Jumat, 19 Juni 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 131. Tempat Kami Bertemu

Chapter 131. Tempat Kami Bertemu


“Selanjutnya kita pergi ke mana?”
“Aku harus bertemu dengan pria yang tidak ingin aku temui. Aku rasa di baik-baik saja.”
“Apa?”
“Eh-?”
“Memangnya kita akan pergi ke mana?”

Raphtalia sepertinya tahu jalan pikiranku. Dia sudah tahu ke mana tujuan kita. Dia menahan nafasnya.
Aku terkejut dia bisa menebaknya dari satu kalimat singkat itu. Apa dia seorang Esper. 
… Kurasa dia menduganya karena aku telah mendapatkan wilayah itu.

“Apa Firo mau dijual?”
“Apa kau sangat ketakutan bertemu dengan pria itu?”

Filo sepertinya juga mengerti. Dia melihat kearahku dengan mata seperti anjing yang ditelantarkan.
Filo biasanya bersikap cukup riang, tapi kurasa dia punya trauma dengan tempat ini.
Sampai aku pikir dia bisa langsung membunuh pria itu sekali pukul jika dia ingin melakukannya.
Apa itu fenomena dimana seekor gajah yang kakinya diikat ke pohon saat masih kecil, jadi ketika dia dewasa tidak akan kabur?
Mungkin sesuatu seperti itu.

“Tenang, aku tidak akan menjualmu.”
“Aku mengerti…”
“Eh? Ap?”

Rishia… Dia adalah bangsawan jadi mungkin dia tahu ini.
Yah, dia berasal dari bangsawan yang jatuh. Ada kemungkinan dia tidak mengerti ini.
Aku menuju ke jalan belakang dan berakhir didepan tenda yang sangat familiar.

“Astaga…”

Pedagang Budak, yang tidak ingin aku temui, menyapaku dengan ekspresi bosan.
Jika dipikir-pikir lagi, hanya ada sedikit orang yang akan keluar untuk membeli budak ditengah hari. 
Orang ini lebih dikenal di kota dengan sebutan Pedagang Monster.

“Bukankah itu Hero Perisai-sama. Lama tak jumpa. Aku sudah banyak mendengar tentang kemenangan Tuan.”
“Yah, lama tak jumpa.”
“Aku yakin Tuan sudah melupakan tentangku.”
“Aku tidak bisa melupakan orang curang sepertimu bahkan setelah kucoba.”

Cukup sulit melupakan pria ini. Dia memiliki semacam aura yang unik.
Perasaan yang mirip dengan Pedagang Aksesoris.
Kupikir dia harus seperti itu untuk menjalankan bisnisnya.

Terakhir kali aku kesini itu ketika membeli cakar Filo. Kurasa itu terjadi saat aku dilarang melakukan Kenaikan Kelas di Jam Pasir Naga Melromarc.
Waktu itu, aku mencoba untuk melarikan diri ke Siltvelt atau Shieldfreeden untuk menaikkan kelas Filo dan Raphtalia. 
Aku yakin dia memiliki semacam hubungan dengan Ratu… Walau dia tidak pernah bertemu secara langsung dengannya.

“Kau cukup sibuk. Aku tidak mengira kau memiliki hubungan dengan pemerintah negara ini.”
“Itu tidak mengubah fakta kalau aku mendekati Hero Perisai-sama sebagai orang yang menarik.”
“Ya, Aku tahu tentang itu.”
“Lalu, apa yang Tuan perlukan hari ini?”
“Melakukan pekerjaan aslimu.”
“Oh!”

Mata Pedagang Budak berkilauan untuk beberapa saat. 
Kau bersemangat untuk apa. Jangan pikir itu mudah untuk menipuku.
Mungkin ia senang kalau orang terkenal sepertiku masih membeli budak darinya.
Kalaupun itu faktanya, bukan berarti mereka kuat karena aku membelinya darimu, kau tahu.

“Tuan memiliki anggaran berapa?”

Sekarang, aku punya 5000 koin perak yang sebelumnya Ratu berikan.
Aku membutuhkan pak tua untuk membuat beberapa senjata dan perisai, jadi aku tidak boleh dengan ceroboh menghabiskan uang disini.

“Kali ini, aku ingin membeli beberapa budak Demi-Human dengan kisaran harga sekitar 3000 koin perak. Jika memungkinkan, aku ingin mereka berlevel rendah.”
“Apa yang Tuan rencanakan kepada mereka?”
“Mengapa aku perlu memberitahumu?”
“Aku tahu. Tuan mendapatkan wilayah dan membutuhkan beberapa budak disana.”
“Aku sudah mengatakannya sebelumnya, jadi jangan menanyakan sesuatu yang sudah kau ketahui.”

