Jumat, 09 Agustus 2019

Isekai ni Tensei Shitandakedo Ore, Tensai tte Kanchigai Saretenai? Web Novel Bahasa Indonesia Chapter 2 – Perbedaan dalam Sejarah

Chapter 2 – Perbedaan dalam Sejarah


Hallo, ini aku lagi, Kouki.

Yah yah, begitu banyak yang terjadi sejak saat itu, dan sekarang umurku 15 tahun. Apa? Waktu berjalan begitu cepat?
Tidak, itu tidak seberapa dibandingkan dengan hal lain yang aku temukan. Jadi, sejak aku sudah bisa bergerak sendiri saat aku 5 tahun, aku sudah mengumpulkan informasi selama 10 tahun sekarang. Jangan terlalu terkejut, hal pertama dari yang harus kalian ketahui, Aku berada di planet ke 3 dari tata surya, Bumi. Waktu yang tertera saat ini adalah...

4 Januari 2102, 10:59

Aku terlahir kembali sekitar 90 tahun di masa depan dari kehidupanku sebelumnya. Meskipun di masa depan, tidak ada sesuatu seperti mobil terbang, atau hal-hal seperti teknologi teleportasi.
Apa yang kami punya sekarang adalah Military Power-Suits (Saat pertama aku melihat di TV, Aku begitu bersemangat dan bertanya pada ibuku, "Mama, apa itu robot? Apa itu robot?") dan senjata laser personal yang nyaris portable.

Kupikir itu terjadi pada saat aku berusia 3 tahun, Ketika sebuah pemikiran tiba-tiba datang kepadaku. Bagaimana bisa peradaban manusia berkembang begitu pesat hanya dalam 90 tahun? Era dunia tempat aku tinggal sebelumnya, tahun 2010 tepatnya, kemajuan dari peradaban kurang lebih stagnan. Bahkan ada sekelompok ilmuwan menyatakan peradaban akan menghilang perlahan seiring berjalannya waktu. Jadi saat ibu membawaku ke perpustakaan ketika dia sedang mencari sebuah buku bergambar, aku menyelinap pergi mencari buku-buku sejarah. Kemudian ibu menemukanku, tapi sepertinya dia pikir aku hanya tertarik pada gambar. Setelah itu, dia pun meng-Upload banyak e-books pemandangan atau kastil yang indah ke perangkat pribadi ku.
Seperti yang diharapkan dari ibuku, begitu baik hati! Meski aku tidak benar-benar membutuhkannya untuk saat ini...

Haruskah kita menuju detailnya, kita kembali ke abad pertengahan, tapi aku akan menjelaskan beberapa poin yang pasti berbeda dari dunia tempat tinggalku sebelumnya.

Tahun 1935, Perang Dunia ke kedua pecah. Itu dimulai 4 tahun lebih awal dari sejarah yang kutahu dan hanya berlangsung selama setengah tahun. Alasannya karena Amerika, Russia, dan Jerman telah menyelesaikan pengembangan senjata nuklir di saat yang bersamaan. Jepang meluncurkan serangan terhadap Pearl Harbor dan menduduki Hawaii, tapi setelah itu Jepang menjadi target bom nuklir dari Kepulauan Aleutian. Itu sebenarnya adalah kekalahan Jepang, tapi tujuan utama Amerika hanya untuk membuat Jepang mundur total dari Hawaii, sehingga Amerika tidak pernah menginjakkan kaki di Jepang. Senjata Jepang dilucuti dan konstitusi didirikan, tetapi penyerahan Jepang tidak pernah terjadi, sehingga hasilnya, Jepang masih mempertahankan kekuasaan atas negara sendiri dan nyawa yang tak terhitung jumlahnya terselamatkan. Tentu saja, Serangan nuklir di Jepang juga tidak pernah terjadi. Seluruh dunia menghindari terjadinya perang berkepanjangan tanpa pemenang yang jelas, semua yang tersisa adalah kekuatan politik dan produktivitas yang digunakan untuk kemajuan teknologi.

Tahun 1950, Apollo 3 berhasil mendarat di bulan, yang dimana 20 tahun lebih awal dari sejarah yang aku tahu. Dan ngomong-ngomong, dari tahun 1948, sekitar 70% dari penerbangan komersial sudah menggunakan bahan bakar jet.

Tahun 1951 terjadi Krisis Rudal Kuba, itu sama dengan sejarah yang ku tahu. Amerika dan Russia terlibat dengan perang nuklir setiap saat, tetapi meninggalnya Paus Roma pada waktu itu memiliki efek yang buruk pada seluruh dunia, menyebabkan keletihan akan perang memuncak, yang dimana mencegah terjadinya perang habis-habisan.

Tahun 1970, konverensi dunia untuk Strategis Pengendalian Senjata berlangsung. Ini tidak pernah terjadi sama sekali di sejarah yang aku tahu. Belajar dari Krisis Misil Kuba, setiap negara yang memiliki nuklir (termasuk Jepang), meneggakkan sebuah batas kepemilikan. Semua negara yang memiliki hulu ledak nuklir, dibatasi untuk memiliki 23 hulu ledak.

Tahun 1976, Tragedi Eropa, Ini juga berbeda dari sejarah yang kuketahui. Sebuah penyakit menular yang dimulai di sebuah pedesaan terpencil di Eropa, menyebarkan teror di seluruh dunia. Pada awal kejadian Pandemik, populasi dunia adalah 9.100 juta, tetapi pada saat WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mengumumkan vaksin penyembuh, populasi dunia sudah berkurang drastis menjadi 4.700 juta.

Tahun 1990 terdapat Keajaiban Versailles, di mana semua negara menjadi kelelahan dikarenakan efek setelah Tragedi Eropa dan membuat keputusan besar. Semua senjata nuklir harus disingkirkan secara permanen, semua negara memberhentikan 80% dari kekuatan militer mereka, dan peresmian Angkaran Darat Amerika. Banyak orang mengatakan bahwa ini adalah kemenangan bagi perdamaian dunia, tetapi argumen terkuat menyatakan negara ingin mencadangkan banyak sumber daya manusia dengan memindahkan mereka dari militer ke pegawai negeri. Oh, dan ngomong-ngomong, Tragedi Eropa dan Keajaiban Versailles akan muncul di dalam tes. Aku mempelajari itu juga.

Sepertinya kalian mulai bosan 'ya? Nih orang ngapain coba ngoceh hal gak penting terus-terusan tanpa henti, itu yang kalian pikirkan, bukan?

Kau tahu, ini bukanlah ocehan yang tak penting.

Kenapa? Karena masing-masing dari hal yang tak penting itu sebenarnya memiliki sesuatu yang berhubungan dengan buku teks.

Terlalu panjang untukmu? Sekali lagi, ayo kita lewati sebagian besar teksnya.

Tahun 2091, Ibuku mengajukan sebuah teori baru, disebut sebagai teori dari garis waktu dunia multilinear. Teori ini, di terbitkan oleh Arakawa Miki dari Jepang, mengubah teori ilmu kuantum dari inti dasarnya. Teori ini membuktikan kalau teori tersebut bisa menjadi salinan tak terbatas dari dunia yang mirip dengan dunia kita, masing-masing dengan kerangka waktu mereka sendiri. Arakawa Miki membangun teori yang sangat rumit ini seorang diri, dan menerbitkannya. Untuk itu, seluruh dunia sekarang memanggilnya "Ibu dari Ilmu Quantum Baru".

Tapi maaf, teori itu sebenarnya terinspirasi dari coretanku!


—– Sudut Pandang : Arakawa Miki —–


—– Tahun 2090, Awal Musim Panas —–


Melihat Kouki tumbuh, Aku selalu tersenyum-senyum sendiri dan merasakan perasaan damai. Saat aku memikirkan tentang ini, dia benar-benar anak yang aneh. Dia tidak pernah menangis di malam hari dan ketika popoknya kotor dia akan memanggilku segera. Dia tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak, seolah-olah dia mengerti semua itu bahkan sebelum dia diajarkan. Seorang anak yang benar-benar pintar dan imut. Aku bahkan tidak pernah kelelahan dalam mengurusinya.

Akhir-akhir ini, Kouki sering menonton TV dan membaca koran. Dia seharusnya tidak bisa memahami sesuatu yang terlalu rumit, tapi dia akan selalu memasang wajah serius. Aku menemukan dia yang bersikap dewasa itu begitu menggemaskan, dan aku sering menggodanya. Aku akan menggambil remote TV dan menggantinya ke beberapa saluran hiburan berbasis satelit. Meski begitu, dia masih akan terlihat senang, matanya berbinar saat dia menonton. Aku tertawa padanya, dan kembali mencuci pakaian.

"Uwaaaa!! Whoaaaaa!!"

Aku mendengar sorakan keras Kouki dari ruang tamu. Anak yang biasa tenang, sekarang menjadi begitu bersemangat sampai ke titik dimana dia berteriak! Aku menjatuhkan cucian dan cepat pergi ke tuang tamu, kemudian aku melihat sosok Kouki, bertepuk tangan dan berteriak di depan TV. Ini pertama kalinya aku melihat reaksi semacam ini darinya...

Saat aku melihat TV, ada berita tentang Powered Suits baru yang hanya digunakan oleh Angkatan Darat Pasukan Bela Diri.

"Mamaa, Mamaa~! Lihat, Lobot? Lobot?!"

Aku sedikit terkejut, tapi aku tahu Powered Suits itu hal yang disukai anak laki-laki. Aku tidak begitu mengerti apa yang dia maksud, tapi entah kenapa aku yakin kalau dia ingin memiliki satu...

"Kou-chan, itu bukan sesuatu yang keluarga kita mampu beli, kau tahu?"

Setelah mengatakan itu, wajah Kouki menunjukkan ekspresi halus, seolah sudah mengerti apa yang kumaksud. Tidak lama setelah itu, dia tertidur. Aku mengangkat Kouki dengan lembut, dan membawanya ke kamarnya.


—– Sudut Pandang : Arakawa Kouki —–


—– Tahun 2090, Awal Musim Panas —–


Oh Sial- Ini buruk... Ibu terlihat sedikit marah padaku... untuk sekarang aku akan coba untuk menangis... cara ini mungkin membuat dia kembali tenang dan kembali ke Ibu yang biasanya.

"Uwaaaaah-!!! Mama menakwutkaaaannnn!! Uwaaaaaaahhh-!!"

Sambil menangis, Aku mulai memikirkan kembali apa yang sudah terjadi.

Pertama kali aku pergi ke perpustakaan adalah sekitar 2 bulan lalu. Pada era ini, meskipun tempat ini masih disebut perpustakaan, isinya sebagian besar adalah e-book. Anggap saja seperti meminjam DVD dari tempat rental DVD, tapi di perputakaan ini, hanya buku sejarah yang tidak diubah menjadi e-book.

Aku berbaring di lantai membaca buku tertentu, ketika tiba-tiba, ibu panik bergegas kearahku, tampak khawatir, kemudian memarahiku karena aku berkeliaran sendirian. Sebenarnya aku tidak bermasud untuk membuat dia khawatir, karena aku sendiri tahu kalau untuk masuk dan keluar dari perpustakaan, orang-orang perlu untuk memverifikasi identitas nanochip pribadi mereka, dan karena aku memegang terminal pribadiku, sehingga ibuku bisa dengan mudah melacak keberadaanku. Namun, aku tidak bisa mengatakan hal itu untuk membenarkan kesalahanku, jadi aku patuh untuk meminta maaf padanya.

"Mama, mwa'aff..."

Ibu mengelus kepalaku sambil tersenyum lembut. Lalu dia melihat buku yang ku pegang, kupikir itu adalah sebuah buku tentang desain arsitektur sebuah kastil tua, kemudian setelah itu, dia menatapku dengan tatapan bertanya...

(Eh? Kau suka kastil yang tampak suram itu? Ugh, anakku menjadi orang yang  aneh. Jadi kau mau mama meminjamkan ini? Berarti mama nggak cuma harus membawamu, tapi juga buku berat ini kembali ke rumah? Ehhh, merepotkan banget...)

Mungkin itulah yang dia pikirkan sejak ekspresinya terlihat seperti tersenyum, tapi itu tidak tercerminkan di matanya. Aku sempat berpikir untuk mengalah saja dan meninggalkan buku itu, tapi segera setelah itu, Ibu mengambil buku-buku yang telah dia pilihkan untukku, bersama dengan buku yang aku minta sebelumnya (yang mungkin setebal kamus) ke konter. Dia begitu baik... Aku yakin dia mengiraku sebagai kutu buku, tapi dia masih memberikan apa yang aku mau.
Mulai hari itu, ibu membawaku ke perpustakaan setiap hari. Meminjam buku bergambar dan buku sejarah yang aku pilih telah menjadi rutinitas kami sehari-hari.

Sampai hari ini, aku menemukan beberapa kuis numerik sederhana di salah satu buku bergambar yang ibu pilih untukku. Ini cukup menarik sehingga aku memecahkan itu semua, lalu aku mencoba membuat kuis sendiri dalam buku gambarku dan menyelesaikannya sendiri. Ketika aku masih tengah memecahkan kuis yang ku buat sendiri, tiba-tiba ibu marah dan memasang wajah menakutkannya.

Apakah sekarang tidak apa untuk berhenti menangis? Aku perlu tahu alasan mengapa ibuku tiba- tiba kecewa dan marah padaku. Karena aku masih berada di asuhannya, kalau aku menyinggung dia, kemungkinan terburuknya aku akan tidak diakui...

Setelah melihat baik-baik wajah ibu, wajahnya sekarang penuh kekhawatiran. Ini kesempatan bagiku, jadi aku memeluk Ibu dan dia dengan lembut membelai rambutku. Tapi... kenapa dia marah?


—– Sudut Pandang : Arakawa Miki —–


—– Tahun 2090, Awal Musim Panas —–


Hari ini adalah pertama kalinya aku pergi ke perpustakaan dengan Kouki. Karena dia pintar, aku pikir dia akan baik-baik saja di tempat yang tenang. Aku berjalan perlahan sambil membawa Kouki. Ketika aku masih anak-anak, mobil masih memakai bensin, tapi sekarang semua mobil adalah mobil otomatis bertenaga listrik. Kemungkinan kecelakaan lalu lintas hampir mendekati 0. Tentu saja itu akan jadi hal yang berbeda jika Kouki melompat ke jalan, tapi anakku tidak sebodoh itu.

Di perpustakaan, aku menempatkan Kouki di kursi terdekat dan meninggalkannya di sana untuk menemukan buku bergambar untuknya. Kira-kira... hewan dan cerita seperti apa ya yang akan dia sukai? Sebelumnya, dia menjadi sangat bersemangat ketika melihat Serigala Jepang di dalam TV. Hmmm, kukira cerita tentang serigala? Sementara aku terus merenungkan, aku baru saja menyadari kalau lebih dari setengah jam berlalu sejak aku meninggalkan Kouki. Aku buru-buru pergi ke tempat Kouki, tapi dia tidak ada di tempat duduknya. Sekarang aku panik.

"Semuanya baik-baik saja, anak itu tidak bisa meninggalkan perpustakaan tanpa chip indentifikasiku"

Aku sudah tahu tentang hal itu, tapi aku mengatakannya dengan keras untuk mengurangi kecemasanku. Aku menggunakan jenis gelang terminal pribadi ku untuk mencari lokasi terminal Kouki dan menemukan dia di bagian F-2 Daerah yang tak lain penuh dengan dari buku cetak tua, dan saat ini orang jarang pergi ke sana...

......!?!?!?

Mungkinkah!? ADA SEORANG PEDOFIL!?

Aku bergegas menuju lokasi Kouki, tapi aku dengan segera mampu menemukan Kouki. Dia tertutupi debu, membaca buku tentang arsitektur benteng dengan wajah serius. Dia mungkin tidak mengerti... tetapi mungkin benteng itu menarik perhatiannya secara kebetulan. Untuk menyembunyikan kegelisahanku, aku memarahinya karena berkeliaran sendiri. Kouki memberiku sedikit tatapan perhatian, dan kemudian...

"Mama, Mwa'aaff"

Dia meminta maaf sambil menangis. Sebenarnya dia tidak melakukan sesuatu yang buruk, aku yang meninggalkannya sendirian untuk waktu yang cukup lama, jadi pada dasarnya itu salahku. Selain itu, aku memarahinya meskipun dia hanya membaca buku dengan tenang di perpustakaan. Aku yakin dia mengerti semua itu, bahkan perasaanku, namun dia tetap meminta maaf dengan jujur. Itulah kenapa aku memutuskan untuk tidak menegur dia lebih jauh, menahan kata-kataku, dan mengelus kepalanya.

Apakah senyumku sudah benar? Ketika aku melihat wajah Kouki, dia mengalihkan matanya. Karena aku memarahinya saat dia tidak melakukan sesuatu yang salah, tak heran dia akan merasa sedih. Aku tidak bisa tidak merasa bersalah, jadi aku juga mengambil buku yang menarik bagi Kouki dan pergi ke konter. Ini satu-satunya hal yang bisa aku lakukan sebagai permintaan maaf kepada Kouki.

Aku tahu kalau aku masih menyesali apa yang aku lakukan pada hari yang lain. Dan suatu hari, ketika aku mencoba memindahkan Kouki ke ruangan lain untuk membiarkan dia tidur, aku melirik pada kertas di tangannya. Aku tahu bahwa baru-baru ini dia menghabiskan waktu menulis sesuatu di buku tulisnya.

Tapi Ini........

Aku tahu apa ini. Dan jika itu benar, itu akan menjadi sesuatu yang benar-benar hebat. "Tafsiran dari Teori Quantum fisika?"
Sebelum aku menyadarinya, aku memegang bahu Kouki dan menanyainya.

"Apa ini? Apa kau yang memikirkan ini semua? Apa ada orang lain yang mengatakan ini kepadamu? Apa ini pernah tertulis pada buku? Atau apa kau melihatnya di TV?"

Kemudian Kouki merasa takut dan menangis. Aku melakukannya lagi, dia tidak melakukan kesalahan, namun aku bertanya padanya dengan nada yang keras. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, dan Kouki tidak berhenti menangis. Aku mulai cemas, karena kupikir Kouki akan benar-benar benci padaku sekarang. Saat aku dalam semua kekhawatiranku, Kouki tiba-tiba memelukku erat. Aku mengelus kepalanya dengan lembut saat dia membenamkan wajahnya kepadaku.
Aku menatap ke coretannya sekali lagi, dan mencoba bertanya kepadanya tentang formula ini. Aku harus menahan diri dengan semua kekuatanku untuk tidak panik lagi. Sambi menangis, dia menjawab.

"Aku, ulis itu!"

"Aku menulisnya", katanya, anakku ini telah menemukan bukti ilmiah yang telah dicari gila-gilaan oleh para sarjana di seluruh dunia. Sebelum kami menikah, aku dan Shuuichi-san juga meneliti tentang fisika Quantum di Universitas, itu sebabnya aku bisa mengerti rumus ini. Untuk anak kecil seperti dia bisa menemukan formula ini, ini bukan sebuah kebetulan. Sebuah formula kompleks ini tidak dapat ditemukan hanya dengan suatu kebetulan belaka. Jika aku mengumumkan ini, Kouki mungkin akan menjadi terkenal. Tapi, apa yang akan terjadi? Untuk anak kecil seperti dia memecahkan suatu masalah kompleks, rasanya menakutkan... seperti Iblis...

Aku berpikiran negatif seperti sampai aku teringat tentang saat Kouki lahir. Aku ingat matanya saat itu. Anak ini tidak normal, kan? Pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, dan sekali lagi, aku merasa sangat takut. Tapi setelah itu, aku mengingat janji yang kubuat pada waktu itu.

"Bahkan jika seluruh dunia akan melawan Kouki, aku akan melindunginya sampai akhir"

Itu benar. Aku seorang ibu. Aku tidak peduli apakah dia iblis atau tidak, tapi Kouki masihlah anakku. Setelah menyadari itu, aku mengambil tindakan segera untuk melindungi Kouki. Aku menulis tesis berdasarkan tafsiran Kouki dan mengklaim itu sebagai sesuatu yang kubuat sendiri, untuk mempublikasikan tafsiran ini ke seluruh dunia. Mungkin suatu hari anak ini akan marah padaku karena mencuri pekerjaanya. Ketika saatnya tiba, aku akan minta maaf kepadanya... kalau aku iri kepada anakku sendiri... dan meminta maaf karena telah menjadi seorang ibu yang buruk... aku akan meminta maaf dari lubuk hatiku. Meski begitu, ini adalah satu-satunya hal yang dapat aku lakukan untuk melindungi dirinya untuk saat ini.

"Karena jika anak ini ditakdirkan untuk menjadi iblis... maka aku tidak keberatan menanggung beban dari seorang Raja Iblis."

TL: Conscriptra2
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar