Rabu, 03 Juni 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 126. V.S. Reiki, Babak Final

Chapter 126. V.S. Reiki, Babak Final


Sial.... aku tidak bisa membuang-buang waktu lagi.
Jika diingat-ingat dengan baik, waktu yang kita gunakan untuk menyelinap ke dalam tubuh Reiki cukup banyak.
Karena terlalu tegang sampai kita tidak menyadari sudah memakan waktu yang sangat banyak disana.
Jika tidak bertindak sekarang, akan ada banyak korban berjatuhan.

“Ada sesuatu yang ingin aku coba.”

Aku memberikan semua obat yang aku punya pada Raphtalia dan Filo.

“Naofumi-sama?”
“Goshujin-sama?”
“Kembalilah ke Jantung Reiki. Kurasa aku memiliki suatu ide.’

Jika tidak dengan Raphtalia dan Filo, maka Jantungnya tidak akan terkalahkan.
Oleh karena itu, aku akan memaksa mereka berdua melakukannya.

“Bagaimana dengan Goshujin-sama?”
“Aku akan melakukan sesuatu diluar sana.”
“Diluar sana?”
“Iya, serangan yang bisa aku lakukan sekali saja, lalu aku tidak bisa bergerak. Rishia, kau ikut denganku.”
“Fu~ee....aku mengerti.”
“Jangan-jangan.....”

Raphtalia melihatku dengan penuh kekhawatiran.
Aku ingin membicarakan detailnya, tetapi mungkin dia sudah mengetahuinya.
Waktu itu, Raphtalia juga melihatnya sendiri.

“Jika rencana ini gagal, maka tidak ada cara lain. Raphtalia dan Filo cepat bergabung dengan Pasukan Anti Reiki dan mundur dari sini.”
“Tidak! Ini terlalu bahaya!”
“Aku tahu ini sangat berbahaya. Jika dengan ini tidak kalah, maka kita harus menunggu Ketujuh Hero Bintang dan mencoba untuk menghambat monster ini.”

Kemungkinan hal itu terjadi cukup tinggi.... jika, jumlah dari Jam Pasir merupakan nyawa dari Reiki.
Tetapi, sangat disayangkan setiap kali kita menyerangnya, angka dari jam pasir masih 7.

“Jika kita tidak melakukannya maka akan banyak orang tak bersalah yang mati. Raphtalia kau mengerti itu, kan?”
“... Aku mengerti, tapi....”

Aku meletakkan tanganku di bahu Raphtalia dan menepuknya dengan lembut.

“Tenang saja. Aku tidak akan mati. Apabila rencana ini gagal, maka sampaikan pada Pasukan Anti Reiki untuk mundur dari sini.”
“Tetapi...”
“Aku tahu ini bukan diriku yang sebenarnya. Tapi, jika kita tidak menghentikannya sekarang maka perjalanan selanjutnya akan semakin sulit.”

Banyak makna dari perkataan ini.
Aku akan menerima hasil perbuatan yang dilakukan hero lain, setelah mengalahkan Reiki, gelombang masih terus berlanjut.
Jam Pasir merah dan biru, pesan yang ditinggalkan hero terdahulu membuatku menyadari sesuatu, bahwa Reiki pasti ada hubungannya dengan gelombang.

Gagasan yang belum pernah terpikirkan telah muncul.
Ada empat hero suci, masing-masing senjata kita dapat tumbuh tanpa batasan yang jelas dan mungkin akan ada musuh yang melebihi kekuatan kita sendiri.
Jika kita tidak mengalahkan Reiki disini, maka akan sangat merepotkan jika monster lain muncul secara bersamaan.
Hal itu lah yang sangat ingin aku hindari.

“Baiklah. Walaupun begitu, Naofumi-sama aku tetap——“
“Apakah kau pernah melihatku terluka oleh serangan musuh?”
“Be-belum......”
“Kalau begitu jangan khawatir. Aku akan terus mengatakan ini, bahwa aku tidak akan mati ditempat ini. karena aku akan kembali kedunia awalku.”
“.....”
“Bagaimanapun juga, setelah aku menggunakan Skill itu, Aku tidak bisa bergerak. Pada saat itu Rishia dan Pasukan Anti Reiki akan membawaku kembali.”

Walaupun itu Reiki, apabila menerima serangan pamungkas dari punggungnya secara tiba-tiba, pasti dia tidak memiliki waktu untuk membalas serangan itu.
Lalu tinggal aku samakan saja waktunya.
Sudah tidak ada cara lain. Bila ini gagal maka aku tidak tahu cara lain lagi.
Kalau begitu, aku ingin menggunakan setiap kesempatan yang ada.

Risikonya sangat tinggi, tapi..... jika hal buruk seperti itu terjadi, maka dalam pembasmian gelombang selanjutnya akan dilakukan oleh Ketujuh Hero Bintang.
Ya, Aku cukup khawatir dengan serangan laser Jantung Reiki yang mungkin mengenai Raphtalia dan pasukan, tapi penyerangan ini dilakukan bersama Filo, jadi mereka bisa menghindarinya.

“Masalahnya adalah cara kita kembali ke ruangan itu bagaimana.”

Aku lah yang sudah memecahkan teka teki labirin itu......

“Serahkan saja itu kepadaku degojaruyo.”
“Apa kau telah melakukan sesuatu disana?”
“Aku telah menyiapkan sesuatu disana, karena ada kemungkinan kita akan kembali kesana degojaru.”
“Bagus sekali. kalau begitu aku serahkan mereka berdua padamu.”
“Siap, laksanakan degojaru.”
“Baiklah, Raphtalia dan Filo, bersama Shadow kalahkan Jantung Reiki! Rishia ikutlah bersamaku. Dan ini rencana yang telah aku pikirkan — —“

Rishia dan Shadow sangat tidak setuju dengan rencanaku.
Ketika melawan paus agung, Rishia juga berada disana, namun dia tidak tahu efek sampingnya, tapi dia melihat keadaanku pada saat itu.

“Fuee...n kau bisa mati!”
“Bukankah itu sudah terlalu berbahaya gojaru?” 
“Sudah tidak ada pilihan lain. Hanya Raphtalia dan Filo yang bisa memberikan serangan terkuat  pada jantungnya. Dan aku harus melakukan hal yang lain itu.”
“Apabila Hero Perisai-dono mundur dari medan perang, maka akan mempengaruhi semangat Pasukan Anti Reiki degojaru.”
“Jika aku mengetahui kekuatan Tujuh hero bintang, kita bisa mundur, tapi didepan kita sudah ada sebuah kota, bagaimana aku bisa berhenti sekarang?”
“...... Aku mengerti degojaru. Hero Perisai-dono, mohon maaf telah membuat waktu penyembuhanmu di Pulau Cal Mira menjadi sia-sia degojaru.”
“Aku juga minta maaf, karena selalu meminta yang tidak mungkin.”

Akhirnya aku bisa meyakinkan mereka berdua, lalu aku menyuruh Raphtalia dan Filo untuk menuju Jantung Reiki kembali.

“Maaf aku harus menyuruh kalian kembali kesana setelah kabur dari sana.”
“Tidak, itu bukan masalah.”
“Tidak apa-apa kok!”
“Aku menyesuaikan waktu penyerangannya dengan kalian. Mungkin ini akan sulit, usahakan untuk melakukannya dengan cepat.”
“Baiklah.”

Tak lama lagi kita akan sampai di kota itu.
Terlepas ini berhasil atau tidak, tergantung dari waktu penyerangan ini.
Apabila kita gagal, maka kita bisa menahan Reiki sedikit waktu......

“Naofumi-sama, kita akan kesana. Semoga beruntung.”
“Goshujin-sama juga berjuang ya.”
“Iya, cepat keluar dari sana setelah menghancurkan jantungnya.”
“Iya.”
“Ya.”

Sebenarnya, Aku tidak mau melakukannya.
Tetapi, hanya cara ini saja yang bisa mengurangi jumlah korban jiwa.
Kurasa, tebakanku tidak salah.
Raphtalia menunggangi Filo, lalu menghilang menuju gua yang telah kita lewati. Dengan kaki Filo, maka mereka pasti akan sampai dengan cepat.

“Pasukan Anti Reiki ikuti aku! Utamakan keselamatan diri kalian masing-masing! Ayo, Rishia!”
“”“Laksanakan!”””
“I-Iya!”

Kita menuju kepalanya sebelum Raphtalia sampai dan menghentikan Jantung Reiki.

“Meteor Shield! Ayo, Rishia. Aku mengandalkanmu. Berjuanglah!”
“Baik!”

Dengan erat Rishia memegang pedangnya dengan satu lengan sambil mengikutiku.
Dalam perjalanan, muncul Familiar Reiki bertipe Yeti yang menyerang kami.

“Zweit Aura!”

Aku membacakan mantra pendukung pada Rishia.

“Hebat..... Tubuhku.... terasa ringan!”

Rishia melakukan serangan beruntun pada mata, dada dan kaki Familiar tersebut.
Statistik awalnya memang rendah, tapi berkat Kigurumi Filo dan mantra pendukungku, serangnya bertambah kuat dengan cepat.
Dia mengembangkan kemampuan untuk mengamati situasi, ini pasti ia pelajari ketika masih bersama Itsuki.
Melihat kelemahan monster ini bukan hal yang sulit. Aku tidak perlu khawatir lagi.
Familiar Reiki bertipe Yeti musnah sebelum kusadari

“Aku, berhasil!”
“Masih ada yang datang! Jangan menyerah.”
“Baik!”

Tanggapan yang bagus. Dengan begini dia hanya perlu menambah rasa percaya dirinya saja.

Akhirnya kita keluar dari kota, lalu kita menuju pegunungan dipunggung Reiki.
..... Sebuah kota terus terlihat lebih dekat.
Sial!

“Itu kan Melromarc!”

Aku melihat bany~ak bangunan yang familiar.
Pergerakan Reiki tidak terlalu cepat, tapi dengan ukuran tubuhnya yang besar membuatnya terlihat bergerak dengan cepat.
Kita sudah melewati perbatasan Melromarc. Ini benar, jika kita memikirkan kebiasaan Reiki yang suka mencari tempat dengan banyak makhluk hidup, kerajaan Melromarc adalah sasaran yang cocok untuknya.
Hal yang dikatakan ratu sebelumnya meleset.
Sudah kuduga jumlah penduduk yang banyak ini membuatnya kesana.

Aku mulai melihat penduduk kota sedang dievakuasi.
Kalau hanya lari seperti itu, maka itu tidak bisa menyelamatkan mereka semua!

Masih belum ya.....!

Ketika Reiki sampai dikota, maka kakinya akan meruntuhkan bangunan disana layaknya mainan.
Dari arah istana Melromarc ditembakkan sebuah mantra sihir.
Tapi, Reiki tidak terluka sedikitpun.
Karena mantra pelindungnya sangat tinggi.
Pada saat kita bertarung dengan Reiki pertama kali, mantra serangan telah ditembakkan oleh pasukan ratu juga, tapi tidak ada efek sedikitpun.
Ukh... jarak Reiki dengan istana semakin mendekat.

Raphtalia! Filo! Kalian masih belum sampai!
Pada saat itu, terjadi gempa yang diakibatkan jatuhnya Reiki.
Aku tidak bisa melihat kepalanya, tapi dari matanya tidak terlihat cahaya kehidupan.

Bagus! Jantungnya telah berhenti.

Wrath Shield!
Muncul angka didepan penglihatanku.
Tersisa 30 detik. Tapi, 30 detik saja sudah cukup.

“Rishia, Aku menyerahkan perintah Pasukan Anti Reiki padamu! Jika hal buruk terjadi, langsung mundur!”
“Me-mengerti!”

Sasarannya adalah kepala Reiki.
Selama dia belum menyadari kami, sekaranglah waktu yang tepat untuk menembakkan serangan pamungkas ini.

——Tunggu.
Jika aku berhenti disini, maka itu akan menjadi akhir dari Melromarc.
Sudah berapa banyak duka yang aku alami disana.
Jangan kira, aku akan melupakan semua penghinaan itu.
Bukankah sekarang waktu yang tepat untuk memberikan rasa sakit pada orang-orang Melromarc?

——Tidak, ini salah.
Disana juga ada orang-orang yang baik kepadaku.
Toko Senjata Pak Tua, Melty, Apoteker, Pasukan Relawan, Nenek Sihir...... dan juga yang sebenarnya tidak ingin aku masukan..... Pedagang Budak.

Aku masih belum membalaskan kebaikan mereka kepadaku.
Mungkin sekaranglah waktuku untuk membalas kebaikan mereka.

“Blutopfer!”

Dari tubuhku mengalir banyak darah, dagingku tersobek-sobek dan tulangku patah.....
Rasa sakit ini lebih kuat dari yang sebelumnya. Kepalaku berdenyut.
Apa ini karena aku memperkuat Wrath Shield?
Tapi, aku sudah tahu ini akan terjadi, jadi aku sudah mempersiapkan mentalku.
Aku bertanya-tanya, apa tubuhku bisa menahannya.

“Uhuk.....”

Bertahan, Aku masih belum bisa tumbang saat ini.
Setelah aku membayar harga yang harus kutanggung untuk menggunakannya, dari bawah tanah muncul perangkap beruang besar berwarna merah kehitaman yang menggunting kepala Reiki.
Dan Reiki sedang berkonsentrasi meregenerasi jantungnya, jadi responnya lambat.

“—————!?“

Terdengar jeritan darinya yang berulang.
Bersamaan dengan desisan besi, perangkap beruang menggunting kepala Reiki lagi.
Setelah itu, jebakan beruang terbuka kembali, dan terus berulang.....

“!!!!????”

Reiki terus berteriak penuh dengan kesakitan, dan mulai mencoba memberontak.
Sudah terlambat.

Hidupmu——sudah berakhir!

Akhirnya..... krek! Dengan suara itu, kepala Reiki hancur remuk bagaikan debu.
Setelah menyelesaikan tugasnya, perangkap beruang besar itu termakan oleh tanah.
Dengan suara yang besar, tubuh Reiki terjatuh.
....Apa dia, masih mencoba beregenerasi?

......

Kesadaranku mulai memudar. Perisaiku, ku ubah menjadi Soul Eater Shield.
Oh iya! Bagaimana dengan Familiar Reiki?
Ketika Aku berbalik, Pasukan Anti Reiki sedang bersorak ke arahku.

“Lapor, pergerakan Reiki beserta Familiar-nya telah berhenti!”

Aku tidak bisa mendengarnya dengan baik, penglihatanku mulai memudar dan menjadi gelap gulita.....

“—— mi-sama!”

Rishia terkejut, sepertinya dia menahanku. Aku tidak tahu itu siapa, karena dia menggunakan Kigurumi Filo, mungkin itu Rishia.
Filo tidak pernah memanggil namaku. Aku merasa dipanggil dengan penuh kasih.
Pada saat ini.... Aku sudah tidak bisa menahan kesadaranku.
Sudah kuduga, Aku terlalu gegabah....ya?

“Rishia..... sisanya laporkan pada Raphtalia..... dan juga Ratu....”

Aku berdoa, ketika aku terbangun kembali, aku tidak mati.
Aku ingin tahu seperti apa kematian itu. Kurasa aku agak takut.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar