill, memanggil api yang meraung seperti iblis. Makhluk api itu menyerang Rishia.

“Matilah!”

Rishia berhasil menebas iblis api tersebut menjadi dua dengan pedangnya.
Setelah berhasil mengalahkan itu.... ada salju yang bertebaran lalu menyatu dan menjadi wanita salju, makhluk itu berusaha menyerang Rishia tetapi dia berhasil menebasnya juga.

“Ap... Apa!?”
“Kau pastinya berusaha terlihat pintar di sini, tapi caramu melakukannya selalu sama. Hanya cukup dengan melihat matamu, pergerakan selanjutnya darimu sudah terlihat jelas!”
“Kurang ajar! Sama saja kau bilang seranganku sangat sederhana!”

Kyo sangat marah dan menggunakan skill lain. Dia sangat kesal sehingga dia tidak berpikir jernih. Dia bisa menggunakan sanderanya, tetapi dia terlalu fokus untuk mencoba membunuh Rishia, yang terus mematikan skillnya dengan pedang.
Setelah Kyo bertambah kuat, tak satu pun dari kami yang punya peluang melawannya. Tapi sekarang Rishia melawannya sendiri.
Lalu Kyo tersenyum akan sesuatu.

“Oh, hampir saja aku terbawa alur seranganmu, di sini aku masih punya sandera, harusnya kau tidak banyak tingkah. Terus, setelah aku mendapatkan kekuatan lagi, kau hanya menunda hal yang nantinya akan terjadi. Teruslah mengulur waktu sampai puas, nanti juga aku akan terus bertambah kuat!”
“Jadi kau gunakan sandera setelah sadar kekuatan kuatmu tidak akan membantu,” kata Rishia, dengan pandangan sangat dingin.

Dia seperti orang yang berbeda. Namun aku yakin tekad kuat yang dia tunjukan kali ini adalah dirinya sendiri.

“Aku... Aku tidak memiliki tekad yang kuat seperti Naofumi-san. Aku juga tidak memiliki tujuan yang luar biasa seperti Tuan Itsuki. Aku tidak sebaik Motoyasu-san, dan tidak memiliki pemikiran setenang Ren-san.”

Tidak.... Dia salah tentang itu.
Sifat tanpa pamrih berjuang untuk orang lain. Setelah diselamatkan, dia tahu apa artinya menyelamatkan orang lain. Sebenarnya, dia memiliki tekad yang lebih kuat daripada para pahlawan. Paling tidak, dia lebih heroik daripada aku.

Sekarang Rishia sedang tidak menahan diri dalam pertempuran.
Dia telah melemparkan dirinya ke dalam pertempuran sepenuhnya dan siap untuk mengorbankan dirinya untuk kesempatan mengalahkan Kyo. Dia melakukannya tanpa ragu-ragu, sama seperti Ost.

Mungkin dia orang yang sederhana, tetapi dia memiliki tekad kuat yang dapat mendukung keputusannya. Jiwanya meneriakkan tekadnya. Dia marah pada kejahatan yang dilihatnya. Aku tidak pernah tahu ada singa di dalam hatinya, tertidur sepanjang waktu ini. Aku tidak pernah menyangkanya.

Statistiknya sangat rendah untuk levelnya sampai-sampai tampak sedikit tidak wajar. Aku tidak bisa menyangkal itu. Tapi Wanita Tua bersikeras mengatakan Rishia memiliki bakat. Dia pasti benar. Semua yang terbentang di hadapanku pada saat itu membuktikannya.

“Aku tidak sekuat Raphtalia-san, dan aku tidak memiliki hati semurni Filo-san. Aku tidak berbakat menggunakan pedang seperti Eclair-sana, apalagi pengalaman yang Master miliki.”
“Ah, iya, iya, terserah. Aku sudah bosan mendengar perkembangan hebatmu, cepat saja kau mampus dari sini! Jika tidak akan terjadi sesuatu pada para Pahlawan ini!”

Tangan Rishia dipenuhi dengan cahaya, kemudian membentuk sebuah bilah pedang.

“Tetapi aku... hanya... hanya padamu saja, aku yakin bisa mengalahkanmu!” dia berteriak.

Tekad besarnya terdengar memenuhi tempat ini. Kemudian dia berbalik, mengarahkan pedang itu, dan melemparkan bilah pedang cahaya pada para pahlawan yang dipenjara dalam dinding.
Bilah pedang itu tidak melukai mereka tetapi meledak menjadi cahaya hangat yang menyelimuti penjara kristal mereka. Yang mana itu membuat kristal penjara itu pecah.

“Kau! Argh! Kau melepaskan mereka?!”
“Kau selanjutnya! Hyaaa!”

Rishia mengangkat pedangnya dan menyerbu Kyo.
Kyo mengangkat bukunya dan menggunakannya untuk memblokir pedang Rishia. Untuk sesaat, senjata mereka saling berbenturan. Bunga api beterbangan.

“Sampah sepertimu seharusnya tidak bertingkah seperti pemeran utama! Sudah matilah kau! Kenapa malah tambah kekuatan!”

Kyo berteriak, melompat mundur untuk menjauhi Rishia. Penghalang muncul kembali di sekitarnya. Itu pasti menghilang saat dia menyerang.

“Kaulah yang harus menyerah! Kau tidak lagi memiliki sandera!”

L'Arc berteriak, berdiri di depan para pahlawan yang terjatuh dan mengacungkan sabitnya.
Kyo menyeringai, mengabaikannya.

“Lagipula, dunia ini akan segera hancur, sebaiknya aku gunakan semua energi yang tersisa di sana, salahmu sendiri tidak memahami rencana luar biasaku!”
“Jangan main-main kau! Senjata vassal memutuskan apa yang bisa dan apa yang tidak bisa kita lakukan!”

L'Arc berteriak, suaranya parau karena marah. Aku tidak pernah mendengarnya seperti itu.

“Oh? Aku bukan budak senjata vassal. Ini hanya senjata, untuk apa mengikuti perintahnya?”

Sial. Tidak banyak yang bisa kulakukan untuk membantu.
Sementara Liberation Aura masih aktif, Aku bisa menggunakan Wrath Shield untuk menggunakan Blood Sacrifice dan menghancurkan inti, seperti yang disarankan Ost.
Jika tidak berhasil, aku akan keluar dari pertempuran untuk selamanya. Tetapi dengan keadaan saat ini, aku tidak melihat cara lain untuk menang.

Tidak ada jalan keluar. Aku benar-benar terkesan kami berhasil sejauh ini.
Aku bergerak diam-diam, sehingga aku tidak akan menarik perhatian Kyo, yang masih dalam pertarungan berteriak pada L’Arc. Diam-diam, aku menyentuh perisaiku dan mengubahnya menjadi Wrath Shield.
Tapi perisai itu tidak membiarkanku melakukannya!

“Tidak. Perisai itu tidak bisa menghancurkan inti itu.”

Aku mendengar suara misterius. Aku menoleh ke asal suara dan melihatnya di sana, berjuang melawan tali cahaya yang mengikatnya. Wajahnya menunjukkan ekspresi memohon yang sama seperti ketika aku pertama kali bertemu dengannya.

“Nah... Inilah saat untuk mewujudkan bentuk kekuatan yang tersisa dalam senjata suci perisai.”

Suara angin berderu memenuhi telingaku, dan perisai di tanganku berubah bentuk.


Kondisi Spirit Tortoise Heart Shield terpenuhi secara paksa!





Informasi itu muncul di bidang penglihatanku. Aku segera tahu itu adalah perisai terbaik yang pernah kulihat. Aku terkejut melihatnya sudah dalam keadaan mendapat metode penguatan.


Spirit Tortoise Heart Shield (Awakened) 80/80 AT
Kemampuannya Terbuka..... Bonus Pemakaian: Berkah Naga
Efek Spesial: [Gravity Field] [C Soul Recovery] [C Magic Snatch] [C Gravity Shot] [life-Force Up] [Magic Defense (Tinggi)] [Lightning Resistance] [SP Drain Nullification] [Magic Assistance] [Spell Support]
Efek Spesial Eksklusif: Energy Blast 100%
Level Mastery: 100


Secara fisik, perisai ini tampak sangat mirip dengan Whale Magic Core Shield.
Namun spesifikasinya tak tertandingi. Ketika aku menggunakan perisai baru, itu mengubah efektifitas magic pelindung, dan status perisai naik menjadi lebih dari dua kali lipat perisai sebelumnya.

“Kumohon.... Kalahkan aku...”

Opsi ‘Energy Blast’ perisai berkedip. Aku merasa dia memintaku menggunakannya.
Tapi ... Jika aku melakukannya...

Semua peristiwa sepanjang hari datang membanjiri ingatanku, aku tahu kami hanya bertarung bersama Ost selama satu hari. Aku merasa seolah-olah kami menghabiskan lebih banyak waktu bersama daripada itu, kami menghadapi waktu yang sulit bersama-sama.

“Jangan ragu-ragu.... Kau harus melakukannya ...”
“Tapi kalau aku...”
“Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kita tidak akan bertemu. Para pahlawan tidak akan pernah tahu apa sebenarnya Spirit Tortoise, mereka tahu hanya dari perannya, mereka akan mengalahkanku tanpa pernah mengetahui bentukku yang sebenarnya. Aku akan memenuhi tujuanku, meski akan menghilang nanti. Itulah takdir kami.”

Aku tahu itu. Kepalaku memberi tahu bahwa itu benar. Tapi tanganku gemetar.
Dari semua musuh yang dapat kuajak bicara, semua berhasil aku bunuh tanpa ragu. Sebenarnya, hanya paus agung saja yang pernah kuajak bicara. Tapi kami sudah pernah melakukan percakapan, tapi kami tidak memahami satu sama lain. Dia hanya mencoba membunuhku.

Ketika aku melawannya dan membunuhnya, aku berkata pada diriku sendiri bahwa itu adalah tindakan membela diri, bukan tindakan pembunuhan. Itulah caraku selamat dari trauma membunuh orang. Jadi, meskipun aku tahu apa yang kulakukan, aku tidak pernah menyesal.
Tetapi jika aku menggunakan ledakan energi di sini, Spirit Tortoise, Ost akan mati.
Dia akan melakukannya untuk dunia. Dia akan mati untuk kami.

Kami bertarung bersama. Dia adalah temanku. Ketika aku berpikir untuk membunuhnya, emosiku tidak mau menerimanya.

“Perasaanmu sudah membuatku puas. Pemilik senjata murni perisai... Tuan Pahlawan Perisai, tolong... Bantu aku untuk memenuhi tugasku.”
“Apakah kau tidak benci dengan takdirmu?”

Orang-orang membencinya. Mereka berharap kematiannya. Dia ditakdirkan untuk dibunuh oleh para pahlawan, perwujudan dari ‘keadilan’. Itu sangat menyedihkan, itu terlalu sedih untuk ditanggung.

“Benci? Tidak, tentu saja tidak. Aku dapat menjaga semua kehidupan di dunia, membantunya berkembang. Aku tidak sedih.”

Bahkan aku merasa seperti tidak mau memahami cara berkorbannya. Tapi kenapa?
Bisakah aku benar-benar mati demi orang lain, tanpa rasa ragu? Aku dituduh melakukan kejahatan, dibuang ke jalan tanpa uang dan sendirian. Aku membenci dunia ini dengan sepenuh hati. Dan sekarang aku merasa ragu dengan rasa pengorbanan Ost.

“Aku.... Aku yakin Tuan Pahlawan Perisai mengerti. Jika tidak, kau tidak akan berjuang terlalu lama, begitu keras, untuk menghentikanku.”

Aku ingat bagaimana perasaanku ketika Raphtalia dan Filo percaya padaku, aku tahu dia benar. Aku ingin melindungi mereka. Aku ingin melindungi mereka yang percaya kepadaku. Aku mengerti apa yang dimaksud Ost. Dia mengatakan bahwa perasaan itu meluas ke seluruh orang di dunia.

“Sekarang.... aku tahu terlalu banyak meminta darimu, hanya ini saja yang bisa kulakukan untuk membantu.”
“Apa yang kau lakukan?!”

Kyo tiba-tiba memperhatikanku dan mengirim lembaran kertas langsung ke arahku.
Aku memblokir mereka dengan perisaiku. Aku tidak tersentak. Serangannya tidak lagi menggangguku.

“Apa? Bagaimana kau memblokir itu?! Selanjutnya aku akan menyerang dengan kekuatan penuh!”
“Tak akan kubiarkan! Keadilan yang disampaikan Tuan Itsuki, akan selalu tidak akan memaafkan tindakanmu!”

Rishia membidik dan melemparkan pedangnya lurus ke arah Kyo.

“Ha! Semoga berhasil! Penghalang ini lebih kuat dari sebelumnya, kau tidak akan pernah bisa melewatinya! Ini lebih fleksibel daripada yang terakhir! Kau tidak punya kesempatan!”

Kyo berteriak merendahkannya. Dia mengerahkan beberapa lembaran kertas untuk memblokir pedang terbang itu. Tetapi pedang itu menembus mereka, mengenai penghalang, dan terus melaju.

“Sialan! Terlalu... cepat!”

Pedang Rishia menerobos penghalang dan terbang di udara. Kemudian mengenai dada Kyo sampai terdengar suara tusukan menembus baju.

“Ugh... Kau!”

Sudah waktunya! Aku menoleh untuk melihat Ost. Dia mengangguk.
Rasanya seperti waktu melambat. Rasanya seperti hanya Ost dan aku bisa merasakan detik berlalu.
Aku mengangkat perisai dan membayangkan ikon Energy Blast.

Dari perisai itu muncul empat kaki untuk menopang beratnya, dan target incaran seperti di game muncul di depan pandanganku. Kemudian aku memanggil sejumlah besar energi dari sekitarku dan membentuk bola energi, yang sama dengan yang dilemparkan Spirit Tortoise kepada kami di luar.

Perisai tumbuh menjadi bentuk seperti laras senapan, dan bentuk seperti sayap muncul di belakangku. Target incaran menjadi lebih fokus, dan aku mengarahkannya pada target utama.
Sudah waktunya. Saatnya untuk mengabulkan keinginan terakhir Ost.
Aku mengangguk, lalu sejumlah energi besar meluncur ke sana.
Semuanya yang kulihat menjadi putih. Aku tidak bisa melihat apa pun kecuali energi kuat yang memancar dari perisaiku.

“Sialan! Tak akan kubiarkan itu... !”

Kyo berlari untuk menghalangi sinar itu agar tidak mengenai inti, tetapi terlalu banyak energi yang perlu dia hentikan, dan sinar itu menghempaskannya.

“Aghhhhh!”

Dia bangkit dan berlari untuk menyerangku secara langsung. Tapi sebelum dia bisa melakukannya, penghalang yang dia gunakan muncul didepanku dan... melindungiku sebagai gantinya!

“Apa? Jangan pada saat seperti ini ada gangguan lain! Tidaaaak!”

Perisai itu dipenuhi dengan kekuatan Spirit Tortoise. Jantung Spirit Tortoise, Ost melindungiku.
Selama kami berada di dalam Spirit Tortoise dan aku memiliki perisai itu, sehingga aku tidak bisa terluka.
Aku harus menggunakan energinya untuk menghancurkan inti Spirit Tortoise, itulah yang diinginkan Ost.
Maka aku... Aku harus mengabulkan keinginannya!

“Ugh.”

Sinar itu tumbuh lebih kuat dan lebih luas. Penghalang yang melindungi inti retak.
Retakan itu melebar, dan sinar itu menembus celah, menghancurkan penghalang berikutnya. Kemudian sinar tersebut menerobos penghalang itu dan terus menghancurkan penghalang berikutnya.

Berkali-kali, sinar itu terus menghancurkan penghalang. Kemudian, akhirnya, berhasil mengenai intinya.
Terdengar bunyi nyaring, seperti jeritan, dan intinya hancur berkeping-keping.
Ruangan itu dipenuhi cahaya menyilaukan, dan aku tidak bisa melihat apa pun untuk sementara waktu.

“Uhuk.... Uhuk....”

Ledakan itu sangat kuat. Aku mengedipkan mata untuk mendapatkan kembali penglihatanku. Ruangan itu dipenuhi cahaya, tapi itu bukan cahaya yang menyilaukan dari ledakan energi. Tidak, itu cahaya dari luar.
Ruangan itu sunyi. Proyeksi di dinding yang digunakan Kyo untuk memantau apa yang terjadi di luar menghilang.
Asap mengepul naik dari perisaiku. Bentuk laras senjata yang muncul ketika aku menembakkan sinar energi berubah menjadi cahaya sebelum menghilang.
Akhirnya, aku melihat rekan-rekanku berbaring di tanah, tempat mereka merunduk di bawah sinar.

“Tuan Naofumi.”
“Nak.”

Aku tersenyum dan melambai kepada mereka.

“Baiklah. Kita lanjutkan urusan utamanya.”

Musuh belum pergi. Ini belum berakhir. Jangan beranggapan sudah menang dulu.

“Beraninya kau!”

Benar. Musuh masih berdiri.

“Kau merusak rencanaku! Rencanaku hancur oleh Pahlawan Perisai yang bodoh!”
“Bodoh? Itu tidak ditentukan oleh kau.”
“Yah!”

Rishia berteriak, berlari untuk mendukungku. Sebuah bola sihir melayang di atas tangannya yang terulur. Dia telah berhasil bertahan terhadap serangan Kyo yang kuat dan telah mencetak critical hit yang mengesankan terhadapnya juga. Apa yang menyebabkannya kebangkitannya? Pelatihan Teknik Hengen Musou-nya? Dia bergerak sangat cepat, sangat lihai.

“Ayo semuanya! Mari kita kalahkan dia!” Rishia berteriak.
Raphtalia, Filo, Eclair, Wanita Tua, dan kemudian L’Arc, Glass, dan Therese menyiapkan senjata mereka untuk pertarungan terakhir.
Kemudian Ost muncul di belakangku, terbungkus cahaya.

“Ha! Tak satu pun dari kalian yang punya peluang menang melawanku, jadi kalian semua bersatu. Begitu? Sungguh menggelikan! Oh, kurasa sudah waktunya!” Kyo menggonggong, ekspresi sedih melintasi wajahnya. Dia tampak seperti menelan serangga.
“Kau tidak akan lolos dari ini. Kau akan membayar kejahatanmu dengan nyawamu!”
“Aku? Aku sudah mencapai apa yang ingin kulakukan. Seorang genius tahu kapan saatnya untuk pergi.”

Cahaya lembut berputar ke tangan Kyo.
Itu tampak seperti energi Spirit Tortoise!
Aku melihat ke arah Ost yang sedang berusaha merentangkan tangannya, tetapi dia tidak bisa bergerak cukup cepat.

“Hampir saja!”

Glass dan Eclair melompat ke arah Kyo, tapi dia terlalu cepat untuk mereka.

“Aha! Kalian tidak berpikir semua energi akan hilang ketika kau menghancurkan inti, kan? Sangat buruk! Aku mengembangkan hal ini sendiri, jadi jangan berharap energi itu kembali ke bumi! Ahaha!”

Energi membentuk bola di tangannya, lalu melayang ke udara di atasnya. Itu bersinar dengan cahaya redup sebelum dengan cepat membentuk bola gravitasi yang sangat kuat sehingga melengkungkan ruang dan membuat lubang di udara.

“Terima kasih untuk hiburannya! Sampai jumpa!” teriak Kyo. Dia melompat ke dalam lubang dan menghilang.

Tetapi sebelum dia menghilang sepenuhnya, dia menunjuk Rishia dan aku dan berteriak. 

“Aku akan membunuhmu untuk apa yang telah kalian lakukan di sini. Bersiaplah!”

Dia benar-benar membuatku jengkel!

“Tunggu!”

Aku berlari mengejarnya, tetapi dia menghilang ke dalam lubang sebelum aku bisa menyusul. Aku tidak bisa membiarkannya pergi! Jika dia melarikan diri sekarang, dia akan muncul lagi nanti, bahkan lebih kuat. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi!
Ketika aku meraih lubang untuk mengejarnya, lubang itu bereaksi dan memukulku mundur.

Tindakan Melanggar Aturan.
Pahlawan Suci tidak mungkin diperbolehkan untuk menjajah dunia lain

Menjajah? Dunia lain?
Apakah itu berarti bahwa lubang itu mengarah ke dunia lain?

“Tuan Naofumi!”
“Naofumi!”

Raphtalia dan Rishia memanggilku, aku berbalik untuk menghadap mereka, aku melihat Ost berbaring di sana, setengah transparan. Dia seperti akan menghilang kapan saja. Tapi sepertinya tidak kesakitan.

“Hei...”

Aku mencoba protes, tetapi tidak ada gunanya. Aku menghancurkan inti, jadi hanya masalah waktu sebelum Ost menghilang. Kami sudah membicarakannya sebelum aku menembakkan energy blast. Tidak ada waktu untuk bersedih dalam penyesalan.

Aku memiliki tanggung jawab kepadanya. Aku harus memastikan diriku mendengarkan kata-kata terakhirnya. Aku harus memastikan dia meninggalkan kami tanpa meninggalkan sesuatu yang tidak terucapkan.
Dalam perjalanan kembali ke sisi Ost, aku melewati L’Arc, Glass, dan Therese.
Mereka berjalan menuju lubang di udara, senjata dan tangan mereka terentang.

“Kami akan mencari tahu ke mana dia melarikan diri. Tunggu jawaban dari kami.”
“Baiklah ...”

Mereka akan melanjutkan penyelidikan di tempat yang tidak bisa aku ikuti.
Glass telah muncul melalui celah-celah yang datang bersama gelombang, dan begitu pula L’Arc. Mereka tahu ke mana dia pergi.





TL: Kuaci
EDITOR: Isekai-chan
PROOFREADER: Bajatsu & Hantu

0 komentar:

Posting Komentar