Volume 12
Chapter 14 - Markas Rahasia
Chapter 14 - Markas Rahasia
“Baiklah, Naofumi kecil! Kau dan aku akan bersenang-senang malam ini!”
"Tidakk!”
Suatu malam, beberapa hari setelah Itsuki tiba di desa, aku memutuskan agar Sadeena mengajariku cara menggunakan Dragon Vein. Para budak telah mengatasi sebagian besar trauma mereka, jadi dia tidak perlu lagi menghabiskan begitu banyak waktu untuk merawat mereka di malam hari.
"Dia benar, Sadeena! Kau harus berhenti bertindak bodoh seperti itu!" bentak Raphtalia.
Raphtalia akhirnya bisa mendapatkan kembali waktu malamnya, oleh karena itu dia tidur di rumahku lagi. Aku memintanya untuk mengusir Atla jika dia muncul di malam hari.
"Oh, ngomong-ngomong, kupikir mungkin akan sulit untukku mengajarimu semua detailnya sendiri, jadi aku meminta Gaelion kecil untuk membantu," kata Sadeena.
Dia menjulurkan tangannya ke luar jendela dan memberi isyarat. Gaelion datang dengan terbang dalam wujud bayi naga dan memasuki ruangan.
"Hmm ... Jadi kau ingin belajar menggunakan Dragon Vein, kan? Aku merasakan kalau berkah ilahi sudah diberikan padamu.”
"A-apakah dia baru saja—"
Raphtalia berdiri terpaku di sana setelah mendengar Gaelion berbicara.
"Aku Gaelion, Kaisar Naga terlemah. Aku dibunuh oleh Pahlawan Pedang. Senang bertemu denganmu."
Memperkenalkan diri sebagai "yang terlemah" agak aneh, tapi terserahlah.
“Dia adalah naga yang membesarkan Wyndia. Demon dragon mengambil kendali intinya, dan sekarang dia berbagi tubuh dengan bayi Gaelion. Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya sampai sekarang,” aku menambahkan.
"Biasanya aku akan memperkenalkan diriku segera, tapi aku sibuk menyembunyikan keberadaanku dari Wyndia, karena dia selalu berada disekitarku."
“Gaelion Kecil juga bisa menggunakan Dragon Vein. Dengan dia membantu, kau seharusnya bisa memahami itu dalam waktu singkat. "
"Itu akan menyenangkan."
Aku sudah sedikit belajar sendiri, tapi itu tidak berjalan dengan baik. Ren dan Itsuki ... Mereka berdua masih belum bisa menggunakan sihir normal tanpa mengandalkan bola kristal atau semacamnya. Aku mendesak mereka untuk menguasai sihir normal, dan juga mencoba untuk fokus mempelajari Dragon Vein di waktuku sendiri.
Dan juga, sekarang aku memiliki Sadeena dan Gaelion, bukankah mereka bisa melepaskan sihir dukungan yang kuat tanpa henti? Aku kira akan bagus untukku mempelajarinya juga.
"Tuan. Naofumi! Hah?! Kakak!"
"Atla! Aku tidak akan membiarkanmu pergi malam ini! Aku akan menunjukkan hasil pelatihanku! "
"Ha! Apakah kau benar-benar berpikir seseorang sepertimu bisa menghentikanku, Kak?”
"Aku akan menghentikanmu malam ini, pasti!"
Aku mendengar keributan keras dari luar rumah. Aku mengintip keluar dan melihat sepasang saudara kandung berkelahi sementara para budak menontonnya dengan penuh semangat. Apa yang mereka lakukan?!
"Aku merasa akan sulit untuk berkonsentrasi," gumamku.
“Aku pikir kau benar. Atla mungkin akan segera datang, jadi aku ragu kau akan belajar banyak sihir malam ini,” jawab Raphtalia.
“Akan lebih baik jika ada tempat yang bisa kita kunjungi. Haruskah kita menggunakan portal dan mencari tempat di dekat kastil?”
"Itu mungkin berhasil. Tapi jika hanya sejauh kastil, Atla mungkin akan muncul menaiki Chick, misalnya. "
Siapa itu? Ah, itu pasti nama Bawahan Filo # 1. Aku sepertinya ingat mendengar para budak menyebutnya begitu sambil mengelusnya.
Zeltoble mungkin cocok. Tapi kalau dipikir-pikir, Zeltoble lebih tidak tenang, dan aku juga harus mengkhawatirkan akomodasi dan pedagang budak. Setelah menatap ke luar jendela dan menikmati keributan selama beberapa saat, Sadeena tiba-tiba angkat bicara.
"Bagaimana kalau aku membawa kalian ke markas rahasiaku?"
"Markas rahasia?" Aku bertanya.
"Ya. Ada pulau kecil tidak jauh dari desa, dan pangkalan rahasiaku ada di pulau itu. Aku ragu bahkan Atla kecil bisa mengejarmu kesana.”
"Hmm ... Jika gadis hakuko itu akan mengganggu pelatihan kita, maka masuk akal untuk pindah ke tempat yang lebih tenang," kata Gaelion.
"Baik. Raphtalia, jangan tinggalkan sisiku, tidak peduli apapun yang terjadi. Hanya kau yang bisa kupercayai,” kataku.
Aku bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku jika aku berakhir sendirian dengan Sadeena dan Gaelion. Ya, terutama Sadeena. Tapi itu akan sama seperti berduaan dengannya, jadi siapa yang tahu apa yang mungkin dia coba lakukan.
"Tuan. Naofumi, kurasa kau takut berlebihan,” jawab Raphtalia.
"Oh? Aku ingin tahu siapa yang lebih ditakuti? Aku atau kau, Raphtalia kecil?” Sadeena menyodok pipinya.
Serius? Raphtalia, tentu saja! Tak usah dikatakan lagi! Raphtalia menjadi sangat menakutkan setiap kali Sadeena mulai mendekatiku.
“Haruskah aku berenang, dan kalian semua bisa menaikiku? Atau haruskah kita meminta Gaelion menerbangkan kita ke sana?”
"Dengan Gaelion terdengar bagus."
Jika sesuatu terjadi, aku bisa membuat Gaelion mencegah Sadeena bertindak. Setidaknya itu memberiku cukup waktu untuk melarikan diri.
Kami semua naik ke Gaelion dan berangkat ke pulau tempat markas rahasia Sadeena berada.
"Wow. Jadi disinilah markas rahasiamu, ya?”
Sudah sekitar tiga puluh menit sejak kami naik ke punggung Gaelion. Pulau itu akhirnya terlihat. Itu gelap, jadi aku tidak bisa melihat dengan baik, tapi itu bukan pulau yang sangat besar. Itu mengingatkanku pada salah satu pulau berbentuk bulan sabit yang aku lihat di brosur perjalanan. Sepertinya tidak ada monster di pulau itu juga. Aku tidak ingin terdengar seperti Motoyasu, tapi itu terlihat seperti pulau kecil romantis di bawah sinar rembulan.
Begitu kami mendarat, Sadeena membawa kami ke sebuah gua di dekat tepi pulau dan menyalakan obor di dalamnya. Gua itu bahkan memiliki lubang kecil di atasnya. Interiornya kasar — aku membayangkan seperti gua bajak laut. Ada sebuah meja yang terbuat dari batu-batu yang ditumpuk sembarangan dan sebuah kursi yang benar-benar hanya sebatang pohon yang telah dipotong menjadi dua. Sepertinya ada kamar lain di belakang, tapi gelap, jadi aku tidak bisa meihatnya dengan jelas.
"Buat dirimu seperti di rumah."
"Kau dulu datang ke sini dengan ibu dan ayah, kan? Ketika aku masih kecil, mereka mengatakan padaku kalau mereka akan membawaku ketika aku dewasa. Aku ingat tidak bisa tertidur karena aku sangat bersemangat,” kata Raphtalia.
Aku bisa setuju dengan itu. Aku masih ingat saat masih kecil dan bersemangat ketika kerabat mengatakan padaku kalau mereka akan mengajakku berkemah. Tapi aku tidak ingat pernah benar-benar pergi berkemah.
"Oh? Jadi kau sudah tahu tentang tempat ini?” Sadeena bertanya.
"Ya," jawab Raphtalia.
"Ya, aku cukup yakin Atla tidak akan muncul di sini," kataku.
"Kan?"
Tetapi lagi-lagi, aku merasa bahwa dia mungkin mencoba berenang atau naik perahu.
“Baiklah, Naofumi kecil. Bagaimana kalau kita teruskan dan memulai mempelajari cara menggunakan Dragon Vein?”
"Kedengarannya bagus."
“Ini bukan hal yang bisa kau pelajari tanpa memiliki kemampuan tertentu, kan? Aku ingin bisa menggunakannya juga, jika memungkinkan,” kata Raphtalia.
"Seharusnya memungkinkan jika aku memberikan berkahku padamu," jawab Gaelion.
“Kalau begitu, kau harus bergabung dengan kami, Raphtalia. Jika kita bisa mempelajarinya bersama, maka itu lebih baik.”
Tentunya itu akan menjadi hal yang baik jika Raphtalia bisa menggunakannya juga. Tapi Sadeena menatap Raphtalia sejenak dan kemudian mengerang.
"Hmm ... Mengajar Raphtalia kecil bisa bermasalah."
"Dia tidak bisa mempelajarinya?" Aku bertanya.
"Hmm?"
Gaelion meletakkan tangannya di atas kepala Raphtalia.
“Ah, begitu. Dia sudah memiliki semacam berkah yang diberikan padanya. Sepertinya terlalu kuat bagiku untuk menghapusnya dalam kondisiku saat ini,”katanya.
"S ... sungguh?" Raphtalia bertanya.
"Apa itu ada hubungannya dengan Vassal Weapon atau semacamnya?" Aku bertanya.
Aku kira ini adalah kerugian memiliki Vassal Weapon dari dunia Kizuna. Menyebalkan sekali. Itu mengingatkanku, aku lupa bertanya pada Kizuna dan yang lainnya tentang sihir apa yang mereka gunakan. Sepertinya aku ingat ada sesuatu tentang hal itu dalam naskah yang mereka berikan pada kami, tapi menguraikan hal-hal itu sangat merepotkan. Kurasa aku hanya perlu memberikan pada Rishia. Tetapi Rishia juga sudah berusaha menguraikan naskah yang berbeda dan mengalami kesulitan. Kurasa aku tidak bisa berharap banyak. Belum lagi, dia juga harus mengurus Itsuki.
"Jika aku menyerap pengetahuan tentang kaisar naga dunia lain dari inti yang kau miliki, maka aku seharusnya bisa mengajarinya, tapi ..." usul Gaelion.
"Terlalu mudah untuk membayangkan kalau kau akan tertelan olehnya," jawabku.
“Aku beruntung dia adalah kelas kaisar naga yang berbeda, itulah sebabnya dia tidak sepenuhnya menghilangkanku. Jika bukan itu masalahnya, itu akan menjadi akhir bagiku."
"Aku mengerti…"
Jadi mungkin ada perbedaan kelas, bahkan jika mereka berdua kaisar naga. Kurasa itu berarti dia bisa membaca semacam informasi dasar dari batu inti, tapi ada ketidakcocokan mendasar pada tingkat yang lebih dalam. Naga Iblis adalah alasan utama Kizuna dipanggil ke dunia lain. Aku yakin Naga Iblis yang bertarung dengan Kizuna lebih kuat dari yang kami hadapi baru-baru ini.
Gaelion menunjuk ke air di dalam kendi.
“Kita akan mulai dengan menarik tenaga dari air di sana. Aku akan menunjukkan padamu bagaimana cara menggunakannya. " Gaelion meletakkan tangannya di atas kendi.
“Aku meminta kekuatan air ini untuk datang kepadaku dan mengambil bentuk. Earth Vein! Pinjamkan aku kekuatanmu! "
"Aqua Seal!"
Semacam kekuatan melesat keluar dari air menuju Gaelion dan terwujud dalam bentuk sihir. Aku cukup yakin mantra itu seharusnya menciptakan penghalang sihir. Itu akan efektif melawan sihir berbasis api. Itu akan berguna di lokasi kebakaran.
"Jadi kurasa tidak ada buku sihir atau semacamnya."
“Dengan sihir yang biasanya kau gunakan, kau mewujudkan kekuatanmu sendiri menggunakan proses yang sama. Sihir ini tidak berfungsi seperti itu. Kau meminjam kekuatan dari sumber lain,” jawab Gaelion.
Tampaknya menggunakan sistem dasar yang sama dengan sihir yang digunakan Therese. Dia pernah mengatakan padaku kalau dia meminjam kekuatan permatanya saat dia melantunkan mantranya.
"Naga bisa memanggil kekuatan mereka sendiri untuk membuat sihir, tapi manusia harus tetap meminjam kekuatan dari sumber lain," lanjutnya.
"Kenapa begitu?" Aku bertanya.
"Sebaliknya, kita sedang berbicara tentang kekuatan kehidupanmu sendiri. Jika kau berlebihan, kau akhirnya akan menarik setiap tetes terakhir dari kekuatan kehidupanmu sendiri. Dan kau akan mati,” jawabnya.
Wah! Itu risiko yang tidak ingin aku ambil.
"Sebaliknya, ketika mewujudkan sihir yang menggunakan sumber daya dalam dirimu sendiri, sihir yang biasanya kau gunakan lebih dari cukup," katanya.
Itu benar. Jadi sihir normal berasal dari kekuatanmu sendiri, dan Dragon Vein meminjam kekuatan dari sumber lain. Aku mengingatnya seperti itu.
“Aku yakin kau menyadarinya, Naofumi kecil, tapi begitu kau bisa menggunakan Dragon Vein, akan mudah menggunakan sihir perlawanan juga. Kau bisa membaca kekuatan lawan untuk mengganggu casting mereka,” kata Sadeena.
Oh, Jadi itu sebabnya Dragon Vein membuat hal-hal seperti gangguan dapat terjadi. Sihir seremonial dan sihir kooperatif sulit karena Kau harus menyelaraskan kekuatanmu dengan kekuatan orang lain. Ini akan menyederhanakan proses itu. Aku pikir itu yang dia katakan.
Gaelion dan Sadeena terus memberiku petunjuk, dan aku menghabiskan sekitar dua jam berikutnya berlatih menggunakan Dragon Vein.
“Aku bilang untuk berhenti memberikan kekuatan sihir! Aku tahu ada semacam kekuatan sihir aneh yang masuk ke air hanya dengan melihatnya!” Gaelion memberi pelajaran.
"Kau bisa melihat itu?" Aku bertanya.
“Airnya bergetar! Belum lagi, itu bersinar! "
Ugh ... Therese memarahi aku tentang hal yang sama ketika aku berlatih sihir dengannya. Mereka tampaknya memang sistem yang serupa.
"Itu ... Tampaknya sangat sulit," komentar Raphtalia.
Dia mengawasiku saat aku berjuang untuk mencari tahu. Dia tampak khawatir.
“Hei, Raphtalia, mungkin kau ingat. Sihir di dunia Kizuna itu sama. Mungkin Kau bisa menggunakan jenis sihir yang sama seperti yang digunakan Therese.”
"Aku akan memberikan yang terbaik."
“Naofumi kecil, kau jangan melepaskan kekuatan sihir seperti yang kau lakukan saat menggunakan sihir normal. Sebaliknya, anggap dirimu kosong dan biarkan kekuatan datang mengalir padamu dari air. "
"Ya, itu yang sangat sulit."
Itu seperti menggunakan perasaan, dan itu selalu yang paling sulit.
Baiklah ... Jangan menggunakan kekuatan sihir untuk menariknya keluar. Biarkan kekuatan mengalir padauk dari air.
Tidak ada yang terjadi. Air tidak bereaksi.
Konsentrasi! Hei, air! Beri aku kekuatanmu!
"Berhenti melepaskan kekuatan sihir!" Gaelion bergemuruh.
Sialan! Ini sangat menjengkelkan! Aku merasa mulai mengerti mengapa Wyndia hanya bisa menggunakan Dragon Vein. Fakta kalau Sadeena bisa menggunakan kedua jenis sihir, itu berarti dia adalah orang aneh yang mesum. Dia spesial. Bukan aku. Aku hanya seorang pekerja keras.
Aku terus berusaha, dan sekitar dua jam berlalu. Aku mulai mendapatkan ide tentang cara kerjanya. Karena aku telah mengembangkan kemampuan untuk melihat aliran kekuatan sihir, menonton Gaelion dan Sadeena merapal mantra dan kemudian meniru aliran mereka dengan melakukan sedikit trik. Dengan kata lain, aku terus memohon mereka untuk melakukannya berulang kali.
Sambil menonton, aku menciptakan ruang kosong dalam kekuatan sihirku sendiri. Lalu aku dengan hati-hati mengulurkan kekuatan sihir sampai hanya menyapu permukaan air, seperti meraih dengan tanganku. Aliran kekuatan murni tersedot ke dalam tubuhku melalui perantara kekuatan sihirku sendiri.
"Itu dia. Cukup bagus. Kau membuat kemajuan lebih cepat dari yang aku harapkan. Aku terkejut,” kata Gaelion.
"Ya, tidak buruk," tambah Sadeena.
Setelah itu, sebuah puzzle muncul, seperti ketika aku menggunakan sihir bersama dengan Ost atau Sadeena. Aku sudah terbiasa dengan sisanya.
“Aku meminta kekuatan air ini untuk datang kepadaku dan mengambil bentuk. Earth Vein! Pinjamkan aku kekuatanmu!"
"Aqua Seal!"
Ikon target muncul di layarku. Aku memilih diriku sendiri dan memverifikasi kalau sihir telah berhasil diluncurkan.
"Hmph. Kau mempelajarinya dengan cepat. Aku rasa para pahlawan benar-benar berbeda,” kata Gaelion.
"Ya, kau pasti jenius, Naofumi kecil," Rayuan Sadeena.
"Oh, diamlah. Kau tidak tahu berapa banyak waktu yang aku habiskan untuk belajar sendiri.”
Sekarang setelah aku mengetahuinya, sepertinya tidak butuh waktu yang lama. Tapi mereka tidak tahu seberapa keras aku berusaha untuk sampai ke sini. Ost memberiku kemampuan untuk menggunakannya, dan aku sudah berlatih sejak meminta Therese mengajariku dasar-dasarnya! Aku telah memeras otakku dan mencoba mencari tahu sampai sekarang.
“Yang tersisa adalah berlatih, berlatih, dan berlatih. Ketekunan adalah kuncinya,” kata Gaelion.
"Ya. Sekarang aku sudah bisa sejauh ini, aku rasa itu satu-satunya pilihan,” jawabku.
Rasanya seperti belajar mengendarai sepeda. Menyerah di tengah jalan hanya akan sia-sia. Aku akan berusaha menjadi pengendara sepeda pro. Yah, mereka tidak memiliki itu di dunia ini, tapi tetap saja ...
"Baiklah, kurasa kita harus menyudahi ini dan tidur," kataku.
"Ide bagus. Aku benar-benar lupa waktu,” jawab Gaelion.
“Kau tahu apa artinya itu, Naofumi kecil. Sudah waktunya bagimu dan aku untuk minum! "
Sadeena mengeluarkan satu tong alkohol dari belakang dan meletakkannya di depan kami.
"Dari mana kau mendapatkan itu?"
“Aku menyelamatkannya dari kapal yang karam. Umurnya (alkohol) sempurna!”
Seolah aku peduli. Darimanapun dia mendapatkannya, aku yakin status kepemilikannya tidak jelas. Mungkin itulah sebabnya dia menyimpannya di sini.
"Kau menyelamatkannya dari kapal karam, katamu?"
"Ya."
“Apakah mengambil sesuatu seperti itu diizinkan? Di Melromarc?"
“Tidak apa-apa. Tong ini jatuh di luar yurisdiksi hukum penyelamatan. "
"Hukum penyelamatan?"
“Hukum penyelamatan mengatakan kalau seseorang yang menyelamatkan sesuat, akan mempertahankan kepemilikannya tujuh puluh persen, dan tiga puluh persen sisanya jatuh ke Melromarc. Sebenarnya ini adalah hukum yang tidak berguna. Ini hanya berlaku untuk perairan teritorial Melromarc. Aku menyelamatkan ini di perairan internasional. "
Yah, kurasa tidak mungkin membuktikan ‘siapa yang menyelamatkan apa’. Orang mungkin bisa lolos begitu saja selama mereka tutup mulut.
“Ombaknya tinggi belakangan ini, dan arus di sekitar Melromarc kuat. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencari sisa-sisa seperti ini.”
Aku kira gelombang kehancuran membuat gelombang laut lebih berbahaya juga. Sekarang setelah dia menyebutkannya, aku sepertinya ingat kapten mengatakan sesuatu yang serupa ketika kami berada di kapal menuju ke pulau Cal Mira.
"Apakah kau ingin aku melakukan sedikit perburuan harta karun jika aku punya waktu luang? Itu mungkin berbahaya jika aku tidak naik level lebih dulu.”
“Kau sudah naik level sedikit. Aku juga bisa menjualnya jika kau tidak keberatan.”
Yang aku benar-benar ingin tahu adalah bagaimana dia naik level begitu cepat. Mungkin monster memberi lebih banyak Exp di dalam air. Tapi harta karun bawah air jelas terdengar menggiurkan. Aku rasa penyelamatan adalah semacam pekerjaan sampingan untuk Sadeena. Itu pasti cara dia menghasilkan uang sebelum bertemu denganku, selain dari pertarungan dan pendanaan lainnya di Zeltoble.
"Oke, mari kita semua minum!" Sadeena berseru.
"Hmm ... aku bisa minum minuman keras," kata Gaelion.
Dia bersandar ke Tong.
"Sini! Ini untukmu, Gaelion kecil!”
Sadeena mengeluarkan botol kaca 1,8 liter dan menyerahkannya kepada Gaelion. Umm, apakah itu sake Jepang? Botolnya berbentuk sama. Aku rasa salah satu pahlawan sebelumnya pasti memberi tahu seseorang cara membuatnya seperti itu.
"Bersulang," katanya.
Gaelion mulai minum langsung dari botol.
"Oh! Ini barang bagus, bukan?”
"Pastinya. Itu berasal dari daerah tempatku dibesarkan. Itu cukup kuat untuk memuaskan bahkan seekor naga.”
"Aku mengerti…"
Gaelion terus minum. Dia tampak sangat bersemangat.
“Bagaimana denganmu, Raphtalia kecil? Orang tuamu benar-benar tahan terhadap alkohol, jadi aku yakin kau juga bisa.”
"Umm, tentu."
Dia pasti bisa minum banyak. L'Arc benar-benar kalah pada saat Raphtalia baru saja mulai mabuk.
"Minumlah, kalian berdua. Aku juga punya buah rucolu untukmu, Naofumi kecil.”
Sadeena memberiku dan Raphtalia minuman. Bukannya aku sebenarnya sangat menyukai buah rucolu. Tapi terserahlah. bicara tentang itu di saat seperti ini akan menjadi tidak bijaksana.
Dengan peta laut di satu tangan, aku membahas rencana kami, sementara kami semua terus minum. Setiap kali percakapan mereda sejenak, Sadeena mulai menanyai Raphtalia.
“Hei, Raphtalia kecil. Apa pendapatmu tentang Naofumi kecil?”
"Aku sangat menghormati Tuan Naofumi."
Oh! Dia selalu kesal dengan perilaku kasarku, jadi jawabannya agak mengejutkanku. Ini mungkin bukan hal yang harus diakui oleh diri sendiri, tapi aku benar-benar melakukan banyak hal buruk.
"Apakah itu benar-benar perasaanmu?"
"Iya."
"Jadi, kau tidak ingin menikah dengannya atau semacamnya?"
"Aku ... uhh ..."
Hah? Menikahiku? Apa dia bertanya apakah Raphtalia menganggapku sebagai target romance? Tidak akan menggangguku jika dia mengatakan dia menyukaiku, tapi aku cukup yakin Raphtalia memiliki hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam daftar prioritasnya. Itu jelas dari seberapa keras dia bekerja untuk memastikan kalau lebih banyak anak yang tidak akan berakhir dalam keadaan yang sama dengannya dulu, akibat dari gelombang.
"Aku ... Itu ... Umm ..."
Wajah Raphtalia memerah. Dia melihat ke sana ke mari, menghindari kontak mata. Secara kronologis, Raphtalia masih sangat muda. Dia mungkin seharusnya tidak minum alkohol, dan dia belum cukup umur untuk memikirkan hal-hal seperti cinta dan romance. Dia hanya menganggapku sebagai orangtua pengganti. Memintanya untuk memikirkanku dengan cara itu mungkin hanya membuatnya marah.
"Aku ... Tuanna Nawofoomee ..."
Raphtalia mulai berbicara tidak jelas. Aku tidak berpikir dia sudah mabuk seperti itu.
"Oh? Raphtalia kecil? "
"Apuah yannf akksu katkan ithu ..."(apa yang aku katakan itu)
Wajah Raphtalia jatuh ke meja dengan bunyi keras.
"Err ... aku juga ... agak merasa ..."
Gaelion menggelengkan kepalanya ke depan dan ke belakang, lalu berbaring telentang.
Hmm ... Raphtalia tidak mudah mabuk, dan dia pingsan karena mabuk. Sementara itu, Sadeena dan aku benar-benar tidak terpengaruh. Ini terasa agak menyedihkan. Aku selalu merasa tidak pada tempatnya ketika aku pergi minum dengan sekelompok orang. Itu sebabnya aku tidak terlalu suka minum. Aku hanya merasa semakin sendirian saat semua orang dengan senang hati memabukkan diri mereka sendiri hingga terlupakan.
Aku tidak tahu bagaimana rasanya mabuk. Aku bahkan tidak pernah mengalami mabuk perjalanan, yang seharusnya memiliki gejala yang mirip dengan mabuk alkohol setidaknya. Aku rasa pengalamanku yang paling mirip dengan mabuk adalah saat aku euforia. Yah, itu berlebihan, tapi aku merasa riang saat hanya bersenang-senang sebelumnya. Kurasa aku pernah mabuk dengan kesuksesanku sebelumnya, tapi itu jelas bukan hal yang sama.
Aku tidak ingat siapa itu, tetapi seseorang pernah mengatakan padaku kalau aku minum seperti ikan mutan. Mutan… Benarkah?
"Yah, lihat itu. Dragon Killer dan Tanuki adalah minuman terkenal dari tempatku berasal, dan sepertinya itu sesuai dengan nama mereka. Aku kira itu sedikit berlebihan untuk Gaelion kecil dan Raphtalia kecil. "
Apa?! Apa yang dikatakan Sadeena ?!
"Kau ... Ini rencanamu, kan ?!"
Ini buruk. Sadeena jelas-jelas sengaja memilih minuman yang terlalu kuat untuk Raphtalia dan Gaelion. Dan sekarang ada kemungkinan dia akan melakukan sesuatu padaku. Skenario terburuk, aku bisa menggunakan shield prison dan kemudian melarikan diri menggunakan portal, mungkin.
"Sekarang. Ayo minum lagi!”
"Tidak, terima kasih. Aku akan pulang."
"Oh ayolah. Jika kau pulang, apa yang akan terjadi pada Raphtalia kecil dan Gaelion kecil? "
"Aku akan membawa mereka ketika aku menggunakan portal."
"Aku yakin kau akan melakukannya. Tapi aku ingin berbicara denganmu sedikit sebelum kau melakukan itu. "
"Berbicara? Apakah kau tidak merencanakan semacam pesta mesum? "
"Tidak, bukan itu."
Sadeena dengan riang menengguk sisa minumannya. Dan kemudian perilakunya berubah tiba-tiba.
"Naofumi kecil, aku ingin tahu apa niatmu yang sebenarnya terhadap Raphtalia kecil."
Sadeena benar-benar menghilangkan sikap main-mainnya yang biasa dan berubah menjadi bentuk demi-human. Dia menatapku serius ketika dia bertanya.
"Kau membuat Raphtalia dan Gaelion seperti ini hanya untuk menanyakan itu padaku?"
Apa sih sebenarnya arti Raphtalia bagi Sadeena? Aku tidak tahu apa sebabnya, tapi bertanya pada Sadeena tentang hal itu selalu terasa seperti melewati batas. Dia tidak pernah memberiku jawaban langsung.
Ini adalah sesuatu yang terjadi belum lama ini.
Saat kami sedang menata desa dan membangun kembali kota tetangga. Setelah mengetahui fakta bahwa asistenku yang paling tepercaya adalah seorang demi-human rakun, sejumlah besar demi-human rakun, muncul di wilayah tersebut.
"Pahlawan perisai, karena asistenmu yang paling tepercaya adalah demi-human rakun, yang membuat kita bisa dibilang keluarga. Kami datang kesini secepat mungkin untuk membantumu."
Ketika aku melihat tipe-tipe rakun lainnya, aku tidak percaya betapa berbedanya mereka dengan Raphtalia. Aku tidak yakin apakah gemuk adalah kata yang tepat ... Pada dasarnya, mereka seperti sekelompok orang pedesaan yang gemuk. Mereka tampaknya tidak terlalu bersemangat. Itu lebih seperti mereka mengira mereka bisa datang padaku dan menjalani kehidupan yang mudah, jadi aku tidak terlalu tertarik pada gagasan untuk membawa mereka ke desa.
Tapi mengingat mereka tipe-rakun, aku juga merasa sangat sulit untuk menolaknya. Setiap kali aku bertemu dengan salah satu dari mereka, mereka mulai menjelaskan semua detail tentang bagaimana mereka saling terhubung dengan raphtalia, mungkin berupaya untuk memaksaku. Itu benar-benar mulai membuatku jengkel, dan aku berpikir untuk menyuruh mereka pergi.
Saat itulah Sadeena melangkah maju. Tidak seperti dirinya yang ceria, dia marah besar. Dia mengarahkan tombaknya ke mereka.
"Maaf, tapi ikatan darah apa pun yang mungkin kau miliki dengan asisten Naofumi yang paling tepercaya begitu jauh terpisah sehingga kau seperti orang asing. Jangan mencoba menggunakannya sebagai alasan untuk memenangkan hatinya. Mengerti?”
Merasakan amarahnya, mereka semua ketakutan.
“Yah, jika kau benar-benar ingin membantu, maka kurasa kau bisa membantu kami dengan rekonstruksi di kota tetangga. Aku berpikir untuk menjadikanmu bagian resmi tim nanti,” aku memberi tahu mereka.
Setelah mengakhiri diskusi, aku mengirim mereka untuk membantu rekonstruksi kota. Tapi tidak lama kemudian ... Ya, sekarang aku ingat. Aku cukup yakin hampir semua dari mereka melarikan diri pada malam hari setelah tiga hari atau lebih.
Itu bukan satu-satunya saat Sadeena bertindak aneh. Sesekali aku akan melihatnya memelototi sesuatu di desa, tapi tidak pernah ada orang di sana. Dia memiliki pandangan waspada di matanya, seolah-olah ada seseorang yang bersembunyi atau semacamnya. Tetapi jika seseorang menggunakan sihir bersembunyi, aku yakin Raphtalia akan menyadarinya. Dia tidak pernah benar-benar mengatakan ada sesuatu yang mencurigakan, jadi kemungkinan besar itu hanya imajinasinya.
"Aku bertanya serius, apa hubunganmu dengan Raphtalia?"
Aku tidak tahu, tapi ... Bahkan aku dapat menemukan fakat kalau menemukan Raphtalia adalah motivasi Sadeena yang sebenarnya untuk membeli budak di Zeltoble. Tentu saja, menilai dari bagaimana dia berinteraksi dengan penduduk desa, mengamankan budak lain masih merupakan bagian besar dari itu, aku yakin.
"Naofumi kecil, Raphtalia kecil, dan orang tuanya adalah orang yang memberi arti pada hidupku."
"Memberi arti hidupmu?"
Apa hubungannya dengan mereka? Itu hanya membuat segalanya semakin membingungkan. Saat di duniaku dulu, konsep budaya seperti kesatria atau samurai sudah ada di masa lalu. Mungkin itu sesuatu yang mirip.
“Ketika gelombang pertama terjadi di sini, aku tidak bisa melindungi orang tua Raphtalia kecil. Sebenarnya, aku sedang berada di suatu tempat yang jauh ketika itu terjadi, dan aku tidak bisa kembali ke masa lalu. Itu adalah kecerobohanku.”
Ada sedikit penyesalan dalam bisikan Sadeena. Dia minum lagi. Menilai dari sikapnya, dia jelas tidak bercanda. Raphtalia kedinginan. Sadeena menidurkannya ke kasur sederhana di gua dan kemudian melanjutkan berbicara. Sadeena tampaknya serius, jadi tidak ada alasan bagiku untuk bersikap keras padanya, bahkan jika itu hanya kami berdua.
"Tapi ketika aku akhirnya kembali ke desa beberapa hari setelah gelombang terjadi, tidak ada siapapun yang tersisa di sana," lanjutnya.
“Aku mencari dan mencari. Aku yakin mereka selamat. Tapi aku seorang demi-human, jadi aku harus menjauh dari sisi yang lebih gelap dari Melromarc. Zeltoble mengkhususkan diri dalam perdagangan budak, jadi aku pergi ke sana dan melanjutkan pencarianku sebagai budak perang. Aku memiliki beberapa koneksi nama besar di sana, jadi aku pikir semuanya akan berhasil jika aku bisa menghemat uang.”
"Kau mengambil jalan memutar, ya?"
Kenyataannya, Raphtalia adalah budak yang murah. Sadeena mungkin mencari dengan sangat keras, tapi dia benar-benar jauh dari target.
“Mencari seorang budak bernama Raphtalia yang terlihat seperti rakun memakan waktu terlalu lama. Aku berhasil menemukan beberapa anak desa lainnya.”
"Ya, kau melindungi para budak desa, kan?"
"Iya. Dan kemudian ketika aku akhirnya menemukan Raphtalia kecil, aku tidak bisa mempercayai mataku. Aku tidak pernah menyangka dia akan bertarung di sisimu, Naofumi kecil.”
“Bicara tentang kehidupan yang penuh pasang surut. Raphtalia juga salah satunya. "
Jika memungkinkan, aku ingin Raphtalia menjalani kehidupan yang nyaman dan tenang begitu dunia ini menemukan kedamaian. Dia percaya padaku, jadi aku ingin dia bahagia. Itu tidak akan berubah. Terkadang aku hanya ingin dunia ini menghilang, tapi selama Raphtalia tinggal di sini, aku tidak ragu melakukan yang terbaik untuk menjadikannya tempat yang damai.
"Kau bilang, 'tampak seperti rakun.' Apakah Raphtalia bukan rakun?”
“Itu seperti bagaimana aku dianggap seperti paus pembunuh (orca). Dia bukan benar-benar rakun, tapi sesuatu yang mirip dengan itu. "
"Aku mengerti. Yah, Raphtalia adalah Raphtalia, terlepas dari apapun tipenya.”
Ada banyak hewan yang mirip, namun spesiesnya berbeda. Jenis seperti spesies asli dan non-asli dari hewan yang sama.
“Itulah salah satu poin yang menarik darimu. Hei, Naofumi kecil, jika kau belum siap untuk berkomitmen dengan Raphtalia kecil sampai akhir, aku lebih suka jika kau hanya puas denganku saja.”
"Hah?"
“Aku memintamu untuk berkomitmen sebelum menjalin hubungan dengan Raphtalia kecil. Jika kau belum siap untuk berkomitmen, dan kau masih merasa perlu untuk melakukan hubungan intim, maka aku lebih suka jika kau menggunakanku untuk melepaskan hasratmu.”
Yah, aku tidak menduganya.
"Apa kau pikir aku adalah orang biadab atau semacamnya?"
Yah, kurasa aku memang bertindak seperti orang biadab. Tapi aku lebih baik mati daripada berhubungan intim dengan seorang wanita. Maksudku, aku memercayai Raphtalia. Jika kau bertanya apakah aku menyukainya atau tidak ... Ya, aku menyukainya. Aku sangat yakin tentang itu. Jika kau menyuruhku untuk mengatakan itu kepada Raphtalia, aku bisa. Meskipun aku lebih suka tidak melakukannya. Tapi apa itu dalam sudut pandang romantis? Aku tidak tahu.
<TlN : memang hard mode nih hidupnya :v>
Raphtalia adalah sahabat karibku. Kami adalah teman yang telah mengalami banyak hal baik dan buruk. Pada saat yang sama, dia seperti anak perempuan bagiku. Dalam hal itu, aku menganggap diriku sebagai "ayah," seperti Motoyasu yang senang memangilku begitu. Selama dunia ini tidak menemukan kedamaian, aku yakin Raphtalia akan tetap fokus pada misinya dan tidak akan tertarik pada hal-hal seperti cinta dan romance. Di sisi lain, aku mencintainya seperti anak kecil. Tunggu sebentar, aku harus tenang. Aku terjebak dalam hasutan Sadeena.
Ketika Sadeena mengatakan "Sampai akhir," dia mungkin bermaksud sampai Raphtalia meninggal, dan bukan hanya sampai sampai gelombang berakhir. Dalam manga dan game, bukan hal yang aneh bagi protagonis untuk menetap di dunia lain. Tapi ... aku tidak siap untuk membuat komitmen semacam itu, kurasa. Aku berniat untuk kembali ke duniaku sendiri setelah kondisi menjadi damai.
Sadeena mungkin khawatir aku akan mencoba melakukan sesuatu dengan Raphtalia, dan mengetahui kepribadianku, itu sebabnya dia menggodaku. Perilakunya tampak seperti pelecehan, tapi dengan melakukan itu, dia mungkin mengira itu akan menjauhkanku dari Raphtalia. Sadeena selalu mengacau, tapi kenyataannya adalah, dia memiliki bakat untuk dengan tenang mengamati perilaku orang dan mengarahkan mereka untuk bertindak dengan cara tertentu. Dia adalah tipe yang akan benar-benar membuatmu pusing jika ia adalah musuh.
Dia berusaha terdengar seperti bercanda, tetapi matanya sangat serius.
"Kau pasti memiliki alasan untuk terus membahas masalah ini."
Aku tidak berencana melakukan apa pun dengan Raphtalia, tetapi aku ingin mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang apa yang dipikirkan Sadeena.
"Oh, baiklah. Kurasa aku bisa memberitahumu sedikit saja.”
Sadeena mengusap rambut Raphtalia dengan lembut dan kemudian memulai penjelasannya.
"Kau mungkin sudah mencurigainya, tapi ayah Raphtalia kecil adalah keluarga penting dengan garis keturunan yang panjang. Aku adalah pendeta miko yang melayani keluarga itu. "
"Oh? Apakah itu di Siltvelt atau Shieldfreeden? "
"Tidak. Aku tidak bisa memberi tahumu di mana tepatnya. Aku sudah memberitahumu lebih dari yang seharusnya.”
Jadi itu bukan negara demi-human. Dan posisi seperti apa pendeta miko?
“Ayah Raphtalia kecil tidak ingin mengambil alih sebagai kepala keluarga. Dia kawin lari dengan ibu Raphtalia kecil. Aku pergi bersama mereka dan kami meninggalkan negara itu. "
Hmm ... Jadi orang tua Raphtalia bersikap egois. Atau tidak, tergantung bagaimana kau melihatnya. Aku penasaran apakah ada alasan khusus mereka datang ke Melromarc, mengingat bagaimana negara itu sangat mendiskriminasi demi-human.
“Aku kehilangan banyak hal saat memutuskan untuk ikut pergi, tapi aku mendapatkan lebih banyak lagi. Aku tidak menyesali keputusan itu. "
"Antara garis keturunan ayahnya dan para pahlawan, yang mana yang peringkatnya lebih tinggi?"
"Ayah Raphtalia akan lebih penting di daerah tempat kita berasal."
"Lebih dari para pahlawan suci?"
“Legenda para pahlawan tidak ada di sana. Meskipun, ada catatan pahlawan mengunjungi wilayah tersebut. Tapi secara pribadi, aku pikir mereka hanya disebut dengan nama yang berbeda. "
Daerah apa itu? Dan disebut dengan nama yang berbeda? Seperti ... "pemegang senjata suci," mungkin? Apa pun itu, aku punya firasat aku mulai mengerti dari keluarga macam apa Raphtalia berasal. Dia adalah keturunan dari garis keluarga yang disembah di beberapa negara karena dianggap keturunan para dewa atau semacamnya.
Aku memutuskan untuk melihat apa aku bisa menggunakan alasan yang sudah aku ketahui. Ada nama dan karakteristik dari serangan khusus yang diciptakan Raphtalia sendiri. Dan kemudian dari penampilan demi-human Sadeena. Keduanya memiliki aura Jepang pada mereka. Itu mengingatkanku pada apa yang dikatakan lelaki tua di toko senjata tentang suatu tempat di timur.
"Apa di negara kelahirannya Raphtalia memiliki kebijakan isolasi?"
Jepang sudah lama seperti itu. Bukannya itu terlihat istimewa atau semacamnya, tapi menjadi orang Jepang akan membuatnya lebih mudah untuk memahami bagaimana suatu negara dapat berkembang secara berbeda karena dampak dari kebijakan semacam itu. Dan juga, aku pernah mendengar bahwa negara tempat Roh Kura-kura disegel juga telah ditutup. Mungkin ada lebih banyak negara terisolasi daripada yang aku kira.
“Wow, kau benar-benar mengesankan, Naofumi kecil. Benar sekali. Sudah seperti itu sejak zaman kuno. Ada banyak negara seperti itu, tapi negara kita adalah salah satu yang paling ketat dibandingkan yang lainnya. "
"Apa kau khawatir tentang negara itu akan mencoba melakukan sesuatu?"
Itu adalah negara terisolasi di timur. Jadi itu adalah negara seperti Jepang, dan Raphtalia adalah keturunan kuno dan terpandang di sana. Jika mereka tahu tentang dirinya, mereka mungkin mengirim seseorang untuk mencoba membawanya kembali atau semacamnya. Mungkin saja.
"Itu adalah salah satunya, tapi itu tidak akan menjadi masalah jika hanya itu yang terjadi. Aku rasa kau bisa mengatakan kalau kebahagiaan Raphtalia adalah hal yang benar-benar terpenting untukku.”
"Ugh ..." Raphtalia mengerang.
Sadeena membasahi selembar kain dengan air dingin dan meletakkannya di dahi Raphtalia.
“Dia akan segera bangun. Apakah ada hal lain yang ingin kau tanyakan? "
"Mengapa kau tidak memberi tahu Raphtalia tentang semua ini?"
"Ayahnya tidak ingin dia tahu."
Hal terakhir yang aku inginkan adalah terseret ke dalam semacam perselisihan keluarga dengan kerabat Raphtalia. Orang-orang dapat membuang waktu untuk hal semacam itu begitu dunia damai. Hal yang sama berlaku untuk seluruh kekacauan Gereja Tiga Pahlawan dan masalah dengan kaum bangsawan. Perebutan kekuasaan itu benar-benar menyebalkan.
"Apa ini akan menjadi masalah?"
"Mungkin tidak. Mereka mungkin akan menjauh selama kita tidak melakukan apa pun yang membuat mereka marah — sesuatu seperti kau dan Raphtalia kecil yang semakin akrab.”
"Maksudmu karena itu akan menyebabkan masalah internal keluarga?"
Sadeena mengangguk dalam diam. Jadi begitu. Secara hipotesis, katakanlah aku tidur dengan Raphtalia dan dia hamil. Aku disembah sebagai dewa di negara lain, dan Raphtalia akan mengandung anakku. Kerabat-kerabat itu mungkin curiga kalau Raphtalia berusaha mengambil kendali keluarga, yang dapat mendorong mereka untuk mengambil tindakan. Dan Sadeena khawatir tentang kemungkinan itu.
“Jika kau memutuskan kalau kau benar-benar ingin memiliki anak dengan Raphtalia kecil, lakukan setelah kau menghancurkan negara itu dan meredam masalah keluarga itu. Berjanjilah padaku. "
"Bukankah kau terlalu khawatir?"
Aku tidak bisa membayangkan kalau negara tahu semua yang sedang terjadi. Tentu saja, tidak ada salahnya untuk berhati-hati, tapi tetap saja ...
"Kau mungkin benar. Tapi negara itu penuh dengan pendeta miko dan orang-orang yang dapat menggunakan kemampuan unik. Kau seharusnya tidak meremehkan mereka. Bayangkan saja sekelompok orang sepertiku datang untuk mencoba membunuh Raphtalia kecil.”
"..."
Negara yang penuh dengan Sadeena ... Mengapa kita tidak membiarkan mereka menyelamatkan dunia? Tetap saja, Raphtalia sangat kuat, jadi tidak mudah untuk membunuhnya. Itu bukan berarti aku akan melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab, tentu saja.
“Sebenarnya, itu terserahmu, Naofumi kecil. Aku hanya tidak ingin kau melakukan sesuatu yang akan membuat seorang gadis kecil menangis. Tapi aku sudah dewasa, dan bukan gadis kecil, jadi aku bisa mengatasinya. "
"Setelah semua percakapan penting ini, kau tetap mengarahkannya kesana?"
"Oh hentikan! Kau membuatku malu!”
Tentu saja, garis keturunan dan semua itu mungkin juga merupakan masalah, tapi Sadeena benar-benar hanya ingin bertanya tentang perasaanku terhadap Raphtalia. Sudah jelas sekarang.
"Ugh ... Tuan Naofumi?"
Raphtalia tersadar dan duduk.
"Kau baik-baik saja?"
"Umm, ya. Anehnya aku merasa segar. "
Aku menuntut banyak hal darinya. Dia mungkin juga stress tentang banyak hal. Dalam hal itu, minum mungkin bukan cara yang buruk untuk mengeluarkan stress.
"Itu bagus," kata Sadeena.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi saat aku pingsan?" Raphtalia bertanya.
"Tidak ..." jawabku.
Aku yakin Sadeena lebih suka aku tidak mengatakan yang sebenarnya. Tidak perlu menimbulkan masalah. Aku hanya berpura-pura tidak mendengarnya.
"Tidak juga. Aku baru saja memberi tahu Sadeena tentang bagaimana kau seperti anak perempuan bagiku.”
"Apa?!"
Raphtalia berteriak kaget dan suaranya pecah. Kami bercakap-cakap sebentar dan dia lupa tentang pertanyaan awalnya.
Jadi aku harus siap untuk berkomitmen jika aku ingin memiliki hubungan serius dengan Raphtalia, ya? Benar-benar masalah. Aku tidak akan menetap di dunia ini. Setidaknya aku tidak berniat melakukannya.
"Baiklah sekarang. Cukup minumnya. Mari kita kembali dan tidur,” kataku.
"Aww ..."
"Dia benar, Sadeena. Kau sudah minum lebih dari cukup. "
"Hm? Apa aku tertidur? "
Gaelion akhirnya terbangun.
"Aku akan minum lagi," katanya.
"Oh! Aku suka itu, Gaelion kecil! Bagaimana dengan kau dan aku mengadakan kontes minum? "
"Itu bukan ide yang buruk."
Apa mereka berdua akan menjadi teman minum sekarang? Gaelion mabuk pada hari berikutnya. Kurasa aku hanya perlu memperingatkan dia untuk tidak minum terlalu banyak di lain waktu.