Sungguh, berapa banyak yang diketahui orang ini… kalau dia bilang bisa melihat masa depan, mungkin aku akan percaya padanya.

“Tolong kemarilah.”

Pedagang Budak memimpin jalan ke belakang tenda.
Ketika kami mengikutinya, Filo menghentikan kami.

“Ada apa?”
“...Aku tidak ingin pergi kesana.”

Sepertinya kegelapan dan bau dari tenda telah memicu traumanya.
Aku sudah terbiasa dengan itu, tapi aku tahu kalau itu bukan bau yang enak.

“Apa kau mau menunggu disana?”
“Iya…”

Filo mengangguk dan berjalan menuju ke pajangan telur monster lalu dia memerhatikan telur disana. 
Kau tahu Filo, itu adalah tempat dimana pertama kali kami bertemu denganmu.
Jangan di makan ya, aku memperingatinya sambil mengikuti Pedagang Budak.

“Um…. Apa yang sedang kita cari?”
“Kita akan mencari orang dengan posisi yang mirip denganmu.”
“Fueeeee?!”
“Meski jatuh, kau masih seorang bangsawan, kan? Dan sebelum Itsuki menyelamatkanmu yang berada di situasi yang sama seperti ini kan? Sadari itu ya.”

Negara ini memiliki perdagangan budak yang aktif. Bangsawan dan orang kaya lainnya seharusnya tahu benar tentang hal ini.
Mengapa Rishia sangat terkejut tentang ini?
Apakah dia sebenarnya cukup bodoh?

“Jadi itu yang terjadi disini? Aku baru menyadarinya.”
“Tapi mereka tidak melakukan perdagangan manusia.”
“Aku mengerti…”

Kami mengikuti Pedagang Budak, dan berakhir di dekat kandang dimana pertama kali aku melihat Raphtalia.

“...Ini adalah tempat dimana takdirku berubah ya…”

Aku juga mengenang waktu itu.
Meski tidak selama itu, tetapi rasanya seperti sudah bertahun-tahun berlalu.

“Biarkan aku memilih beberapa budak yang sesuai dengan anggaran Tuan. Bahkan aku akan memberi Tuan sedikit diskon.”
“Sungguh dermawan.”
“Aku dengar Tuan membangun desa yang cukup menarik. Itu cukup menyenangkan! Mungkin Tuan akan menjadi pelanggan terbaikku setelah ini.”
“Yah… Aku hanya datang untuk memenuhi kebutuhanku.”
“Walaupun mungkin bisnisku terlihat sepi hari ini, banyak yang mengira budak mereka akan berubah menjadi seperti rekan Hero Perisai-sama.”
“Apa maksudmu?”
“Aku rasa kejadian burung dewa itu terulang kembali. Bahkan jika aku menaikkan harganya, mereka menerimanya begitu saja.”

Raphtalia memperoleh ketenarannya sendiri dari pertempuran terakhir.
Dia mengungguli seluruh pasukan dibenua ini dengan kemampuannya. Jika orang-orang tahu disini adalah tempat berasalnya, aku yakin bisnisnya akan meningkat pesat.

“Ah, meski kau sudah mencarikan yang cocok, tapi ada juga budak yang ingin aku beli.”
“Apa yang Tuan maksud?”

Untuk menjawab pertanyaan Pedagang Budak, aku mengalihkan pandanganku pada Raphtalia. 
Aku mendekatinya dari depan dan menaruh tanganku di pundaknya.

“A-ada apa?”
“Raphtalia, apa ada seseorang disini yang berasal dari desamu? Aku tidak peduli dengan harganya, pilih siapa saja yang kau kenali.”
“!?”

Raphtalia melebarkan matanya karena terkejut.

“U-Um.. Apa kau benar-benar yakin?”
“Apa yang kau katakan disaat seperti ini? Memperkerjakan seseorang yang biasa tinggal di wilayah itu adalah pilihan paling efektif untuk pembangunan ulang. Mereka mungkin harus bertarung sedikit, tapi sekarang tujuan utamanya adalah mengembalikan pemukiman asli wilayah itu. Dan juga....”

Dalam hatinya, Raphtalia mungkin punya keinginan untuk kembali ke desa dimana dia seharusnya berada. Aku sangat yakin.
Aku rasa ini merupakan kesempatan yang cocok untuk memberi hadiah pada Raphtalia atas kerja kerasnya. Oleh karena itu, aku ingin mengembalikan desa kelahiran Raphtalia.
Hal tersebut pernah terpikir olehku ketika Raphtalia mengunjungi pemakaman itu. Aku harus bekerja keras untuk meninggalkan dunia ini. Aku harus membuat sesuatu agar Raphtalia masih punya tempat yang bisa disebut rumah. Bahkan ketika aku tidak ada…

Tentu saja ini bukan alasanku satu-satunya.
Desa Raphtalia berdekatan dengan pelabuhan, dan juga berjalan beberapa saat dari sana, sudah bisa mencapai gunung. 
Sebagai orang yang biasa hidup disana, tanahnya relatif datar dan siap untuk pertanian.
Itu adalah tempat yang sempurna untuk mencoba berbagai hal. 
<TLN: itu sempurna untuk bertani dan berternak>

Karena gelombang itu, aku tidak akan menemukan orang yang akan protes pada perbuatanku disana. 

“Oh, Pedagang Budak, Bisakah kau bertanya disekitar toko tempatmu membeli Raphtalia? Aku bersedia membeli kembali budak dari bangsawan jika perlu. Mereka mungkin akan bersedia memberikannya jika kau menyebut Hero Perisai.”

Popularitasku naik di negara ini. Tidak ada alasan untuk tidak menggunakannya.

“Tuan berencana untuk menyemangati budak Tuan dengan memberi mereka rumah lamanya, sembari menyuruh mereka bekerja? Proses pemikiran Hero Perisai-sama membuatku penasaran! Aku mengerti. Aku akan bertanya di sekitar sini.”
“Lalu, Raphtalia, apa kau melihat wajah yang kau kenal?”
“...Tolong beri aku waktu sebentar.”

Walaupun begitu, si topi sutra itu… tampaknya dia setuju saja dengan ide yang aku sarankan.
Aku takut dengan motif tersembunyinya. Aku akan menyelidiki pergerakannya nanti.

Pedagang Budak membawa Raphtalia mengitari kandang yang berisi budak, dan dia dengan hati-hati memperhatikan setiap budak didalamnya.

“—Aku menemukannya!”

Ternyata ada.
Raphtalia menunjuk pada seorang anak Demi-Human… Dia seorang anak laki-laki yang mirip seperti anjing. Usianya sekitar 10 tahunan. Dia sedikit lebih besar dari Raphtalia ketika pertama kali aku bertemu dengannya.

“Kau adalah Kiel-Kun, kan?”
“...Oneechan ini Siapa? Mengapa kau tahu namaku?”

Jadi dia tidak mendengar percakapan terakhir kami.

“Kau lupa wajahku? Aku mungkin sedikit lebih besar, tapi aku Raphtalia.”
“Eh!?”

Anak laki-laki bernama Kiel terlihat cukup terkejut.

“Bohong. Raphtalia-chan yang kutahu lebih kecil dariku, dan dia tidak secantik Oneechan. Meski dia cukup imut…”

Kiel mengatakan hal itu seperti orang yang dia maksud telah meninggal.

“Kalau begitu, aku akan membuktikan aku itu Raphtalia. Sebelum kejadian itu, tepatnya 2 bulan yang lalu, Kiel-kun mencarikan hadiah untuk ayahmu yang berulang tahun ke dalam laut, dan hampir tenggelam sampai Sadina-oneechan datang untuk menyelamatkanmu—“
“.....Eh!? Apa kau benar-benar Raphtalia-chan?”
“Itu benar, kalau kau tidak yakin, ingat saat kau tidak sengaja makan jamur beracun yang kau temukan di halaman, itu membuat perutmu sakit, dan kau sembunyi agar tidak dimarahi, kan? Kau bilang padaku untuk merahasiakannya ketika aku menemukanmu. Kau bahkan mengompol-”
“Wow! Ya! Aku percaya! Kalau Oneechan adalah Raphtalia-chan!”

Kenangan dari masa lalu? Sungguh menawan.
Tapi ceritanya sepertinya cukup memalukan.

“Raphtalia-chan. Mengapa kau menjadi sangat besar… dan sangat cantik?”
“Kau tahu, sekarang aku menjadi budak dari Naofumi-sama, dia itu Hero Perisai-sama.”
“Eh!?”
“Naofumi-sama adalah orang yang bisa dipercaya. Dan dengan permintaannya, aku sekarang mencari orang yang dulunya tinggal di desa kita.”
“I-Itu berarti aku bisa? Aku bisa kembali ke desa itu?”
“Ya, tapi… Kau akan diperkerjakan sebagai budak Naofumi-sama. Aku jamin dia tidak akan melakukan hal yang jahat. Jadi aku ingin kau ikut dengan kami.”

Anak itu, Kiel gelisah dan mengedip-mengedipkan matanya ketika mendengar permintaan Raphtalia.
Wajahnya sedikit pucat.

“Apa pria itu adalah Hero Perisai-sama?”

Kiel dengan nada penuh curiga menanyakan itu.
Apa-apaan sikap itu.

“Itu benar. Dia mungkin terlihat jahat, dan mungkin punya kebiasaan tersenyum sinis ketika sesuatu buruk terjadi kepada orang yang tidak dia sukai, tapi dia adalah orang yang baik.”
“Apa kau perlu membujuknya?”

Dia seperti ingin protes kepadaku. Dia tumbuh dengan cukup percaya diri.
Tapi mencoba membujuk seseorang dengan kata-kata itu tidaklah mungkin.
Jika itu aku, kata-kata itu akan membuatku semakin waspada.
Jika aku mendengar kata itu, maka aku akan berpikiran kalau Raphtalia telah dicuci otaknya oleh orang yang licik. 
…Menyakitkan sekali kalau protesnya tepat sasaran.

“Dia adalah pahlawan yang menyelamatkan negara ini. Apakah kau tidak tahu?”
“Aku sudah mendengarnya dari kebisingan diluar… Apakah aku benar-benar bisa kembali ke desa?”
“Iya. tapi untuk ayah dan ibu.... itu tidak mungkin, tapi jika kita bekerja keras bersama, maka kita bisa membangun kembali desa itu. Oleh karena itu, ikutlah dengan kami.”
“...Aku mengerti.”

Kiel mengangguk dan menggenggam tangan Raphtalia yang terulur.

“Aku akan menambahkan dia ke dalam tagihan Tuan. Aku akan melanjutkan memilih budak lainnya bersama gadis itu. Tolong tunggu dulu sebentar.”
“Ya. Aku akan mempersiapkan beberapa hal dulu. Aku menyerahkan sisanya padamu.”
“Iya!”
“Fufufu, Aku merasa akan terjadi hal yang menarik di sini.”
“Ayo, Rishia.”
“Ini Menakjubkan sekali…. Iya!”

Rishia mengikuti dengan mata berkaca-kaca.
Apakah Rishia belum pernah mendengar cerita semacam ini? Dia memang terlihat seperti kutu buku.
<TLN: Aku percaya kalau Rishia menangis gembira karena Kiel dan Raphtalia kembali bersatu.>

Aku menyerahkan sisanya pada Pedagang Budak dan Raphtalia, lalu aku bersama Rishia keluar dari dalam tenda.
Filo tiba-tiba berlari.

“Sudah selesai?”
“Oh iya… Filo, aku ingin memintamu melakukan sesuatu.”
“Apa?”
“Tolong bawa Rishia dan menaikkan level bersamanya. Pergilah berburu sampai kau merasa puas.”
“Fue?”

Mata Filo bersinar dan Rishia mengeluarkan suara kebingungan.
Apa itu sangat mengejutkan?
Apa kau lupa tentang ingin menjadi kuat?

“Lagi pula aku harus melatih budak yang kudapatkan, jadi ini akan menjadi latihan yang bagus. Dan juga, aku akan kesulitan jika Rishia berada di level 1 terlalu lama.”
“T-tapi bagaimana caranya aku bisa berlatih dengan Filo-san?”
“Jangan khawatir, kau hanya perlu menaiki Filo dan pastikan kau tidak jatuh. Kau masih akan mendapat EXP walau dalam kereta. Filo memang sulit untuk ditunggangi, kau perlu melatih dirimu. Raphtalia juga tepar saat mengalaminya. Ini seperti membunuh dua burung dengan satu batu.”

Itu adalah strategi leveling yang sering digunakan di game online. Dan juga digunakan di berbagai konsol RPG.
Ini merupakan metode aman untuk karakter berlevel rendah karena mereka dibantu oleh karakter berlevel tinggi.
Jika aku mengandalkan Filo, seharusnya tidak jadi masalah.

“Kalau begitu, Filo akan berangkat~”
“Fuee!?”

Filo berubah menjadi bentuk monsternya, memegang Rishia dan melemparkan dia ke punggungnya. Kemudian dia berlari keluar dari tenda.

“FUEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEeeeeeeeeeeeeeeeee-”

Teriakan Rishia memudar di kejauhan.

“Baiklah.”

Aku mengenakan jubah dan meninggalkan tenda.
Aku masih harus mampir ke beberapa tempat lainnya juga.




TL: Fujiwara-Sama
EDITOR: Isekai-Chan
PROOFREADER: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar