Rabu, 03 Juni 2020

Hyakuren no Haou to Seiyaku no Valkyria Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 Chapter 4

Volume 1
Chapter 4


"Sekarang kita akan memulai Upacara Cawan," seorang lelaki berkata. "Saya Alexis, dan sebagai Goði, saya akan mengawasi jalannya proses ini. Hari ini sangat menakjubkan ... "

Di tengah aula upacara, seorang Pria paruh baya dalam kondisi baik dengan janggut mulai tumbuh sedang berpidato. Tubuh lelaki itu diselubungi pakaian halus, berkilau, dan berkelas tinggi. Itu dibuat dari kain yang sangat langka, dikenal sebagai 'Sieke' yang hanya bisa diproduksi di daerah Timur yang jauh. 

Menilai dari apa yang bisa dilihatnya, Yuuto yakin itu sutra. Seperti yang diharapkan dari seorang perwakilan yang dikirim sebagai utusan Divine Emperor. Wajar bahwa dia akan mengenakan sesuatu yang sangat mahal.

"... dan itu telah membawa kita sampai ke sini," lanjut pria itu. “Dan sekarang, pada hari yang paling menakjubkan ini, hadir dua pihak yang dimaksudkan untuk terikat oleh ikatan persaudaraan: sebagai kakak, dan adik.
Patriark kedelapan dari Klan Serigala, Lord Yuuto. 
Dan sang adik perempuan, Patriark Klan Tanduk, Lady Linea. Dan melalui otoritas ini, Klan Serigala dan Klan Tanduk akan diikat sebagai klan yang sama mulai dari sini.”

Mengocehkan hal-hal yang membosankan terus menerus, Alexis akhirnya mencapai tujuan semua orang berkumpul di sini. Yuuto teringat akan pidato kepala sekolahnya selama upacara pagi di sekolahnya. 

Meskipun ini adalah tradisi dan bagian dari ritual sosial, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menguap. Kebetulan, Yggdrasil tidak memiliki konsep nama keluarga. Jika seseorang membutuhkan hal seperti itu, mereka biasanya menggunakan klan mereka. Itulah artinya klan, yang berarti memiliki garis keturunan yang sama, keluarga.

“Dengan demikian kalian akan dipersatukan. Walaupun saya tahu ini tidak perlu dilakukan, tapi saya 
akan memeriksa anggur suci sekali lagi"

Goði Alexis mengangkat kendi perak dan memiringkannya, mengalirkan alkohol ke dalam dua Cawan dengan tangannya.

Ada sekitar dua puluh orang di kedua sisi goði. Mereka hampir semua anggota Klan Serigala, tapi sekitar lima anggota Klan Tanduk juga hadir. Karena ini Upacara Suci, tidak ada dari mereka yang bersuara. Hanya suara cairan yang membuat gema aneh.

Setelah mengisi kedua Cawan, Alexis mengambil satu cawan dan meneguknya. Dia sedang menguji racun. Bagaimanapun juga, ini mengikat kepentingan dua negara. Meskipun jarang terjadi, namun Posisi Goði mengharuskan seseorang untuk mempertaruhkan hidup mereka.

"Tentu saja, ini minuman keras berkualitas tinggi," katanya. “Nah, Tuan Yuuto, kamu akan berperan sebagai kakak."

Alexis mengembalikan Cawan yang dia uji ke podium, lalu berbalik menghadap Yuuto sekali lagi dan memanggilnya. Ketegangan yang tadinya sangat tidak nyaman, kini meningkat lebih tinggi.

Yuuto menelan ludah, merasa suasana upacara yang berat, membuatnya sulit bernafas. Dia bisa merasakan mata semua orang terfokus padanya.

"Baik" Yuuto menghembuskan nafas dan menjawab dengan suara serak dan lemah. Dia berusaha mempertahankan martabatnya sebanyak mungkin, agar tidak memalukan Klan Serigala.

"Dengan saling berbagi Cawan, Anda berniat menjadikannya adik perempuanmu," kata Alexis. "Jika ini memang benar-benar kehendak kalian berdua, saling menjagalah satu sama lain di saat sehat maupun sakit, di saat senang maupun sedih, disaat kaya maupun miskin, lalu silakan minum ini!"

Yuuto mengerutkan alisnya mendengar kata-kata pria itu. Meskipun ini adalah standar, pidato yang diterima untuk mempererat ikatan saudara, itu terdengar seperti sumpah pernikahan bagi Yuuto. Dia masih 16 tahun, dan sudah menetapkan hatinya pada seorang gadis tertentu.

Tentu saja, dia mengerti bahwa mereka hanya bersumpah untuk menjadi saudara melalui Upacara Cawan, tetapi Yuuto masih tidak bisa menahan keengganan psikologis yang dia rasakan.

"Yah, nasi sudah menjadi bubur," gumamnya. 

Yuuto adalah orang yang mengatakan dia menginginkan ini, dan perkataan itu, setelah diucapkan, tidak mungkin ditarik kembali. Setelah menguatkan diri, dia meraih Cawan Tembaga Elf tepat di depannya. Cawan akan mengikat dua klan melalui penguasa mereka. Jika Cawan Klan Serigala disiapkan dengan buruk, itu akan mencemarkan nama baik klan mereka. 

Dan untuk Klan Tanduk, yang telah kalah, akan tampak seperti Klan Serigala kurang memikirkan mereka.

Tembaga elf sama berharganya dengan emas dan memiliki nilainya sendiri. Jadi Klan Serigala yang membuatnya dari logam semacam itu sebagai tanda hormat penuh terhadap Klan Tanduk.

"Ini dia." Dia menelan isi Cawan dalam sekali teguk. Sensasi terbakar yang intens memenuhi mulutnya, dan menelannya menyebabkan perut dan tenggorokannya memerah karena panas. 

Jujur, sensasi ini kurang menyenangkan. 

Kepalanya mulai terasa kabur. 

Mengapa orang dewasa meminum minuman keras? Yuuto kebingungan. Dia minum sesuai bagiannya lalu memberikannya pada Linea.

"Dan sekarang, Lady Linea, kami mengajukan pertanyaan yang sama padamu ..."

"... Oke," gumamnya.

"Saat kamu minum dari Cawan itu, kamu menjadi bawahan Tuan Yuuto. Mulai dari saat ini, Anda diharapkan untuk dengan setia melayani Kakak lelakimu dan klannya tanpa gagal. Jika Anda benar-benar siap untuk sumpah ini, lalu tunjukkan tekadmu dengan meminum sisa Cawan ini dan membiarkan tekad itu selamanya tumbuh didalam hatimu "

Linea menyipitkan matanya pada Cawan itu. 

Dan dia terus menatapnya. 

Muncul rasa takut bahwa ia akan menolak menjadi adik perempuannya Yuuto, Linea dengan kasar merebut Cawan dan menenggak isinya dalam satu tegukan.

Tidak ada keanggunan atau martabat dalam gerakannya. Itu adalah tindakan pemberontakan kecil.

"Wah!" Linea membersihkan Cawan yang sekarang kosong dengan saputangan dari sakunya dan menggunakan kedua tangannya untuk mengembalikannya, lalu mundur kembali. Dia kemudian membungkuk dalam-dalam. 

“Tolong jaga aku untuk selamanya... Kakak. ” Suaranya begitu pelan dan penuh kepahitan sehingga sulit untuk mengatakan bahwa dia memintanya.

Ada beberapa anggota Klan Tanduk yang hadir. Meskipun mereka mungkin tidak setuju dengan ide ini, pasti ada sesuatu yang membuat mereka setuju. Bagaimanapun juga ... Upacara Cawan berakhir tanpa insiden.

Pertikaian yang sudah berlangsung lama antara Klan Serigala dan Klan Tanduk akhirnya selesai. Untuk hubungan yang sudah lama seperti minyak dan air, mereka sekarang bisa mulai dari awal

Berkat Cawan, mereka bisa merayakan hari-hari damai tanpa perang, setidaknya untuk sekarang. Misi Yuuto sebagai penguasa telah terpenuhi. Dia sekarang bisa mengalihkan perhatiannya untuk menemukan jalan pulang tanpa merasa bersalah.

Yuuto merenungkan situasi dengan santai, merasakan kelegaan. 

"Putri! Sy ... syukurlah kau selamat! " 

Seorang pria paruh baya menangis tersedu-sedu tanpa malu atau peduli dengan sekitarnya.

"Wakil Komandan, sudah aku bilang, aku bukan putrimu lagi," kata Linea, sambil mengalihkan pandangannya. "Ayolah, kita di depan umum. Ini memalukan."

Upacara sudah berakhir, dan setelah setengah bulan menunggu, ini akan menjadi pertama kalinya Klan meraka bertemu dengan Patriark mereka kembali. Meskipun yang lain tidak bereaksi seperti pria paruh baya itu, para delegasi lainnya bergiliran menyambut Patriark bangsa mereka dengan penuh sukacita, mata mereka digenangi air mata.

"Serigala jahat itu tidak menyakitimu, kan?"

"Mereka benar-benar binatang buas."

"Benar-benar memalukan untuk berpikir kita sekarang adalah klan mereka."

Dengan senyum pahit, Yuuto memanggil mereka dengan riang dan masuk ke dalam percakapan mereka. Begitu dia melakukannya, semua delegasi Tanduk bergerak mengalangi Yuuto, seolah-olah untuk melindunginya dan memelototinya. 