Note:
Kalian udah tau pasti kan next volume bakal ngebahas tentang apa dari chapter ini :v
"Tidakk!”
Suatu malam, beberapa hari setelah Itsuki tiba di desa, aku memutuskan agar Sadeena mengajariku cara menggunakan Dragon Vein. Para budak telah mengatasi sebagian besar trauma mereka, jadi dia tidak perlu lagi menghabiskan begitu banyak waktu untuk merawat mereka di malam hari.
"Dia benar, Sadeena! Kau harus berhenti bertindak bodoh seperti itu!" bentak Raphtalia.
Raphtalia akhirnya bisa mendapatkan kembali waktu malamnya, oleh karena itu dia tidur di rumahku lagi. Aku memintanya untuk mengusir Atla jika dia muncul di malam hari.
"Oh, ngomong-ngomong, kupikir mungkin akan sulit untukku mengajarimu semua detailnya sendiri, jadi aku meminta Gaelion kecil untuk membantu," kata Sadeena.
Dia menjulurkan tangannya ke luar jendela dan memberi isyarat. Gaelion datang dengan terbang dalam wujud bayi naga dan memasuki ruangan.
"Hmm ... Jadi kau ingin belajar menggunakan Dragon Vein, kan? Aku merasakan kalau berkah ilahi sudah diberikan padamu.”
"A-apakah dia baru saja—"
Raphtalia berdiri terpaku di sana setelah mendengar Gaelion berbicara.
"Aku Gaelion, Kaisar Naga terlemah. Aku dibunuh oleh Pahlawan Pedang. Senang bertemu denganmu."
Memperkenalkan diri sebagai "yang terlemah" agak aneh, tapi terserahlah.
“Dia adalah naga yang membesarkan Wyndia. Demon dragon mengambil kendali intinya, dan sekarang dia berbagi tubuh dengan bayi Gaelion. Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya sampai sekarang,” aku menambahkan.
"Biasanya aku akan memperkenalkan diriku segera, tapi aku sibuk menyembunyikan keberadaanku dari Wyndia, karena dia selalu berada disekitarku."
“Gaelion Kecil juga bisa menggunakan Dragon Vein. Dengan dia membantu, kau seharusnya bisa memahami itu dalam waktu singkat. "
"Itu akan menyenangkan."
Aku sudah sedikit belajar sendiri, tapi itu tidak berjalan dengan baik. Ren dan Itsuki ... Mereka berdua masih belum bisa menggunakan sihir normal tanpa mengandalkan bola kristal atau semacamnya. Aku mendesak mereka untuk menguasai sihir normal, dan juga mencoba untuk fokus mempelajari Dragon Vein di waktuku sendiri.
Dan juga, sekarang aku memiliki Sadeena dan Gaelion, bukankah mereka bisa melepaskan sihir dukungan yang kuat tanpa henti? Aku kira akan bagus untukku mempelajarinya juga.
"Tuan. Naofumi! Hah?! Kakak!"
"Atla! Aku tidak akan membiarkanmu pergi malam ini! Aku akan menunjukkan hasil pelatihanku! "
"Ha! Apakah kau benar-benar berpikir seseorang sepertimu bisa menghentikanku, Kak?”
"Aku akan menghentikanmu malam ini, pasti!"
Aku mendengar keributan keras dari luar rumah. Aku mengintip keluar dan melihat sepasang saudara kandung berkelahi sementara para budak menontonnya dengan penuh semangat. Apa yang mereka lakukan?!
"Aku merasa akan sulit untuk berkonsentrasi," gumamku.
“Aku pikir kau benar. Atla mungkin akan segera datang, jadi aku ragu kau akan belajar banyak sihir malam ini,” jawab Raphtalia.
“Akan lebih baik jika ada tempat yang bisa kita kunjungi. Haruskah kita menggunakan portal dan mencari tempat di dekat kastil?”
"Itu mungkin berhasil. Tapi jika hanya sejauh kastil, Atla mungkin akan muncul menaiki Chick, misalnya. "
Siapa itu? Ah, itu pasti nama Bawahan Filo # 1. Aku sepertinya ingat mendengar para budak menyebutnya begitu sambil mengelusnya.
Zeltoble mungkin cocok. Tapi kalau dipikir-pikir, Zeltoble lebih tidak tenang, dan aku juga harus mengkhawatirkan akomodasi dan pedagang budak. Setelah menatap ke luar jendela dan menikmati keributan selama beberapa saat, Sadeena tiba-tiba angkat bicara.
"Bagaimana kalau aku membawa kalian ke markas rahasiaku?"
"Markas rahasia?" Aku bertanya.
"Ya. Ada pulau kecil tidak jauh dari desa, dan pangkalan rahasiaku ada di pulau itu. Aku ragu bahkan Atla kecil bisa mengejarmu kesana.”
"Hmm ... Jika gadis hakuko itu akan mengganggu pelatihan kita, maka masuk akal untuk pindah ke tempat yang lebih tenang," kata Gaelion.
"Baik. Raphtalia, jangan tinggalkan sisiku, tidak peduli apapun yang terjadi. Hanya kau yang bisa kupercayai,” kataku.
Aku bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku jika aku berakhir sendirian dengan Sadeena dan Gaelion. Ya, terutama Sadeena. Tapi itu akan sama seperti berduaan dengannya, jadi siapa yang tahu apa yang mungkin dia coba lakukan.
"Tuan. Naofumi, kurasa kau takut berlebihan,” jawab Raphtalia.
"Oh? Aku ingin tahu siapa yang lebih ditakuti? Aku atau kau, Raphtalia kecil?” Sadeena menyodok pipinya.
Serius? Raphtalia, tentu saja! Tak usah dikatakan lagi! Raphtalia menjadi sangat menakutkan setiap kali Sadeena mulai mendekatiku.
“Haruskah aku berenang, dan kalian semua bisa menaikiku? Atau haruskah kita meminta Gaelion menerbangkan kita ke sana?”
"Dengan Gaelion terdengar bagus."
Jika sesuatu terjadi, aku bisa membuat Gaelion mencegah Sadeena bertindak. Setidaknya itu memberiku cukup waktu untuk melarikan diri.
Kami semua naik ke Gaelion dan berangkat ke pulau tempat markas rahasia Sadeena berada.
"Wow. Jadi disinilah markas rahasiamu, ya?”
Sudah sekitar tiga puluh menit sejak kami naik ke punggung Gaelion. Pulau itu akhirnya terlihat. Itu gelap, jadi aku tidak bisa melihat dengan baik, tapi itu bukan pulau yang sangat besar. Itu mengingatkanku pada salah satu pulau berbentuk bulan sabit yang aku lihat di brosur perjalanan. Sepertinya tidak ada monster di pulau itu juga. Aku tidak ingin terdengar seperti Motoyasu, tapi itu terlihat seperti pulau kecil romantis di bawah sinar rembulan.
Begitu kami mendarat, Sadeena membawa kami ke sebuah gua di dekat tepi pulau dan menyalakan obor di dalamnya. Gua itu bahkan memiliki lubang kecil di atasnya. Interiornya kasar — aku membayangkan seperti gua bajak laut. Ada sebuah meja yang terbuat dari batu-batu yang ditumpuk sembarangan dan sebuah kursi yang benar-benar hanya sebatang pohon yang telah dipotong menjadi dua. Sepertinya ada kamar lain di belakang, tapi gelap, jadi aku tidak bisa meihatnya dengan jelas.
"Buat dirimu seperti di rumah."
"Kau dulu datang ke sini dengan ibu dan ayah, kan? Ketika aku masih kecil, mereka mengatakan padaku kalau mereka akan membawaku ketika aku dewasa. Aku ingat tidak bisa tertidur karena aku sangat bersemangat,” kata Raphtalia.
Aku bisa setuju dengan itu. Aku masih ingat saat masih kecil dan bersemangat ketika kerabat mengatakan padaku kalau mereka akan mengajakku berkemah. Tapi aku tidak ingat pernah benar-benar pergi berkemah.
"Oh? Jadi kau sudah tahu tentang tempat ini?” Sadeena bertanya.
"Ya," jawab Raphtalia.
"Ya, aku cukup yakin Atla tidak akan muncul di sini," kataku.
"Kan?"
Tetapi lagi-lagi, aku merasa bahwa dia mungkin mencoba berenang atau naik perahu.
“Baiklah, Naofumi kecil. Bagaimana kalau kita teruskan dan memulai mempelajari cara menggunakan Dragon Vein?”
"Kedengarannya bagus."
“Ini bukan hal yang bisa kau pelajari tanpa memiliki kemampuan tertentu, kan? Aku ingin bisa menggunakannya juga, jika memungkinkan,” kata Raphtalia.
"Seharusnya memungkinkan jika aku memberikan berkahku padamu," jawab Gaelion.
“Kalau begitu, kau harus bergabung dengan kami, Raphtalia. Jika kita bisa mempelajarinya bersama, maka itu lebih baik.”
Tentunya itu akan menjadi hal yang baik jika Raphtalia bisa menggunakannya juga. Tapi Sadeena menatap Raphtalia sejenak dan kemudian mengerang.
"Hmm ... Mengajar Raphtalia kecil bisa bermasalah."
"Dia tidak bisa mempelajarinya?" Aku bertanya.
"Hmm?"
Gaelion meletakkan tangannya di atas kepala Raphtalia.
“Ah, begitu. Dia sudah memiliki semacam berkah yang diberikan padanya. Sepertinya terlalu kuat bagiku untuk menghapusnya dalam kondisiku saat ini,”katanya.
"S ... sungguh?" Raphtalia bertanya.
"Apa itu ada hubungannya dengan Vassal Weapon atau semacamnya?" Aku bertanya.
Aku kira ini adalah kerugian memiliki Vassal Weapon dari dunia Kizuna. Menyebalkan sekali. Itu mengingatkanku, aku lupa bertanya pada Kizuna dan yang lainnya tentang sihir apa yang mereka gunakan. Sepertinya aku ingat ada sesuatu tentang hal itu dalam naskah yang mereka berikan pada kami, tapi menguraikan hal-hal itu sangat merepotkan. Kurasa aku hanya perlu memberikan pada Rishia. Tetapi Rishia juga sudah berusaha menguraikan naskah yang berbeda dan mengalami kesulitan. Kurasa aku tidak bisa berharap banyak. Belum lagi, dia juga harus mengurus Itsuki.
"Jika aku menyerap pengetahuan tentang kaisar naga dunia lain dari inti yang kau miliki, maka aku seharusnya bisa mengajarinya, tapi ..." usul Gaelion.
"Terlalu mudah untuk membayangkan kalau kau akan tertelan olehnya," jawabku.
“Aku beruntung dia adalah kelas kaisar naga yang berbeda, itulah sebabnya dia tidak sepenuhnya menghilangkanku. Jika bukan itu masalahnya, itu akan menjadi akhir bagiku."
"Aku mengerti…"
Jadi mungkin ada perbedaan kelas, bahkan jika mereka berdua kaisar naga. Kurasa itu berarti dia bisa membaca semacam informasi dasar dari batu inti, tapi ada ketidakcocokan mendasar pada tingkat yang lebih dalam. Naga Iblis adalah alasan utama Kizuna dipanggil ke dunia lain. Aku yakin Naga Iblis yang bertarung dengan Kizuna lebih kuat dari yang kami hadapi baru-baru ini.
Gaelion menunjuk ke air di dalam kendi.
“Kita akan mulai dengan menarik tenaga dari air di sana. Aku akan menunjukkan padamu bagaimana cara menggunakannya. " Gaelion meletakkan tangannya di atas kendi.
“Aku meminta kekuatan air ini untuk datang kepadaku dan mengambil bentuk. Earth Vein! Pinjamkan aku kekuatanmu! "
"Aqua Seal!"
Semacam kekuatan melesat keluar dari air menuju Gaelion dan terwujud dalam bentuk sihir. Aku cukup yakin mantra itu seharusnya menciptakan penghalang sihir. Itu akan efektif melawan sihir berbasis api. Itu akan berguna di lokasi kebakaran.
"Jadi kurasa tidak ada buku sihir atau semacamnya."
“Dengan sihir yang biasanya kau gunakan, kau mewujudkan kekuatanmu sendiri menggunakan proses yang sama. Sihir ini tidak berfungsi seperti itu. Kau meminjam kekuatan dari sumber lain,” jawab Gaelion.
Tampaknya menggunakan sistem dasar yang sama dengan sihir yang digunakan Therese. Dia pernah mengatakan padaku kalau dia meminjam kekuatan permatanya saat dia melantunkan mantranya.
"Naga bisa memanggil kekuatan mereka sendiri untuk membuat sihir, tapi manusia harus tetap meminjam kekuatan dari sumber lain," lanjutnya.
"Kenapa begitu?" Aku bertanya.
"Sebaliknya, kita sedang berbicara tentang kekuatan kehidupanmu sendiri. Jika kau berlebihan, kau akhirnya akan menarik setiap tetes terakhir dari kekuatan kehidupanmu sendiri. Dan kau akan mati,” jawabnya.
Wah! Itu risiko yang tidak ingin aku ambil.
"Sebaliknya, ketika mewujudkan sihir yang menggunakan sumber daya dalam dirimu sendiri, sihir yang biasanya kau gunakan lebih dari cukup," katanya.
Itu benar. Jadi sihir normal berasal dari kekuatanmu sendiri, dan Dragon Vein meminjam kekuatan dari sumber lain. Aku mengingatnya seperti itu.
“Aku yakin kau menyadarinya, Naofumi kecil, tapi begitu kau bisa menggunakan Dragon Vein, akan mudah menggunakan sihir perlawanan juga. Kau bisa membaca kekuatan lawan untuk mengganggu casting mereka,” kata Sadeena.
Oh, Jadi itu sebabnya Dragon Vein membuat hal-hal seperti gangguan dapat terjadi. Sihir seremonial dan sihir kooperatif sulit karena Kau harus menyelaraskan kekuatanmu dengan kekuatan orang lain. Ini akan menyederhanakan proses itu. Aku pikir itu yang dia katakan.
Gaelion dan Sadeena terus memberiku petunjuk, dan aku menghabiskan sekitar dua jam berikutnya berlatih menggunakan Dragon Vein.
“Aku bilang untuk berhenti memberikan kekuatan sihir! Aku tahu ada semacam kekuatan sihir aneh yang masuk ke air hanya dengan melihatnya!” Gaelion memberi pelajaran.
"Kau bisa melihat itu?" Aku bertanya.
“Airnya bergetar! Belum lagi, itu bersinar! "
Ugh ... Therese memarahi aku tentang hal yang sama ketika aku berlatih sihir dengannya. Mereka tampaknya memang sistem yang serupa.
"Itu ... Tampaknya sangat sulit," komentar Raphtalia.
Dia mengawasiku saat aku berjuang untuk mencari tahu. Dia tampak khawatir.
“Hei, Raphtalia, mungkin kau ingat. Sihir di dunia Kizuna itu sama. Mungkin Kau bisa menggunakan jenis sihir yang sama seperti yang digunakan Therese.”
"Aku akan memberikan yang terbaik."
“Naofumi kecil, kau jangan melepaskan kekuatan sihir seperti yang kau lakukan saat menggunakan sihir normal. Sebaliknya, anggap dirimu kosong dan biarkan kekuatan datang mengalir padamu dari air. "
"Ya, itu yang sangat sulit."
Itu seperti menggunakan perasaan, dan itu selalu yang paling sulit.
Baiklah ... Jangan menggunakan kekuatan sihir untuk menariknya keluar. Biarkan kekuatan mengalir padauk dari air.
Tidak ada yang terjadi. Air tidak bereaksi.
Konsentrasi! Hei, air! Beri aku kekuatanmu!
"Berhenti melepaskan kekuatan sihir!" Gaelion bergemuruh.
Sialan! Ini sangat menjengkelkan! Aku merasa mulai mengerti mengapa Wyndia hanya bisa menggunakan Dragon Vein. Fakta kalau Sadeena bisa menggunakan kedua jenis sihir, itu berarti dia adalah orang aneh yang mesum. Dia spesial. Bukan aku. Aku hanya seorang pekerja keras.
Aku terus berusaha, dan sekitar dua jam berlalu. Aku mulai mendapatkan ide tentang cara kerjanya. Karena aku telah mengembangkan kemampuan untuk melihat aliran kekuatan sihir, menonton Gaelion dan Sadeena merapal mantra dan kemudian meniru aliran mereka dengan melakukan sedikit trik. Dengan kata lain, aku terus memohon mereka untuk melakukannya berulang kali.
Sambil menonton, aku menciptakan ruang kosong dalam kekuatan sihirku sendiri. Lalu aku dengan hati-hati mengulurkan kekuatan sihir sampai hanya menyapu permukaan air, seperti meraih dengan tanganku. Aliran kekuatan murni tersedot ke dalam tubuhku melalui perantara kekuatan sihirku sendiri.
"Itu dia. Cukup bagus. Kau membuat kemajuan lebih cepat dari yang aku harapkan. Aku terkejut,” kata Gaelion.
"Ya, tidak buruk," tambah Sadeena.
Setelah itu, sebuah puzzle muncul, seperti ketika aku menggunakan sihir bersama dengan Ost atau Sadeena. Aku sudah terbiasa dengan sisanya.
“Aku meminta kekuatan air ini untuk datang kepadaku dan mengambil bentuk. Earth Vein! Pinjamkan aku kekuatanmu!"
"Aqua Seal!"
Ikon target muncul di layarku. Aku memilih diriku sendiri dan memverifikasi kalau sihir telah berhasil diluncurkan.
"Hmph. Kau mempelajarinya dengan cepat. Aku rasa para pahlawan benar-benar berbeda,” kata Gaelion.
"Ya, kau pasti jenius, Naofumi kecil," Rayuan Sadeena.
"Oh, diamlah. Kau tidak tahu berapa banyak waktu yang aku habiskan untuk belajar sendiri.”
Sekarang setelah aku mengetahuinya, sepertinya tidak butuh waktu yang lama. Tapi mereka tidak tahu seberapa keras aku berusaha untuk sampai ke sini. Ost memberiku kemampuan untuk menggunakannya, dan aku sudah berlatih sejak meminta Therese mengajariku dasar-dasarnya! Aku telah memeras otakku dan mencoba mencari tahu sampai sekarang.
“Yang tersisa adalah berlatih, berlatih, dan berlatih. Ketekunan adalah kuncinya,” kata Gaelion.
"Ya. Sekarang aku sudah bisa sejauh ini, aku rasa itu satu-satunya pilihan,” jawabku.
Rasanya seperti belajar mengendarai sepeda. Menyerah di tengah jalan hanya akan sia-sia. Aku akan berusaha menjadi pengendara sepeda pro. Yah, mereka tidak memiliki itu di dunia ini, tapi tetap saja ...
"Baiklah, kurasa kita harus menyudahi ini dan tidur," kataku.
"Ide bagus. Aku benar-benar lupa waktu,” jawab Gaelion.
“Kau tahu apa artinya itu, Naofumi kecil. Sudah waktunya bagimu dan aku untuk minum! "
Sadeena mengeluarkan satu tong alkohol dari belakang dan meletakkannya di depan kami.
"Dari mana kau mendapatkan itu?"
“Aku menyelamatkannya dari kapal yang karam. Umurnya (alkohol) sempurna!”
Seolah aku peduli. Darimanapun dia mendapatkannya, aku yakin status kepemilikannya tidak jelas. Mungkin itulah sebabnya dia menyimpannya di sini.
"Kau menyelamatkannya dari kapal karam, katamu?"
"Ya."
“Apakah mengambil sesuatu seperti itu diizinkan? Di Melromarc?"
“Tidak apa-apa. Tong ini jatuh di luar yurisdiksi hukum penyelamatan. "
"Hukum penyelamatan?"
“Hukum penyelamatan mengatakan kalau seseorang yang menyelamatkan sesuat, akan mempertahankan kepemilikannya tujuh puluh persen, dan tiga puluh persen sisanya jatuh ke Melromarc. Sebenarnya ini adalah hukum yang tidak berguna. Ini hanya berlaku untuk perairan teritorial Melromarc. Aku menyelamatkan ini di perairan internasional. "
Yah, kurasa tidak mungkin membuktikan ‘siapa yang menyelamatkan apa’. Orang mungkin bisa lolos begitu saja selama mereka tutup mulut.
“Ombaknya tinggi belakangan ini, dan arus di sekitar Melromarc kuat. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencari sisa-sisa seperti ini.”
Aku kira gelombang kehancuran membuat gelombang laut lebih berbahaya juga. Sekarang setelah dia menyebutkannya, aku sepertinya ingat kapten mengatakan sesuatu yang serupa ketika kami berada di kapal menuju ke pulau Cal Mira.
"Apakah kau ingin aku melakukan sedikit perburuan harta karun jika aku punya waktu luang? Itu mungkin berbahaya jika aku tidak naik level lebih dulu.”
“Kau sudah naik level sedikit. Aku juga bisa menjualnya jika kau tidak keberatan.”
Yang aku benar-benar ingin tahu adalah bagaimana dia naik level begitu cepat. Mungkin monster memberi lebih banyak Exp di dalam air. Tapi harta karun bawah air jelas terdengar menggiurkan. Aku rasa penyelamatan adalah semacam pekerjaan sampingan untuk Sadeena. Itu pasti cara dia menghasilkan uang sebelum bertemu denganku, selain dari pertarungan dan pendanaan lainnya di Zeltoble.
"Oke, mari kita semua minum!" Sadeena berseru.
"Hmm ... aku bisa minum minuman keras," kata Gaelion.
Dia bersandar ke Tong.
"Sini! Ini untukmu, Gaelion kecil!”
Sadeena mengeluarkan botol kaca 1,8 liter dan menyerahkannya kepada Gaelion. Umm, apakah itu sake Jepang? Botolnya berbentuk sama. Aku rasa salah satu pahlawan sebelumnya pasti memberi tahu seseorang cara membuatnya seperti itu.
"Bersulang," katanya.
Gaelion mulai minum langsung dari botol.
"Oh! Ini barang bagus, bukan?”
"Pastinya. Itu berasal dari daerah tempatku dibesarkan. Itu cukup kuat untuk memuaskan bahkan seekor naga.”
"Aku mengerti…"
Gaelion terus minum. Dia tampak sangat bersemangat.
“Bagaimana denganmu, Raphtalia kecil? Orang tuamu benar-benar tahan terhadap alkohol, jadi aku yakin kau juga bisa.”
"Umm, tentu."
Dia pasti bisa minum banyak. L'Arc benar-benar kalah pada saat Raphtalia baru saja mulai mabuk.
"Minumlah, kalian berdua. Aku juga punya buah rucolu untukmu, Naofumi kecil.”
Sadeena memberiku dan Raphtalia minuman. Bukannya aku sebenarnya sangat menyukai buah rucolu. Tapi terserahlah. bicara tentang itu di saat seperti ini akan menjadi tidak bijaksana.
Dengan peta laut di satu tangan, aku membahas rencana kami, sementara kami semua terus minum. Setiap kali percakapan mereda sejenak, Sadeena mulai menanyai Raphtalia.
“Hei, Raphtalia kecil. Apa pendapatmu tentang Naofumi kecil?”
"Aku sangat menghormati Tuan Naofumi."
Oh! Dia selalu kesal dengan perilaku kasarku, jadi jawabannya agak mengejutkanku. Ini mungkin bukan hal yang harus diakui oleh diri sendiri, tapi aku benar-benar melakukan banyak hal buruk.
"Apakah itu benar-benar perasaanmu?"
"Iya."
"Jadi, kau tidak ingin menikah dengannya atau semacamnya?"
"Aku ... uhh ..."
Hah? Menikahiku? Apa dia bertanya apakah Raphtalia menganggapku sebagai target romance? Tidak akan menggangguku jika dia mengatakan dia menyukaiku, tapi aku cukup yakin Raphtalia memiliki hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam daftar prioritasnya. Itu jelas dari seberapa keras dia bekerja untuk memastikan kalau lebih banyak anak yang tidak akan berakhir dalam keadaan yang sama dengannya dulu, akibat dari gelombang.
"Aku ... Itu ... Umm ..."
Wajah Raphtalia memerah. Dia melihat ke sana ke mari, menghindari kontak mata. Secara kronologis, Raphtalia masih sangat muda. Dia mungkin seharusnya tidak minum alkohol, dan dia belum cukup umur untuk memikirkan hal-hal seperti cinta dan romance. Dia hanya menganggapku sebagai orangtua pengganti. Memintanya untuk memikirkanku dengan cara itu mungkin hanya membuatnya marah.
"Aku ... Tuanna Nawofoomee ..."
Raphtalia mulai berbicara tidak jelas. Aku tidak berpikir dia sudah mabuk seperti itu.
"Oh? Raphtalia kecil? "
"Apuah yannf akksu katkan ithu ..."(apa yang aku katakan itu)
Wajah Raphtalia jatuh ke meja dengan bunyi keras.
"Err ... aku juga ... agak merasa ..."
Gaelion menggelengkan kepalanya ke depan dan ke belakang, lalu berbaring telentang.
Hmm ... Raphtalia tidak mudah mabuk, dan dia pingsan karena mabuk. Sementara itu, Sadeena dan aku benar-benar tidak terpengaruh. Ini terasa agak menyedihkan. Aku selalu merasa tidak pada tempatnya ketika aku pergi minum dengan sekelompok orang. Itu sebabnya aku tidak terlalu suka minum. Aku hanya merasa semakin sendirian saat semua orang dengan senang hati memabukkan diri mereka sendiri hingga terlupakan.
Aku tidak tahu bagaimana rasanya mabuk. Aku bahkan tidak pernah mengalami mabuk perjalanan, yang seharusnya memiliki gejala yang mirip dengan mabuk alkohol setidaknya. Aku rasa pengalamanku yang paling mirip dengan mabuk adalah saat aku euforia. Yah, itu berlebihan, tapi aku merasa riang saat hanya bersenang-senang sebelumnya. Kurasa aku pernah mabuk dengan kesuksesanku sebelumnya, tapi itu jelas bukan hal yang sama.
Aku tidak ingat siapa itu, tetapi seseorang pernah mengatakan padaku kalau aku minum seperti ikan mutan. Mutan… Benarkah?
"Yah, lihat itu. Dragon Killer dan Tanuki adalah minuman terkenal dari tempatku berasal, dan sepertinya itu sesuai dengan nama mereka. Aku kira itu sedikit berlebihan untuk Gaelion kecil dan Raphtalia kecil. "
Apa?! Apa yang dikatakan Sadeena ?!
"Kau ... Ini rencanamu, kan ?!"
Ini buruk. Sadeena jelas-jelas sengaja memilih minuman yang terlalu kuat untuk Raphtalia dan Gaelion. Dan sekarang ada kemungkinan dia akan melakukan sesuatu padaku. Skenario terburuk, aku bisa menggunakan shield prison dan kemudian melarikan diri menggunakan portal, mungkin.
"Sekarang. Ayo minum lagi!”
"Tidak, terima kasih. Aku akan pulang."
"Oh ayolah. Jika kau pulang, apa yang akan terjadi pada Raphtalia kecil dan Gaelion kecil? "
"Aku akan membawa mereka ketika aku menggunakan portal."
"Aku yakin kau akan melakukannya. Tapi aku ingin berbicara denganmu sedikit sebelum kau melakukan itu. "
"Berbicara? Apakah kau tidak merencanakan semacam pesta mesum? "
"Tidak, bukan itu."
Sadeena dengan riang menengguk sisa minumannya. Dan kemudian perilakunya berubah tiba-tiba.
"Naofumi kecil, aku ingin tahu apa niatmu yang sebenarnya terhadap Raphtalia kecil."
Sadeena benar-benar menghilangkan sikap main-mainnya yang biasa dan berubah menjadi bentuk demi-human. Dia menatapku serius ketika dia bertanya.
"Kau membuat Raphtalia dan Gaelion seperti ini hanya untuk menanyakan itu padaku?"
Apa sih sebenarnya arti Raphtalia bagi Sadeena? Aku tidak tahu apa sebabnya, tapi bertanya pada Sadeena tentang hal itu selalu terasa seperti melewati batas. Dia tidak pernah memberiku jawaban langsung.
Ini adalah sesuatu yang terjadi belum lama ini.
Saat kami sedang menata desa dan membangun kembali kota tetangga. Setelah mengetahui fakta bahwa asistenku yang paling tepercaya adalah seorang demi-human rakun, sejumlah besar demi-human rakun, muncul di wilayah tersebut.
"Pahlawan perisai, karena asistenmu yang paling tepercaya adalah demi-human rakun, yang membuat kita bisa dibilang keluarga. Kami datang kesini secepat mungkin untuk membantumu."
Ketika aku melihat tipe-tipe rakun lainnya, aku tidak percaya betapa berbedanya mereka dengan Raphtalia. Aku tidak yakin apakah gemuk adalah kata yang tepat ... Pada dasarnya, mereka seperti sekelompok orang pedesaan yang gemuk. Mereka tampaknya tidak terlalu bersemangat. Itu lebih seperti mereka mengira mereka bisa datang padaku dan menjalani kehidupan yang mudah, jadi aku tidak terlalu tertarik pada gagasan untuk membawa mereka ke desa.
Tapi mengingat mereka tipe-rakun, aku juga merasa sangat sulit untuk menolaknya. Setiap kali aku bertemu dengan salah satu dari mereka, mereka mulai menjelaskan semua detail tentang bagaimana mereka saling terhubung dengan raphtalia, mungkin berupaya untuk memaksaku. Itu benar-benar mulai membuatku jengkel, dan aku berpikir untuk menyuruh mereka pergi.
Saat itulah Sadeena melangkah maju. Tidak seperti dirinya yang ceria, dia marah besar. Dia mengarahkan tombaknya ke mereka.
"Maaf, tapi ikatan darah apa pun yang mungkin kau miliki dengan asisten Naofumi yang paling tepercaya begitu jauh terpisah sehingga kau seperti orang asing. Jangan mencoba menggunakannya sebagai alasan untuk memenangkan hatinya. Mengerti?”
Merasakan amarahnya, mereka semua ketakutan.
“Yah, jika kau benar-benar ingin membantu, maka kurasa kau bisa membantu kami dengan rekonstruksi di kota tetangga. Aku berpikir untuk menjadikanmu bagian resmi tim nanti,” aku memberi tahu mereka.
Setelah mengakhiri diskusi, aku mengirim mereka untuk membantu rekonstruksi kota. Tapi tidak lama kemudian ... Ya, sekarang aku ingat. Aku cukup yakin hampir semua dari mereka melarikan diri pada malam hari setelah tiga hari atau lebih.
Itu bukan satu-satunya saat Sadeena bertindak aneh. Sesekali aku akan melihatnya memelototi sesuatu di desa, tapi tidak pernah ada orang di sana. Dia memiliki pandangan waspada di matanya, seolah-olah ada seseorang yang bersembunyi atau semacamnya. Tetapi jika seseorang menggunakan sihir bersembunyi, aku yakin Raphtalia akan menyadarinya. Dia tidak pernah benar-benar mengatakan ada sesuatu yang mencurigakan, jadi kemungkinan besar itu hanya imajinasinya.
"Aku bertanya serius, apa hubunganmu dengan Raphtalia?"
Aku tidak tahu, tapi ... Bahkan aku dapat menemukan fakat kalau menemukan Raphtalia adalah motivasi Sadeena yang sebenarnya untuk membeli budak di Zeltoble. Tentu saja, menilai dari bagaimana dia berinteraksi dengan penduduk desa, mengamankan budak lain masih merupakan bagian besar dari itu, aku yakin.
"Naofumi kecil, Raphtalia kecil, dan orang tuanya adalah orang yang memberi arti pada hidupku."
"Memberi arti hidupmu?"
Apa hubungannya dengan mereka? Itu hanya membuat segalanya semakin membingungkan. Saat di duniaku dulu, konsep budaya seperti kesatria atau samurai sudah ada di masa lalu. Mungkin itu sesuatu yang mirip.
“Ketika gelombang pertama terjadi di sini, aku tidak bisa melindungi orang tua Raphtalia kecil. Sebenarnya, aku sedang berada di suatu tempat yang jauh ketika itu terjadi, dan aku tidak bisa kembali ke masa lalu. Itu adalah kecerobohanku.”
Ada sedikit penyesalan dalam bisikan Sadeena. Dia minum lagi. Menilai dari sikapnya, dia jelas tidak bercanda. Raphtalia kedinginan. Sadeena menidurkannya ke kasur sederhana di gua dan kemudian melanjutkan berbicara. Sadeena tampaknya serius, jadi tidak ada alasan bagiku untuk bersikap keras padanya, bahkan jika itu hanya kami berdua.
"Tapi ketika aku akhirnya kembali ke desa beberapa hari setelah gelombang terjadi, tidak ada siapapun yang tersisa di sana," lanjutnya.
“Aku mencari dan mencari. Aku yakin mereka selamat. Tapi aku seorang demi-human, jadi aku harus menjauh dari sisi yang lebih gelap dari Melromarc. Zeltoble mengkhususkan diri dalam perdagangan budak, jadi aku pergi ke sana dan melanjutkan pencarianku sebagai budak perang. Aku memiliki beberapa koneksi nama besar di sana, jadi aku pikir semuanya akan berhasil jika aku bisa menghemat uang.”
"Kau mengambil jalan memutar, ya?"
Kenyataannya, Raphtalia adalah budak yang murah. Sadeena mungkin mencari dengan sangat keras, tapi dia benar-benar jauh dari target.
“Mencari seorang budak bernama Raphtalia yang terlihat seperti rakun memakan waktu terlalu lama. Aku berhasil menemukan beberapa anak desa lainnya.”
"Ya, kau melindungi para budak desa, kan?"
"Iya. Dan kemudian ketika aku akhirnya menemukan Raphtalia kecil, aku tidak bisa mempercayai mataku. Aku tidak pernah menyangka dia akan bertarung di sisimu, Naofumi kecil.”
“Bicara tentang kehidupan yang penuh pasang surut. Raphtalia juga salah satunya. "
Jika memungkinkan, aku ingin Raphtalia menjalani kehidupan yang nyaman dan tenang begitu dunia ini menemukan kedamaian. Dia percaya padaku, jadi aku ingin dia bahagia. Itu tidak akan berubah. Terkadang aku hanya ingin dunia ini menghilang, tapi selama Raphtalia tinggal di sini, aku tidak ragu melakukan yang terbaik untuk menjadikannya tempat yang damai.
"Kau bilang, 'tampak seperti rakun.' Apakah Raphtalia bukan rakun?”
“Itu seperti bagaimana aku dianggap seperti paus pembunuh (orca). Dia bukan benar-benar rakun, tapi sesuatu yang mirip dengan itu. "
"Aku mengerti. Yah, Raphtalia adalah Raphtalia, terlepas dari apapun tipenya.”
Ada banyak hewan yang mirip, namun spesiesnya berbeda. Jenis seperti spesies asli dan non-asli dari hewan yang sama.
“Itulah salah satu poin yang menarik darimu. Hei, Naofumi kecil, jika kau belum siap untuk berkomitmen dengan Raphtalia kecil sampai akhir, aku lebih suka jika kau hanya puas denganku saja.”
"Hah?"
“Aku memintamu untuk berkomitmen sebelum menjalin hubungan dengan Raphtalia kecil. Jika kau belum siap untuk berkomitmen, dan kau masih merasa perlu untuk melakukan hubungan intim, maka aku lebih suka jika kau menggunakanku untuk melepaskan hasratmu.”
Yah, aku tidak menduganya.
"Apa kau pikir aku adalah orang biadab atau semacamnya?"
Yah, kurasa aku memang bertindak seperti orang biadab. Tapi aku lebih baik mati daripada berhubungan intim dengan seorang wanita. Maksudku, aku memercayai Raphtalia. Jika kau bertanya apakah aku menyukainya atau tidak ... Ya, aku menyukainya. Aku sangat yakin tentang itu. Jika kau menyuruhku untuk mengatakan itu kepada Raphtalia, aku bisa. Meskipun aku lebih suka tidak melakukannya. Tapi apa itu dalam sudut pandang romantis? Aku tidak tahu.
<TlN : memang hard mode nih hidupnya :v>
Raphtalia adalah sahabat karibku. Kami adalah teman yang telah mengalami banyak hal baik dan buruk. Pada saat yang sama, dia seperti anak perempuan bagiku. Dalam hal itu, aku menganggap diriku sebagai "ayah," seperti Motoyasu yang senang memangilku begitu. Selama dunia ini tidak menemukan kedamaian, aku yakin Raphtalia akan tetap fokus pada misinya dan tidak akan tertarik pada hal-hal seperti cinta dan romance. Di sisi lain, aku mencintainya seperti anak kecil. Tunggu sebentar, aku harus tenang. Aku terjebak dalam hasutan Sadeena.
Ketika Sadeena mengatakan "Sampai akhir," dia mungkin bermaksud sampai Raphtalia meninggal, dan bukan hanya sampai sampai gelombang berakhir. Dalam manga dan game, bukan hal yang aneh bagi protagonis untuk menetap di dunia lain. Tapi ... aku tidak siap untuk membuat komitmen semacam itu, kurasa. Aku berniat untuk kembali ke duniaku sendiri setelah kondisi menjadi damai.
Sadeena mungkin khawatir aku akan mencoba melakukan sesuatu dengan Raphtalia, dan mengetahui kepribadianku, itu sebabnya dia menggodaku. Perilakunya tampak seperti pelecehan, tapi dengan melakukan itu, dia mungkin mengira itu akan menjauhkanku dari Raphtalia. Sadeena selalu mengacau, tapi kenyataannya adalah, dia memiliki bakat untuk dengan tenang mengamati perilaku orang dan mengarahkan mereka untuk bertindak dengan cara tertentu. Dia adalah tipe yang akan benar-benar membuatmu pusing jika ia adalah musuh.
Dia berusaha terdengar seperti bercanda, tetapi matanya sangat serius.
"Kau pasti memiliki alasan untuk terus membahas masalah ini."
Aku tidak berencana melakukan apa pun dengan Raphtalia, tetapi aku ingin mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang apa yang dipikirkan Sadeena.
"Oh, baiklah. Kurasa aku bisa memberitahumu sedikit saja.”
Sadeena mengusap rambut Raphtalia dengan lembut dan kemudian memulai penjelasannya.
"Kau mungkin sudah mencurigainya, tapi ayah Raphtalia kecil adalah keluarga penting dengan garis keturunan yang panjang. Aku adalah pendeta miko yang melayani keluarga itu. "
"Oh? Apakah itu di Siltvelt atau Shieldfreeden? "
"Tidak. Aku tidak bisa memberi tahumu di mana tepatnya. Aku sudah memberitahumu lebih dari yang seharusnya.”
Jadi itu bukan negara demi-human. Dan posisi seperti apa pendeta miko?
“Ayah Raphtalia kecil tidak ingin mengambil alih sebagai kepala keluarga. Dia kawin lari dengan ibu Raphtalia kecil. Aku pergi bersama mereka dan kami meninggalkan negara itu. "
Hmm ... Jadi orang tua Raphtalia bersikap egois. Atau tidak, tergantung bagaimana kau melihatnya. Aku penasaran apakah ada alasan khusus mereka datang ke Melromarc, mengingat bagaimana negara itu sangat mendiskriminasi demi-human.
“Aku kehilangan banyak hal saat memutuskan untuk ikut pergi, tapi aku mendapatkan lebih banyak lagi. Aku tidak menyesali keputusan itu. "
"Antara garis keturunan ayahnya dan para pahlawan, yang mana yang peringkatnya lebih tinggi?"
"Ayah Raphtalia akan lebih penting di daerah tempat kita berasal."
"Lebih dari para pahlawan suci?"
“Legenda para pahlawan tidak ada di sana. Meskipun, ada catatan pahlawan mengunjungi wilayah tersebut. Tapi secara pribadi, aku pikir mereka hanya disebut dengan nama yang berbeda. "
Daerah apa itu? Dan disebut dengan nama yang berbeda? Seperti ... "pemegang senjata suci," mungkin? Apa pun itu, aku punya firasat aku mulai mengerti dari keluarga macam apa Raphtalia berasal. Dia adalah keturunan dari garis keluarga yang disembah di beberapa negara karena dianggap keturunan para dewa atau semacamnya.
Aku memutuskan untuk melihat apa aku bisa menggunakan alasan yang sudah aku ketahui. Ada nama dan karakteristik dari serangan khusus yang diciptakan Raphtalia sendiri. Dan kemudian dari penampilan demi-human Sadeena. Keduanya memiliki aura Jepang pada mereka. Itu mengingatkanku pada apa yang dikatakan lelaki tua di toko senjata tentang suatu tempat di timur.
"Apa di negara kelahirannya Raphtalia memiliki kebijakan isolasi?"
Jepang sudah lama seperti itu. Bukannya itu terlihat istimewa atau semacamnya, tapi menjadi orang Jepang akan membuatnya lebih mudah untuk memahami bagaimana suatu negara dapat berkembang secara berbeda karena dampak dari kebijakan semacam itu. Dan juga, aku pernah mendengar bahwa negara tempat Roh Kura-kura disegel juga telah ditutup. Mungkin ada lebih banyak negara terisolasi daripada yang aku kira.
“Wow, kau benar-benar mengesankan, Naofumi kecil. Benar sekali. Sudah seperti itu sejak zaman kuno. Ada banyak negara seperti itu, tapi negara kita adalah salah satu yang paling ketat dibandingkan yang lainnya. "
"Apa kau khawatir tentang negara itu akan mencoba melakukan sesuatu?"
Itu adalah negara terisolasi di timur. Jadi itu adalah negara seperti Jepang, dan Raphtalia adalah keturunan kuno dan terpandang di sana. Jika mereka tahu tentang dirinya, mereka mungkin mengirim seseorang untuk mencoba membawanya kembali atau semacamnya. Mungkin saja.
"Itu adalah salah satunya, tapi itu tidak akan menjadi masalah jika hanya itu yang terjadi. Aku rasa kau bisa mengatakan kalau kebahagiaan Raphtalia adalah hal yang benar-benar terpenting untukku.”
"Ugh ..." Raphtalia mengerang.
Sadeena membasahi selembar kain dengan air dingin dan meletakkannya di dahi Raphtalia.
“Dia akan segera bangun. Apakah ada hal lain yang ingin kau tanyakan? "
"Mengapa kau tidak memberi tahu Raphtalia tentang semua ini?"
"Ayahnya tidak ingin dia tahu."
Hal terakhir yang aku inginkan adalah terseret ke dalam semacam perselisihan keluarga dengan kerabat Raphtalia. Orang-orang dapat membuang waktu untuk hal semacam itu begitu dunia damai. Hal yang sama berlaku untuk seluruh kekacauan Gereja Tiga Pahlawan dan masalah dengan kaum bangsawan. Perebutan kekuasaan itu benar-benar menyebalkan.
"Apa ini akan menjadi masalah?"
"Mungkin tidak. Mereka mungkin akan menjauh selama kita tidak melakukan apa pun yang membuat mereka marah — sesuatu seperti kau dan Raphtalia kecil yang semakin akrab.”
"Maksudmu karena itu akan menyebabkan masalah internal keluarga?"
Sadeena mengangguk dalam diam. Jadi begitu. Secara hipotesis, katakanlah aku tidur dengan Raphtalia dan dia hamil. Aku disembah sebagai dewa di negara lain, dan Raphtalia akan mengandung anakku. Kerabat-kerabat itu mungkin curiga kalau Raphtalia berusaha mengambil kendali keluarga, yang dapat mendorong mereka untuk mengambil tindakan. Dan Sadeena khawatir tentang kemungkinan itu.
“Jika kau memutuskan kalau kau benar-benar ingin memiliki anak dengan Raphtalia kecil, lakukan setelah kau menghancurkan negara itu dan meredam masalah keluarga itu. Berjanjilah padaku. "
"Bukankah kau terlalu khawatir?"
Aku tidak bisa membayangkan kalau negara tahu semua yang sedang terjadi. Tentu saja, tidak ada salahnya untuk berhati-hati, tapi tetap saja ...
"Kau mungkin benar. Tapi negara itu penuh dengan pendeta miko dan orang-orang yang dapat menggunakan kemampuan unik. Kau seharusnya tidak meremehkan mereka. Bayangkan saja sekelompok orang sepertiku datang untuk mencoba membunuh Raphtalia kecil.”
"..."
Negara yang penuh dengan Sadeena ... Mengapa kita tidak membiarkan mereka menyelamatkan dunia? Tetap saja, Raphtalia sangat kuat, jadi tidak mudah untuk membunuhnya. Itu bukan berarti aku akan melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab, tentu saja.
“Sebenarnya, itu terserahmu, Naofumi kecil. Aku hanya tidak ingin kau melakukan sesuatu yang akan membuat seorang gadis kecil menangis. Tapi aku sudah dewasa, dan bukan gadis kecil, jadi aku bisa mengatasinya. "
"Setelah semua percakapan penting ini, kau tetap mengarahkannya kesana?"
"Oh hentikan! Kau membuatku malu!”
Tentu saja, garis keturunan dan semua itu mungkin juga merupakan masalah, tapi Sadeena benar-benar hanya ingin bertanya tentang perasaanku terhadap Raphtalia. Sudah jelas sekarang.
"Ugh ... Tuan Naofumi?"
Raphtalia tersadar dan duduk.
"Kau baik-baik saja?"
"Umm, ya. Anehnya aku merasa segar. "
Aku menuntut banyak hal darinya. Dia mungkin juga stress tentang banyak hal. Dalam hal itu, minum mungkin bukan cara yang buruk untuk mengeluarkan stress.
"Itu bagus," kata Sadeena.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi saat aku pingsan?" Raphtalia bertanya.
"Tidak ..." jawabku.
Aku yakin Sadeena lebih suka aku tidak mengatakan yang sebenarnya. Tidak perlu menimbulkan masalah. Aku hanya berpura-pura tidak mendengarnya.
"Tidak juga. Aku baru saja memberi tahu Sadeena tentang bagaimana kau seperti anak perempuan bagiku.”
"Apa?!"
Raphtalia berteriak kaget dan suaranya pecah. Kami bercakap-cakap sebentar dan dia lupa tentang pertanyaan awalnya.
Jadi aku harus siap untuk berkomitmen jika aku ingin memiliki hubungan serius dengan Raphtalia, ya? Benar-benar masalah. Aku tidak akan menetap di dunia ini. Setidaknya aku tidak berniat melakukannya.
"Baiklah sekarang. Cukup minumnya. Mari kita kembali dan tidur,” kataku.
"Aww ..."
"Dia benar, Sadeena. Kau sudah minum lebih dari cukup. "
"Hm? Apa aku tertidur? "
Gaelion akhirnya terbangun.
"Aku akan minum lagi," katanya.
"Oh! Aku suka itu, Gaelion kecil! Bagaimana dengan kau dan aku mengadakan kontes minum? "
"Itu bukan ide yang buruk."
Apa mereka berdua akan menjadi teman minum sekarang? Gaelion mabuk pada hari berikutnya. Kurasa aku hanya perlu memperingatkan dia untuk tidak minum terlalu banyak di lain waktu.
Note:
Kalian udah tau pasti kan next volume bakal ngebahas tentang apa dari chapter ini :v
0 komentar:
Posting Komentar