Volume 12
Chapter 15 - Bentuk dari Kehampaan
Chapter 15 - Bentuk dari Kehampaan
Sudah dua hari lalu aku berbicara dengan Sadeena. Aku sudah selesai sarapan dan berada di tengah pelatihan saat aku mendengar suara kereta yang berdenting. Seorang pengunjung yang benar-benar tak terduga mendatangi desa.
"Hmm? Oh, hei!” Aku memanggil.
Pria tua dari toko senjata itu duduk di kereta. Sepertinya dia naik kereta yang mengangkut bijih dan bahan-bahan lainnya.
"Yo! Aku datang untuk melihat desa yang baru kau bangun, nak.”
Pak tua itu melihat sekeliling desa.
"Kau benar-benar sudah memberikan tempat ini perasaan yang unik, bukan?"
Itulah komentarnya setelah melihat ladang bioplant, bangunan camping plant, dan kandang monster.
"Aku tidak bisa menyangkalnya," Raphtalia menyutujuinya.
Aku merasakan sedikit keluh kesah dalam suaranya.
“Itu hanya cerminan dari Tuan Naofumi! Kau harus belajar untuk menerima itu, Raphtalia! " balas Atla.
"Aku tidak terlalu yakin tentang itu. Tapi kenapa kau selalu terdengar ingin berkelahi, Atla?” Aku bertanya.
Mendengar komentar pak tua itu, aku tidak bisa menyangkal kalau desa itu ternyata terlihat sangat aneh. ladang bioplant dan bangunan camping plant hanyalah dua dari banyak keanehan. Khususnya bangunan camping plant, itu benar-benar aneh. Tidak bisa dipungkiri, tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, tempat itu tetap berada di antara kota dan desa lain di Melromarc. Aku sepenuhnya sadar kalau aku membuat perubahan gila disini, dan penegasan oleh pak tua itu tidak membuatku merasa lebih baik.
"Apa kau hanya ingin mampir ketika kau keluar mencari bijih atau semacamnya?"
"Begitulah, tetapi aku punya alasan lain untuk datang juga."
Pria tua itu merogoh tas yang ada di kereta dan mengeluarkan pakaian. Dia menyerahkannya ke Raphtalia. Aku langsung mengerti apa itu. Bahkan aku tahu kalau mataku berbinar ketika aku menatap pakaian itu.
"Kenapa kau terlihat sangat bersemangat ?!" Bentak Raphtalia.
<TLN: hmm aku juga. :v>
Dia berdiri di sana memegang pakaian itu dengan ekspresi kesal di wajahnya.
"Oh?"
Aku memeriksa statistik pakaian miko di tangan Raphtalia.
White Tiger Miko Outfit (Mentah)
Meningkatkan pertahanan, resistensi damage (kecil), kekuatan empat binatang suci, pemrosesan pertahanan sihir
Mentah? Apa maksudnya? Tapi sebenarnya, aku bahkan tidak pernah bisa menggunakan skill appraisal-ku pada pakaian sebelumnya.
"Hmm, statistiknya agak rendah," kata Raphtalia.
"Benarkah?"
"Iya."
"Maaf tentang itu. Inilah hasil terbaik yang bisa aku buat,”kata pak tua itu.
"Tidak masalah. Kupikir kau melakukan pekerjaan dengan baik, sebenarnya,” jawabku.
"Aku lebih senang dengan armor yang lebih normal," kata Raphtalia.
Pak tua itu menertawakan permintaanku dan katanya dia sudah melalui banyak percobaan untuk membuat pakaian itu. Tidak banyak orang di dunia ini yang mencari cara untuk meningkatkan pertahanan sebuah kain, tidak seperti di dunia Kizuna. Pak tua itu sudah memasukkan beberapa teknik menarik dan berhasil melakukannya sampai tingkat tertentu, kurasa.
“Ada seorang gadis di desamu yang mahir dengan peralatan menjahit, kan? Dia membantuku, dan itu membuat perbedaan besar."
Apa maksudnya S'yne? Aku tidak ingat memperkenalkannya pada pak tua itu. Tapi lalu aku ingat dia selalu mengawasiku. Vassal weapon miliknya pada dasarnya adalah satu set alat menjahit. Dia mungkin berbagi beberapa teknik dari dunia lain yang membantu pak tua itu juga.
"Aku mengerti. Baiklah, Raphtalia, pastikan kau memakainya mulai hari ini.”
"Aku tidak tahu mengapa kau sangat menyukai pakaian ini."
Seringai lebar merayap di wajahku.
"Karena itu terlihat sangat cocok padamu. Aku yakin penduduk desa akan setuju saat mereka melihatmu memakainya.”
“Aku tidak mau mendengar itu. Oh terserahlah. Statistiknya tidak jauh berbeda dengan armor yang aku kenakan sekarang, jadi bukannya aku menentangnya.”
“Aku siap memberikan dukungan penuhku untuk setiap penelitian yang sedang berlangsung di bidang ini, Kau tahu. Apa ada hal lain yang mungkin Kau butuhkan? "
Aku mendorong pak tua itu untuk melanjutkan penelitian dan pengembangan pakaian miko-nya.
"Tuan. Naofumi? Apa kau mendengarkanku? "
Raphtalia mencoba memprotes. Dia masih memegang pakaian miko di tangannya.
"Aku mendengarmu. Intinya sekarang, pakai itu dan tunjukkan pada penduduk desa.”
"Kau tidak harus terdengar terlalu memaksa."
“Aku berharap Tuan Naofumi akan membelikanku pakaian. Aku cemburu!" Seru Atla.
Aku bisa merasakan semacam aura kecemburuan yang perlahan-lahan memancar dari tubuhnya.
"Aku akan mengambilnya jika kau tidak menginginkannya," lanjutnya.
"Itu bahkan tidak cocok untukmu!" Bentak Raphtalia.
“Itu tidak masalah. Aku akan memakainya dan mencuri hati Tuan Naofumi. "
"Apa yang kau katakan?"
Terkadang antusiasme Atla sedikit berlebihan.
"Ugh ... Baikah. Dimengerti Aku akan memakainya. "
Raphtalia menyerah dan berganti pakaian. Beberapa menit kemudian, dia kembali dengan mengenakan pakaian miko.
"Oh ..."
Pria tua dan semua penduduk desa menatapnya. Dia menatap kebawah dan memegang sarung katana di tangannya, jelas dia malu.
“Wah, itu benar-benar sesuatu. Aku mengerti maksudmu, Nak.”
“Wow, Raphtalia! Kau terlihat lebih keren dari biasanya!” Keel berseru.
Dia juga menatap Raphtalia. Benarkan? Benarkan?? Aku tahu itu. Raphtalia benar-benar terlihat paling bagus dalam pakaian miko!
"Keren?"
"Dia menyebutmu imut, aku yakin. Tapi wow! "
Semua orang menatap Raphtalia dengan kagum, dan wajahnya terus memerah. Apa dia benar-benar malu? Dia tampak tidak peduli sama sekali ketika dia mengenakan pakaian itu saat di dunia Kizuna.
"Itu pemandangan yang bagus untuk mataku," kataku.
Aku merasa seperti seorang ayah melihat putrinya yang sangat berharga, semua anak perempuan terlihat cantik saat pertama kali memakai pakain baru. Oke, mungkin itu terlalu jauh, tapi Raphtalia benar-benar terlihat sangat cocok dalam pakaian miko. Aku juga melihatnya dalam kimono dan hakama saat kami berada di dunia Kizuna, tapi tidak ada yang bisa mengalahkan pakaian miko. Itu aneh. Ini seperti pakaian tersebut dibuah khusus untuknya. Itu sangat cocok seperti potongan-potongan puzzle. Itu membuat armor kulit bergaya Eropa yang biasanya dia kenakan hanya terlihat aneh padanya.
“Yah, sudah ditentukan. Kau akan terus mengenakan pakaian miko itu, Raphtalia.”
"Aku tidak mengerti kenapa kau begitu ingin aku mengenakan pakaian ini, tetapi baiklah. Aku mengerti.” Raphtalia menghela nafas ketika dia menjawab.
“Apa lagi yang kau rencanakan hari ini? Jika Kau datang untuk meminta bantuan lumo, aku akan dengan senang hati mengirim mereka bersamamu,” aku memberi tahu pak tua itu.
"Oh ya? Kalau begitu, kurasa aku akan menerima tawaranmu,” jawabnya.
Jadi, dengan Raphtalia mengenakan pakaian miko barunya, kami kembali ke pelatihan dan mengurus urusan kami untuk hari itu. Selain itu, Eclair mulai mengeluh tentang tugasnya sebagai gubernur dan meminta bantuanku, jadi aku pergi dan menghabiskan waktu di kota tetangga untuk membantunya.
Pak tua itu memutuskan untuk bermalam di desa dan setuju untuk melakukan beberapa pekerjaan pemeliharaan pada armor yang sudah digunakan para budak ketika dia ada di sana. Dia benar-benar pria yang dermawan. Aku tidak pernah bisa cukup berterima kasih padanya.
Matahari terbenam dan hampir waktunya untuk makan malam.
“Naofumi kecil! Aku kembali!"
Sadeena baru saja kembali ke desa. Aku memintanya untuk melakukan pencarian barang-barang terdampar di laut terdekat, dan memancing untuk membantu meningkatkan persediaan makanan kami. Dia pasti menangkap cukup banyak, karena keranjang di punggungnya penuh dengan ikan.
"Aku membawakanmu ikan. Kita akan mengadakan pesta malam ini!”
"Ya, baiklah. Terserah. Untuk saat ini, aku akan memanggangnya saja—”
Aku mulai berbicara pada diri sendiri tentang bagaimana aku harus memasak ikan yang ditangkap oleh Sadeena.
"Oh, hei, Sadeena. Selamat datang kem—”
Sebelum Raphtalia menyelesaikan kalimatnya, Sadeena menjatuhkan keranjang ikan ke tanah dengan bunyi keras.
"Hei, jangan jatuhkan itu di sana!"
Sadeena benar-benar mengabaikanku dan langsung menuju ke arah Raphtalia. Dia mengulurkan tangan dan mulai mencoba menarik pakaian Raphtalia.
"A ... apa yang kau lakukan, Sadeena ?!"
"Apa yang kau lakukan ?!"
“Naofumi kecil! Kita harus segera melepaskan pakaian ini darinya!”
“Berhenti Bercanda! Kenapa dia harus melepaskan pakaiannya ?!”
Aku membuat pakaian miko khusus hanya untuknya. Kenapa dia harus melepasnya sekarang? Raphtalia dan Sadeena saling berkelahi dan para budak mulai membuat keributan.
“Umm, Naofumi, apa semuanya baik-baik saja? Haruskah kita menghentikan mereka? " Tanya Ren. Dia tampak khawatir.
"Aku rasa begitu. Kita tidak bisa membuat Raphtalia telanjang tanpa baju di depan semua orang. Kita hanya harus menghentikannya. "
Aku mulai marah, tetapi aku melihat ekspresi serius di wajah Sadeena.
“Hei, apa yang membuatmu seperti ini? Jelaskan."
“Naofumi kecil, apakah kau ingat apa yang kukatakan? Tentang komitmen? "
Hah? Malam sebelumnya, Sadeena memberitahuku bahwa aku harus siap untuk berkomitmen jika aku ingin menikahi Raphtalia — bagaimana itu akan menyebabkan semacam perselisihan keluarga atau semacamnya.
"Apa hubungannya dengan itu?"
“Ini terkait dengan masalah itu. Kita harus melepaskan pakaian ini darinya sekarang!”
"A ... apa yang kalian bicarakan ?!" Raphtalia bertanya.
Dia pingsan karena mabuk. Masuk akal kalau dia tidak tahu. Tapi apa hubungan Raphtalia dan pakaian miko dengan semua itu?
"Oke, baiklah. Raphtalia, pergi ganti pakaianmu. Pemabuk ini akan terus mencoba melepaskan pakaianmu terus. "
"Di ... mengerti."
Raphtalia berganti lagi. Setelah itu, Sadeena akhirnya tenang. Dia menatap rumah tempat Raphtalia pergi untuk berganti pakaian.
"Serius, apa yang terjadi?"
"Dengar, Naofumi kecil. Apa Kau tahu arti dari pakaian yang dipakai Raphtalia kecil?
"Mana aku tahu. Itu hanya peralatan yang sangat bagus yang kami bawa kembali dari dunia lain dan sudah diperbaiki.”
Sadeena bertindak seperti aku menginjak ranjau darat, tapi bagaimana aku bisa tahu apa masalahnya? Tidak ada yang memberi tahuku tentang hal seperti itu! Sadeena menutupi wajahnya dengan tangannya, seperti sedang frustrasi. Dia tidak pernah terlihat sangat kesal seperti ini.
“Oke, Naofumi kecil, aku akan menjelaskan. Mengenakan pakaian itu memiliki makna yang jauh lebih besar daripada apa yang kita bicarakan kemarin. Di negara itu, itu menandakan hak untuk mendapatkan kekua— “
Tiba-tiba, Sadeena berlari. Beberapa detik kemudian, sebuah kobaran api tiba-tiba muncul dari rumah tempat Raphtalia masuk untuk berganti pakaian.
"Apa-apaan?!"
"Kita terlambat!"
Sadeena dengan cepat beralih ke bentuk therianthrope-nya dan mulai dengan cepat melafalkan mantra.
"Raphtalia!"
Raphtalia melompat keluar dari rumah yang hancur dan mengeluarkan katananya. Dia sedang berganti pakaian, dan sebagian pakaian miko-nya terbakar. Aku mendengar suara logam bergema dan sesuatu melayang ke arah Raphtalia! Aku menyipitkan mata untuk mendapatkan pengelihatan yang lebih baik. Itu tampak seperti kunai atau semacam paku besi. Dan kemudian sekelompok orang muncul entah dari mana dan menyerang Raphtalia.
"Ugh ..."
Raphtalia menangkis dan kemudian melakukan serangan balik, tapi serangannya dihindari oleh jarak sehelai rambut.
"Persiapkan dirimu!" teriak musuh.
Untungnya, Raphtalia sedikit lebih terampil daripada lawannya, jadi dia bisa menghindari semua serangan mereka. Senjata apa yang mereka gunakan? Apa itu Kodachi? Salah satu musuh memblokir katana Raphtalia dan mengunci bilahnya. Segera setelah itu, musuh lain mengambil keuntungan dari celah tersebut, muncul dari belakang dan menyerang. Tapi Raphtalia dengan cepat menarik katana lainnya dan memblokir serangan itu. Dia bisa menggunakan dua.
“Brave Blade! Crossing Mists!”
Raphtalia menggunakan skill dan mencoba menebas musuh, tetapi katana-nya berhenti hanya membuat kontak dan bunga api melesat ke udara. Lawannya cukup kuat.
"Haaah!"
"Tidak semudah itu!"
Raphtalia menggunakan sihir ilusinya untuk membingungkan penyerang dan kemudian menghindari serangan itu. Dia hanya mengubah posisinya sedikit, jadi itu tampak sangat berbahaya. Para musuh sudah berhasil melepaskan serangkaian serangan yang begitu sengit di saat kami mendekati raphtalia.
Mereka pasti beberapa petarung yang sangat terampil. Raphtalia punya vassal weapon! Level dibatasi hingga 100 di dunia ini. Bahkan jika statistik Raphtalia dikurangi oleh efek kutukan, aku yakin dia tidak akan dikalahkan oleh seseorang pada level itu. Setidaknya dia sekuat itu.
“Air Strike Shield! Second Shield! Shooting Star Shield! "
Raphtalia hanya bisa fokus untuk melindungi dirinya sendiri. Aku bergegas ke depan untuk mengambil alih pertahanan.
"Drifa Thunderbolt!"
Sadeena menyelesaikan mantra dan petir menghujani daerah sekitarnya, memperlihatkan sosok beberapa musuh yang tampaknya bersembunyi.
Apa ini? Mereka tampaknya adalah therianthrop paus pembunuh dan therianthrop kelinci. Mereka mengenakan apa yang tampak seperti pakaian ninja, dan mereka mengepungku, Raphtalia, dan Sadeena.
"Siapa orang-orang ini?" Aku bertanya.
Apa itu berarti demi-human dan therianthropes menyerang Raphtalia? Siltvelt dan Shieldfreeden adalah negara demi-human. Tapi jika mereka dari sana, aku tidak akan mengira mereka akan memusuhi kita begitu aku muncul.
"Apakah itu musuh?!"
"Oh tidak! Rumahnya terbakar! Kita memperbaiki rumah itu dengan bubba!”
"Kwa ?!"
Ren, Keel, budak lainnya, dan bahkan semua monster mulai membuat keributan.
“Fehhh! Tuan Itsuki! Mari bergabung!”
"Baik."
Rishia dan Itsuki juga muncul, tentu saja.
"Apa yang sedang terjadi?!"
"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
Bahkan Fohl dan Atla terkejut dengan keadaan yang tidak terduga. Musuh tidak menunjukkan tanda-tanda mundur, meskipun jumlah kami meningkat pesat. Mereka bertukar pandang diam-diam.
“Anak perempuan dari orang yang meninggalkan haknya untuk Kaisar Surgawi! Kau telah memperjelas niatmu pada kami! Kami akan melakukan segala upaya untuk menggagalkanmu mengambil alih hal itu! Persiapkan dirimu!"
"Apa?!"
Apa artinya itu? Aku memandang Raphtalia.
"Apa yang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak tahu! " Raphtalia berseru.
“Naofumi kecil, Raphtalia kecil, sudah terlambat. Mereka tidak akan mendengarkan kita. "
Sadeena menyipitkan matanya. Dia memancarkan aura niat membunuh saat dia mengarahkan tombaknya ke kelompok musuh yang tampak seperti ninja yang tiba-tiba muncul.
Apa yang sedang terjadi? Ada beberapa therianthrop paus pembunuh yang sangat mirip Sadeena bercampur di antara mereka. Tiba-tiba aku ingat apa yang dikatakan Sadeena baru-baru ini. Perasaanku benar-benar buruk.
"Apa maksudmu?" Aku bertanya padanya.
"Dengar, Naofumi kecil. Pakaian yang kau pakaikan ke Raphtalia kecil — yang kau sebut pakaian miko — adalah penyebab utamanya. Kau mengerti, kan?”
Aku punya gambaran bagus tentang apa yang Sadeena maksud, menilai dari bagaimana dia bereaksi. Aku tidak tahu hanya dengan mengenakan pakaian akan menyebabkan dirimu disergap, tapi dengan apa yang dia katakan padaku, aku menganggap itu ada hubungannya dengan kelahiran Raphtalia.
"Pakaian itu memiliki arti khusus dalam kasus Raphtalia kecil."
"Aku bisa menduganya. Tapi aku ingin tahu alasannya.”
“Apa itu pemegang elemen spirit? Izin untuk mengeluarkan senjata penghakiman yang diberikan! Dan kau! Urus mantan pendeta miko naga air!” teriak salah satu musuh.
"Ya!"
Ada banyak suara ‘klik’ dan ... Apa itu? Musuh mengeluarkan senjata aneh yang diselimuti energi yang menyerupai api pucat. Musuh menyiapkan diri untuk menyerang.
“Kurasa kita tidak punya waktu untuk menjelaskan. Kita harus melawan mereka untuk saat ini,” kataku.
Kelompok paus pembunuh yang tampak seperti Sadeena beraksi. Sebelum Sadeena bahkan bisa bergerak, mereka menerjangnya dengan kecepatan penuh dan menusukkan tombak mereka padanya, membuatnya terhempas ke udara. Mereka pasti menusuk dengan sangat kuat, karena Sadeena terlempar tinggi ke udara, ke arah tebing. Musuh melompat kearahnya dan menempel ke tubuhnya dalam serangan seperti serangan bunuh diri. Mereka semua berguling-guling bersama dari atas tebing dan jauh ke laut.
"Sadeena!" Raphtalia menjerit.
Seolah-olah menanggapi teriakannya, musuh mengangkat senjata mereka tinggi-tinggi ke udara.
"Haaaaah!"
Penyerang pertama mengayunkan palu perang, dan aku melangkah maju untuk memblokirnya. Dia sangat cepat. Hampir secepat Sadeena ketika kami bertarung dengannya di Zeltoble, setelah dia menjadi serius. Aku harus berhati-hati terhadap serangan berbasis pertahanan dan serangan yang mengabaikan pertahanan. Tapi aku tidak tahu apakah musuh bisa menggunakan keduanya, jadi aku memutuskan untuk memblokir serangan dengan Shooting Star Shield. Ada suara retak keras, dan palu perang itu menghancurkan penghalang semudah itu, layaknya lapisan luar es krim coklat.
Apakah ini lelucon? Apakah semudah itu menghancurkan Shooting Star Shieldku? Aku bisa mengerti jika itu adalah Naga Iblis atau pahlawan lain, tapi mereka hanya orang normal, sejauh yang aku tahu. Tetapi ada hal yang berbeda saat penghalang dihancurkan. Aku tidak yakin bagaimana menggambarkannya. Itu seperti menghilang, seperti penghalang telah dibatalkan.
"Ugh!"
Aku memblokir ayunan musuh ke samping dengan perisaiku, dan aku merasakan hantaman besar melewati perisai menuju ke arah lenganku.
Aku tidak mendapatkan damage. Itu bukan serangan berbasis pertahanan atau serangan yang mengabaikan pertahanan. Namun itu dengan mudah menghancurkan Shooting Star Shieldku. Selain itu, aku mengenakan Demon Dragon Shield dan efek serangan balik belum diaktifkan. Aksesori yang aku berikan pada perisaiku baru-baru ini juga tidak bereaksi. Tidak ada efek perisaiku yang berfungsi.
"Tuan. Naofumi! "
Musuh lain menyerang Raphtalia di belakangku.
Sial!
"Dritte Shield!"
Aku mengeluarkan perisai ketigaku untuk melindunginya.
"Tidak berguna."
Musuh yang telah menyerang Raphtalia menggunakan dagger pemecah pedang. Seperti yang diharapkan, musuh memotong perisai yang aku panggil dengan mudah.
Aku telah mempelajari cara menggunakan dragon vein, dan aku bisa merasakan kalau aku menjadi semakin sensitif terhadap sihir baru-baru ini. Tentunya aku akan dapat mengetahui apakah statistikku berkurang karena sihir. Aku melihat statistikku dengan cepat, hanya untuk memastikan. Tampaknya tidak ada sihir debuff yang sedang aktif. Apakah itu berarti musuh telah melampaui pertahananku dengan kekuatan murni? Tapi statistik kami lebih tinggi dari statistik mereka.
"Kita harus melindungi bubba!"
"Tunggu! Hati-hati!" Aku berteriak.
Keel dan yang lainnya tidak memedulikan peringatanku dan bergegas menuju ke medan pertempuran. Apa aku akan berakhir dengan penduduk desa mati di tanganku ?! Pikiran itu terlintas di benakku, tapi mereka sebenarnya berkoordinasi dan bermanuver dengan baik. Namun pertahanan mereka lemah. Dalam hal ini, aku hanya akan melemparkan Zweite Aura untuk mengurangi kerusakan yang mungkin mereka terima.
Tampaknya ada beberapa petarung yang sangat terampil bercampur di antara musuh, tapi kami Punya jumlah lebih banyak dari mereka dan mereka tampaknya sedang berjuang. Tapi ada perbedaan yang mendasar. Keel dan yang lainnya bertarung dengan senjata biasa.
“Naofumi! Ugh ... "
Ren, Rishia, dan Itsuki mencoba bergabung dengan kami, tetapi musuh memblokir jalan mereka.
"Ren! Atau Itsuki! Backup kami! "
"Dimengerti!"
"Naofumi, lakukan yang terbaik untuk menahan ini!" Ren dan Itsuki sama-sama melepaskan Skill mereka.
"Hundred Sword!"
"Arrow Rain!"
Ketika mereka melakukannya, aku mendorong musuh mundur dan mengangkat perisaiku ke udara.
"Shooting Star Shield!"
Aku menghasilkan penghalang dan bekerja keras untuk melindungi Raphtalia dan yang lainnya dari serangan backup Ren dan Itsuki.
"Ugh ..."
Musuh-musuh yang mengelilingiku mengerang, dan kemudian pergi untuk menghabisi Skill Ren dan Itsuki dari udara dengan senjata mereka. Senjata apa itu?! Ada apa dengan musuh-musuh ini?! Bajingan!
"Kenapa kalian menyerang kami ?!" Ren menjerit marah.
Dia berhasil menebas musuh, tapi serangannya terlalu lemah. Tidak. Statistiknya jelas lebih tinggi, karena dia tampaknya sedikit mengalahkan mereka. Tapi itu seperti musuh memakai chainmail atau semacamnya. Bahkan jika pedang Ren melakukan kontak, sepertinya dia tidak bisa melampaui pertahanan mereka.
"Ada apa dengan mereka?"
"Lea ——— Spider Net!"
S'yne tiba-tiba muncul dan melemparkan benang laba-laba ke area itu. Musuh-musuh terperangah oleh serangan mendadak dan tersangkut di benang, memperlambat gerakan mereka. Itu terbukti merupakan kesalahan.
“Terima ini! Brave Blade! Crossing Mists!”
"Hiyaaa!"
"Ayo lakukan ini, Tuan Itsuki!"
"Baik."
Semua Petarung terbaik kami memanfaatkan celah singkat itu dan menyerang.
"Ugh ... Tapi kita tidak akan mundur!" teriak salah satu musuh.
"Armor mereka sangat keras!"
"Iya."
Raphtalia, Ren, dan Itsuki baru saja berhasil memotong armor dan chainmail musuh, tapi tidak satupun dari mereka yang berhasil menyebabkan luka fatal.
Koordinasi yang terampil dari musuh dan gerakan yang hampir supernatural, mereka juga yang membuat serangan mereka begitu efisien. Statistik kami mungkin lebih tinggi dari statistik mereka, tapi mereka mengalahkan kami dalam hal teknik.
"Ugh ..."
"Minta izin untuk menggunakan sakura stone of destiny!" teriak salah satu petarung.
“Kita tidak membawanya dalam operasi ini! Bersiaplah untuk mati secara terhormat jika kalian terdesak!” jawab yang lain.
"Ya!"
Kedengarannya mereka memiliki senjata rahasia lain. Tapi sekarang bukan waktunya untuk mengkhawatirkan tentang itu!
"Kau tidak diterima di sini!" Seru Atla.
Dia menangkap salah satu musuh yang lengah dan meninju dadanya.
"Ugh!"
Hah? Serangan Atla menghancurkan armor musuh. Tapi Ren dan Itsuki mengeluh karena tidak dapat menembus pertahanan musuh. Serangan Raphtalia, Ren, dan Itsuki tidak terlalu efektif. Dan skillku telah dihancurkan dengan mudah. Apa yang membuat kita sama?
Apakah karena kami semua adalah pahlawan?
Tapi ini bukan waktunya untuk merenungkan hal seperti itu. Kami perlu melakukan sesuatu dan kami perlu melakukannya dengan cepat. Musuh kami sangat terampil. Benang jaring S'yne telah terpotong-potong dan sudah tidak efektif. Apakah tidak ada cara untuk menyelesaikan ini dengan cepat?
"Raphtalia!"
Tenggelam atau berenang! Aku memandang Raphtalia dan memberi isyarat dengan mataku agar dia mulai memfokuskan pikirannya. Dia mengangguk. Aku menyandarkan punggungku dengannya dan mulai melafalkan mantra sambil terus berjaga-jaga terhadap serangan musuh di depan kami.
Kami hanya harus mencobanya dan berharap ini berhasil. Kami akan menggunakan sihir ilusi — spesialisasi Raphtalia — untuk mencoba membingungkan para musuh. Potongan-potongan puzzle muncul, mengambang, di depan mataku.
"Bisakah kau melakukan ini, Raphtalia?"
"Aku akan mencoba yang terbaik!"
Mantra yang aku buat sebagai dasar sihir kami bukanlah mantra aura. Itu adalah mantra pertahanan. Itu adalah jenis sihir pendukung yang telah ku pelajari sejak lama, tapi aku berhenti menggunakannya setelah aku mempelajari mantra aura. Karena itu adalah pertama kalinya dia melakukan sihir kooperatif, Raphtalia tampak agak ragu pada dirinya sendiri. Tapi dia pasti lebih cepat dariku, karena itu sudah cukup baik untuk seorang amatir.
“Dua kekuatan, pinjamkan kekuatanmu untuk membingungkan musuh dengan ilusi! Putar kembali benang nasib, dan ubah kekalahan mereka menjadi kemenangan!”
Bagus! Mantra itu berjalan dengan baik. Ada yang aneh, rasanya seperti kami dapat menggabungkan kekuatan kami lebih cepat daripada ketika aku melakukan sihir kooperatif dengan Sadeena. Tentu saja, fakta bahwa aku menggunakan mantra level rendah seperti ini mungkin ada hubungannya dengan itu. Apa pun itu, kami hanya harus terus mencoba!
Aku terus memblokir serangan musuh ketika kami membaca mantra. Semua pelatihan yang aku lakukan dengan Atla dan Raphtalia belakangan ini membuahkan hasil. Serangan ganas Atla didorong oleh naluri. Musuh-musuh ini terampil, tapi gerakan mereka adalah skill, yang membuat mereka mudah dihadapi.
Kami selesai memasang potongan-potongan puzzle untuk membentuk Sihir.
"Dragon vein! Dengarkan permohonan kami! Sebagai sumber kekuatanmu, kami memohon padamu! Biarkan kebenaran terungkap sekali lagi! Tunjukkan pada musuh kita ilusi untuk membingungkan mereka!”
"Bentuk dari Kehampaan!"
Ikon target muncul di layarku. Mantra itu ditetapkan untuk digunakan pada semua orang yang aku kenal sebagai musuh. Tanpa ragu-ragu, aku menyelesaikan mantera dan melantunkan mantera. Ada letupan keras, dan sihir yang Raphtalia dan aku berikan berpengaruh pada setiap musuh di sana!
"Haaaa!"
Serangan sengit musuh mulai tidak mengenai kami, dan mereka mulai bergerak ke semua arah yang salah. Sulit untuk mengatakannya, tapi sepertinya ilusi kami melakukan perlawanan yang bagus.
"A ... apa yang terjadi ?!"
“Kami melakukan sihir kooperatif. Bajingan ini akan penuh dengan celah sesaat! "
“Tampaknya kita berhasil menciptakan kebingungan indranya dengan ilusi. Tapi berhati-hatilah! Aku yakin kau menyadari hal ini, tapi menyerang mereka akan membatalkan efeknya. Mereka akan mengetahui apa yang terjadi segera! "
"Lalu apa yang harus kita lakukan ?!"
“Efeknya tidak akan bertahan lama. Dalam hal itu…"
Raphtalia mengambil kuda-kuda yang pernah kulihat sebelumnya.
“Tampaknya mereka memiliki semacam perlawanan kuat terhadap Skill senjata kita. Aku yakin kalau Tuan Naofumi dan para pahlawan lainnya telah menyadarinya,” katanya.
"Ya."
"Kami juga membutuhkan kekuatanmu, Ren dan Itsuki. Kita perlu memanfaatkan sepenuhnya kesempatan ini!”
"Oke!"
"Baik."
"Fehhh ..."
"Jangan sia-siakan kesempatan ini," kataku pada mereka.
Aku mulai melemparkan aura pada kami sebanyak mungkin, dimulai dengan para petarung terkuat. Mungkin butuh kurang dari satu menit. Raphtalia selesai mengisi ulang kekuatan sihirnya dan memberi semua orang sinyal untuk menyerang.
"Shooting Star Sword!"
"Eagle Piercing Shot!"
Ren dan Itsuki memimpin serangan, dan semua orang menindaklanjuti dengan skill terkuat dan teknik paling kuat mereka. Atla memberikan pukulan berat ke dada lawannya dengan tinjunya. Tapi musuh segera mengambil sikap bertahan, mungkin karena mereka merasakan hawa permusuhan Atla, atau hasil dari pengalaman tempur.
“Ini dia! Hiyaaaaa!”
Bilah katana Raphtalia mulai bersinar dan dia melepaskan sesuatu yang bukan skill senjata. Itu adalah serangan yang akan meluas ke seluruh area.
"Eight Trigrams Blade of Destiny!"
Itu adalah serangan kilat dengan momentum yang luar biasa, tapi semua orang pasti tahu itu akan datang, karena kita semua berjongkok dan menghindari serangan itu. Jejak cahaya melesat dan langsung menuju ke hampir semua musuh yang berdiri di sana kebingungan. Pola yin-yang muncul di udara sebentar, dan kemudian musuh semua terhempas ke udara.
"Gaaaahhhh!"
Serangan mendadak melumpuhkan semua musuh sekaligus.
“Serangan yang menggabungkan kekuatan sihir dan kekuatan kehidupan, begitu. Seperti yang diharapkan dari orang yang menyebut dirinya pedang Tuan Naofumi. Tapi aku tidak akan kalah darimu!”
Setelah menambahkan komentarnya, Atla menaiki salah satu musuh yang terjatuh dan mengangkat tangannya ke udara untuk menandai kemenangan kami. Dan pada waktu yang sama. Beberapa petir besar menghujani pantai dan Sadeena meledak keluar dari air.
"Ara, ara. Jika kau berpikir hanya itu yang diperlukan untuk menghentikanku, kalian keliru.”
"Orang-orang ini sangat kuat!"
Keel menyodok salah satu musuh yang terjatuh dengan sarung pedang pendeknya.
"Oh? Apakah Kau melindungi semua orang, Naofumi kecil? "
"Kurasa kau bisa mengatakan itu. Sebenarnya, Raphtalia yang menghabisi mereka.”
"Ya! Itu tadi Menakjubkan."
"Iya. Ngomong-ngomong, senjata dan Skill kami Kelihatannya tidak efektif pada orang-orang ini. Apa yang terjadi? " tanya Itsuki.
Dia masih bersikap ragu-ragu seperti biasa.
"Akan menyenangkan jika kita bisa membuat salah satu dari mereka berbicara," kataku.
Aku menendang salah satu musuh yang terjatuh. Matanya terbuka dan dia mulai bangkit, tapi aku menginjaknya kembali ke tanah dan menjepitnya dengan kakiku.
“Kau sadar pertarungannya sudah berakhir, kan? Sekarang saatnya membuatmu berbicara!”
"Ha! Kami tidak akan memberi tahumu apa pun! "
Segera setelah dia selesai berbicara, cahaya mulai keluar dari tubuhnya dan tubuh semua musuh di sekitarnya.
“Anak perempuan dari orang yang meninggalkan haknya untuk Kaisar Surgawi! Kami telah mencatat deklarasi perangmu. Utusan telah dikirim untuk memberi tahu orang-orang kami. Pembunuh kami tidak akan pernah berhenti mendatangimu. Hari-harimu yang damai dan tenang telah berakhir! Hahahaha!"
"Naofumi kecil!"
"Semuanya, Mundur!"
"Kemuliaan bagi Kaisar Surgawi!"
Aku memberi perintah dan kami semua menjauh dari para musuh. Ketika kami mundur, tubuh musuh meledak dan terbang berhamburan ke udara.
“Mereka meledakkan diri mereka sendiri begitu kalah? Apa-apaan ini?"
Ada banyak mayat di seluruh tempat dan berbau darah. Bau seperti bubuk mesiu juga tercium. Siapa yang akan membereskan ini?! Sial! Dan yang terpenting, sekarang beberapa bangunan kami terbakar.
“Sekarang, cepatlah matikan api itu! Lakukan apa yang kalian bisa untuk meminimalkan kerusakan! "
Pertempuran berakhir. Kami pergi memadamkan api dan kemudian berkumpul kembali.
Untungnya, kami berhasil memadamkan semua kebakaran dengan cepat. Bagaimanapun juga, camping plant adalah tanaman, dan tidak terbakar dengan mudah. Bahkan jika bangunan camping plant dihancurkan, menggantinya juga cukup simpel. Aku berpikir tentang betapa hebatnya tanaman ini...
"Ini ... senjata ini adalah ..."
Pak tua dari toko senjata itu kehilangan kata-kata. Dia sedang melihat salah satu senjata yang digunakan musuh. Itu telah hancur oleh ledakan bom bunuh diri.
"Apa itu?"
“Umm, sudahlah. Tidak apa."
"Kau yakin?"
Dia bertingkah aneh. Tetapi dia tidak ingin melanjutkannya, jadi aku tidak mendorong masalah.
"Maaf kau terjebak dalam kekacauan seperti ini pada malam ketika kau akhirnya datang untuk mengunjungi desa."
Pak tua itu telah bertarung dengan baik dalam jarak yang cukup dekat dari tempat kami berada. Tapi dia lebih layak kuberikan permintaan maaf daripada terima kasihku.
"Jangan khawatir. Ngomong-ngomong, nak, apa kau keberatan jika aku menggunakan senjata ini dan melakukan beberapa gerakan?”
"Hah? Oh, tentu saja. Senjata-senjata itu memiliki beberapa kemampuan aneh, jadi alangkah baiknya jika Kau bisa menemukan sesuatu.”
Mereka luar biasa efektif melawan kami para pahlawan. Akan lebih bagus jika pak tua itu bisa mempelajari senjata itu dan mencari tahu alasannya. Aku menaruh harapan tinggi.
“Oke, Sadeena. Maukah kau menjelaskan sekarang? "
"Kurasa aku harus. Kita terganggu ketika aku mencoba menjelaskan sebelumnya. Sepertinya aku tidak akan bisa merahasiakannya lagi.”
Sadeena kembali ke bentuk demi-humannya sekarang. Dia mengangkat bahu dengan pasrah dan mulai menjelaskan.
“Aku menyimpan rahasia ini sampai sekarang, Raphtalia kecil. Di negara tertentu, Kau setara dengan keluarga kerajaan di Melromarc.”
"Hah?!"
Raphtalia menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
"Apa itu benar? Dan dia salah satu anggota party Naofumi," gumam Ren.
"Benar-benar kejutan. Ini kejutan, bukan? Rishia? " Itsuki bertanya.
"Ya, kurasa begitu, Tuan Itsuki."
Semua orang di sekitar kami mulai berbisik.
"Tidak perlu heran," kata Atla.
Apa yang dia maksud? Apakah dia merasakan semacam tanda kebangsawanan pada Raphtalia atau semacamnya?
“Raphtalia adalah penghalang yang membuatku tidak dapat memiliki Tuan Naofumi untuk diriku sendiri. Tidak ada yang berubah dari itu.”
Beberapa orang menggelengkan kepala karena tak percaya. Aku melakukan hal yang sama.
"Kau tidak tergoyahkan," kataku.
Setelah aku memikirkannya, Fohl dan Atla berhubungan dengan Sampah, dan mereka memiliki ikatan darah dengan mantan pemimpin Siltvelt. Mereka pada dasarnya juga keluarga kerajaan.
"Kembali ke topik. Jadi apa hubungannya pakaian miko dengan semua itu?” Aku bertanya.
Sadeena memiliki ekspresi bermasalah di wajahnya. Dia menatap Raphtalia, yang masih mengenakan pakaian miko. Setelah beberapa saat, dia menyisir rambutnya dengan jari dan menatapku.
“Yah, orang-orang yang baru saja kita lawan menyebut Kaisar surgawi, bukan? Pikirkan dia sebagai raja."
"OK, aku mengerti."
"Pakaian yang kau sebut pakaian miko, di negara asal orang tua Raphtalia - Q'ten Lo - itu adalah pakaian yang hanya boleh dikenakan oleh Ratu Surgawi."
Oh, jadi begitu. Ren, Itsuki, Rishia, Atla, Fohl, dan hampir semua orang di sana sepertinya mulai mengerti.
“Dengan kata lain, bahkan dari perspektif garis keturunan, itu wajar bila pakaian miko akan terlihat sangat cocok padanya. Dan mengenakannya akan menandakan bahwa dia adalah penguasa negara,” kataku.
"Benar."
"Dan ayah Raphtalia tidak ingin menjadi raja, jadi dia meninggalkan status kerajaannya, kawin lari, dan datang ke Melromarc," aku melanjutkan.
Sadeena terus mengangguk.
“Jadi dalam pandangan mereka, Raphtalia adalah bawahan dari Pahlawan Perisai, juga dikenal sebagai dewa para Demi-human dan dia pergi di beberapa daerah terpencil dengan mengenakan pakaian kerajaan mereka. Jelas seperti dia berniat naik takhta. Itu deklarasi perang. Dia harus dibunuh. Apakah benar? "
“Naofumi kecil, kau benar-benar tajam. Aku terkesan!"
“Ini jelas sekali! Dan begitu pesan tersebut sampai ke negara itu, mereka akan terus mengirim pembunuh!" Aku berteriak.
Ayolah! Kenapa aku harus selalu dibanjiri masalah menjengkelkan seperti ini ?! Tepat ketika aku akhirnya berhasil membuat Ren, Itsuki, dan Motoyasu menerapkan metode peningkatan kekuatan! Yah, Motoyasu hilang, tapi tetap saja ... Aku ingin cepat-cepat mengurus efek kutukan para pahlawan dan bertemu dengan pahlawan tujuh bintang, tapi kemudian ini terjadi! Beri aku istirahat!
“Aku pikir itu tidak akan menjadi masalah selama kita tidak memprovokasi mereka. Aku tidak pernah membayangkan kau akan menyuruh Raphtalia berpakaian seperti itu. "
Ugh ... Kenapa semuanya harus berubah seperti ini? Aku hanya ingin menikmati pemandangan putri kecilku yang lucu berpakaian bagus! Sial!
“Sadeena, aku melihatmu menatap sudut-sudut di sekitar desa sebelumnya. Itu karena kau bisa merasakan mereka bersembunyi di sana, bukan?”
“Ya, benar. Mereka menggunakan teknik penyembunyian unik mereka sendiri yang sulit untuk dideteksi, bahkan olehku sendiri. "
"Berapa lama mereka mengawasi kita?"
Ada sedikit ekspresi muram di matanya ketika dia menjawab.
"Sejak orang tua Raphtalia kecil meninggalkan negara itu."
"Oh benarkah?"
Dengan kata lain, itu berarti bahwa musuh yang baru saja kita lawan telah menyaksikan desa diserang selama gelombang. Mereka menyaksikannya kehancuran desa itu, dan mereka menyaksikan orang tua Raphtalia mati. Mereka hanya terdiam dan menyaksikan Raphtalia yang hampir mati, dan mereka hanya melihat saat ia menderita sebagai budak. Selama itu, mereka hanya mengamati, diam-diam, dan bahkan tidak pernah mencoba membantu.
Pada dasarnya, mereka sama sekali tidak tertarik pada apa pun selain masalah keluarga kerajaan mereka. Mereka tidak peduli jika Raphtalia merasa sedih atas kehilangan orang tuanya. Mereka tidak peduli jika dia menjadi budak dan dicambuk. Dan mereka tidak peduli dengan kesulitan yang tak terhitung jumlahnya yang dia lalui berkat diriku.
Persetan dengan Kaisar Surgawi! Mereka benar-benar berani menyerukan tentang kaisar mereka sementara mengabaikan saudara mereka sendiri menderita. Fakta bahwa mereka terus mengawasi kami selama ini hanya membuatku merasa lebih kesal!
"Muhaha ... muuuuhahahaha!" Kesabaranku telah habis.
“Tuan …… Naofumi? Umm ... "
“Mereka sangat berani. Jika mereka ingin menyerang tempatku dan mencoba membunuh Raphtalia, maka aku hanya harus membuat mereka membayarnya. Sadeena, Kau mengatakan padaku kalau aku harus siap untuk menghancurkan suatu negara, kan? Kenapa tidak? Aku akan melakukan itu. Aku akan pergi ke negara itu dan aku akan menghancurkannya dengan kedua tanganku sendiri!”
"Astaga!"
Kenapa dia menatapku sambil terpesona seperti itu?
"Kau benar-benar akan pergi?" tanya Ren. Aku mengangguk dengan tegas.
"Pasti. Aku benar-benar benci sampah seperti itu. Kau mengerti itu, kan?”
"Ya. kurasa. Jika mereka akan menyerang kita, maka kita harus segera membalas. Aku tidak bisa membayangkan hal baik apapun jika kita mengabaikan masalah ini. "
"Satu-satunya alasan semua ini terjadi adalah karena kau meminta Raphtalia memakai miko itu— hmrgm!"
Aku memelototi Itsuki dan Raphtalia dengan cepat menutup mulutnya dengan tangannya. Hmph. Aku memiliki target yang jelas untuk kemarahanku untuk saat ini, jadi aku akan membiarkannya. Sebagai gantinya, aku berharap dia menjadi lebih kuat sehingga dia bisa membantuku membuat bajingan itu membayarnya.
Aku memandang Raphtalia. Dia membungkuk dan tampak kecewa.
"Kau menentang ini?" Aku bertanya padanya.
"Tidak. Aku pikir kita tidak punya pilihan jika mereka akan terus datang. Hanya saja ... aku minta maaf. "
“Jangan berkata seperti itu. Jika ini adalah rintangan yang menghalangiku untuk bisa melihatmumu mengenakan pakaian miko, maka mengatasinya adalah satu-satunya pilihan. Jika kita tidak bisa melewati rintangan, maka kita akan menghancurkannya dengan cepat!”
Benar. Jika bajingan itu akan menyerang desa yang kubangun, maka melawan balik adalah satu-satunya pilihanku. Ini adalah pertempuran yang tidak bisa dihindari. Aku tidak akan duduk, takut, menunggu musuh datang. Aku akan melawan mereka! Tidak, hanya melawan saja tidak cukup. Ini akan menjadi perang habis-habisan!
“Sekarang sudah diputuskan, mari kita langsung bekerja. Sadeena, beri tahu kami lokasi musuh.”
"Tentu!"
Maka aku memutuskan untuk menyerang Q'ten Lo, negara terisolasi yang memiliki ikatan dengan kelahiran Raphtalia.
Note:
Volume 13 is coming~
"Hmm? Oh, hei!” Aku memanggil.
Pria tua dari toko senjata itu duduk di kereta. Sepertinya dia naik kereta yang mengangkut bijih dan bahan-bahan lainnya.
"Yo! Aku datang untuk melihat desa yang baru kau bangun, nak.”
Pak tua itu melihat sekeliling desa.
"Kau benar-benar sudah memberikan tempat ini perasaan yang unik, bukan?"
Itulah komentarnya setelah melihat ladang bioplant, bangunan camping plant, dan kandang monster.
"Aku tidak bisa menyangkalnya," Raphtalia menyutujuinya.
Aku merasakan sedikit keluh kesah dalam suaranya.
“Itu hanya cerminan dari Tuan Naofumi! Kau harus belajar untuk menerima itu, Raphtalia! " balas Atla.
"Aku tidak terlalu yakin tentang itu. Tapi kenapa kau selalu terdengar ingin berkelahi, Atla?” Aku bertanya.
Mendengar komentar pak tua itu, aku tidak bisa menyangkal kalau desa itu ternyata terlihat sangat aneh. ladang bioplant dan bangunan camping plant hanyalah dua dari banyak keanehan. Khususnya bangunan camping plant, itu benar-benar aneh. Tidak bisa dipungkiri, tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, tempat itu tetap berada di antara kota dan desa lain di Melromarc. Aku sepenuhnya sadar kalau aku membuat perubahan gila disini, dan penegasan oleh pak tua itu tidak membuatku merasa lebih baik.
"Apa kau hanya ingin mampir ketika kau keluar mencari bijih atau semacamnya?"
"Begitulah, tetapi aku punya alasan lain untuk datang juga."
Pria tua itu merogoh tas yang ada di kereta dan mengeluarkan pakaian. Dia menyerahkannya ke Raphtalia. Aku langsung mengerti apa itu. Bahkan aku tahu kalau mataku berbinar ketika aku menatap pakaian itu.
"Kenapa kau terlihat sangat bersemangat ?!" Bentak Raphtalia.
<TLN: hmm aku juga. :v>
Dia berdiri di sana memegang pakaian itu dengan ekspresi kesal di wajahnya.
"Oh?"
Aku memeriksa statistik pakaian miko di tangan Raphtalia.
White Tiger Miko Outfit (Mentah)
Meningkatkan pertahanan, resistensi damage (kecil), kekuatan empat binatang suci, pemrosesan pertahanan sihir
Mentah? Apa maksudnya? Tapi sebenarnya, aku bahkan tidak pernah bisa menggunakan skill appraisal-ku pada pakaian sebelumnya.
"Hmm, statistiknya agak rendah," kata Raphtalia.
"Benarkah?"
"Iya."
"Maaf tentang itu. Inilah hasil terbaik yang bisa aku buat,”kata pak tua itu.
"Tidak masalah. Kupikir kau melakukan pekerjaan dengan baik, sebenarnya,” jawabku.
"Aku lebih senang dengan armor yang lebih normal," kata Raphtalia.
Pak tua itu menertawakan permintaanku dan katanya dia sudah melalui banyak percobaan untuk membuat pakaian itu. Tidak banyak orang di dunia ini yang mencari cara untuk meningkatkan pertahanan sebuah kain, tidak seperti di dunia Kizuna. Pak tua itu sudah memasukkan beberapa teknik menarik dan berhasil melakukannya sampai tingkat tertentu, kurasa.
“Ada seorang gadis di desamu yang mahir dengan peralatan menjahit, kan? Dia membantuku, dan itu membuat perbedaan besar."
Apa maksudnya S'yne? Aku tidak ingat memperkenalkannya pada pak tua itu. Tapi lalu aku ingat dia selalu mengawasiku. Vassal weapon miliknya pada dasarnya adalah satu set alat menjahit. Dia mungkin berbagi beberapa teknik dari dunia lain yang membantu pak tua itu juga.
"Aku mengerti. Baiklah, Raphtalia, pastikan kau memakainya mulai hari ini.”
"Aku tidak tahu mengapa kau sangat menyukai pakaian ini."
Seringai lebar merayap di wajahku.
"Karena itu terlihat sangat cocok padamu. Aku yakin penduduk desa akan setuju saat mereka melihatmu memakainya.”
“Aku tidak mau mendengar itu. Oh terserahlah. Statistiknya tidak jauh berbeda dengan armor yang aku kenakan sekarang, jadi bukannya aku menentangnya.”
“Aku siap memberikan dukungan penuhku untuk setiap penelitian yang sedang berlangsung di bidang ini, Kau tahu. Apa ada hal lain yang mungkin Kau butuhkan? "
Aku mendorong pak tua itu untuk melanjutkan penelitian dan pengembangan pakaian miko-nya.
"Tuan. Naofumi? Apa kau mendengarkanku? "
Raphtalia mencoba memprotes. Dia masih memegang pakaian miko di tangannya.
"Aku mendengarmu. Intinya sekarang, pakai itu dan tunjukkan pada penduduk desa.”
"Kau tidak harus terdengar terlalu memaksa."
“Aku berharap Tuan Naofumi akan membelikanku pakaian. Aku cemburu!" Seru Atla.
Aku bisa merasakan semacam aura kecemburuan yang perlahan-lahan memancar dari tubuhnya.
"Aku akan mengambilnya jika kau tidak menginginkannya," lanjutnya.
"Itu bahkan tidak cocok untukmu!" Bentak Raphtalia.
“Itu tidak masalah. Aku akan memakainya dan mencuri hati Tuan Naofumi. "
"Apa yang kau katakan?"
Terkadang antusiasme Atla sedikit berlebihan.
"Ugh ... Baikah. Dimengerti Aku akan memakainya. "
Raphtalia menyerah dan berganti pakaian. Beberapa menit kemudian, dia kembali dengan mengenakan pakaian miko.
"Oh ..."
Pria tua dan semua penduduk desa menatapnya. Dia menatap kebawah dan memegang sarung katana di tangannya, jelas dia malu.
“Wah, itu benar-benar sesuatu. Aku mengerti maksudmu, Nak.”
“Wow, Raphtalia! Kau terlihat lebih keren dari biasanya!” Keel berseru.
Dia juga menatap Raphtalia. Benarkan? Benarkan?? Aku tahu itu. Raphtalia benar-benar terlihat paling bagus dalam pakaian miko!
"Keren?"
"Dia menyebutmu imut, aku yakin. Tapi wow! "
Semua orang menatap Raphtalia dengan kagum, dan wajahnya terus memerah. Apa dia benar-benar malu? Dia tampak tidak peduli sama sekali ketika dia mengenakan pakaian itu saat di dunia Kizuna.
"Itu pemandangan yang bagus untuk mataku," kataku.
Aku merasa seperti seorang ayah melihat putrinya yang sangat berharga, semua anak perempuan terlihat cantik saat pertama kali memakai pakain baru. Oke, mungkin itu terlalu jauh, tapi Raphtalia benar-benar terlihat sangat cocok dalam pakaian miko. Aku juga melihatnya dalam kimono dan hakama saat kami berada di dunia Kizuna, tapi tidak ada yang bisa mengalahkan pakaian miko. Itu aneh. Ini seperti pakaian tersebut dibuah khusus untuknya. Itu sangat cocok seperti potongan-potongan puzzle. Itu membuat armor kulit bergaya Eropa yang biasanya dia kenakan hanya terlihat aneh padanya.
“Yah, sudah ditentukan. Kau akan terus mengenakan pakaian miko itu, Raphtalia.”
"Aku tidak mengerti kenapa kau begitu ingin aku mengenakan pakaian ini, tetapi baiklah. Aku mengerti.” Raphtalia menghela nafas ketika dia menjawab.
“Apa lagi yang kau rencanakan hari ini? Jika Kau datang untuk meminta bantuan lumo, aku akan dengan senang hati mengirim mereka bersamamu,” aku memberi tahu pak tua itu.
"Oh ya? Kalau begitu, kurasa aku akan menerima tawaranmu,” jawabnya.
Jadi, dengan Raphtalia mengenakan pakaian miko barunya, kami kembali ke pelatihan dan mengurus urusan kami untuk hari itu. Selain itu, Eclair mulai mengeluh tentang tugasnya sebagai gubernur dan meminta bantuanku, jadi aku pergi dan menghabiskan waktu di kota tetangga untuk membantunya.
Pak tua itu memutuskan untuk bermalam di desa dan setuju untuk melakukan beberapa pekerjaan pemeliharaan pada armor yang sudah digunakan para budak ketika dia ada di sana. Dia benar-benar pria yang dermawan. Aku tidak pernah bisa cukup berterima kasih padanya.
Matahari terbenam dan hampir waktunya untuk makan malam.
“Naofumi kecil! Aku kembali!"
Sadeena baru saja kembali ke desa. Aku memintanya untuk melakukan pencarian barang-barang terdampar di laut terdekat, dan memancing untuk membantu meningkatkan persediaan makanan kami. Dia pasti menangkap cukup banyak, karena keranjang di punggungnya penuh dengan ikan.
"Aku membawakanmu ikan. Kita akan mengadakan pesta malam ini!”
"Ya, baiklah. Terserah. Untuk saat ini, aku akan memanggangnya saja—”
Aku mulai berbicara pada diri sendiri tentang bagaimana aku harus memasak ikan yang ditangkap oleh Sadeena.
"Oh, hei, Sadeena. Selamat datang kem—”
Sebelum Raphtalia menyelesaikan kalimatnya, Sadeena menjatuhkan keranjang ikan ke tanah dengan bunyi keras.
"Hei, jangan jatuhkan itu di sana!"
Sadeena benar-benar mengabaikanku dan langsung menuju ke arah Raphtalia. Dia mengulurkan tangan dan mulai mencoba menarik pakaian Raphtalia.
"A ... apa yang kau lakukan, Sadeena ?!"
"Apa yang kau lakukan ?!"
“Naofumi kecil! Kita harus segera melepaskan pakaian ini darinya!”
“Berhenti Bercanda! Kenapa dia harus melepaskan pakaiannya ?!”
Aku membuat pakaian miko khusus hanya untuknya. Kenapa dia harus melepasnya sekarang? Raphtalia dan Sadeena saling berkelahi dan para budak mulai membuat keributan.
“Umm, Naofumi, apa semuanya baik-baik saja? Haruskah kita menghentikan mereka? " Tanya Ren. Dia tampak khawatir.
"Aku rasa begitu. Kita tidak bisa membuat Raphtalia telanjang tanpa baju di depan semua orang. Kita hanya harus menghentikannya. "
Aku mulai marah, tetapi aku melihat ekspresi serius di wajah Sadeena.
“Hei, apa yang membuatmu seperti ini? Jelaskan."
“Naofumi kecil, apakah kau ingat apa yang kukatakan? Tentang komitmen? "
Hah? Malam sebelumnya, Sadeena memberitahuku bahwa aku harus siap untuk berkomitmen jika aku ingin menikahi Raphtalia — bagaimana itu akan menyebabkan semacam perselisihan keluarga atau semacamnya.
"Apa hubungannya dengan itu?"
“Ini terkait dengan masalah itu. Kita harus melepaskan pakaian ini darinya sekarang!”
"A ... apa yang kalian bicarakan ?!" Raphtalia bertanya.
Dia pingsan karena mabuk. Masuk akal kalau dia tidak tahu. Tapi apa hubungan Raphtalia dan pakaian miko dengan semua itu?
"Oke, baiklah. Raphtalia, pergi ganti pakaianmu. Pemabuk ini akan terus mencoba melepaskan pakaianmu terus. "
"Di ... mengerti."
Raphtalia berganti lagi. Setelah itu, Sadeena akhirnya tenang. Dia menatap rumah tempat Raphtalia pergi untuk berganti pakaian.
"Serius, apa yang terjadi?"
"Dengar, Naofumi kecil. Apa Kau tahu arti dari pakaian yang dipakai Raphtalia kecil?
"Mana aku tahu. Itu hanya peralatan yang sangat bagus yang kami bawa kembali dari dunia lain dan sudah diperbaiki.”
Sadeena bertindak seperti aku menginjak ranjau darat, tapi bagaimana aku bisa tahu apa masalahnya? Tidak ada yang memberi tahuku tentang hal seperti itu! Sadeena menutupi wajahnya dengan tangannya, seperti sedang frustrasi. Dia tidak pernah terlihat sangat kesal seperti ini.
“Oke, Naofumi kecil, aku akan menjelaskan. Mengenakan pakaian itu memiliki makna yang jauh lebih besar daripada apa yang kita bicarakan kemarin. Di negara itu, itu menandakan hak untuk mendapatkan kekua— “
Tiba-tiba, Sadeena berlari. Beberapa detik kemudian, sebuah kobaran api tiba-tiba muncul dari rumah tempat Raphtalia masuk untuk berganti pakaian.
"Apa-apaan?!"
"Kita terlambat!"
Sadeena dengan cepat beralih ke bentuk therianthrope-nya dan mulai dengan cepat melafalkan mantra.
"Raphtalia!"
Raphtalia melompat keluar dari rumah yang hancur dan mengeluarkan katananya. Dia sedang berganti pakaian, dan sebagian pakaian miko-nya terbakar. Aku mendengar suara logam bergema dan sesuatu melayang ke arah Raphtalia! Aku menyipitkan mata untuk mendapatkan pengelihatan yang lebih baik. Itu tampak seperti kunai atau semacam paku besi. Dan kemudian sekelompok orang muncul entah dari mana dan menyerang Raphtalia.
"Ugh ..."
Raphtalia menangkis dan kemudian melakukan serangan balik, tapi serangannya dihindari oleh jarak sehelai rambut.
"Persiapkan dirimu!" teriak musuh.
Untungnya, Raphtalia sedikit lebih terampil daripada lawannya, jadi dia bisa menghindari semua serangan mereka. Senjata apa yang mereka gunakan? Apa itu Kodachi? Salah satu musuh memblokir katana Raphtalia dan mengunci bilahnya. Segera setelah itu, musuh lain mengambil keuntungan dari celah tersebut, muncul dari belakang dan menyerang. Tapi Raphtalia dengan cepat menarik katana lainnya dan memblokir serangan itu. Dia bisa menggunakan dua.
“Brave Blade! Crossing Mists!”
Raphtalia menggunakan skill dan mencoba menebas musuh, tetapi katana-nya berhenti hanya membuat kontak dan bunga api melesat ke udara. Lawannya cukup kuat.
"Haaah!"
"Tidak semudah itu!"
Raphtalia menggunakan sihir ilusinya untuk membingungkan penyerang dan kemudian menghindari serangan itu. Dia hanya mengubah posisinya sedikit, jadi itu tampak sangat berbahaya. Para musuh sudah berhasil melepaskan serangkaian serangan yang begitu sengit di saat kami mendekati raphtalia.
Mereka pasti beberapa petarung yang sangat terampil. Raphtalia punya vassal weapon! Level dibatasi hingga 100 di dunia ini. Bahkan jika statistik Raphtalia dikurangi oleh efek kutukan, aku yakin dia tidak akan dikalahkan oleh seseorang pada level itu. Setidaknya dia sekuat itu.
“Air Strike Shield! Second Shield! Shooting Star Shield! "
Raphtalia hanya bisa fokus untuk melindungi dirinya sendiri. Aku bergegas ke depan untuk mengambil alih pertahanan.
"Drifa Thunderbolt!"
Sadeena menyelesaikan mantra dan petir menghujani daerah sekitarnya, memperlihatkan sosok beberapa musuh yang tampaknya bersembunyi.
Apa ini? Mereka tampaknya adalah therianthrop paus pembunuh dan therianthrop kelinci. Mereka mengenakan apa yang tampak seperti pakaian ninja, dan mereka mengepungku, Raphtalia, dan Sadeena.
"Siapa orang-orang ini?" Aku bertanya.
Apa itu berarti demi-human dan therianthropes menyerang Raphtalia? Siltvelt dan Shieldfreeden adalah negara demi-human. Tapi jika mereka dari sana, aku tidak akan mengira mereka akan memusuhi kita begitu aku muncul.
"Apakah itu musuh?!"
"Oh tidak! Rumahnya terbakar! Kita memperbaiki rumah itu dengan bubba!”
"Kwa ?!"
Ren, Keel, budak lainnya, dan bahkan semua monster mulai membuat keributan.
“Fehhh! Tuan Itsuki! Mari bergabung!”
"Baik."
Rishia dan Itsuki juga muncul, tentu saja.
"Apa yang sedang terjadi?!"
"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
Bahkan Fohl dan Atla terkejut dengan keadaan yang tidak terduga. Musuh tidak menunjukkan tanda-tanda mundur, meskipun jumlah kami meningkat pesat. Mereka bertukar pandang diam-diam.
“Anak perempuan dari orang yang meninggalkan haknya untuk Kaisar Surgawi! Kau telah memperjelas niatmu pada kami! Kami akan melakukan segala upaya untuk menggagalkanmu mengambil alih hal itu! Persiapkan dirimu!"
"Apa?!"
Apa artinya itu? Aku memandang Raphtalia.
"Apa yang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak tahu! " Raphtalia berseru.
“Naofumi kecil, Raphtalia kecil, sudah terlambat. Mereka tidak akan mendengarkan kita. "
Sadeena menyipitkan matanya. Dia memancarkan aura niat membunuh saat dia mengarahkan tombaknya ke kelompok musuh yang tampak seperti ninja yang tiba-tiba muncul.
Apa yang sedang terjadi? Ada beberapa therianthrop paus pembunuh yang sangat mirip Sadeena bercampur di antara mereka. Tiba-tiba aku ingat apa yang dikatakan Sadeena baru-baru ini. Perasaanku benar-benar buruk.
"Apa maksudmu?" Aku bertanya padanya.
"Dengar, Naofumi kecil. Pakaian yang kau pakaikan ke Raphtalia kecil — yang kau sebut pakaian miko — adalah penyebab utamanya. Kau mengerti, kan?”
Aku punya gambaran bagus tentang apa yang Sadeena maksud, menilai dari bagaimana dia bereaksi. Aku tidak tahu hanya dengan mengenakan pakaian akan menyebabkan dirimu disergap, tapi dengan apa yang dia katakan padaku, aku menganggap itu ada hubungannya dengan kelahiran Raphtalia.
"Pakaian itu memiliki arti khusus dalam kasus Raphtalia kecil."
"Aku bisa menduganya. Tapi aku ingin tahu alasannya.”
“Apa itu pemegang elemen spirit? Izin untuk mengeluarkan senjata penghakiman yang diberikan! Dan kau! Urus mantan pendeta miko naga air!” teriak salah satu musuh.
"Ya!"
Ada banyak suara ‘klik’ dan ... Apa itu? Musuh mengeluarkan senjata aneh yang diselimuti energi yang menyerupai api pucat. Musuh menyiapkan diri untuk menyerang.
“Kurasa kita tidak punya waktu untuk menjelaskan. Kita harus melawan mereka untuk saat ini,” kataku.
Kelompok paus pembunuh yang tampak seperti Sadeena beraksi. Sebelum Sadeena bahkan bisa bergerak, mereka menerjangnya dengan kecepatan penuh dan menusukkan tombak mereka padanya, membuatnya terhempas ke udara. Mereka pasti menusuk dengan sangat kuat, karena Sadeena terlempar tinggi ke udara, ke arah tebing. Musuh melompat kearahnya dan menempel ke tubuhnya dalam serangan seperti serangan bunuh diri. Mereka semua berguling-guling bersama dari atas tebing dan jauh ke laut.
"Sadeena!" Raphtalia menjerit.
Seolah-olah menanggapi teriakannya, musuh mengangkat senjata mereka tinggi-tinggi ke udara.
"Haaaaah!"
Penyerang pertama mengayunkan palu perang, dan aku melangkah maju untuk memblokirnya. Dia sangat cepat. Hampir secepat Sadeena ketika kami bertarung dengannya di Zeltoble, setelah dia menjadi serius. Aku harus berhati-hati terhadap serangan berbasis pertahanan dan serangan yang mengabaikan pertahanan. Tapi aku tidak tahu apakah musuh bisa menggunakan keduanya, jadi aku memutuskan untuk memblokir serangan dengan Shooting Star Shield. Ada suara retak keras, dan palu perang itu menghancurkan penghalang semudah itu, layaknya lapisan luar es krim coklat.
Apakah ini lelucon? Apakah semudah itu menghancurkan Shooting Star Shieldku? Aku bisa mengerti jika itu adalah Naga Iblis atau pahlawan lain, tapi mereka hanya orang normal, sejauh yang aku tahu. Tetapi ada hal yang berbeda saat penghalang dihancurkan. Aku tidak yakin bagaimana menggambarkannya. Itu seperti menghilang, seperti penghalang telah dibatalkan.
"Ugh!"
Aku memblokir ayunan musuh ke samping dengan perisaiku, dan aku merasakan hantaman besar melewati perisai menuju ke arah lenganku.
Aku tidak mendapatkan damage. Itu bukan serangan berbasis pertahanan atau serangan yang mengabaikan pertahanan. Namun itu dengan mudah menghancurkan Shooting Star Shieldku. Selain itu, aku mengenakan Demon Dragon Shield dan efek serangan balik belum diaktifkan. Aksesori yang aku berikan pada perisaiku baru-baru ini juga tidak bereaksi. Tidak ada efek perisaiku yang berfungsi.
"Tuan. Naofumi! "
Musuh lain menyerang Raphtalia di belakangku.
Sial!
"Dritte Shield!"
Aku mengeluarkan perisai ketigaku untuk melindunginya.
"Tidak berguna."
Musuh yang telah menyerang Raphtalia menggunakan dagger pemecah pedang. Seperti yang diharapkan, musuh memotong perisai yang aku panggil dengan mudah.
Aku telah mempelajari cara menggunakan dragon vein, dan aku bisa merasakan kalau aku menjadi semakin sensitif terhadap sihir baru-baru ini. Tentunya aku akan dapat mengetahui apakah statistikku berkurang karena sihir. Aku melihat statistikku dengan cepat, hanya untuk memastikan. Tampaknya tidak ada sihir debuff yang sedang aktif. Apakah itu berarti musuh telah melampaui pertahananku dengan kekuatan murni? Tapi statistik kami lebih tinggi dari statistik mereka.
"Kita harus melindungi bubba!"
"Tunggu! Hati-hati!" Aku berteriak.
Keel dan yang lainnya tidak memedulikan peringatanku dan bergegas menuju ke medan pertempuran. Apa aku akan berakhir dengan penduduk desa mati di tanganku ?! Pikiran itu terlintas di benakku, tapi mereka sebenarnya berkoordinasi dan bermanuver dengan baik. Namun pertahanan mereka lemah. Dalam hal ini, aku hanya akan melemparkan Zweite Aura untuk mengurangi kerusakan yang mungkin mereka terima.
Tampaknya ada beberapa petarung yang sangat terampil bercampur di antara musuh, tapi kami Punya jumlah lebih banyak dari mereka dan mereka tampaknya sedang berjuang. Tapi ada perbedaan yang mendasar. Keel dan yang lainnya bertarung dengan senjata biasa.
“Naofumi! Ugh ... "
Ren, Rishia, dan Itsuki mencoba bergabung dengan kami, tetapi musuh memblokir jalan mereka.
"Ren! Atau Itsuki! Backup kami! "
"Dimengerti!"
"Naofumi, lakukan yang terbaik untuk menahan ini!" Ren dan Itsuki sama-sama melepaskan Skill mereka.
"Hundred Sword!"
"Arrow Rain!"
Ketika mereka melakukannya, aku mendorong musuh mundur dan mengangkat perisaiku ke udara.
"Shooting Star Shield!"
Aku menghasilkan penghalang dan bekerja keras untuk melindungi Raphtalia dan yang lainnya dari serangan backup Ren dan Itsuki.
"Ugh ..."
Musuh-musuh yang mengelilingiku mengerang, dan kemudian pergi untuk menghabisi Skill Ren dan Itsuki dari udara dengan senjata mereka. Senjata apa itu?! Ada apa dengan musuh-musuh ini?! Bajingan!
"Kenapa kalian menyerang kami ?!" Ren menjerit marah.
Dia berhasil menebas musuh, tapi serangannya terlalu lemah. Tidak. Statistiknya jelas lebih tinggi, karena dia tampaknya sedikit mengalahkan mereka. Tapi itu seperti musuh memakai chainmail atau semacamnya. Bahkan jika pedang Ren melakukan kontak, sepertinya dia tidak bisa melampaui pertahanan mereka.
"Ada apa dengan mereka?"
"Lea ——— Spider Net!"
S'yne tiba-tiba muncul dan melemparkan benang laba-laba ke area itu. Musuh-musuh terperangah oleh serangan mendadak dan tersangkut di benang, memperlambat gerakan mereka. Itu terbukti merupakan kesalahan.
“Terima ini! Brave Blade! Crossing Mists!”
"Hiyaaa!"
"Ayo lakukan ini, Tuan Itsuki!"
"Baik."
Semua Petarung terbaik kami memanfaatkan celah singkat itu dan menyerang.
"Ugh ... Tapi kita tidak akan mundur!" teriak salah satu musuh.
"Armor mereka sangat keras!"
"Iya."
Raphtalia, Ren, dan Itsuki baru saja berhasil memotong armor dan chainmail musuh, tapi tidak satupun dari mereka yang berhasil menyebabkan luka fatal.
Koordinasi yang terampil dari musuh dan gerakan yang hampir supernatural, mereka juga yang membuat serangan mereka begitu efisien. Statistik kami mungkin lebih tinggi dari statistik mereka, tapi mereka mengalahkan kami dalam hal teknik.
"Ugh ..."
"Minta izin untuk menggunakan sakura stone of destiny!" teriak salah satu petarung.
“Kita tidak membawanya dalam operasi ini! Bersiaplah untuk mati secara terhormat jika kalian terdesak!” jawab yang lain.
"Ya!"
Kedengarannya mereka memiliki senjata rahasia lain. Tapi sekarang bukan waktunya untuk mengkhawatirkan tentang itu!
"Kau tidak diterima di sini!" Seru Atla.
Dia menangkap salah satu musuh yang lengah dan meninju dadanya.
"Ugh!"
Hah? Serangan Atla menghancurkan armor musuh. Tapi Ren dan Itsuki mengeluh karena tidak dapat menembus pertahanan musuh. Serangan Raphtalia, Ren, dan Itsuki tidak terlalu efektif. Dan skillku telah dihancurkan dengan mudah. Apa yang membuat kita sama?
Apakah karena kami semua adalah pahlawan?
Tapi ini bukan waktunya untuk merenungkan hal seperti itu. Kami perlu melakukan sesuatu dan kami perlu melakukannya dengan cepat. Musuh kami sangat terampil. Benang jaring S'yne telah terpotong-potong dan sudah tidak efektif. Apakah tidak ada cara untuk menyelesaikan ini dengan cepat?
"Raphtalia!"
Tenggelam atau berenang! Aku memandang Raphtalia dan memberi isyarat dengan mataku agar dia mulai memfokuskan pikirannya. Dia mengangguk. Aku menyandarkan punggungku dengannya dan mulai melafalkan mantra sambil terus berjaga-jaga terhadap serangan musuh di depan kami.
Kami hanya harus mencobanya dan berharap ini berhasil. Kami akan menggunakan sihir ilusi — spesialisasi Raphtalia — untuk mencoba membingungkan para musuh. Potongan-potongan puzzle muncul, mengambang, di depan mataku.
"Bisakah kau melakukan ini, Raphtalia?"
"Aku akan mencoba yang terbaik!"
Mantra yang aku buat sebagai dasar sihir kami bukanlah mantra aura. Itu adalah mantra pertahanan. Itu adalah jenis sihir pendukung yang telah ku pelajari sejak lama, tapi aku berhenti menggunakannya setelah aku mempelajari mantra aura. Karena itu adalah pertama kalinya dia melakukan sihir kooperatif, Raphtalia tampak agak ragu pada dirinya sendiri. Tapi dia pasti lebih cepat dariku, karena itu sudah cukup baik untuk seorang amatir.
“Dua kekuatan, pinjamkan kekuatanmu untuk membingungkan musuh dengan ilusi! Putar kembali benang nasib, dan ubah kekalahan mereka menjadi kemenangan!”
Bagus! Mantra itu berjalan dengan baik. Ada yang aneh, rasanya seperti kami dapat menggabungkan kekuatan kami lebih cepat daripada ketika aku melakukan sihir kooperatif dengan Sadeena. Tentu saja, fakta bahwa aku menggunakan mantra level rendah seperti ini mungkin ada hubungannya dengan itu. Apa pun itu, kami hanya harus terus mencoba!
Aku terus memblokir serangan musuh ketika kami membaca mantra. Semua pelatihan yang aku lakukan dengan Atla dan Raphtalia belakangan ini membuahkan hasil. Serangan ganas Atla didorong oleh naluri. Musuh-musuh ini terampil, tapi gerakan mereka adalah skill, yang membuat mereka mudah dihadapi.
Kami selesai memasang potongan-potongan puzzle untuk membentuk Sihir.
"Dragon vein! Dengarkan permohonan kami! Sebagai sumber kekuatanmu, kami memohon padamu! Biarkan kebenaran terungkap sekali lagi! Tunjukkan pada musuh kita ilusi untuk membingungkan mereka!”
"Bentuk dari Kehampaan!"
Ikon target muncul di layarku. Mantra itu ditetapkan untuk digunakan pada semua orang yang aku kenal sebagai musuh. Tanpa ragu-ragu, aku menyelesaikan mantera dan melantunkan mantera. Ada letupan keras, dan sihir yang Raphtalia dan aku berikan berpengaruh pada setiap musuh di sana!
"Haaaa!"
Serangan sengit musuh mulai tidak mengenai kami, dan mereka mulai bergerak ke semua arah yang salah. Sulit untuk mengatakannya, tapi sepertinya ilusi kami melakukan perlawanan yang bagus.
"A ... apa yang terjadi ?!"
“Kami melakukan sihir kooperatif. Bajingan ini akan penuh dengan celah sesaat! "
“Tampaknya kita berhasil menciptakan kebingungan indranya dengan ilusi. Tapi berhati-hatilah! Aku yakin kau menyadari hal ini, tapi menyerang mereka akan membatalkan efeknya. Mereka akan mengetahui apa yang terjadi segera! "
"Lalu apa yang harus kita lakukan ?!"
“Efeknya tidak akan bertahan lama. Dalam hal itu…"
Raphtalia mengambil kuda-kuda yang pernah kulihat sebelumnya.
“Tampaknya mereka memiliki semacam perlawanan kuat terhadap Skill senjata kita. Aku yakin kalau Tuan Naofumi dan para pahlawan lainnya telah menyadarinya,” katanya.
"Ya."
"Kami juga membutuhkan kekuatanmu, Ren dan Itsuki. Kita perlu memanfaatkan sepenuhnya kesempatan ini!”
"Oke!"
"Baik."
"Fehhh ..."
"Jangan sia-siakan kesempatan ini," kataku pada mereka.
Aku mulai melemparkan aura pada kami sebanyak mungkin, dimulai dengan para petarung terkuat. Mungkin butuh kurang dari satu menit. Raphtalia selesai mengisi ulang kekuatan sihirnya dan memberi semua orang sinyal untuk menyerang.
"Shooting Star Sword!"
"Eagle Piercing Shot!"
Ren dan Itsuki memimpin serangan, dan semua orang menindaklanjuti dengan skill terkuat dan teknik paling kuat mereka. Atla memberikan pukulan berat ke dada lawannya dengan tinjunya. Tapi musuh segera mengambil sikap bertahan, mungkin karena mereka merasakan hawa permusuhan Atla, atau hasil dari pengalaman tempur.
“Ini dia! Hiyaaaaa!”
Bilah katana Raphtalia mulai bersinar dan dia melepaskan sesuatu yang bukan skill senjata. Itu adalah serangan yang akan meluas ke seluruh area.
"Eight Trigrams Blade of Destiny!"
Itu adalah serangan kilat dengan momentum yang luar biasa, tapi semua orang pasti tahu itu akan datang, karena kita semua berjongkok dan menghindari serangan itu. Jejak cahaya melesat dan langsung menuju ke hampir semua musuh yang berdiri di sana kebingungan. Pola yin-yang muncul di udara sebentar, dan kemudian musuh semua terhempas ke udara.
"Gaaaahhhh!"
Serangan mendadak melumpuhkan semua musuh sekaligus.
“Serangan yang menggabungkan kekuatan sihir dan kekuatan kehidupan, begitu. Seperti yang diharapkan dari orang yang menyebut dirinya pedang Tuan Naofumi. Tapi aku tidak akan kalah darimu!”
Setelah menambahkan komentarnya, Atla menaiki salah satu musuh yang terjatuh dan mengangkat tangannya ke udara untuk menandai kemenangan kami. Dan pada waktu yang sama. Beberapa petir besar menghujani pantai dan Sadeena meledak keluar dari air.
"Ara, ara. Jika kau berpikir hanya itu yang diperlukan untuk menghentikanku, kalian keliru.”
"Orang-orang ini sangat kuat!"
Keel menyodok salah satu musuh yang terjatuh dengan sarung pedang pendeknya.
"Oh? Apakah Kau melindungi semua orang, Naofumi kecil? "
"Kurasa kau bisa mengatakan itu. Sebenarnya, Raphtalia yang menghabisi mereka.”
"Ya! Itu tadi Menakjubkan."
"Iya. Ngomong-ngomong, senjata dan Skill kami Kelihatannya tidak efektif pada orang-orang ini. Apa yang terjadi? " tanya Itsuki.
Dia masih bersikap ragu-ragu seperti biasa.
"Akan menyenangkan jika kita bisa membuat salah satu dari mereka berbicara," kataku.
Aku menendang salah satu musuh yang terjatuh. Matanya terbuka dan dia mulai bangkit, tapi aku menginjaknya kembali ke tanah dan menjepitnya dengan kakiku.
“Kau sadar pertarungannya sudah berakhir, kan? Sekarang saatnya membuatmu berbicara!”
"Ha! Kami tidak akan memberi tahumu apa pun! "
Segera setelah dia selesai berbicara, cahaya mulai keluar dari tubuhnya dan tubuh semua musuh di sekitarnya.
“Anak perempuan dari orang yang meninggalkan haknya untuk Kaisar Surgawi! Kami telah mencatat deklarasi perangmu. Utusan telah dikirim untuk memberi tahu orang-orang kami. Pembunuh kami tidak akan pernah berhenti mendatangimu. Hari-harimu yang damai dan tenang telah berakhir! Hahahaha!"
"Naofumi kecil!"
"Semuanya, Mundur!"
"Kemuliaan bagi Kaisar Surgawi!"
Aku memberi perintah dan kami semua menjauh dari para musuh. Ketika kami mundur, tubuh musuh meledak dan terbang berhamburan ke udara.
“Mereka meledakkan diri mereka sendiri begitu kalah? Apa-apaan ini?"
Ada banyak mayat di seluruh tempat dan berbau darah. Bau seperti bubuk mesiu juga tercium. Siapa yang akan membereskan ini?! Sial! Dan yang terpenting, sekarang beberapa bangunan kami terbakar.
“Sekarang, cepatlah matikan api itu! Lakukan apa yang kalian bisa untuk meminimalkan kerusakan! "
Pertempuran berakhir. Kami pergi memadamkan api dan kemudian berkumpul kembali.
Untungnya, kami berhasil memadamkan semua kebakaran dengan cepat. Bagaimanapun juga, camping plant adalah tanaman, dan tidak terbakar dengan mudah. Bahkan jika bangunan camping plant dihancurkan, menggantinya juga cukup simpel. Aku berpikir tentang betapa hebatnya tanaman ini...
"Ini ... senjata ini adalah ..."
Pak tua dari toko senjata itu kehilangan kata-kata. Dia sedang melihat salah satu senjata yang digunakan musuh. Itu telah hancur oleh ledakan bom bunuh diri.
"Apa itu?"
“Umm, sudahlah. Tidak apa."
"Kau yakin?"
Dia bertingkah aneh. Tetapi dia tidak ingin melanjutkannya, jadi aku tidak mendorong masalah.
"Maaf kau terjebak dalam kekacauan seperti ini pada malam ketika kau akhirnya datang untuk mengunjungi desa."
Pak tua itu telah bertarung dengan baik dalam jarak yang cukup dekat dari tempat kami berada. Tapi dia lebih layak kuberikan permintaan maaf daripada terima kasihku.
"Jangan khawatir. Ngomong-ngomong, nak, apa kau keberatan jika aku menggunakan senjata ini dan melakukan beberapa gerakan?”
"Hah? Oh, tentu saja. Senjata-senjata itu memiliki beberapa kemampuan aneh, jadi alangkah baiknya jika Kau bisa menemukan sesuatu.”
Mereka luar biasa efektif melawan kami para pahlawan. Akan lebih bagus jika pak tua itu bisa mempelajari senjata itu dan mencari tahu alasannya. Aku menaruh harapan tinggi.
“Oke, Sadeena. Maukah kau menjelaskan sekarang? "
"Kurasa aku harus. Kita terganggu ketika aku mencoba menjelaskan sebelumnya. Sepertinya aku tidak akan bisa merahasiakannya lagi.”
Sadeena kembali ke bentuk demi-humannya sekarang. Dia mengangkat bahu dengan pasrah dan mulai menjelaskan.
“Aku menyimpan rahasia ini sampai sekarang, Raphtalia kecil. Di negara tertentu, Kau setara dengan keluarga kerajaan di Melromarc.”
"Hah?!"
Raphtalia menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
"Apa itu benar? Dan dia salah satu anggota party Naofumi," gumam Ren.
"Benar-benar kejutan. Ini kejutan, bukan? Rishia? " Itsuki bertanya.
"Ya, kurasa begitu, Tuan Itsuki."
Semua orang di sekitar kami mulai berbisik.
"Tidak perlu heran," kata Atla.
Apa yang dia maksud? Apakah dia merasakan semacam tanda kebangsawanan pada Raphtalia atau semacamnya?
“Raphtalia adalah penghalang yang membuatku tidak dapat memiliki Tuan Naofumi untuk diriku sendiri. Tidak ada yang berubah dari itu.”
Beberapa orang menggelengkan kepala karena tak percaya. Aku melakukan hal yang sama.
"Kau tidak tergoyahkan," kataku.
Setelah aku memikirkannya, Fohl dan Atla berhubungan dengan Sampah, dan mereka memiliki ikatan darah dengan mantan pemimpin Siltvelt. Mereka pada dasarnya juga keluarga kerajaan.
"Kembali ke topik. Jadi apa hubungannya pakaian miko dengan semua itu?” Aku bertanya.
Sadeena memiliki ekspresi bermasalah di wajahnya. Dia menatap Raphtalia, yang masih mengenakan pakaian miko. Setelah beberapa saat, dia menyisir rambutnya dengan jari dan menatapku.
“Yah, orang-orang yang baru saja kita lawan menyebut Kaisar surgawi, bukan? Pikirkan dia sebagai raja."
"OK, aku mengerti."
"Pakaian yang kau sebut pakaian miko, di negara asal orang tua Raphtalia - Q'ten Lo - itu adalah pakaian yang hanya boleh dikenakan oleh Ratu Surgawi."
Oh, jadi begitu. Ren, Itsuki, Rishia, Atla, Fohl, dan hampir semua orang di sana sepertinya mulai mengerti.
“Dengan kata lain, bahkan dari perspektif garis keturunan, itu wajar bila pakaian miko akan terlihat sangat cocok padanya. Dan mengenakannya akan menandakan bahwa dia adalah penguasa negara,” kataku.
"Benar."
"Dan ayah Raphtalia tidak ingin menjadi raja, jadi dia meninggalkan status kerajaannya, kawin lari, dan datang ke Melromarc," aku melanjutkan.
Sadeena terus mengangguk.
“Jadi dalam pandangan mereka, Raphtalia adalah bawahan dari Pahlawan Perisai, juga dikenal sebagai dewa para Demi-human dan dia pergi di beberapa daerah terpencil dengan mengenakan pakaian kerajaan mereka. Jelas seperti dia berniat naik takhta. Itu deklarasi perang. Dia harus dibunuh. Apakah benar? "
“Naofumi kecil, kau benar-benar tajam. Aku terkesan!"
“Ini jelas sekali! Dan begitu pesan tersebut sampai ke negara itu, mereka akan terus mengirim pembunuh!" Aku berteriak.
Ayolah! Kenapa aku harus selalu dibanjiri masalah menjengkelkan seperti ini ?! Tepat ketika aku akhirnya berhasil membuat Ren, Itsuki, dan Motoyasu menerapkan metode peningkatan kekuatan! Yah, Motoyasu hilang, tapi tetap saja ... Aku ingin cepat-cepat mengurus efek kutukan para pahlawan dan bertemu dengan pahlawan tujuh bintang, tapi kemudian ini terjadi! Beri aku istirahat!
“Aku pikir itu tidak akan menjadi masalah selama kita tidak memprovokasi mereka. Aku tidak pernah membayangkan kau akan menyuruh Raphtalia berpakaian seperti itu. "
Ugh ... Kenapa semuanya harus berubah seperti ini? Aku hanya ingin menikmati pemandangan putri kecilku yang lucu berpakaian bagus! Sial!
“Sadeena, aku melihatmu menatap sudut-sudut di sekitar desa sebelumnya. Itu karena kau bisa merasakan mereka bersembunyi di sana, bukan?”
“Ya, benar. Mereka menggunakan teknik penyembunyian unik mereka sendiri yang sulit untuk dideteksi, bahkan olehku sendiri. "
"Berapa lama mereka mengawasi kita?"
Ada sedikit ekspresi muram di matanya ketika dia menjawab.
"Sejak orang tua Raphtalia kecil meninggalkan negara itu."
"Oh benarkah?"
Dengan kata lain, itu berarti bahwa musuh yang baru saja kita lawan telah menyaksikan desa diserang selama gelombang. Mereka menyaksikannya kehancuran desa itu, dan mereka menyaksikan orang tua Raphtalia mati. Mereka hanya terdiam dan menyaksikan Raphtalia yang hampir mati, dan mereka hanya melihat saat ia menderita sebagai budak. Selama itu, mereka hanya mengamati, diam-diam, dan bahkan tidak pernah mencoba membantu.
Pada dasarnya, mereka sama sekali tidak tertarik pada apa pun selain masalah keluarga kerajaan mereka. Mereka tidak peduli jika Raphtalia merasa sedih atas kehilangan orang tuanya. Mereka tidak peduli jika dia menjadi budak dan dicambuk. Dan mereka tidak peduli dengan kesulitan yang tak terhitung jumlahnya yang dia lalui berkat diriku.
Persetan dengan Kaisar Surgawi! Mereka benar-benar berani menyerukan tentang kaisar mereka sementara mengabaikan saudara mereka sendiri menderita. Fakta bahwa mereka terus mengawasi kami selama ini hanya membuatku merasa lebih kesal!
"Muhaha ... muuuuhahahaha!" Kesabaranku telah habis.
“Tuan …… Naofumi? Umm ... "
“Mereka sangat berani. Jika mereka ingin menyerang tempatku dan mencoba membunuh Raphtalia, maka aku hanya harus membuat mereka membayarnya. Sadeena, Kau mengatakan padaku kalau aku harus siap untuk menghancurkan suatu negara, kan? Kenapa tidak? Aku akan melakukan itu. Aku akan pergi ke negara itu dan aku akan menghancurkannya dengan kedua tanganku sendiri!”
"Astaga!"
Kenapa dia menatapku sambil terpesona seperti itu?
"Kau benar-benar akan pergi?" tanya Ren. Aku mengangguk dengan tegas.
"Pasti. Aku benar-benar benci sampah seperti itu. Kau mengerti itu, kan?”
"Ya. kurasa. Jika mereka akan menyerang kita, maka kita harus segera membalas. Aku tidak bisa membayangkan hal baik apapun jika kita mengabaikan masalah ini. "
"Satu-satunya alasan semua ini terjadi adalah karena kau meminta Raphtalia memakai miko itu— hmrgm!"
Aku memelototi Itsuki dan Raphtalia dengan cepat menutup mulutnya dengan tangannya. Hmph. Aku memiliki target yang jelas untuk kemarahanku untuk saat ini, jadi aku akan membiarkannya. Sebagai gantinya, aku berharap dia menjadi lebih kuat sehingga dia bisa membantuku membuat bajingan itu membayarnya.
Aku memandang Raphtalia. Dia membungkuk dan tampak kecewa.
"Kau menentang ini?" Aku bertanya padanya.
"Tidak. Aku pikir kita tidak punya pilihan jika mereka akan terus datang. Hanya saja ... aku minta maaf. "
“Jangan berkata seperti itu. Jika ini adalah rintangan yang menghalangiku untuk bisa melihatmumu mengenakan pakaian miko, maka mengatasinya adalah satu-satunya pilihan. Jika kita tidak bisa melewati rintangan, maka kita akan menghancurkannya dengan cepat!”
Benar. Jika bajingan itu akan menyerang desa yang kubangun, maka melawan balik adalah satu-satunya pilihanku. Ini adalah pertempuran yang tidak bisa dihindari. Aku tidak akan duduk, takut, menunggu musuh datang. Aku akan melawan mereka! Tidak, hanya melawan saja tidak cukup. Ini akan menjadi perang habis-habisan!
“Sekarang sudah diputuskan, mari kita langsung bekerja. Sadeena, beri tahu kami lokasi musuh.”
"Tentu!"
Maka aku memutuskan untuk menyerang Q'ten Lo, negara terisolasi yang memiliki ikatan dengan kelahiran Raphtalia.
Note:
Volume 13 is coming~
0 komentar:
Posting Komentar