Perasaan permusuhan dan kegelisahan mereka menjadi sangat jelas. Kurasa itu wajar, mengingat bahwa ia mengurung Patriark mereka di istana.

"Hei, jangan membuat wajah menakutkan seperti itu," kata Yuuto. “Aku akan mengatakan ini lagi? Kalian tahu kita bukan musuh lagi, kan? "

Dia menurunkan bahunya, seolah ingin menenangkan mereka. Keringat dingin mengalir dipunggungnya. Mereka semua, bahkan para anggota tertinggi dari kepemimpinan mereka, membuat ekspresi yang mengerikan, seperti halnya anggota yakuza sedang terancam. Jika Felicia tidak berada di belakangnya sebagai penjaganya, Yuuto mungkin segera berbalik dan lari.

"Minggirlah kalian semua," perintah Linea. "Bagaimanapun juga, dia adalah kakakku sekarang."

"...Ya Nona!"

Atas desakan Linea, para utusan dari Klan Tanduk dengan enggan mundur, membuka jalan untuk Yuuto. Tetapi mereka tidak mengurangi sedikitpun kewaspadaan mereka. Seolah ingin menunjukkan bahwa mereka akan melakukan apapun untuk melindungi Patriark mereka.

Jelaslah bahwa Linea dicintai oleh anaknya. Suatu hari, ketika dia mengunjungi kamarnya, Yuuto mengira dia tampak cemburu, mungkin karena dia tidak populer di antara bangsanya sendiri, tetapi jelas itu salah

"Kakak, maafkan kekurangan sopan santun mereka." Linea berbalik menghadap Yuuto dan membungkuk.

Mereka baru saja berbagi Cawan, namun dia menyapanya lebih formal, menggunakan cara berbicara yang lebih sopan. Mungkin karena mereka berdua adalah penguasa, orang-orang di sekitar mereka mengerti beratnya suasana ini.

Yuuto melambaikan tangannya, seolah mengatakan padanya untuk tidak khawatir tentang hal itu. “Wajar jika mereka melakukannya demi melindungi Patriark mereka. Mereka adalah bawahan yang baik. "

“Mereka benar-benar bawahan yang baik. Mungkin, terlalu baik untukku. " 

Entah bagaimana, kata-kata itu menghantam Yuuto. Dia telah mengalami perasaan dan kekhawatiran yang sama dia rasa sekarang. Kemungkinan dia, seperti Yuutk, tidak merasa pantas mendapatkan kesetiaan yang begitu kuat dari bawahan mereka.

Linea telah mengalami kekalahan telak, dan sekarang dia dan orang-orangnya terpaksa tunduk kepada Klan Serigala, yang mereka anggap dibawah mereka. Tidak diragukan lagi, kekhawatirannya lebih besar daripada Yuuto.

"Kakak, bolehkam kita pergi mencari udara segar bersama?" dia bertanya.

"Hm? Tentu, itu tidak masalah. " 

Yuuto dengan mudah menyetujui undangan Linea, memberinya anggukan. Dia telah dikunci di kamar sejak dia datang ke Iárnviðr. Kupikir dia hanya ingin melihat dunia luar, untuk menghirup udara segar, tetapi …

"Oh, kalian semua, tunggu di sini," Linea memerintahkan utusan Klan Tanduk. Mereka baru saja bertemu kembali dengan Patriark mereka, dan ini adalah wilayah musuh. Utusan Tanduk bertukar pandangan tidak nyaman.

"Putri?! berbahaya pergi sendirian, "protes Wakil Komandan

"Tidak apa-apa," dia meyakinkannya. "Jika seseorang ingin melukaiku, mereka akan melakukannya dari tadi."

"T-tapi!"

“Sebagi saudara kami perlu melakukan percakapan pribadi. Jangan khawatir. Kami akan segera kembali," kata Linea tegas.

Yuuto mengikuti Linea, bingung. Melirik ke belakang, mata Yuuto melihat wajah kesal dan gertakan gigi mereka.

"Hei, apa ini benar-benar tak masalah?" dia bertanya dengan ragu-ragu. "Kau akhirnya dapat melihat bawahanmu lagi. Apakah kau tidak punya banyak hal untuk dibicarakan dengan mereka? "

"Kita akan punya banyak waktu untuk itu dalam perjalanan pulang."

"Memang, jika kau ingin berbicara dengan Kakak, sekaranglah saatnya untuk itu," tambah Felicia.

"Hei, Felicia! Kenapa kau ikut juga ?!” Yuuto berseru

"Karena itu tugasku untuk menjagamu, Kakak."

"Uhm, kau tahu bukan itu yang kumaksud, kan ?!"

Sementara dedikasi untuk tugasnya sebagai penjaganya adalah sesuatu yang Yuuto syukuri, terkadang kesetiaan Felicia bisa menjadi gangguan. Linea telah meninggalkan bawahannya, dan jika Yuuto tetap membawa bawahannya, itu akan membuatnya tampak lemah dan pengecut.

"Karena dia juga adikmu, kurasa tidak ada pilihan lain," kata Linea. "Ini adalah sebuah percakapan antar saudara."

"Apakah kau benar-benar tidak masalah dengan ini?" Dia bertanya.

"Tentu, aku tidak keberatan." Memberikan anggukan cepat, Linea melangkah melewati pintu. Dari puncak menara, tempat upacara diadakan, orang bisa dengan mudah melihat langsung ke ujung cakrawala. Desah takjub keluar dari bibir Linea melihat pemandangan indah di depan matanya.

Kota dibawah, dilindungi oleh dinding yang tinggi, penuh dengan rumah-rumah kayu. Bazaar di sepanjang jalan utama yang membentang dari istana ke gerbang terlihat jelas, bahkan dari ketinggian ini, kota terlihat sibuk.

Linea mengamati pemandangan ini untuk sementar waktu sebelum menatap kembali ke Yuuto. Ekspresi kesedihan dan pasrah muncul di wajahnya. "Maaf membuatmu menunggu."

"Tidak apa-apa. Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?”

Dia bisa tahu dari ekspresi Linea bahwa ini bukan masalah sepele. Sedemikian rupa sehingga sepertinya dia perlu mempersiapkan diri untuk apa pun yang dikatakannya. Dia menelan ludah.

Hampir selaras dengan itu, Linea langsung membungkuk dengan cepat. Ia melakukannya dengan begitu cepat sehingga kepalanya mengenai lututnya sendiri. 

“Saya dengan rendah hati meminta anda: tolong, tolong perlakukan rakyat saya, warga Klan Tanduk, seperti yang anda lakukan pada warga Klan Serigala. "



Yuuto dengan cepat menyadari bahwa Linea sedang membicarakan tentang orang-orang Tanduk di wilayah yang telah direbut oleh Klan Serigala.

Menjadikan warna negara yang ditaklukkan sebagai tawanan perang atau memaksa mereka menjadi budak adalah sesuatu yang tampaknya umum terjadi di seluruh dunia. Negara yang kalah akan mengalami perombakan wilayah dan penyitaan besar-besaran, merampas martabat dan hak mereka sebagai ‘manusia’ dan membuat mereka menjalani kerja paksa. Dia yakin bahwa inilah yang membuat Linea bersedih.

"Saya tahu apa yang saya minta mungkin mustahil," pintanya. "Saya tahu itu mungkin tidak ada untungnya bagi Klan Serigala. Jika tubuh saya dapat memuaskanmu, anda dapat melakukan apa pun yang anda suka terhadap saya! Jadi tolong, saya mohon ...! ”

Dia masih seorang gadis muda. Wajar jika dia takut pada pria yang hampir tidak dikenalnya dan memaksakan diri untuk menyerahkan tubuhnya. Tubuh yang dia tawarkan gemetar tak terkendali. 

Namun, untuk melindungi orang-orangnya, dia mencoba menawarkan dirinya sebagai gantinya.

"Uh, yah ..."

Memiliki nilai-nilai moral sebagai seseorang dari abad 21, Yuuto merasa sangat sulit untuk menerima gagasan tentang perbudakan. Dia berniat untuk memberikan perlakuan yang sama pada orang-orangnya sejak awal, jadi fakta bahwa dia menawarkan dirinya sebagai gantinya membuat dia sedikit terkejut.

Ketika Yuuto memaksa Linea untuk menjadi adik perempuannya, dia telah mengancam penduduknya. Masuk akal kalau dia akan merasakan kecemasan seperti itu. Yuuto tersenyum masam dan mulai mengelus kepala Linea.

"Kakak?" Nada kebingungan terdengar dari suaranya, mungkin tidak mengerti mengapa Yuuto melakukan apa yang saat ini dia lakukan.

Pada titik ini, Yuuto akhirnya merasa dia mulai mengerti mengapa orang-orang Linea begitu menghormatinya. Ada beberapa raja yang peduli pada rakyatnya seperti dia. Meskipun klannya yang menyerang Klan Serigala terlebih dahulu, dia mungkin merasa bahwa. Semangat moral Militer Klan Serigala sedang naik dan mengancam Klan Tanduk, jadi ini adalah satu-satunya kesempatan baginya melindungi mereka.

"Aku akan mendengarkan apa pun yang kau minta padaku, adik perempuanku yang manis," katanya dengan penuh kasih sayang.

"Terima kasih - agh!"

Saat Linea mengangkat kepalanya untuk menatap Yuuto dengan gembira, namun Yuuto dengan paksa memeluknya. Menatap matanya akan sangat memalukan saat ini. 


********

Patung-patung yang mewakili dewa berbaris di atas altar berbentuk piramida yang terbuat dari susunan batu bergerigi. Di atas altar tergantung cermin yang telah membawa Yuuto ke dunia ini, dan sebuah obor yang selalu menyala.

Upacara Cawan yang diadakan di altar sebelumnya merupakan upacara sakral, yang dilakukan dengan nyaris hening, tetapi sekarang, para lelaki duduk di sebelah altar, memainkan Musik dan para wanita tak kuasa untuk tak menari selaras dengan musik.

Salah satu dari wanita itu adalah ajudan Yuuto, Felicia. Yang sudah terkenal karena bakatnya yang serbaguna, Felicia adalah penari yang terampil dan terkemuka di antara Klan Serigala.

Itu adalah pesta untuk merayakan fakta bahwa Klan Serigala dan Tanduk telah terjalin sebagai klan keluarga. Ada banyak orang yang menghujani para penari dengan cinta, dan sama seperti kebanyakan orang yang tertawa dan minum bersama sepuasnya di dekat pasangan mereka.

“Semua orang sepertinya bersenang-senang,” komentar Yuuto.

Setelah upacaranya selesai, Yuuto akhirnya bisa menikmati suasana pesta dan memakan makanan yang tersedia. Walaupun dia tidak berpikir bahwa ia seharusnya tidak terlibat langsung dalam kemeriahan ini, namun ia juga tidak membencinya.

Ada kejutan di sampingnya. Berdiri di belakang Yuuto sebagai pengganti Felicia, Sigrun mulai berdiri, mengeluarkan aura berbahaya.

“Hai, Yuuto. Sudah dua bulan tidak bertemu. " Seseorang membawa teko teh tepat di depan Yuuto.

Dia adalah seorang pria yang tampaknya berusia akhir tiga puluhan, dengan perut gendut dan senyum ceria yang meninggalkan kesan ramah.

"Yo," kata Yuuto. "Kau sehat-sehat saja?"

"Saya berterima kasih atas perhatian anda," kata pria itu. "Ya, saya baik-baik saja. Tapi, wow, berpikir kalau Klan Tanduk akan menyerah dengan mudah. Ah, tidak mungkin pria sepertiku cocok denganmu. Saya merasa malu pada kebodohanku sendiri saat itu.”

"Sungguh risih mendengar sanjungan dari saudaraku sendiri," jawab Yuuto. "Jadi, apa maumu? merencanakan sesuatu kali ini? "

"Apa? Saya tidak merencanakan apa pun. Itulah yang sesungguhnya. Anda sangat kasar. Oh, ini.”

Saat pria itu membungkuk dengan rendah hati, dia mengulurkan teko ke Yuuto. Yuuto mengambil gelasnya dan menerima cairan yang dituangkan lelaki itu ke dalamnya. Dia kemudian mengangkat cangkir ke Hidung Sigrun, dan setelah dia mengangguk, dia mengambil cangkir itu kembali.

Nama pria itu adalah Botvid, dan dia adalah adik bawahan Yuuto. Dia penakut dan lebih seperti pelayan, memberikan suasana seorang pria yang tidak akan berhasil melakukan apapun. 

Tetapi pada kenyataannya, dia adalah patriark dari Klan Cakar yang terlibat dalam pertempuran sengit dengan Klan Seriga hingga dua bulan yang lalu.

Tidak seperti Yuuto, yang telah memperoleh keunggulan melalui pengetahuan modern, pria ini telah naik ke Posisi Patriark melalui kekuatan kasar, dan hampir sendirian mendorong Klan Wolf menuju ambang kehancuran. Dia adalah lambang dari seseorang yang sebaiknya tidak dinilai secara penampilan fisik.

"Aku tidak akan menyebutnya licik, tapi aku punya sesuatu yang ingin kutanyakan padamu," kata Botvid.

"Oh?" Yuuto meneguk minumannya lagi. Dia tidak bisa menahan rasa hausnya karena dia merasa gugup bertatap muka dengan pria ini, karena dia tidak bisa menurunkan penjagaannya bahkan satu detikpun. 

Bahkan terlepas dari penghalang pertahanan yang dia bangun di sekitar hatinya, dia akhirnya terkejut.

"Aku hanya ingin tahu pertimbangan apa yang kamu berikan untuk pernikahanmu sendiri."

"Pbfff ?!" Hampir tidak siap untuk pertanyaan yang datang padanya, Yuuto menyemburkan minuman dimulutnya. Tentu saja, itu mendarat langsung di wajah Botvid, yang duduk tepat didepan Yuuto.

Yuuto terbatuk hebat. "M-maaf."

"Tidak. Tolong jangan khawatir tentang itu.” Tersenyum, penguasa Klan Cakar membersihkan wajahnya dan membuat komentar bercanda santai.

Siapa pun yang mengamati pria itu pada saat ini akan melihatnya sebagai lelaki baik hati dan berhati besar, tetapi Yuuto tahu ada wajah penipu yang mengintai di balik wajah polos itu. Dari saat Botvid muncul didepan Yuuto, senyum di wajahnya belum goyah, bahkan ketika Yuuto memuntahkan air padanya.

"Aku mengetahui belum ada keputusan tentang masalah ini," kata pria itu.

"A-aku masih terlalu muda untuk menikah."

“Kamu benar-benar tidak terlalu muda. Kak, kamu berada pada usia yang tepat untuk mengambil seorang istri. "

"Uhm ..." Yuuto bingung untuk menjawabnya. Dia telah menjawab dari sudut pandang seseorang dari zaman modern, tetapi setelah mengamati cara orang-orang cemas terhadap Felicia karena masih belum menikah hingga usia tujuh belas tahun berdasarkan kalender mereka, dia mengerti bahwa garis pemikiran mereka berbeda.

"Kalau begitu, bagaimana dengan putriku?" pria itu bertanya sambil tersenyum.

"Jadi itu tujuanmu yang sebenarnya. Kau benar-benar merencanakan sesuatu.” Yuuto mendengus ringan dan mengistirahatkan dagu ditangannya. Semakin tua, semakin membosankan dan merepotkan percakapannya.

Pada dasarnya, ini dimaksudkan sebagai pernikahan politik. Yuuto merasa sulit untuk menerima itu tetapi dia tahu karena kesukaannya pada Periode Berperang bahwa ini sudah biasa dilakukan hingga zaman modern.

"Tidak, aku hanya merasa bahwa mungkin menguntungkan bagi kita untuk menjalin ikatan yang lebih dalam denganmu dan Klan Serigala," kata pria itu. "Bagaimana? katakan ‘ya’ sekarang dan saya bisa menambahkan putri keduaku juga?"

"Wah, hei ..."

Apa dia, pembawa acara belanja rumahan yang mencoba mempromosikan dagangannya? 

Yuuto heran. Di satu sisi, itu menunjukkan betapa putus asanya dia untuk mendapat pengaruh Yuuto. Menawarkan kedua putrinya, dia jelas berusaha untuk menjalin hubungan yang menguntungkan.

Persepsi Yuuto tentang dirinya sendiri cukup rendah, tetapi faktanya sejak pelantikannya sebagai penguasa, ia telah membawa Klan Serigala kembali dari tepi kehancuran, dan dia telah menguasai Klan Cakar dan Tanduk tanpa sepenuhnya menghancurkan mereka. Melihatnya secara objektif, penilaian Botvid tentang Yuuto sebagai prospek pernikahan yang sangat baik untuk putrinya sangat tepat. Ada juga fakta bahwa, ketika hubungan antara Serigala dan Tanduk semakin dalam, semakin tinggi kemungkinan Klan Cakar berada dalam bahaya.

Botvid hampir berputus asa, mendekatkan wajahnya ke Yuuto. "Mereka gadis-gadis cantik, kalau saya bilang begitu maka itu pasti benar. Ya, persis seperti ibu mereka. Anda dapat bersyukur bahwa mereka tidak terlihat seperti saya. "

"Kurasa kau sedikit terburu-buru," kata Yuuto, mengangkat tangan agar Botvid tidak akan lebih dekat. Dia mencoba yang terbaik untuk menghindari bau alkohol yang tercium dari pria paruh baya itu.

“Ini masalah politik yang penting. Ini bukan sesuatu yang kau putuskan di bawah pengaruh alkohol."

Meskipun Yuuto bersikap ambigu tentang hal itu, menerima proposal itu bukan pilihan baginya. Dia tidak punya niat untuk menetap di dunia ini. Gagasan menikah di dunia ini tidak pernah terpikir olehnya.

"Oh, maafkan aku," kata pria itu. "Aku hanya berpikir itu mungkin cara yang bagus untuk menyatukan klan kita untuk jangka waktu yang panjang."

Menyesuaikan kembali posisinya duduknya, jelas Botvid tidak berniat untuk menyerah. 

Cahaya bersinar di mata Botvid, seolah dia baru saja mengingat sesuatu. Dia mengangguk. “Mmm, yah, kurasa itu keputusan yang bagus. Tentu saja saya tidak ingin mendapatkan amarah semua orang yang menghadiri pesta ini dengan memonopolimu."

Botvid memegangi lututnya dan berdiri, mengeluarkan aura acuh tak acuh sampai terlihat bahwa kejadian tadi adalah lelucon belaka.

Yuuto memiliki firasat buruk ketika dia melihat punggung pria itu menghilang. Akan butuh waktu sebelum firasatnya terbukti.

“Jadi, bagaimana dengan cucuku? Dia agak cantik, jika anda mengizinkan saya mengatakannya sendiri, dan saya percaya anda akan menyukainya, Tuan Yuuto."

Ketika Bruno, kepala tetua, mengobrol dengan gembira di hadapannya, Yuuto tidak bisa menahan perasaan déjà vu.

Tidak ada akhir dari antrian orang-orang yang datang untuk menuangkan alkohol kepada Yuuto dan mengobrol dengannya. Di antara mereka ada banyak juga yang seperti Botvid, datang dengan proposal pernikahan mereka sendiri. Ini yang keenam datang.

Tampaknya tipe orang yang akan berkuasa memiliki garis pemikiran yang sama. Yuuto merasa seolah-olah dia terjebak dalam lingkaran setan.

"Aku sudah bilang, aku tidak punya niat untuk menikahi siapa pun sekarang," katanya dengan tegas.

"Ah, tapi usia anda sudah matang, Lord Yuuto," kata pria itu dengan lancar. "Ah, uh, tentu saja saya tidak meminta anda mengambil orang yang terlalu jauh di bawah anda untuk menjadi istri. Anda bisa menganggapnya sebagai selir, selama anda memperlakukannya dengan baik ... "

Bruno menolak menyerah, bahkan ketika Yuuto mendecakkan lidahnya dan mencoba mengusirnya. Stamina emosional pria itu tidak akan habis.

Yuuto sangat menyadari bahwa kejadian ini normal di dunia ini. 

Meski begitu, cucumu bukanlah alat untuk peperangan politik, pikirnya, kemarahan benar mengamuk di dalam hatinya.

Bruno adalah salah satu dari mereka yang menolak untuk melayani Yuuto ketika ia pertama kali menjadi penguasa. Saat dukungan untuk Yuuto tumbuh dalam Klan Serugala, sikapnya tiba-tiba berubah, dan dia mulai berusaha mendekati Yuuto. Sekarang dia mempersembahkan cucunya sendiri.

Dengan kejadian seperti ini, Linea dan anggota Klan Tanduk lainnya mendapat hak untuk merendahkan serigala sebagai anjing.

"Oof." Yuuto melompat berdiri.

"L-Lord Yuuto, ada apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang mengganggumu?” Bruno sedikit kebingungan melihat fakta bahwa Yuuto tiba-tiba berdiri. Wajahnya cemas, mungkin merasa sedikit tidak senang.

"Aku perlu ke kamar mandi," kata Yuuto. 

Ya, kau memang mengganggu, pikir Yuuto, tetapi wajah pokernya membantu menutupi kebohongannya saat ia berjalan dengan cepat menjauh dari Bruno.

Semua ini sangat konyol, dia tidak tahan lagi. Jika dia tinggal di sana lebih dari itu, dia mungkin mengatakan sesuatu yang akan dia sesali.

"Oh, aku juga akan pergi ..." Bruno mulai berdiri untuk mengikutiku. "Ulp!"

Satu tatapan tajam dari seorang, Sigrun, membuatnya duduk kembali di kursinya. Pria itu mungkin sedikit lebih gigih dengan Felicia yang santun, tetapi dengan keagungan dan ketakutan yang dipancarkan oleh Serigala Perak Terkuat Mánagarmr, bahkan kepala tetua tidak akan menentangnya. Yuuto benar-benar bisa mengandalkannya.

Felicia menghela nafas panjang. “Aku ingin anjing penjaga seperti itu untuk diriku sendiri. Kau sepertinya bersenang-senang, menolak proposal pernikahan itu. "

Dia mengatakannya setengah bercanda, tetapi perkataannya cukup tulus. Jelas sekali Felicia menghadapi masalahnya sendiri karena serangan perjodohan Bruno. Yuuto secara naluriah tertawa.

"Permisi, Tuan Yuuto," kata pemimpin Upacara Cawan, melangkah ke arahnya. "Selamat atas pencapaian hari ini."

"Oh, Lord Alexis, terima kasih sudah datang jauh-jauh kesini hari ini." Yuuto panik dan menundukkan kepalanya.

Setelah bertemu kembali dengan Felicia dan Sigrun, ia mengambil posisi formal, dan berlutut.

Goði, adalah anggota petinggi kekaisaran yang berperan sebagai Wakil Divine Emperor, dan memiliki peringkat yang jauh lebih tinggi dari Yuuto, yang tidak lebih dari seorang Tuan Wilayah.

Kekuatan resmi dari Kaisar itulah yang memberikan kekuasaan kepada penguasa untuk memerintah. Menentang otoritas Divine Emperor sama dengan menentang hukum itu sendiri. Karena itu, jika Patriark Klan Serigala dianggap sebagai kepala klan perkasa yang tak tertandingi, maka tentu saja itu berarti goði mendapatkan rasa hormat paling besar.

"Nah, sekarang karena dua klan yang telah lama berkelahi ini telah menjadi saudara, mungkin kita akhirnya memiliki kedamaian di Bifröst Belt, ” kata pria itu dengan hangat. "Saya bersyukur dan senang bahwa anda telah mengikat diri dengan klan yang layak. "

"Tidak, tidak, aku orang yang berterima kasih padamu, dari lubuk hatiku, untuk upacara yang indah ini. "

Yuuto merasa bahwa Felicia dan Jurgen jauh lebih baik dalam basa-basi seperti ini. Dia jujur menyebut ini sebagai percakapan yang sia-sia, tetapi ini juga merupakan bagian dari pekerjaan pemimpin.

"Saya sedikit penasaran, Tuan Yuuto, tetapi dari mana ayah dan ibu kandungmu berasal?” Alexis bertanya, dia tidak memandang wajah Yuuto, tetapi lebih tinggi ke arah rambutnya.

Di Yggdrasil, orang dengan warna Rambut Pirang, Coklat, atau Merah cukup umum. 
Ada Rambut yang lebih gelap, tapi hampir selalu hanya warna cokelat gelap. Sangat jarang berwarna hitam, seperti rambut Yuuto. Tidak mengherankan jika Alexis penasaran.

Bagaimanapun juga, itu agak kasar baginya, seseorang yang hampir tidak pernah berbicara dengan Yuuto, untuk bertanya seperti itu.

"Dari timur." Yuuto memberikan jawaban yang aman. Setelah mengatakan itu, di masa depan, tidak mungkin dia bisa jujur mengatakan fakta yang sesungguhnya. Jika dia mengatakan kebenarannya, tidak mungkin ada orang yang percaya padanya, dan itu mungkin akan membuat hubungan diplomatik Klan Serigala turun karena Patriark mereka tidak layak secara mental.

"Hm, aku tidak tahu bahwa aku pernah melihat orang yang mirip sepertimu saat aku pergi jauh." Alexis memiringkan kepalanya, membuat wajah heran.

Memang, seperti yang diharapkan dari Kekaisaran Suci Ásgarðr - dengan kata lain, Negara kesatuan dari seluruh wilayah Yggdrasil. Dia mungkin kenal dengan setiap wilayah Yggdrasil. Kenyataan bahwa sejauh Alexis pergi ke timur namun tidak melihat orang berambut hitam adalah sebuah fakta yang sangat penting.

Yuuto membuat catatan di benaknya, dan kemudian dia berpikir, Ini bisa jadi kesempatanmu.

"Berhubungan dengan subjek pembicaraan ini, saya jadi penasaran apakah Anda pernah mendengar tentang Einherjar dengan kemampuan untuk pergi, eh, maksud saya, mengirim seseorang ke dunia lain atau sesuatu seperti itu?” Yuuto bertanya.

Kekaisaran Suci Ásgarðr adalah kerajaan pertama di Yggdrasil. Bukan hanya wilayah besar yang mereka miliki, tetapi juga sejarah yang kaya dan telah berdiri sejak lama.

Yuuto bertanya dengan harapan bahwa dia mungkin menemukan petunjuk atau ide untuk kembali ke rumahnya, tetapi wajah Alexis berubah menjadi lebih heran, lalu menyuarakan kebingungannya.

"Hm? Ke dunia lain? Apakah yang anda maksud adalah dunia para dewa? ”

"H-huh, yah, uhm, sesuatu seperti itu."

"Tentu saja, siapa pun yang ingin bertemu dengan para dewa sendiri memiliki sifat kuang ajar yang anda miliki, Tuan Yuuto. tetapi saya khawatir saya tidak dapat melihat keinginan seperti selain kearoganan. Untuk para dewa, tidak seperti kita manusia, tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan bencana alam dan sebagainya, kita dilihat hanya sebagai makhluk lemah dan tidak berdaya, tidak lebih. Jika anda memancing kemarahan mereka, itu bukan hanya anda, tetapi kita semua akan menjadi korban kemarahan mereka.”

Yuuto meringis karena diberi komentar pedas. Berasal dari Jepang abad 21, dia bisa merasakan kesenjangan antara dirinya dan orang-orang saat ini, yang bersemangat dalam menjaga iman mereka dan sangat bertakwa.

Akhir-akhir ini, Yuuto telah memikirkan itu, mengingat bagaimana dia telah dipindahkan ke Yggdrasil dan dipaksa untuk menerima keberadaan Einherjar, tidak akan aneh jika ada makhluk maha kuasa seperti itu.

Tetapi dia tidak bisa memaksakan diri untuk bertindak seperti orang-orang Yggdrasil. Dan pada tingkat ini, dia tidak akan mendapatkan informasi yang dia butuhkan. Dia harus menyelesaikan ini entah bagaimana caranya.

“Uhm, sebenarnya, ketika aku bertanya tentang dunia para dewa, itu lebih bersifat kiasan. Anda tahu, saya hanya ingin tahu apakah ada dunia lain tempat makhluk lain tinggal, apakah para dewa telah membuat orang dan dunia lain selain kita. Itu saja."

"Saya mengerti. Jadi itu yang Anda maksudkan," kata Alexis, menunjukkan dia puas dengan jawaban Yuuto. Sepertinya dia pada awalnya menafsirkannya Yuuto memiliki ambisi untuk mendapatkan lebih banyak wilayah.

"Tapi aku harus minta maaf. Saya khawatir saya tidak akan banyak berguna bagi anda. Jika sebaliknya, saya mungkin punya beberapa gagasan, tapi ... "

"... Sebaliknya? Maksudmu, seseorang datang ke sini daripada kita pergi ke sana ?!” Yuuto berteriak. Tidak masalah seberapa sepele informasi itu; jika itu tentang perpindahan antar dunia, Yuuto ingin mendengarnya. Jika dia bisa mengerti mengapa dia dibawa ke sini, maka mungkin dia bisa menemukan cara untuk pulang.

Yuuto mungkin melontarkan pertanyaan seperti sedang menggenggam sedotan, tapi Alexis membuat ekspresi pahit diwajahnya seolah ingin mengatakan, Sial!

"... Saya kira saya salah bicara. Tolong lupakan apa yang saya katakan. Saya khawatir ini masalah keamanan tingkat tinggi untuk kekaisaran kami, jadi saya tidak bisa memberi tahu anda. Mohon maafkan saya."

"Apa?! Tidak bisakah kau memberitahuku sesuatu ?! Saya tidak akan memberi tahu orang lain!"

“Tolong, cobalah untuk mengerti. Itu diluar kemampuan saya ... "

"Tolong, apa saja!" Yuuto berteriak putus asa. Setelah sejauh ini, dia tidak bisa menahan diri sekarang. Yuuto terus menerus memburunya, tetapi Alexis hanya menggelengkan kepalanya.

Sebuah petunjuk telah digantung di depannya, namun dia tidak bisa meraihnya. Semua yang Yuuto bisa lakukan untuk menanggapi perasaan jengkel itu hanyalah dengan menggigit bibirnya.

Segera setelah pesta berakhir, Yuuto dengan cepat pergi ke kamarnya. Setiap orang yang menghabiskan waktu bersama Yuuto di pesta itu sudah satu atau dua dekade lebih tua darinya. Terlebih lagi, dia harus menjaga penampilan sebagai patriark yang berdaulat untuk memastikan dia mempertahankan martabat yang diperlukan. Benar-benar melelahkan secara mental.

Melompat ke ranjangnya, Yuuto memanggil teman masa kecilnya, mencari semacam teman bicara.

"Dasar kau master harem!" dia berteriak. Ini adalah hal pertama yang dia dengar saat memanggilnya. Yuuto tidak bisa melakukan apa-apa selain menatap langit-langit. 

"Oh, hei, Mitsuki-san, ada apa ini tiba-tiba?"

"Yah, kamu berbagi Cawan dengan gadis Patriark dari Klan Tanduk atau siapa pun dia, kan?"

"Yah begitulah. Ya, tapi ... " Yuuto berusaha untuk tidak membebani Mitsuki dengan kisah-kisah kehidupan di dunia ini, tetapi ia telah menceritakannya tentang Upacara Cawan hari ini.

Niatnya adalah untuk meredakan kekhawatiran yang dia miliki, untuk memberitahunya bahwa tidak akan ada perselisihan untuk sementara waktu. Dan hasilnya...

“Kan, aku tahu itu! kau benar-benar membuat harem! " Yuuto tidak mengerti tetapi ia merasakan betapa konyolnya semua ini.

"Ini sangat penting, aku sampai mengatakannya dua kali." Tawanya tertawa terbahak-bahak dari seberang. ia yakin bahwa Mitsuki menggagap itu sebagai lelucon, tetapi kata-kata pertamanya masih melekat di hatinya, dan darah masih mengalir ke wajahnya.

Dia telah menerima banyak proposal pernikahan hari ini, tetapi karena dia merasa bersalah dan berkomitmen untuk tidak menerima satupun dari mereka, dia merasa tidak perlu khawatir atau perlu menyebutkannya.

"Hah? Tetapi bukankah kau mengatakan bahwa ia adalah adik perempuan bukan seorang anak? " Mitsuki menambahkan. "Kalau begitu, kurasa 'Master' akan aneh. Kalau begitu ... kau adalah kakak harem? "

"Aku bahkan belum pernah mencium seorang gadis sebelumnya, namun kau membuat semua tuduhan mengerikan ini," dia mengeluh.

"Oh, kamu belum pernah dicium siapapun. Mmm belum ya. Begitu, begitu. Bahkan tidak satu ciuman pun. ”
Dia mengulangi hal yang sama berulang-ulang dengan nada suara yang membingungkan.
Mereka sudah lama berteman. Yuuto tahu dia tidak bermaksud jahat. Dia tahu itu, tetapi urat nadi dalam dahinya masih berdenyut.

"Kau berbicara seolah-olah sudah pernah," katanya singkat.

Pada usia Yuuto, memiliki pengalaman dengan wanita adalah sesuatu yang memberikan status sosial. Berulang kali diingatkan bahwa dia tidak memiliki pengalaman seperti itu benar-benar menjengkelkan baginya. 

Kata-kata selanjutnya dari Mitsuki membuat Yuuto jatuh ke dalam kekacauan. "Mm, aku pernah."

"K-Kau pernah ?!"

“Tee hee hee! Bagaimana, Cemburu?"

"Y-y-y-y-yeahh, benar!" Yuuto tergagap dengan ceroboh.

Dia sama sekali tidak bisa bahagia mendengarnya. Kepanikannya cukup untuk mengguncang godaan gadis-gadis Klan Serigala kepadanya. 

SIAPA? Dengan siapa?!

Yuuto dan Mitsuki adalah teman masa kecil, tapi itu bukan seolah-olah mereka sudah pacaran. Dia tidak akan terkejut jika selama dua tahun ini dia pergi, dia telah jatuh cinta dengan seseorang. Dia akan berada di tahun ketiga sekolah menengahnya, jadi mereka berdua pada usia yang tepat untuk tertarik pada hal-hal seperti itu.

Semua kemarahan yang memenuhi kepala Yuuto sebelumnya menghilang, digantikan pertanyaan dengan siapakah Mitsuki telah berbagi ciuman pertamanya. Apakah itu seseorang yang dia kenal? Mungkin itu adalah pria baru yang dia temui dalam dua tahun ini? Atau mungkinkah ...?

"... Jadi, Sss-siapa itu?" Dia tidak tahan dengan kata-katanya sebelumnya, tapi Yuuto benar-benar ingin tahu.

"Ohh, jadi kamu ingin tahu."

"Nghh!"

‘Mitsuki, dasar kau bocah!’ adalah kata-kata yang ingin dia ucapkan, tetapi dia menelannya sebelum kata itu keluar dari tenggorokannya. Mitsuki memang lebih muda, tapi itu agak memalukan. Tetap saja, sekalipun dengan paksaan, dia harus tahu siapa yang dicium Mitsuki.

"Tee hee!" dia terkikik. "Yuu-kun, itu kamu."

"...Hah?"

“Ayolah, itu terjadi ketika kita masih di taman kanak-kanak. Ciuman di pipi, kan? Kamu tidak
ingat?"

"Uh ... uhm ..." Otaknya bekerja dengan penuh, mencoba menggali ingatan itu. Dia memiliki ingatan samar sesuatu seperti itu...

Yuuto merosot ke lantai dengan kedua lutut dan menghela nafas panjang. "Ayolah, jangan menakutiku seperti itu."

"Tee hee! Sekarang kau sudah merasakan rasa sakitku. Ya ampun, kau dikelilingi dengan para gadis. Maksudku, aku tahu kau mungkin tidak bisa menahannya, tapi tetap saja ... "

"Hah? Apa maksudmu?" Yuuto bertanya. Mitsuki menggumamkan bagian terakhir itu terlalu pelan sehingga Yuuto tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Bukan apa-apaaa."

Jelas ada sesuatu, tapi Yuuto memutuskan untuk tidak mengusutnya lebih jauh. Dia tidak lagi memiliki keinginan untuk itu.

"Beri aku istirahat," keluhnya. “Aku kembali ke kamarku karena aku sudah kelelahan, dan inilah yang kudapatkan? Aku tidak terima! "

"Ahaha! Maaf."

"Kau bahkan tidak sedikit pun menyesal."

"Nggak tuh."

"Dasar bocah —! Suatu hari, aku akan menangkapmu! "

"Itu dia! Kau akan datang menangkapku? Maka sebaiknya kau bergegas ... "

"Hah?! Apa ?!” Untuk sesaat, dia tidak mengerti apa yang dia maksud. Namun ketika ia sudah paham, jatungnya mulai berdetak kencang. Itu adalah serangan kejutan. 

Mitsuki, kau bocah kurang ajar—! Bibirnya berubah menjadi senyum ketika pikiran itu datang kepadanya.

"... Yah, Aku akan berusaha, apa pun yang terjadi."

Bagaimanapun juga, dia telah mengetahui bahwa Alexis, atau lebih tepatnya, Kekaisaran, memiliki semacam petunjuk. Jika dia bisa mendapatkan kepercayaan mereka melalui semacam upeti, maka mungkin mereka mungkin memberitahunya Tidak, entah bagaimana, dia harus membuat mereka memberitahunya.

"Apapun yang terjadi?" dia bertanya. "Aku tidak bisa menunggumu untuk—"

"Maafkan aku mengganggu istirahatmu, Kakak!" Suara sedih Felicia datang membuka pintu tiba-tiba.

Apa? Suasananya sedang bagus, ratap Yuuto, bahunya merosot. Tapi dari perilaku Felicia jelas ini bukan masalah sepele.

"Mitsuki, maafkan aku," desahnya. "Sesuatu tiba-tiba muncul."

"Hah?! A-apa yang terjadi ?! "

"Aku tidak yakin. Kami baru saja menyelesaikan pertempuran. Mungkin tidak ada yang berbahaya. Tenang saja. Selamat malam."

"Tunggu, 'selamat malam' ?! Yuu-kun? Yuu ... "

Dia dengan singkat mengakhiri panggilan, dan mematikan Smartphonenya. Dia punya firasat buruk tentang ini. Dia tidak ingin Mitsuki mendengar percakapan yang menjengkelkan. Dan yang lebih penting, jika Mitsuki hadir, dia tidak akan bisa mengubah pola pikirnya.

"Apa yang terjadi, Felicia?" Ekspresi wajahnya tidak cocok untuk anak lelaki seusianya seperti beberapa saat lalu, sekarang wajahnya penuh dengan kewaspadaan.

Felicia menatap smartphone Yuuto dengan nada meminta maaf, tetapi dia langsung menjawab pertanyaan Yuuto.

“K-kami baru saja menerima kabar melalui merpati pos dari benteng perbatasan Fort Horn. Saat ini Klan Tanduk sedang diserang oleh Klan Tapak Kuda. "

"Apakah kamu mengatakan Klan Tapak Kuda ?!" Mata Yuuto terbuka lebar karena terkejut.

Bahkan Yuuto, yang tidak terlalu berpengetahuan tentang dunia ini, pernah mendengar tentang Klan itu. Ada sekitar seratus klan, yang saling bertikai, diseluruh Yggdrasil. Di antara mereka, Klan Tapak Kuda adalah salah satu dari Sepuluh Klan Besar.


********

"Terima kasih semua sudah berkumpul meskipun ini masih larut malam." Melirik wajah mereka, Yuuto yang pertama kali berterima kasih atas upaya mereka.

Banyak Petinggi telah dikumpulkan dan berbaris di ruang audiensi, dengan Jurgen memimpin.

Semua orang, dari Perwira rendah hingga Perwira tinggi, berdiri dengan penuh perhatian, menguap atau menyeringai dangkal, dengan beberapa dari mereka tampak benar-benar tidak mau menerima apa pun yang mendatangi mereka. Secara alami, Einherjar muda, artinya Felicia, Sigrun, dan bahkan Ingrid, juga hadir.

Linea hadir, juga, karena dia juga sekarang adalah pihak yang terpengaruh. Utusan dari Klan Tanduk juga ada di sini bersamanya.

"Kita berada dalam situasi yang mengerikan, jadi aku akan langsung ke inti permasalahannya," Yuuto mengumumkan.

“Empat hari lalu, pasuskan dari barat, Klan Tapak Kuda, meluncurkan invasi ke wilayah sekutu kita Klan Tanduk, dengan menyerang benteng di perbatasan wilayah mereka. Pasukan Tapak Kuda diperkirakan berjumlah sekitar 10.000, dan juga mereka dikatakan memiliki lebih dari 500 kereta. "

"10-10.000 ?!"

"A-apa dia mengatakan 500 kereta ?!"

Teriakan kaget dan panik muncul dari semua orang di ruang audiensi. 10.000 mungkin tampak seperti jumlah kecil bagi seseorang dari abad ke-21, tetapi di dunia seperti Yggdrasil, di mana teknologi pertanian masih dalam masa pertumbuhan, tidak mungkin ada banyak wilayah yang dapat memiliki populasi sebesar itu.

Bahkan, Pertempuran Kadesh telah dikatakan sebagai pertempuran termegah dalam sejarah kuno, dengan Pasukan Mesir membawa lebih dari 18.000 pasukan.

Goncangan bagi orang-orang dari klan Serigala yang kecil dan terpencil pasti tak terduga.

Mereka mendengar Klan Tapak Kuda memiliki 10.000 pasukan. Klan Serigala memiliki paling banyak 2.000 tentara yang bisa dikerahkan.

Perang itu adalah masalah jumlah. Sekilas, cerita tentang pasukan kecil yang mengalahkan Pasukan besar itu spektakuler, tetapi itu adalah kasus khusus yang hampir mustahil terjadi, namun jika itu terjadi, mereka akan bersinar seperti suar dalam sejarah. Perbedaan kekuatan antara kedua klan itu jelas.

"Para patriark di dunia ini jelas agak licik," kata Yuuto. "Mereka tidak ketinggalan apapun."

"Apa yang anda katakan?" Kepala tetua, Bruno, memiringkan kepalanya.

Kau penasihatku. Seharusnya kau mengetahuinya, pikir Yuuto, tapi dia mempertahankan ekspresi tabah dan terus berbicara.

"Klan Tanduk baru saja mengalami kekalahan telak di tangan kita, Klan Serigala, dan pasukan mereka telah musnah. Kami telah menahan Linea, Patriark mereka, sebagai tawanan perang kami, jadi Klan Tapak tahu dia tidak ada di sana. Dan Wakil Komandannya melakukan perjalanan kesini untuk menghadiri Upacara Cawan hari ini. Tidak akan ada waktu yang lebih baik untuk menyerang daripada saat ini. "

"Hmm, kurasa inilah saat yang mereka tunggu-tunggu." Jurgen, mengangguk sambil berpikir. Utusan dari Klan Tanduk semua mengerutkan alis mereka, wajah mereka muram.

Linea menyela, “Ini salahku! Itu karena aku kalah ... "dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Wajahnya begitu pucat dan memilukan untuk dilihat sehingga Yuuto tidak tahan melihatnya.

Tapi ini perang. Jika dia tidak tenang menghadapi situasi seperti ini, itu bisa berdampak pada hasil pertarungan. Dia tidak bisa menahan diri untuk kesejahteraan mental adik perempuannya yang imut. Memang, dia harus membuang semua emosinya, dan dia terus berbicara sebagai penguasa Klan Serigala.

“Situasi ini membutuhkan tindakan segera. Kami dari Klan Serigala harus mengirim bantuan segera ke saudari kita, Klan Tanduk. "

Keributan meletus di seluruh ruang audiensi. Mereka mengerti mengapa. Dengan menukar Cawan, kedua negara terikat untuk melindungi satu lain. Itu adalah hukum absolut di Yggdrasil. Tetapi meminta mereka untuk berhadapan dengan musuh lima kali ukuran mereka adalah kegilaan. Sepertinya tidak ada cara mereka bisa menang, jadi seolah-olah dia mengirim mereka ke lubang kematian mereka. Itu tidak mengejutkan jika semua orang sangat bingung.

"T-tapi, Tuan Yuuto, Klan Tanduk yang diserang, bukan Klan Serigala," Bruno keberatan.

"Selama kita tidak ikut campur, tidak akan ada kerugian bagi kita, kan?"

Bruno-lah yang menjelaskan arti sumpah Cawan kepada Yuuto, jadi dia jelas tahu dampak moral dari apa yang dia katakan. Namun, musuh kali ini terlalu kuat. Sumpah Cawan awalnya dibuat untuk membantu Klan jika berjalan dengan lancar. Itu akan menjadi masalah menempatkan kereta di depan kuda jika Klan Serigala dihancurkan ketika melindungi Klan Tanduk. Tidak ada waktu untuk mengkhawatirkan sopan santun disaat-saat seperti ini.

"Bruno, brengsek !!" Beberapa utusan dari Klan Tanduk marah. Diantara mereka, Wakil Komandan Klan Tanduk, Rasmas, berteriak. Itu adalah reaksi alami, mengingat itu seperti negaranya sedang dibuang.

"Kenapa kau marah?" Bruno mendengus. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa kami bermaksud untuk menyerangmu bersama dengan Klan Tapak Kuda atau apa pun. Paling tidak, kau bisa bertarung tanpa takut serangan datang dari belakang. Jika kau menganggap semua yang telah terjadi selama bertahun-tahun, kau memiliki lebih banyak alasan untuk berterima kasih kepada kami. " Kemudian Bruno memalingkan wajah dengan acuh tak acuh.

Suara-suara perbedaan pendapat dan oposisi terhadap gagasan mengerahkan pasukan keluar 

"Ohh, itu benar, ya benar!"

"Aku merasa tidak enak kepada Klan Tanduk, tapi kita baru saja terikat dengan Cawan Suci. Kita tidak berkewajiban untuk mendapatkan itidak baik dari mereka. "

"Mmhmm. Memang, tidak ada kewajiban bagi kita untuk bertempur dengan Klan Tapak Kuda.”

Mereka semua saling bertukar pandang dan mengangguk setuju. Kemungkinan karena itu adalah kata-kata Bruno yang memuat semuaya setuju. Tetap saja, Yuuto juga tidak semerta-merta menentang pendapat mereka. Membahayakan semuanya untuk klan yang hanya sehari sebelumnya menjadi musuh.

"Klan kita tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan Klan Tapak Kuda." Suara tenang Linea terdengar ketika dia berdiri pucat, warna kehidupan benar-benar menghilang dari wajahnya. "Tanpa bantuan dari Klan Serigala, rakyatku akan ... "

Mereka adalah negara yang berbatasan satu sama lain. Sebagai Patriark klannya, dia memiliki pengetahuan tentang Klan Tapak Kuda. Mereka adalah klan yang dengan cepat memperluas pengaruhnya dengan memperbudak orang dari Klan lain dan memaksa mereka menjadi pekerja kasar.

Budak-budak itu, diperlakukan sebagai barang oleh "pemilik" mereka. Dan mereka juga adalah sumber utama pekerja kasar selama era ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang-orang dari negara yang telah kalah dalam perang akan digunakan seperti alat. 

"Kita seharusnya melindungi rakyat Klan Serigala, bukan Klan Tanduk," Bruno membalasnya.

"Ya, itu tugas anda untuk melindungi orang-orang anda sendiri," pria lain setuju.

"Kita tidak memiliki sumber daya yang tersisa untuk melindungi orang-orangmu karena selama itu kami menghabiskannya untuk meladeni Klan Tanduk yang menyerang kita. "

Apakah dia mencoba untuk menarik pendapat mayoritas atau mencoba untuk berkuasa diatas pihak yang lebih lemah, Bruno mulai memimpin, berbicara egois tentang keletihan perang mereka. Mungkin itu karena mereka tidak melihat orang dari klan lain sebagai manusia pada tingkat yang sama dengan diri mereka sendiri.

"B-bagaimana bisa kalian semua ...?!" Mata Linea menjadi kosong, tertelan keputusasaan.

Buuk! Suara sesuatu yang mengenai dinding bergema diseluruh ruang audiens.

"Jangan mengatakan hal-hal pengecut seperti itu, dasar orang-orang bodoh !!"

Suara Yuuto, seperti gemuruh guntur, menggelegar di seluruh ruang audiensi. Tidak ada lagi tanda-tanda dari dirinya yang biasanya berhati lemah lembut itu. Darah mulai menetes dari kepalan tangan kanan yang dihantamkannya dengan paksa. Dia tidak menunjukkan sedikit pun kekhawatiran akan kepalan tangannya yang berdarah; sebaliknya, kilatan amarah di matanya menembus setiap orang di ruang audiensi.

Apa yang terlintas di benaknya sekarang adalah kata-kata ayahnya ketika Yuuto memberitahunya tentang kondisi kritis ibu dari rumah sakit.

"Aku khawatir aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku sekarang. aku akan kesana nanti. "

Ayahnya selalu memprioritaskan pekerjaannya di atas keluarganya, tetapi bahkan pada saat kritis seperti itu, dia bahkan menempatkan pekerjaannya sendiri di atas mereka. Akibatnya, dia tidak ada di sana untuk merawat ibu Yuuto di saat-saat terakhirnya. Ini terjadi karena ibu Yuuto selalu mengkhawatirkan lelaki yang meninggalkannya itu.

Tidak mungkin Yuuto akan meninggalkan keluarganya. Tidak mungkin. Dia tidak akan menjadi seperti pria yang mengerikan itu. Pikiran dan perasaan itulah yang mendorong Yuuto.

"Bukankah Sumpah Kesetian Cawan dianggap mutlak ?!" dia berteriak.



Yuuto telah memaksa Linea untuk menjalin Ikatan-Saudara. Dia sendiri telah memilih Latina untuk menjadi adik perempuannya, tanpa ada yang memaksanya. Bahkan jika itu karena Cawan Suci, Yuuto merasa Linea adalah keluarganya, dan dia perlu melindunginya.

“Kalian semua hanya memberi ucapan selamat untuk Linea dan diriku hari ini di Upcara Cawan. Upacara yang dimaksudkan untuk menghubungkan kita dan Klan Tanduk bersama sebagai keluarga?!"

Para tetua dan pimpinan semuanya menundukkan kepala secara bersamaan mendengar kata-kata Yuuto. Mereka sudah mengatakan pendapat mereka. Dalam situasi ini, apa yang Yuuto katakan seharusnya tidak lebih dari pujian bagi mereka. 

Namun, mereka tidak bisa mengatakan apa pun sebagai tanggapan.

Seperti yang diharapkan dari para tetua atau para pemimpin, semua orang di sini memiliki catatan panjang dalam urusan militer yang telah membawa mereka hingga ke titik ini. Mereka berada di posisi ini secara khusus karena mereka telah mengalami begitu banyak kesulitan di medan perang. Namun, orang-orang dengan prestasi seperti itu telah dibungkam oleh seorang anak laki-laki berusia enam belas tahun.

"Hee ... hee hee hee ..." Bahkan ketika dia memegang tubuhnya yang gemetaran dengan kedua tangan, Felicia tidak bisa menahan senyumnya. Jika terjadi pertarungan tinju yang sebenarnya, Yuuto akan menjadi yang terlemah di ruangan itu. Semua orang di sana tahu itu. 

Namun, masing-masing dari mereka terpesona olehnya pada saat itu bahkan Prajurit terkuat, Klan Serigala Sigrun juga terpesona.

Saat ini, apa yang menyebabkan seluruh tubuh Felicia bergetar bukanlah ketakutan, tetapi lebih merupakan rasa bangga yang lebih besar. Ini adalah sisi lain dari pemimpin spektakuler yang telah membuatnya begitu terpesona

Jelas pengetahuan yang dimiliki Yuuto sangat penting bagi Klan Serigala. Tapi bisakah anak lelaki lemah hanya dengan pengetahuan tanpa hal yang lain, dapat membuat seseorang seperti Felicia, atau prajurit terkuat, seperti Sigrun dan Jurgen, mengabdi padanya. Terutama di saat terjadi krisis hebat, manusia akan menunjukkan karakter sejati mereka. Orang-orang yang biasanya mengoceh tentang moral dan keberanian mungkin lari ketika dihadapkan dengan bahaya sejati. Para Tetua, Bruno, khususnya, cocok dengan pola ini.

Dan kemudian ada contoh yang bertentangan. Seperti bocah yang biasanya tidak bisa diandalkan ini, yang karakter sebenarnya adalah singa perkasa.

Yuuto Suoh pernah mengetahui bahwa kanji yang menyusun namanya berarti "Lindungi mereka yang ada di sekitarmu dan berkelahi dengan penuh keberanian. " Itu tepat untuk menggambarkan dirinya sekarang. Dia selalu menunjukkan kekuatannya ketika berhubungan untuk melindungi orang-orang. Bahkan jika itu untuk seorang gadis dari negara lain yang dapat menyebabkan pertempuran.

"Aku akan menyelamatkan Klan Tanduk," Yuuto menyatakan. "Sudah diputuskan."

Tidak ada perbedaan pendapat yang muncul sebagai tanggapan atas kata-kata Yuuto. Bahkan wajah pucat Bruno pun mengangguk berkali-kali. 

Felicia tersenyum masam pada Linea, yang berdiri membeku dengan giginya yang gemetaran setelah menyaksikan perubahan mendadak dan sengit Yuuto. Ketika pertama kali dia bertemu dengannya, Felicia mengalami masa-masa yang sulit. Linea menyebut Klan Serigala sebagai anjing. Namun rasanya konyol sekarang, jika mengungkit-ungkit hal sepele seperti itu.

Ketika Yuuto pertama kali datang ke dunia ini, ia tidak berdaya seperti anak kucing yang masih menyusui. Namun, setelah bertahan dalam pertempuran selama lebih dari dua tahun, ia telah tumbuh menjadi anak singa yang gigih. Sementara singa tertidur, orang bisa melakukan kejahatan apa pun yang mereka sukai. Tetapi jika singa terbangun dan mengaum penuh amarah, tidak peduli siapapun dirimu, baik itu serigala, anjing atau apa pun - tidak ada yang bisa berdiri menentangnya.

Yuuto kembali ke kursinya dan meletakkan dagunya di tangannya, masih dipenuhi amarah. 

"Ide kalian tadi adalah strategi terendah," katanya. “Tetap netral akan menghilangkan kredibilitas kita di kedua sisi."

Mungkin tampak seperti strategi yang baik untuk menunggu sampai mereka memiliki lebih banyak informasi, lalu menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.
.
Namun, bukan itu masalahnya sekarang. Itu hanya akan menyatakan bahwa kesetiaan mereka hanya diukur berdasarkan keuntungan saja, jadi saat situasinya sedang menyulitkan mereka akan pergi begitu saja.

Menurut The Prince, Netralitas hanya akan mengarah pada kehancuran. lebih baik berani memperjelas kesetiaan mereka. Yuuto sepenuhnya setuju dengan pepatah itu.

Manusia lebih cenderung mempercayai mereka yang berdiri di samping mereka dan membantu mereka di masa-masa sulit, dibandingkan mereka yang hanya akan mencium mereka setelah memastikan kemenangan dan keuntungan mereka. Mereka juga akan mengingat pihak yang memperlakukan mereka dengan kejam sebagai lawan.

Selama Pertempuran Sekigahara, Klan Satake dan Akita mengambil sikap netral dan kalah sebagai hasilnya, di sisi lain, Klan Shimazu dapat mempertahankan wilayah mereka setelah tindakan berani. Cara mereka membagi negara akhirnya benar-benar terjadi seperti yang dikatakan Machiavelli.

"Bukan hanya itu, tetapi klan kita bertukar Cawan Suci di depan utusan Divine Emperor. Kita tidak akan membatalkan sumpah itu hanya karena situasi ini. Cobalah dan batalkan sumpah itu, dan lihat seberapa cepat Klan Serigala kehilangan nilainya! Dan jika kita melakukan itu, kita akan memberikan Klan Cakar banyak alasan untuk mengkhianati kita. "

"...Ah!" Ekspresi pemahaman muncul di wajah para petinggi. 

Klan Tapak Kuda adalah ancaman militer yang begitu besar, sehingga mereka membuat keputusan ceroboh dan bodoh seperti itu. Seorang pemimpin yang layak ingin dilihat sebagai kakak yang benar-benar melindungi bawahannya. Jika dia menyingkirkan adik perempuannya, Yuuto akan kehilangan semua kehormatan sebagai kakak lelaki dan pemimpin.

"Kita tidak memiliki ikatan apapun dengan Klan Tapak Kuda," kata Yuuto dengan tegas. "Jadi, jika kita membiarlan Klan Tanduk dihancurkan, maka hanya tinggal masalah waktu sebelum kita berbatasan dengan banyak klan yang lebih kuat. Tentu saja, Klan Tapak Kuda akan mengatakan bahwa Klan Serigala telah melanggar sumpahnya kepada Klan Tanduk. Moral para prajurit akan turun, dan Klan Cakar mungkin akan mengalihkan kesetiaan mereka kepada Klan Tapak Kuda. Mereka akan meluncurkan serangan dua arah pada kita. Dan tidak mungkin kita bisa menang. " Bagi Klan Serigala, itu akan menjadi skenario terburuk.

Mungkin itu seperti yang Jurgen katakan, dan ini sudah menjadi rencananya selama ini. Jika memang demikian, Yuuto tidak bisa berhenti kagum pada kecerdikan siapa pun dalam Klan Tapak Kuda yang membuat rencana seperti ini. Tapi tetap saja, dia tidak bisa membiarkan dirinya jatuh ke dalam permainan musuh.

"Klan Tanduk memiliki sekitar 2.000 tentara yang tersisa untuk mempertahankan ibukota," Yuuto melanjutkan. "Wilayah Klan Cakar tidak berbatasan dengan Klan Tanduk. Jadi kita tidak perlu takut pada pengkhianat sekarang. Jika kita khawatir dikhianati dari belakang saat kita sedang melawan kekuatan musuh lima kali ukuran kita, mengapa tidak membawa mereka langsung ke medan pertempuran untuk menggabungkan kekuatan kita, dan bahkan kemungkinan jumlah musuh akan turun hanya menjadi 2 kali lipa dari pasukan kita? "

"Hmmm..."

"I-itu benar ..."

Para petinggi bergumam, berkeringat dingin mendengar perkataan Yuuto. Orang yang memimpin mereka sekarang adalah pahlawan nasional Yuuto, orang yang telah menghancurkan Klan Cakar dan Tanduk berturut-turut dengan cepat. Pasukan militer lima kali ukuran mereka tentu saja sulit dikalahkan, tetapi mereka sebenarnya bisa melihat kemungkinan menang melawan pasukan dua kali lipat dari mereka.

Para petinggi tidak merasa antusias, tetapi mereka mulai mempertimbangkan untuk meluncurkan sebuah serangan sebagai alternatif terbaik.

"Apakah kalian semua sudah mempersiapkan diri?" Yuuto membentak. "Run!"

"...Ya"

Atas panggilan Yuuto, gadis berambut perak itu melangkah maju dari barisan. Gerakannya lebih lambat dari biasanya, karena dia benar-benar terpesona dengan Yuuto.

Dia tampak gemetaran karena terlalu terpesona.

"Ambil alih unit Múspell dan pergi terlebih dulu ke medan pertempuran," perintahnya. "Gunakan Pola B: Formasi Mongol Jangan melakukan hal gegabah. Prioritaskan untuk mencegah jatuhnya pasukan daripada mencoba untuk mengalahkan musuh."
"Dimengerti!" Sigrun membungkuk dan kemudian bergegas keluar dari ruang audiensi.

Dia mengerti, tanpa harus diberitahu, bahwa tidak ada waktu untuk disia-siakan. Sebagai Serigala Perak terkuat, Mánagarmr, bahkan dengan instruksi singkat yang di berikan padanya, Yuuto sama sekali tidak ragu bahwa dia akan membuat keputusan yang tepat di lapangan ketika saatnya tiba.

Dia biasanya sangat setia sehingga itu menyebabkan Yuuto sedikit tidak nyaman, tapi sekarang, dia benar-benar tentara yang paling bisa diandalkan.

"Jurgen!" dia berkata
"Ya!" jawab Wakil Komandannya

Meskipun mereka berada dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, Jurgen tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa mulutnya tersenyum.

Biasanya, Yuuto memberi kesan bahwa dia tidak bisa diandalkan, tetapi pada saat-saat seperti ini, dia terbukti berguna sebagai jenderal yang paling lama bertugas untuk menguatkan moral pasukan di garis depan.

Kata 'pemuda' itu sendiri adalah gambaran kecerobohan, pikir Jurgen sambil tersenyum, tetapi dia tahu itu tidak tepat di sini. Selama setahun terakhir, Jurgen datang untuk mengenal Yuuto yang sebenarnya. Yuuto tidak mungkin mengabaikan tanggung jawabnya sebagai patriark. Dia benar-benar mengerti tanggung jawabnya daripada siapa pun. Penilaiannya tentang situasi sebelumnya sangat akurat. Dan yang paling penting, dia memiliki kemampuan untuk mempengaruhi mereka.

Dia bahkan belum berusia dua puluh tahun. Tidak diragukan lagi bahwa dia hanya akan terus bertambah dewasa. Meskipun jelas dia tidak peduli dengan posisi penguasa, Jurgen merasa bahwa orang-orang dengan bakat untuk posisi itu seperti Yuuto sangatlah jarang. Dia adalah seorang pemimpin yang layak.

“Cepat dan kumpulkan pasukan. Selesaikan semua persiapan hingga subuh tiba!”

"Aku mengerti!" Jurgen menanggapi nada sombong Yuuto dengan membungkuk.

Biasanya, Yuuto akan menahan diri ketika berbicara dengan Jurgen, yang dua dekade lebih tua darinya, tetapi ini adalah situasi darurat. Dia tidak punya waktu untuk khawatir tentang itu. Dan juga bagi Jurgen, yang menuntut martabat dari pemimpinnya, ini adalah Yuuto yang ingin dia lihat.

"Linea!" Yuuto memanggil
"Y-ya ?!" Linea berdiri.

Dia adalah penguasa sebenarnya dari Klan Tanduk, dan bukan hanya pengikut Yuuto. Meski begitu, tidak ada ruang baginya untuk menentang Yuuto dalam situasi yang mengerikan ini.

"Kembalilah ke Klan Tanduk sekarang dan kumpulkan pasukanmu."

"A-aku mengerti!"
"Ingrid!"
“H-hwha ?! Anda memanggil saya? ” Ingrid membalas dengan panik.

Meskipun dia telah diberikan peringkat kedelapan karena prestasinya, Ingrid memiliki sedikit pengalaman bertempur. Dia mungkin tidak pernah berpikir dia akan dipanggil seperti ini.

"Kau seharusnya sudah menyelesaikan salah satu dari ‘itu’," kata Yuuto. “Sekarang adalah waktunya untuk menggunakannya. Bisakah kau meminjamkannya ke Linea? "

“S-s-sungguh ?! Tunggu, benarkah? Tapi dia bukan salah satu dari klan kita. "

"Tapi dia adalah adik perempuanku." Sudut bibir Yuuto terangkat. Mereka jelas keluarga sekarang, lahir dari ikatan yang lebih dalam dari darah yang ditempa oleh Sumpah. Tidak seperti Botvid dari Klan Cakar, dia bisa memercayainya secara pribadi. Selain itu, ini adalah masalah mendesak. Mereka tidak memiliki waktu untu berdebat tentang hal-hal sepele. 

Ingrid, yang awalnya menolak, akhirnya dengan enggan, mengalah.

“Ahh, astaga! Anda selalu memaksa seperti itu, tetapi anda bertindak cukup berani dan kuat sekarang! " dia mengeluh, lalu menambahkan dengan nada yang lebih lembut, "Y-yah, baiklah ... kurasa karena itu aku menghormatimu."


Note:
biasakan tinggalkan jejak, walau cuma react Disqus dibawah, itu udah bikin afrodit seneng beut. Apalagi kalo donasi.
TL: Afrodit
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar