Selasa, 30 Juni 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 13 : Chapter 4 - Perisai Beast King

Volume 13
Chapter 4 - Perisai Beast King


“Ini sepertinya lebih mirip kamar tidur keluarga kerajaan daripada kamar tamu,” gumamku.

Werner telah membawa kami ke sebuah ruangan besar yang disiapkan khusus untukku. Aku berada di lantai paling atas kastil dan memiliki teras dengan pemandangan yang menakjubkan.

Aku mendapat kesan bahwa ruangan yang telah disiapkan untuk Raphtalia dan yang lainnya adalah sesuatu seperti ruang tunggu yang ditujukan untuk para pelayan — memungkinkan mereka dengan cepat berlari ketika seorang anggota keluarga kerajaan memanggil. Tidak ada yang lain selain tempat tidur di kamar, seperti itu hanya dimaksudkan untuk tidur siang atau semacamnya. Seharusnya ada kamar lain yang tersedia, tetapi lokasinya lebih jauh.

“Ya…. Sepertinya memang begitu,” jawab Raphtalia berbisik. 

Dia dengan hati-hati memeriksa bagian dalam ruangan. 

“Tentunya kamar ini bisa menampung beberapa orang,” kataku.

“Saya khawatir kami tidak bisa melakukan hal tersebut. Saya harap rekan-rekanmu mengerti,” jawab Werner.

Dia berbicara dengan rendah hati yang menyulitkan siapa pun untuk berdebat. 

“Kami mengerti, tapi…” Raphtalia bergumam.

“Selama kita bisa tinggal di kamar yang berdekatan, itu tidak masalah!” Seru Atla.

“Atla!” Bentakku.

“Tempat tidurnya terlihat sangat lembut! Huh? Aku tidak berbohong?” Filo bertanya.

Dia mencoba untuk naik ke tempat tidur, tetapi beberapa wanita yang tampak seperti pelayan telah menghentikannya. Suasana di dalam ruangan semakin tegang. Sepertinya Siltvelt akan benar-benar membuatku sakit kepala.

“Nah, izinkan saya untuk membawa Anda semua ke kamar kalian. Silakan ikuti saya,” Kata Werner.

Aku mencoba untuk pergi dengan mereka tetapi dihentikan oleh salah satu pelayan.

“Silakan tinggal disini dan istirahatlah, Pahlawan Perisai. Anda akan memiliki pertemuan dengan para pemimpin segera. Setelah itu kita akan mengadakan pesta di malam hari, selanjutnya mandi, dan setelah itu waktunya tidur,” kata pelayan itu.

“Oke, dan kapan aku bisa mendapatkan waktu luang?” Aku bertanya. 

“Anda selalu bebas untuk melakukan apapun,” jawab pelayan itu.

“Kalau begitu, pertemuan itu bisa menunggu. Aku perlu berbicara dengan rekanku,” kataku.

“Saya khawatir itu akan menjadi masalah. Kesabaran anda sangat kami hargai,” jawab pelayan itu.

Jadi apa maksudmu bebas?! Aku mulai kesal dan Raphtalia memasang ekspresi panik di wajahnya.

“Mohon bersabar, Tuan Naofumi. Marah sekarang tidak akan menyelesaikan apa- apa,” katanya.

“Tidak, jika mereka mengecewakan Tuan Naofumi, maka kita harus menghukum mereka!” Atla berteriak.

Responsnya yang terlalu ekstrem membantu meredakan sedikit amarahku. Jangan buat aku terdengar seperti seorang tirani. Aku sepenuhnya sadar bahwa diriku bertindak seperti seorang diktator, tetapi setidaknya aku bukan seorang tirani…. belum.

Aku perlu tenang. Memang benar jika aku sedikit berkompromi, negosiasi akan berjalan lebih lancar nanti.

“Baik. Lagipula itu hanya untuk hari ini. Tapi….” Aku berkata sebelum berbalik ke arah Raph-chan dan memanggilnya.

“Rafu?”

Raph-chan menghampiriku dan aku menggendongnya di lenganku.

“Aku memintamu membiarkan Raph-chan tinggal bersamaku. Dia adalah peliharaan kesayanganku,” Aku mengumumkan.

“Di-mengerti,” kata pelayan itu.

Para pelayan Siltvelt saling melirik satu sama lain dan tampaknya berpikir itu akan baik-baik saja jika itu adalah hewan peliharaan. Dengan enggan aku berjalan ke tempat tidur dan melambaikan tangan ke Raphtalia dan yang lainnya.

“Raafuuu!”

“Kau tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu, Raph-chan,” kata Raphtalia. 

“Rafu! Rafu, rafu!”

Raph-chan berdiri dengan kaki belakangnya dan memukulkan tangan ke dadanya, seolah berkata, “Serahkan padaku!” Aww, dia sangat imut. Tapi seperti Raph-chan yang terhubung denganku, dia juga memiliki semacam koneksi sihir dengan Raphtalia yang akan memungkinkannya untuk mengirim sinyal bahaya. Dia mungkin bisa bertindak sebagai alarm jika terjadi sesuatu.

“Baiklah kalau begitu….” Kata Raphtalia.

“Aku akan menunggu di kamar pelayan,” Atla menyatakan.
<TLN: Atla ingin tinggal di kamar pelayan yang terletak disebelah ruangan naofumi>

“Aku mengerti perasaanmu, tetapi mereka akan menunjukkan kamar kita terlebih dahulu,” jawab Raphtalia.

“Ayo, Atla! Ayo pergi! Kamar kita tidak seperti miliknya. Dia berada di level yang sangat berbeda,” Fohl mendengus.

“Tapi, Tuan Naofumi!” Atla memanggil.

Fohl jelas melakukan yang terbaik untuk mengeluarkan kalimat sarkastik. Dia menyert Atla pergi. Bajingan kecil itu. Aku memang merasa simpati kepada Fohl, tetapi sikap itu sudah melewati batas.

“Baiklah, Little Naofumi, aku akan mampir untuk mengucapkan salam, oke?” Sadeena berkata.

“Tentu,” jawabku.

Aku masih merasa agak gelisah tentang pemisahan kamar ini, tetapi aku pergi ke depan dan melihat Raphtalia dan yang lainnya pergi.

“Rafuuu!”

Aku berdiri di teras dan menikmati pemandangan Raph-chan yang sedang menjelajahi ruangan. Aku melihat keluar kota benteng. Matahari telah mulai masuk menuju garis cakrawala, tetapi itu belum sampai ke titik yang aku sebut terbenam.

Aku menyadari ketika kami tiba di kota Silvelt bahwa kota ini jauh lebih terkesan menyatu dengan alam dibandingkan dengan Melromarc, tetapi hal itu bahkan terlihat lebih jelas lagi dari atas. Ada banyak variasi bangunan demi-human juga. Beberapa sangat besar, dan yang lain kecil. Itu membuat pemandangan yang menarik dari jauh. Namun dengan campuran demi-human dan therianthrope, ada banyak keanekaragaman di antara penduduk. Mungkin ada beberapa ras yang berbeda.

Itu berlaku untuk bangunan juga. Beberapa memiliki desain yang sangat primitif, sementara yang lain adalah bangunan kayu yang biasa. Ada elemen gaya Cina juga. Siltvelt adalah percampuran sebenarnya dari berbagai orang dan budaya bila dibandingkan dengan Melromarc.

“Rafu?”

“Hm? Ada apa, Raph-chan?” Aku bertanya.

Raph-chan memusatkan pandangannya pada perisai dekoratif yang tergantung di atas perapian. Aku pikir itu semacam alat upacara. Itu memiliki desain yang benar- benar mewah, tetapi juga terlihat agak rusak di beberapa tempat. Sulit untuk digambarkan. Penutupnya jelas dibuat menggunakan sejumlah kulit yang berbeda.

Aku penasaran apakah aku harus mencoba menyalinnya. Aku melepaskannya dari dinding dan memegangnya.

Sistem penyalinan senjata diaktifkan.

Shield of the Beast King kondisi terbuka. 
Shield of the Beast King 0/80 C 
<kemampuan terkunci>
equip bonus: therianthrope abilities up (large), demi-human abilities up (large), skill “Beast Transformation Assist” “Territorial Reform” special equip effect: power of devotion.

Wah! Jadi itu bukan hanya hiasan! Beast King, ya? Apakah itu berarti Pahlawan Perisai adalah raja binatang buas (Beast King)? Gambar filolial, naga, dan Raph-chan muncul di benakku. Aku tidak begitu yakin kesan yang mereka dapatkan tentang diriku.

“Rafu?”

Aku pasti membuat wajah aneh, karena Raph-chan menatapku dengan ekspresi prihatin. Aku tersenyum untuk memberi tahu dia bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan kemudian memeriksa deskripsi perisai sekali lagi.

“Beast Transformation Assist?”

Aku mencoba menguji keterampilannya, tetapi itu hanya memberiku pesan yang mengatakan itu tidak dapat digunakan. Mungkin syarat-syarat tertentu harus dipenuhi terlebih dahulu atau semacamnya. Aku penasaran dengan kekuatannya. Aku mencoba memeriksa statistiknya. Itu aneh. Nilainya tampak tidak stabil. Itu terus berubah setiap kali aku melihatnya. Aku tidak tahu apakah hal itu tinggi atau rendah. Perisai yang aneh.

Bagaimanapun juga, sepertinya ide yang bagus untuk terus meningkatkan kekuatan dan membuka kemampuan baru. Negara ini menyembah Pahlawan Perisai, jadi toko senjata mungkin penuh dengan perisai yang belum pernah kulihat juga. Ada kemungkinan aku bisa meningkatkan statistikku atau memiliki kemampuan baru, jadi kupikir mungkin aku harus mampir sebentar.

“Aku ingin tahu apa ‘Territorial Reform’ itu.”

Aku mencoba mengujinya juga, tetapi sebuah peta baru saja muncul di layarku dan aku tidak tahu apa yang seharusnya aku lakukan. Wilayahku di Melromarc tampaknya disorot pada peta, tetapi itu memberi tahuku bahwa diriku berada di luar jangkauan ketika aku mencoba untuk memilihnya. Kukira aku akan mencoba lagi nanti setelah diriku kembali ke desa.

“Aku ingin tahu apakah aku diizinkan untuk melihat-lihat kastil.”

Aku tahu aku adalah tamu dan seharusnya membuat kastil ini seperti di rumah sendiri, tetapi mungkin ada hal-hal yang mereka tidak ingin orang lain melihatnya. Bagaimanapun juga, ada tempat-tempat seperti itu di kastil Melromarc. Bahkan aku masih punya sopan santun untuk tidak menelusuri kastil orang lain.

Tetapi dalam RPG, selalu ada hal-hal seperti harta di istana, jadi aku tidak bisa berhenti penasaran apakah aku mungkin menemukan beberapa harta karun. Bahkan jika aku tidak bisa menyimpan barang-barang itu, akan menyenangkan jika aku menemukan perisai. Yang harus aku lakukan adalah menyalinnya dan aku mungkin akan menjadi sedikit lebih kuat.

Ketika aku benar-benar memikirkannya, mungkin ada negara lain yang akan menghadirkan peluang yang sama kepada Ren atau Itsuki. Jika kita punya waktu luang nanti, mungkin aku akan meminta mereka pergi mencari negara-negara yang hanya menyembah pedang atau mungkin busur dan membiarkan mereka menyelinap masuk. Tidak adil jika diriku adalah satu-satunya yang mendapat kesempatan seperti Ini.

“Para Pemimpin Siltvelt telah berkumpul dan siap untuk bertemu dengan anda, Pahlawan Perisai,” kata seorang pelayan.

“Baiklah, aku datang,” jawabku.

Kurasa sudah waktunya bagi diriku untuk mulai bekerja. 

“Rafu!”

Aku memeluk Raph-chan di lenganku dan mengikuti pelayan berjalan di koridor.

Aku dibawa ke ruang konferensi meja bundar. Itu jauh lebih besar daripada ruang konferensi mana pun yang aku lihat di Melromarc. Itulah yang pertama kali terlintas di benakku, tetapi ketika aku melihat para anggota pimpinan, aku mengerti alasannya.

Demi-human tidak seburuk itu. Mereka mungkin besar besar, tetapi tidak ada yang seperti binatang buas. Namun, beberapa therianthrope itu sangat besar. Ketika aku benar-benar memikirkannya, kurasa Sadeena juga cukup besar ketika dia dalam bentuk therianthrope.

“Pahlawan Perisai telah tiba!”

Semua orang berdiri, namun begitu aku memasuki ruangan, mereka semua membungkuk dan mulai berdoa kepadaku. Ugh ini sangat canggung.

“Rafu!”

Aku secara tidak sadar mencengkram Raph-chan terlalu kuat.

“Kami benar-benar senang bahwa Anda akhirnya kembali ke rumah,” kata salah satu anggota yang tampaknya menjadi ketua untuk hari ini.

'“Kembali ke rumah? Aku tidak tinggal di sini, kau tahu,” jawabku.

“Tentu saja tidak. Tetapi Pahlawan Perisai adalah pahlawan Siltvelt. Bahkan jika anda dipanggil oleh negara lain, waktu anda di luar kerajaan hanyalah ekspedisi sementara,” jelas ketua tersebut.

Ah, jadi pada dasarnya, Pahlawan Perisai milik Siltvelt sejak awal. Jadi di mata mereka, aku dari awal hanya sedang mengunjungi negara lain. Aku akan berbohong jika aku mengatakan diriku belum muak. Sungguh menyenangkan bisa meninggalkan semua politik dengan formalitasnya yang menjengkelkan seperti ini kepada ratu dan Melty di Melromarc!

“Nah, mari kita mulai dengan serangkaian perkenalan diri. Apakah itu tidak masalah Pahlawan Perisai?” tanya ketua.

“Bisakah kita melanjutkan diskusi jika aku bilang tidak?” Aku membalas. Ketua tampaknya kehilangan kata-kata.

“P-permintaan maafku yang tulus! Tolong jangan marah!” Dia memohon.

Oh sial, apakah dia benar-benar akan menanggap satu perkataanku bisa menjadi akhir hidupnya? Aku menghela nafas panjang dan berat.

“Aku tidak marah. Cepat lanjutkan,” kataku. 

“Sesuai keinginan anda!” Dia berteriak.

Dia membungkuk padaku lagi. Ini terlalu formal. Aku sudah muak. Aku ingin bergegas dan berbicara dengan Raphtalia dan yang lainnya. Yah, aku memang ingin melarikan diri dari tempat ini.

“Izinkan saya….”

Mereka mulai memperkenalkan diri, satu per satu. Aku menghitung ada sepuluh totalnya. Aku benar-benar berharap ada lebih banyak dari mereka. Mungkin ini hanya perwakilan para pemimpin.

Mereka semua demi-human dan therianthrope, jadi ada singa dan semua jenis binatang buas lainnya. Salah satu therianthrope tampak seperti mammoth. Pria itu benar-benar besar, jadi masuk akal kalau mereka membutuhkan ruangan yang sangat besar juga. Setiap kali aku menatap salah satu dari mereka, mereka akan terlihat malu dan mengalihkan pandangan mereka. Kupikir mereka mungkin salah paham.

“Jadi bagaimana sekarang? Maksudku, aku senang bertemu dengan kalian, tetapi apakah kita akan membahas sesuatu? Aku datang ke negara ini karena suatu alasan, jadi haruskah aku melanjutkan dan menjelaskan alasannya?” aku bertanya.

“Tidak, kita akan membahasnya nanti. Pertama, kami ingin mendengar catatan kegiatan Anda di Melromarc dari mulut Anda sendiri, Palhlawan Perisai,” jawab ketua.

Siapa yang peduli tentang itu? Kabar angin sudah lebih dari cukup! Ya, itulah yang aku rasakan, tetapi kurasa mendengarnya langsung dari mulutku sendiri mungkin memiliki semacam arti khusus bagi mereka. Sesuatu seperti itu.

“Setelah itu, kami ingin memberikan demonstrasi kekuatan tentara kami dan kemudian mengenalkan anda dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan negara kami,” lanjut ketua.

“Oh ayolah! Lakukan hal-hal seperti itu dengan orang lain saja,” Kataku.

“Tapi, Pahlawan Perisai, anda harus bersiap untuk gelombang yang akan datang. Akan bermasalah jika kami tidak membiasakan Anda dengan hal-hal seperti itu,” jawab ketua.

“Oh.”

Biasanya aku akan bertanggung jawab atas keseluruhan wilayah. Berkat sang ratu menarik beberapa koneksi, aku hanya harus berurusan dengan wilayah kecilku di Melromarc. Namun gelombang hanya terhenti sementara karena insiden Roh Kura-kura. Tapi tetap saja, bukankah Siltvelt sudah memiliki pahlawan lain? Bukankah mereka memiliki pahlawan tujuh bintang sendiri?

“Ngomong-ngomong, di mana pahlawan lain yang mengawasi negara ini?” Aku bertanya.

Mereka semua dengan cepat membuang muka ketika aku bertanya. Mengapa mereka memalingkan muka? Mereka tahu aku meminta pahlawan tujuh bintang untuk datang ke Melromarc, bukan? Belum lagi, aku mengajukan permintaan melalui ratu dan membuatnya secara eksplisit mengomunikasikan fakta bahwa ada sekelompok orang di luar sana yang mencoba membunuh para pahlawan.

“Masalahnya, pahlawan tujuh bintang yang melindungi Siltvelt cukup dikhususkan dalam pelatihannya. Kemunculannya terbatas, hanya pada saat-saat ketika bantuannya diperlukan,” jawab ketua.

“Jadi yang kau maksud adalah keberadaannya tidak diketahui?” Aku bertanya.

“Dia biasanya datang ketika dia dipanggil. Namun, setelah insiden Roh Kura-Kura baru-baru ini, ia berangkat dalam perjalanan untuk melatih diri dan menjadi lebih kuat,” kata ketua.

Jika para pahlawan berkumpul untuk berbagi dan saling menerapkan semua metode peningkatan kekuatan, mereka akan menjadi jauh lebih kuat. Benar-baenar membuatku pusing. Dan juga, jika salah satu dari pahlawan tujuh bintang itu jahat seperti beberapa pahlawan di dunia Kizuna, memberi tahu mereka tentang metode peningkatan kekuatan seperti bunuh diri. Aku harus menentukan apakah kami bisa mempercayai mereka terlebih dahulu. Bagaimanapun juga, kita sudah memiliki pembunuh yang mengincar para pahlawan.

“Terserah. Aku ingin kalian mencari setiap sudut dan celah. Temukan dia dan bawa dia kembali ke sini. Bahkan jika kalian mempertimbangkan apa yang akan terjadi kedepannya, kehadirannya diperlukan,” Kataku.

“Sesuai keinginan anda!” Jawab ketua. 

Huuh....

“Aku ingin dia datang menemuiku sebelum Phoenix muncul,” aku menambahkan.

Aku merasa ada sejuta hal lain yang perlu ditangani, tetapi aku memutuskan untuk terus maju.

“Kalian semua tahu mengapa aku datang ke Siltvelt, kan?” Aku bertanya. 

“Umm”

“Kami sedang dalam proses memverifikasi informasi itu.”

“Siltvelt akan berusaha keras untuk merayakan kembalinya yang mulia Pahlawan Perisai!”

Mereka semua merespons sekaligus dengan jawaban yang sangat berbeda. Namun ada apa dengan jawban yang terakhir itu?! Apakah pria itu mendengarkan permintaanku?

Tepukan keras bergemuruh terdengar. Therianthrope menyerupai singa telah menepukkan tangannya untuk menarik perhatian yang lain.

“Semuanya! Kata-kata Pahlawan Perisai adalah hukum! Sebagai warga negara Siltvelt, kita harus memprioritaskan keinginannya di atas segalanya, bukan?” Singa meraung.

Mereka semua bergemuruh setuju. Bagus! Pria singa ini tampaknya benar-benar mengerti keinginanku.

“Pahlawan Perisai ingin pergi dan bertindak untuk menyelamatkan dunia! Ini adalah tanda niatnya sebagai pahlawan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik! Dengan demikian, itu adalah tugas Siltvelt untuk menghilangkan perang dari dunia ini, bukan?!” Dia melanjutkan.

“Umm, apa maksudnya itu?” Aku menyela.

Dia benar-benar memutarbalikkan kata-kataku! 

“Siapa yang bilang–“

“Untuk melakukan itu, kita harus memperluas operasi militer kita! Kita akan mendapatkan kekuatan baru dengan bantuan Pahlawan Perisai dan membentuk pasukan yang tak terkalahkan! Ini adalah tugas kita, bukan?! Seperti yang dilakukan penduduk di wilayah Pahlawan Perisai!” Singa mengaum, benar-benar menenggelamkan upayaku untuk menolak.

Semua orang bertepuk tangan setuju. 

“Hei! Berhentilah mengabaikanku!” Aku berteriak. 

“Rafu?”

Raph-chan menutupi telinganya dalam upaya untuk meredam kebisingan diruangan ini.

“Pahlawan Perisai! Kami, orang-orang Siltvelt, berharap untuk mendapatkan berkahmu!” Singa meraung.

Apakah dia menyuruhku menjadikan mereka budakku? Atau dia ingin aku membentuk sebuah party lalu menggunakannya untuk mengorganisir dan memimpin pasukan.

“Nah, kita harus bertemu kembali untuk memperbaiki rincian rencana Pahlawan Perisai. Ayo, kita harus berganti ke pertemuan berikutnya dengan cepat!” Singa melanjutkan.

“Hah? Siapa yang bilang-“

Sebelum aku selesai berbicara, singa itu meminta asisten untuk menyuruhku keluar dari ruangan. Sialan! Bajingan ini tidak punya niat mendengarkan apa pun yang kukatakan! Sialan! Tidak mungkin aku pergi!

“Tentu saja! Kita tidak bisa mengharapkan Pahlawan Perisai pergi! Kita yang harus pindah ke tempat lain untuk melanjutkan diskusi ini! Kami dengan hormat ingin undur diri,” kata singa.

Ketika mereka menyadari bahwa aku tidak akan membiarkan mereka mengeluarkanku, semua orang berdiri dan mulai meninggalkan ruangan. Mereka hampir tampak seperti melarikan diri untuk keselamatan hidup mereka.

“Hei!” Aku berteriak.

“Kita akan bertemu lagi segera!”

Pintu tertutup dengan suara keras, di dalam ruangan hanya tersisa diriku dan pelayan yang membawaku. Sialan. Kukira mereka akan bertindak kurang ajar untuk mengendalikanku. Aku penasaran apakah aku harus tutup mulut dan melarikan diri dari negara ini. Tetapi jika aku melakukan itu, tidak mungkin mereka akan membantu kami sampai ke Q’Ten Lo.

Aku berharap ada demi-human atau therianthrope yang menyerupai empat binatang suci dalam pertemuan para petinggi, tetapi aku belum melihat demi-human seperti itu. Sepertinya mereka semua melakukan yang terbaik untuk memastikan aku tidak bisa mengatakan bahwa aku hanya ingin mengurus urusanku dan meninggalkan Siltvelt sesegera mungkin. Jadi mereka mulai membicarakanku dan kemudian lari ke suatu tempat.

Tidak ada yang lebih menyebalkan dari ini. Aku penasaran apakah aku harus benar-benar mengabaikan semua ini dan memaksakan tuntutanku pada mereka. Dan juga, aku yakin mereka akan memilih untuk menafsirkan semuanya dengan cara yang hanya akan menyebabkan masalah diplomatik untuk Melromarc. Baik. Kalau begitu aku akan memaksakan tuntutanku pada mereka dengan cara yang tidak menarik perhatian.

Ketika aku kebingungan seperti itu, diluar sudah mulai gelap. Aku ingat mereka telah menyebutkan akan ada pesta malam itu untuk merayakan “Kepulanganku”. Aku penasaran apakah aku dapat berbicara dengan Raphtalia dan yang lainnya di sana.

“Ngomong-ngomong, apa yang Raphtalia dan yang lainnya lakukan?” Aku bertanya pada Raph-chan.

“Rafu?”

Dia mulai memberi isyarat dengan tangannya untuk menjawab pertanyaanku.

“Umm.... Ruangan kecil? Latihan? Tidak? Diskusi? Diriku? Buku?” Aku menebak jawabannya.

Aku tidak bisa menahan senyum melihat cara Raph-chan menunjuk benda-benda di sekitar ruangan dan berpose dengan cara tertentu.

“Jadi, jika aku menyatukan semua itu, mereka berada di sebuah ruangan di suatu tempat membicarakan cerita yang melibatkanku. Apakah itu benar?” Aku bertanya.

“Rafu!”

Raph-chan mengangguk dengan penuh semangat. Aku mengerti. Jadi mereka tidak dibawa ke area kastil ini.

“Rafuuu!”

“Hm? Apakah itu berarti mereka sudah selesai?” Aku bertanya. 

“Rafuu!”

Setelah itu, Raph-chan mulai berpura-pura seperti sedang makan. Ah, itu berarti mereka pergi ke aula tempat pesta diadakan.

“Pahlawan Perisai, persiapan untuk pesta malam ini telah selesai. Kehadiran anda sudah ditunggu,” kata pelayan itu.

“Baik.”

“Sebelum Anda hadir, kami akan mengenakan pakaian yang sesuai untuk Anda. Mohon maafkan kelancangan kami.”

Beberapa pelayan tiba-tiba mengelilingiku dan mulai memegangiku dalam upaya untuk mengganti pakaianku.

“Aku bisa mengganti pakaianku sendiri! Aku seorang pahlawan, bukan bangsawan! Setidaknya biarkan aku ganti pakaianku sendiri!” Aku berteriak.

“S-seperti yang anda inginkan! Mohon maafkan kami!” Aku menghela nafas. 

“Ini tidak seperti aku marah atau tidak menyukai kalian,” kataku.

Huuuh. Ini salah satu hal yang membuatku pusing disini. Aku penasaran apakah Motoyasu atau pahlawan lain pernah mengalami hal semacam ini di Melromarc. Mungkin aku akan bertanya pada Ren dan Itsuki nanti. Paling tidak, sang ratu tidak terlalu peduli tentang hal-hal semacam itu. Atau lebih tepatnya, dia memperlakukan diriku dengan baik sambil menghindari hal-hal yang menggangguku.

Ngomong-ngomong, ada apa dengan pakaian yang mereka siapkan untukku? Apakah ini adalah fashion punk rock atau semacamnya? Kerah kemeja itu dilapisi bulu. Aku merasa seperti vokalis punk rock wannabe. Lebih buruk lagi, hiasan kepala terbuat dari hewan karnivora. Apakah aku harus memakai pakaian ini?

“...”

Mereka mungkin akan mengeluh jika aku tidak memakainya. Tapi tidak mungkin aku bisa menerima selera pakaian seperti ini.

“Rafu?”

“Baiklah, aku akan menggunakanmu sebagai ganti hiasan kepala, Raph-chan,” kataku. 

“Rafu.”

Pikiran untuk menggunakan Raph-chan sebagai aksesori dikepalaku sepertinya memalukan, tapi aku meletakkannya di kepalaku setelah aku selesai berganti dan kemudian keluar dari ruangan.

“Hadirin sekalian, Pahlawan Perisai telah tiba!”

Trompet berbunyi keras, disertai dengan pertunjukan instrumental yang terdengar seperti raungan binatang buas. Diriku dibawa ke panggung di depan aula. Sungguh konyol, berapa banyak peserta yang hadir! Namun karena ini adalah negara demi-human dan therianthrope, mereka semua memiliki ukuran yang berbeda. Ada banyak sekali therianthrope sejauh mata memandang, tapi aku masih bisa mendengar mereka berteriak dan bertepuk tangan dengan jelas.

“Rafuuu!”

“Maaf, Raph-chan,” aku meminta maaf.

Raph-chan tampak agak terganggu oleh semua suara keras itu. 

“Mari kita berdoa kepada Pahlawan Perisai,” kata pembawa acara.

Namun kemudian, hampir semua orang di aula menyatukan tangan mereka dan mulai berdoa. Oh ayolah! Maksudku, walaupun di Melromarc aku disebut sebagai saint burung suci, tetapi tidak ada yang pernah sejauh ini!

“Dengan itu, ini akan mengakhiri audiensi kami dengan Pahlawan Perisai. Silakan, nikmati makanannya!” Pembawa acara mengumumkan.

Umm, apakah hanya perasaanku saja atau mereka bahkan tidak mencoba memberiku kesempatan untuk berbicara? Tentunya mereka awalnya berencana untuk membuatku mengatakan satu atau dua kata. Kukira itu akan merepotkan bagi mereka jika aku mulai berbicara tentang keinginan untuk pergi ke Q’Ten Lo di acara seperti ini. Tetapi aku tidak akan membiarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Kupikir sesuatu seperti ini mungkin terjadi, jadi aku sudah punya rencana. Aku beralih ke Voice Ganger Shieldku dan berbicara ke megaphone.

“Ahem! tes! tes! Jadi ya, tampaknya Kalian tidak ingin aku berbicara, tetapi setelah semua yang aku harus lalui di Melromarc, apakah kalian benar-benar berpikir akan semudah itu untuk menghentikanku?”

Oh, aku melihat Raphtalia dan yang lainnya. Atla menggenggam kedua tangannya dan wajahnya tampak pucat, tetapi aku memutuskan untuk mengabaikannya.

“Biarkan diriku mulai dengan mengatakan bahwa aku mengerti apa yang kalian coba lakukan. Tetapi saat ini aku perlu memprioritaskan tindakan atas nama seluruh dunia. Aku ingin kalian mengetahuinya bukan karena aku belum mempertimbangkan orang- orang di Siltvelt,” Aku melanjutkan.

Lagi pula, berfokus hanya pada tuntutanku sendiri tidak bisa disebut negosiasi sama sekali. Menolak untuk menerima tuntutan pihak lain sampai batas tertentu tidak akan membuka pintu apa pun. Aku mengerti fakta itu.

“Tapi aku tidak punya niat menyuruh siapa pun pergi berperang dengan Melromarc. Sebaliknya, kenapa kita tidak berdamai saja? Apakah wilayah Seaetto dan hubungan persahabatannya dengan para demi-human tidak berarti apa-apa bagi kalian? Aku ingin kalian memikirkan hal itu,” kataku.

Aku bisa mendengar suara tepuk tangan yang samar. Aku melirik Werner untuk memperingatinya. Tapi lain kali hal seperti ini terjadi, dia akan mendapatkan lebih dari sekadar peringatan.

“Nah, aku tidak ingin menjadi orang yang paling menyiksa. Bagaimana kalau aku berikan sedikit Hiburan untuk kalian semua juga? Bagaimanapun juga, ini adalah pesta!”

Aku memberi isyarat kepada Filo. Dia menunjuk pada dirinya sambil kebingungan dan aku mengangguk. Bukan, bukan kau, Atla! Aku memberi isyarat agar Fohl dan Raphtalia menahan Atla. Filo melompat ke atas panggung dengan riang.

“Apa?” Dia bertanya.

“Aku ingin kau menyanyikan lagu. Tugasmu sebagai rekan Pahlawan Perisai adalah untuk menghidupkan pesta ini,” kataku padanya.

Filo berdiri di sampingku. Dia berbalik untuk melihat penonton dan mulai gemetaran. Reaksi itu.... Apakah dia trauma saat menjadi barang pameran di dunia Kizuna? Dia tidak punya masalah bernyanyi di bar, jadi mengapa dia tidak bisa melakukannya di sini? Atau apakah itu karena Motoyasu?

“Jangan khawatir, Motoyasu tidak akan muncul. Jadi jika sesuatu terjadi, aku berjanji akan melindungimu,” Kataku padanya.

“Tapi kau tidak melindungiku dari orang tombak,” keluhnya. 

“Itu karena kau bertindak sendiri saat itu,” jawabku.

Aku memerintahkannya untuk menyanyi kali ini, jadi aku akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi.

“Okaaay, kalau begitu aku akan melakukan yang terbaik,” kata Filo. 

“Nyanyikan sesuatu yang akan di ingat oleh mereka,” kataku. 

“Okaaay!”

Filo mulai bernyanyi ke megafon di perisaiku. Nyanyiannya selalu membuat penonton senang, bahkan di kedai minuman.

Apakah orang-orang di Siltvelt dapat mempertahankan kemampuan mereka untuk berpikir secara rasional setelah mendengar nyanyian Filo? Aku ingin dia menyanyikan sesuatu yang membuat mereka ketagihan dan kemudian menghancurkan taktik mereka lalu memaksa mereka untuk setuju agar kapal dagang dikirim ke Q’Ten Lo. Tentu saja, selalu ada kemungkinan lagu itu terlalu efektif. Jika semuanya berubah menjadi buruk, aku akan memberi Raphtalia dan yang lainnya sinyal sebelum menerobos kerumunan dan memanfaatkan kekacauan untuk melarikan diri.

Filo bernyanyi dengan sepenuh hatinya. Ketika dia benar-benar fokus, dia selalu memasuki semacam kondisi tidak sadarkan diri. Jelas bahwa dia sangat fokus. Suaranya terdengar di seluruh aula.

Orang-orang di antara penonton yang memiliki pendengaran terbaik mulai terhuyung-huyung dan berkumpul di depan panggung, terpesona oleh lagu tersebut. Itu berarti segalanya berjalan baik, bukan? Dia pasti menyanyikan lagu cuci otak. Mungkin menerapkan semacam efek status tipe rayuan atau semacamnya. Aku bisa membayangkan Motoyasu muncul entah dari mana. Pikiran itu membuatku takut.

Filo akhirnya selesai menyanyikan lagunya. Beberapa orang di antara penonton mulai bertepuk tangan, dan tak lama gemuruh sorakan memenuhi aula.

“Dengan begitulah. Sesuatu untuk meramaikan pesta ini, dari Pahlawan Perisai. Sekarang nikmatilah pesta ini, kecuali kalian mencoba sesuatu yang licik. Maka jangan berharap kalian dapat bersantai. Baiklah, sampai nanti,” kataku.

Aku menyuruh Filo untuk kembali kepada yang lain. Saat dia berjalan kembali, penonton mengelilinginya. Aku bisa mendengar mereka semua memujinya.

“Terima kasih kami ucapkan kepada Pahlawan Perisai untuk kata-katanya yang ramah!” Teriak pembawa acara.

“Rafuuu!”

Raph-chan berteriak, hampir seolah dia menyapa orang banyak. Para pemimpin Siltvelt pasti mengira mereka akan membuatku jengkel jika mereka mencoba menghalanginya, oleh karena itu mereka mundur. Aku turun dari panggung dan menuju ke arah Raphtalia dan yang lainnya. Orang-orang berkerumun di sekitar, mencoba untuk melihatku lebih jelas, tetapi mereka ditahan oleh tali pembatas yang menghalangi mereka. Bagus, begitulah seharusnya.

Aku akhirnya sampai di tempat Raphtalia dan yang lainnya. 

“Bagaimana kabarmu? Apakah mereka membuatmu kesulitan?” Aku bertanya.

“Sejauh ini tidak ada apa-apa. Tapi menakutkan tidak tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya,” Jawab Raphtalia. 

“Raph-chan bilang mereka bertanya tentang petualanganmu bersamaku,” kataku.

“Iya. Mereka membuatku menjelaskan bagaimana kita bertemu dan menceritakan semua yang kita lalui sejauh ini. Mereka melakukan hal yang hampir sama dengan yang lain juga,” jawabnya.

“Aku mengerti.”

“Sadeena dan Atla tampaknya membuat ceritanya seolah-olah mereka memiliki hubungan fisik denganmu dan akhirnya sangat curigai.”

Apa yang mereka coba lakukan? Atla, terutama - dia masih terlihat seperti gadis kecil, demi Tuhan! Dan juga, ada orang-orang di negara ini yang yakin diriku tertarik dengan gadis kecil, rupanya.

“Apakah kau pikir mereka akan membiarkan kita kembali ke desa setelah ini?” Aku bertanya.

“Apakah kau ingin kembali?” Raphtalia menjawab.

Jujur, aku ingin segera pergi. Bagaimana aku bisa bersantai dalam situasi seperti ini?

“Yah, apa yang akan kita lakukan setelah ini adalah tidur saja. Kita perlu meminta mereka untuk mengatur kapal ke Q’Ten Lo besok, jadi kurasa tidak ada salahnya untuk bermalam di sini. Hanya saja jangan lengah bahkan untuk sedetikpun,” kataku.

“Dimengerti.”

Sekarang aku kebingungan apa yang terjadi selanjutnya ketika aku berbalik dan melihat ke belakang. Para pemimpin Siltvelt memperhatikan diriku seolah-olah aku adalah hewan berbahaya yang harus diperlakukan dengan sangat hati-hati. Aku tahu mereka khawatir aku mengatakan sesuatu yang dapat menyebabkan masalah. Jika itu masalahnya, mereka seharusnya segera memenuhi tuntutanku dan mengirimku pergi.

Aku sedang makan sambil memikirkan kebodohan mereka. Mereka telah menyiapkan makanan khusus hanya untukku, tetapi aku mengabaikannya.

“Jadi ini makanan Siltvelt, ya?” Gumamku.

Banyak makanan yang rasanya kurang. Kau bahkan mungkin bisa mengatakan ada rasa busuk didalamnya, tetapi kau juga bisa berpendapat bahwa itu adalah kesempatan untuk menikmati makanan yang tidak biasa.

“Hmm.... Aku harus menyesuaikan bumbunya jika aku ingin menyajikan ini kepada penduduk desa. Namun, membuat resepnya seharusnya tidak terlalu sulit,” Kataku.

Aku menganalisis setiap hidangan saat aku memakannya. Kupikir penduduk desa akan membuat keributan karena ingin mencobanya ketika aku memberi tahu mereka tentang hal itu. Akan lebih baik untuk berpikir kedepan dan menebak-nebak resepnya sampai batas tertentu.

“Benarkah? Kupikir ini adalah makanan yang sangat aneh,” kata Raphtalia.

Ada sesuatu yang berbentuk seperti kantong kecil yang tampak seperti buah. Aku membukanya untuk menganalisisnya. Mungkin itu hanya aku, tetapi itu terlihat sangat mesum.

“Membuat sesuatu yang terlihat serupa seharusnya tidak terlalu menjadi masalah. Bahan-bahannya sendiri sepertinya berkontribusi banyak pada rasanya,” jawabku.

Tidak banyak hidangan yang benar-benar diberi rasa tambahan yang berbeda. Tetapi rasa alami dari bahan-bahan itu sendiri, di sisi lain, cukup aneh. Aku bisa membuat sesuatu yang serupa tetapi harus kusesuaikan untuk penduduk desa.

“Mereka juga memiliki sesuatu yang menyerupai ratatouille,” kataku. 

“Apa itu?” Raphtalia bertanya.

“Ini hidangan dari duniaku yang dulu. Ini lebih seperti masakan rumahan pedesaan tempatku berasal. Tapi itu biasa disajikan untuk penjara dan sejenisnya, karena murah. Hidangan ini memiliki beberapa nama panggilan yang cukup hambar seperti ‘stinky slop,’” aku menjelaskan.

Aku bisa membayangkan Keel tampak jijik sekarang, ketika dia mendengarkanku. Dia benar-benar pilih-pilih soal bau sejak dia mulai berubah menjadi seekor anjing. Jujur, seseorang yang terbiasa dengan makanan Melromarc mungkin akan berpikir bahwa makanan disini bau dan mungkin tidak bisa memakannya.

“Dan itu adalah yang sedang kau makan?” Raphtalia bertanya.

“Benar. Jika Kau menggunakan bahan-bahan berkualitas, itu sebenarnya bisa sangat lezat. Ada hidangan serupa lainnya yang dikenal sebagai caponata juga.”

“Aku sudah memperhatikan ini sejak lama, tapi kau sepertinya tahu banyak tentang memasak, Tuan Naofumi.”

“Kau pikir begitu?”

“Ingat waktu itu ketika anak-anak desa membuat sesuatu dan mereka sangat bangga karenanya? Kau hanya mencicipinya sedikit dan kemudian membuat beberapa penyesuaian yang benar-benar meningkatkan rasanya.”

“Oh ya. Namun kemudian budak yang bertugas memasak menjadi depresi.”

Aku hanya membuat beberapa penyesuaian kecil yang kupikir akan membuat hidangan terasa lebih enak. Tetapi melakukan itu rupanya melukai harga diri budak yang bertugas memasak. Bahkan aku sadar mungkin diriku sudah keterlaluan. Aku merasa tidak enak karenanya, jadi aku tidak ikut campur dengan masakan para budak sejak saat itu. Mereka berhak membuat apapun, jika mereka akan memasak. Tapi jujur, anak-anak itu memelototiku seperti aku membunuh orangtuanya setiap kali aku memasak sekarang.

“Aku mungkin harus berhenti memasakan, tetapi mereka terus membuat permintaan. Anak yang bertugas memasak waktu itu mungkin akan membenciku sampai dia mati,” kataku.

“Membencimu?” Raphtalia bertanya.

“Yah begitulah. Pernahkah Kau memperhatikan bahwa dia menatapku tanpa henti setiap kali aku memasak?”

“Itu hanya cara dia memastikan agar tidak melewatkan apa pun yang kau lakukan!” 

“Ah, begitu. Jadi dia hanya ingin melihatku melakukan kesalahan.”

“Bukan itu. Dia melakukan yang terbaik untuk belajar darimu sehingga skill memasaknya bisa meningkat.”

“Jadi dia tidak membenciku?” 

“Sebaliknya, dia sangat menghormatimu!”

Raphtalia tampak sangat yakin. Sungguh senang mendengar itu, tetapi aku tidak bisa benar-benar mempercayai seutuhnya.

“Mengesankan seperti biasa, Tuan Naofumi! Mengapa membuang-buang waktu menangkap hati para budak ketika kau bisa mengendalikan mereka dengan menangkap perut mereka?!” Seru Atla.

Dia sangat tahu bagaimana membuat semuanya terdengar buruk. Aku pernah mendengar orang mengatakan hal serupa di desa dan kota tetangga. Tampaknya ada desas-desus bahwa aku membuat para budak melakukan apa pun yang aku inginkan dengan memberi mereka makanan yang membuat ketagihan.

“Aku tahu kau juga suka memasak, Raphtalia. Kau harus memasak lebih sering,” kataku.

“Umm, Tuan Naofumi.... Apakah kau benar-benar ingin memasak untuk seseorang yang jauh lebih baik daripada dirimu sendiri?” Jawabnya.

Hah? Apakah itu berarti dia ragu bahwa aku tidak akan memakan masakannya karena aku adalah koki yang baik?

“Itu bukan hal yang harus kau khawatirkan. Pernahkah aku mengkritik masakan orang lain?” Aku bertanya.

“Kurasa kau tidak benar-benar mengkritik orang lain dalam hal makanan,” jawab Raphtalia.

“Kau sangat menekankan pada bagian makanan.”

Tiba-tiba aku teringat cara seorang pedagang licik melakukan bisnis di pulau Cal Mira dulu.

“Terserahlah. Aku akan pastikan untuk mencicipti beberapa hidangan yang terkenal dari Siltvelt nanti. Kalau tidak, Keel pasti akan terus menggangguku.” Kataku.

“Hm?” Gumam Filo.

Dia mulai memenuhi mulutnya dengan makanan. Makanan ini tidak akan bertahan lama jika dia sudah mulai makan. Malam berlalu dan perjamuan berakhir tanpa insiden.




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar