Jumat, 12 Juni 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 129. Status Sosial

Chapter 129. Status Sosial


“Bisakah kau menghadiahkanku sebuah wilayah?”

“Wilayah? Itu tidak masalah, tapi bisakah kau menjelaskan alasanmu? Aku pikir Iwatani-sama tidak peduli dengan keadaan di dunia ini.”

“Aku paham bahwa permintaanku mungkin sedikit berlebihan.”

Tinggal dikota yang sama dengan para tentara adalah sesuatu yang aku ingin hindari….
Sang Ratu mungkin memahami ini.

“Ketika kami berada didalam Reiki, aku menyadari sesuatu. Terus terang saja, tentara dunia ini lemah. Jika aku tidak melakukan sesuatu, kami tidak akan bisa mengurangi jumlah korban selama gelombang berlangsung.”
“Kau Baji-”

Yang berbicara tadi adalah seorang komandan, tetapi komandan lain disekitarnya menahannya.
Aku tahu kalau ini akan terjadi. Itulah kenapa aku ingin tetap diam.

“Iwatani-sama sudah membuat analisis yang rasional, mari kita dengarkan dia.”
“Kami juga punya kesaksian dari beberapa tentara. Menurut mereka, rekan Hero Perisai mempunyai kekuatan manusia super dan menguasainya dengan baik. Dibandingkan dengan itu, kami…..”

Para pimpinan lain menganggukkan kepala mereka dan tidak mengatakan apa-apa.
Aku telah bekerja dengan berbagai macam cabang militer, termasuk petarung, penyihir dan assassin. Ini adalah analisisku tentang mereka sejauh ini.

“Aku akan mengakui bahwa jika tentara tidak disini, kami akan dihancurkan oleh Reiki itu. Tetapi itulah sebabnya.”
“Muu…”

Komandan yang berbicara mengeluarkan suara kekalahan dan duduk kembali.
Orang-orang ini menyebalkan karena kesombongannya, tetapi mereka bisa cukup mudah ditangani.

“Ketika aku bilang mereka lemah, aku berbicara mengenai keseluruhan kekuatan serangan tentara. Karena kita tidak membangun hubungan yang kuat antara Reiki dan gelombang, ada kemungkinan kalau musuh yang lebih kuat akan muncul selama gelombang. Itulah kenapa aku ingin meningkatkan kekuatan tempur untuk memerangi bencana ini. Aku juga membutuhkan uang, tetapi itu poin kedua. Untuk sekarang, aku ingin wilayah untuk membuat pangkalan.”

“Aku mengerti alasan Iwatani-sama. Kita juga belum memberi dia hadiah atas usahanya, jadi aku pikir itu akan menjadi kesempatan yang bagus.”
“Kalau begitu negaraku bisa-!”
“Tidak, negaraku akan-!”
“Maafkan aku, tapi aku sudah memutuskan lokasinya. Aku mengerti apa yang coba kalian katakan dan aku sangat berterimakasih, tapi aku harus meminta kalian untuk mundur sekarang.”

Akan bermasalah jika membangun pangkalan di negara yang tidak kuketahui dengan benar.
Dan juga, kota kalian baru saja dihancurkan oleh Reiki. Orang-orang kalian masih menderita.
Ini bukan waktu untuk kalian memberikan uang, wilayah atau tenaga.

“Seseorang tolong ambilkan peta.”

Sang Ratu mengambil peta dari Shadow dan membentangkannya di meja.

“…Aku menyarankan untuk membangunnya didekat Kota Kastil, tetapi dimana lokasi yang diinginkan Iwatani-sama?”
“Disini.”

Tanpa ragu, aku menunjukk tempat di dekat pelabuhan yang pernah kita kunjungi untuk menuju ke Cal Mira. Itu daerah pinggiran pantai.

“…!”

Raphtalia mengeluarkan ekspresi terkejudnya, tetapi dia tidak mengatakan apapun.

“Aku mengerti… Wilayah itu adalah tempat terjadinya gelombang pertama. Itu memakan banyak korban dan sekarang diabaikan. Apakah itu tidak masalah untukmu?”

“Lagipula aku berencana memulainya dari awal. Selain dekat dengan Kastil, aku pikir pilihan terbaik adalah yang sesuai dengan keinginanku.”

“Aku mengerti. Tetapi jika kau menginginkan sebuah wilayah, aku harus menghadiahkanmu dengan semacam gelar bangsawan juga.”

“Aku berencana untuk kembali ke duniaku setelah ini. Aku tidak berpikir aku membutuhkan gelar permanen atau semacamnya.”
“Aku akan menghadiahkan wilayah ini padamu bersama dengan gelar Count.”
“Hei…”

Jika aku menjadi count, aku harus berurusan dengan hal-hal bermasalah seperti sengketa wilayah dan warisan.

Jika ini adalah light novel, bukankah aku harus memulai jalanku dari ksatria?
Aku tahu tentang hirarki bangsawan dari manga yang aku baca dulu.
Meski manga itu bersetting di masa sekarang bukannya abad pertengahan.

Duke, Marquis, Count, Viscount, Baron.

Itu adalah tingkatan lima gelar bangsawan, dan semakin tinggi gelarnya, semakin tinggi pula kehormatan yang kau dapat.
Jabatan dapat berdasarkan dari keturunan keluarga atau kepemilikan wilayah. Di duniaku… di Eropa, kebangsawanan ditentukan oleh seberapa banyak wilayah yang mereka atur…

Aku kira begitu.

Ini melahirkan berbagai penaklukkan wilayah dan banyak bangsawan baru muncul.
Dan banyak orang yang mengatur wilayah lebih dari seribu hektar.
Tetapi aku tidak tahu jika itu berlaku disini pula.

"Iwatani-sama mungkin akan memiliki anak dalam waktu dekat, jadi kita harus mempersiapkan untuk hal itu."
"Tidak mungkin."

Niatnya terungkap begitu saja.
Apakah kau sangat ingin aku menikahi Melty?

"Terserahlah. Jika benar-benar diperlukan, aku akan menerima gelar count."
"Tolong tunggu sebentar, ada upacara yang harus kita lalui untuk menganugerahkan gelar itu padamu."
"Kedengarannya merepotkan."
"Bagaimanapun juga, kau sudah benar-benar membantu kami akhir-akhir ini. Aku ingin kau menerima dengan benar gelar sebagai hadiah atas kerja kerasmu."

Aku pikir jika seorang hero mengalahkan monster dengan kemampuan seperti itu, maka memberikan uang saja tidak akan cukup.
Monster itu juga telah membunuh banyak orang.

"Dan aku tidak sabar melihat perubahan yang terjadi di negara ini. Jika Hero Perisai yang dipuja oleh demi-human menjadi bangsawan di Melomarc yang didominasi oleh manusia... Aku telah mengatakannya padamu, bukan? Tentang orang yang berbakat di negara ini."
"Hm?"

Sekarang setelah aku memikirkan tentang itu, ketika pemerintahan terror sampah berakhir aku mendengar tentang hal itu. Ada orang berbakat di negara ini yang telah mati dalam serangan gelombang.

Dia membantu memfasilitasi hubungan antara manusia dan demi-human.
Raphtalia demi-human Tanuki tinggal di negara yang kebanyakan populasinya adalah demi-human.
Aku mengerti, wilayah yang aku minta sebelumnya adalah milik orang itu?

"Wilayah yang Iwatani-sama minta adalah milik orang itu. Dia cukup terkenal dan dipercaya oleh orang-orang."

... Sang Ratu seperti membaca pikiranku.
Berbagai pemimpin mendengarkan percakapan kami dengan saksama.

"Ini akan menciptakan banyak rumor, entah baik atau buruk. Baiklah, aku akan memberikan wilayahnya kepadamu."
"Jangan berharap terlalu banyak."
"Kalau begitu sekarang, tolong datang ke ruang tahta untuk upacara pengesahan."
"Baiklah."

Kami diarahkan ke ruang tahta.
Ratu mengulurkan pedang upacara kepadaku.

Jika tidak memiliki niat untuk menggunakannya, sistem tidak akan memberiku peringatan, jadi mungkin baik-baik saja.

Sebelum sampai di ruang tahta, aku menerima beberapa petunjuk dari Shadow.
Aku harus menarik pedang dan mempersembahkannya kepada Ratu, setelah dimana dia menyetuh kedua bahuku dengan itu dan menganugerahkan gelar padaku.

"Hero Perisai, Iwatani Naofumi, telah datang!"

Penjaga Kastil memainkan instrumen yang mengingatkan kita pada terompet.

Berisik. Menyebalkan.

Aku dengan percaya diri melangkah menuju ke arah ratu, yang berdiri didepan tahta.
Aku mengambil posisi menunduk dan merendahkan kepalaku, sambil mencabut pedang dan mempersembahkannya kepada sang ratu.
Ratu memegang pangkal pedang, dan dengan pelan menyentuhkan kedua sisi bahuku dengan itu.

"Hero, atas upaya gigihmu, negaraku akan menganugerahkan kepadamu gelar count."

Dan Ratu mengembalikan pedangnya padaku.

"Kami mengharapkan hal yang luar biasa darimu."

Aku mengembalikan pedang ke sarungnya dan berdiri.

"Sudah selesai. Seharusnya perayaannya lebih mewah dari ini."
"Tidak perlu. Itu akan menyusahkan."
"Aku sudah mengira kau akan berkata demikian. Bagaimanapun juga, rakyat membutuhkan semacam perayaan untuk memperkenalkan otoritas baru yang kau peroleh."
"Aku mengerti."

Dengan ini, kupikir aku tidak bisa berjalan-jalan di Kota Kastil lagi.
Apakah itu Hero Perisai? Ya, itu orangnya.
Hmm... Seperti yang rumor katakan, dia terlihat seperti penjahat.

...

Adalah hal yang sudah biasa aku dengar.
Ah! Hero Perisai! Yang mengalahkan monster dan menyelamatkan kita semua!?

...

Orang menunjuk padaku dan berteriak. Sekarang akan sulit untuk berkeliaran dengan alasan yang berbeda.
Bukannya aku tidak ingin terkenal, tapi hal itu sendiri menakutkan.

"Sekarang, aku akan berbicara kepada perwakilan negara lain sebentar. Jika sesuatu terjadi, tolong izinkan aku untuk membantu."

...Ah, dia disana.
Dia memandang kearahku dengan ekspresi kesal.
Apakah dia berada dalam pengawasan, sehingga dia tidak bisa mendekatiku?
Saat aku memikirkannya... Aku menyadari dia menggunakan kerah leher.

“___!”

Kapanpun dia mencoba untuk berbicara, kerahnya nampak bersinar.
Dan juga mengencang dengan cepat. Bisakah aku tertawa?
Kupikir aku akan tertawa.

“_______!!”

Dia terlihat geram.
Tetapi kerah membungkamnya ketika dia mencoba untuk berteriak.
Aku memberikan senyuman sinis.

"Naofumi-sama...?"

Raphtalia berkata dengan nada tegas.

"Maksudku, bagaimana bisa aku tidak tertawa? Lihatlah dia."
"Lagipula, aku juga punya banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Aku mengerti, tapi hari ini aku lelah. Ayo kembali ke ruangan kita dan istirahat." Ketika aku bangun hari ini, itu sudah lewat tengah hari. Hari-hari berlalu begitu cepat.

"Sampai jumpa, Sampah dunia. Keadaan anak jalangmu masib tidak jelas, dan hero lain juga belum ditemukan. Kau akan selamanya diingat sebagai Raja Bodoh yang mengantarkan 3 dari 4 hero pada kematiannya. Terdengar bagus untukmu, kau akan terkenal."

“_______!!!!”

Sampah menunjukkan padaku dan mencoba untuk mendekat ke arah kami ketika kami meninggalkan ruang tahta.

Tetapi tentara yang disekitarnya berhasil menahannya.
Dia bahkan tidak bisa berbicara padaku lagi. Sang Ratu melakukan pekerjaan yang bagus.

Apakah pria itu benar-benar salah satu dari Tujuh Hero Bintang? Itu pasti kebohongan.




TL: Fujiwara-Sama
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar