Selasa, 25 Agustus 2020

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter SS-4. Kisah Hero Hayato (1)

Chapter SS-4. Kisah Hero Hayato (1)


"Masaki-kun, bisakah aku mengandalkanmu untuk itu?"

Ditanya oleh teman masa kecilku, Tachibana Yumiri, aku - Masaki Hayato pergi ke kuil dekat sekolah kami.
Aku harus pergi mengambil jimat untuk OSIS.
Tidak tahu mengapa mereka membutuhkannya sekarang karena semester ketiga telah berakhir, tetapi aku tidak bisa menolak permintaan teman masa kecilku, tidak ketika dia sudah memiliki banyak hal untuk dia tangani sendiri.

"Anak laki-laki yang di sana, katakanlah, apakah kau memiliki suatu urusan disini?"

Seorang gadis cantik dengan rambut berwarna-warni memanggilku.
Cara berbicaranya aneh, mungkin meniru semacam anime atau manga.

"Oh, aku di sini untuk mengambil jimat."
"Umu, itu hal yang baik. Kau terlihat seperti akan memiliki masa depan yang menyakitkan, berjuanglah."

Menyakitkan ... Anak yang lucu.
Apakah ini hanya imajinasiku saja, atau warna rambutnya berbeda dari sebelumnya.

"Maaf, ini sebenarnya untuk orang lain."

Aku bisa saja berpura-pura bermain dengan gadis kecil miko, tapi entah bagaimana aku akhirnya mengutarakan tujuanku yang sebenarnya.

"Fumu, baiklah. Jimat kuil ini memiliki kualitas yang tinggi, gunakan hanya jika diperlukan. Itu akan menghapus masalahmu, meskipun hanya sekali."
"Apakah itu hanya sekali?"

Bukankah jika di dalam dongeng, itu seharusnya bisa digunakan untuk tiga kali?

"Itu berlaku jika kau memiliki tiga jimat. Satu jimat untuk satu penyelamatan, kau tahu."

Kalau dipikir-pikir.

Aku berjalan menuju kuil sambil berbicara dengan gadis itu.

"Beri anak ini jimat."
"Nn."

Seorang gadis kecil dengan rambut berwarna biru muda mengangguk, aku penasaran apakah dia adalah adik perempuan gadis itu.

Mataku tertuju pada ramalan keberuntungan sambil menunggu.
Itu mengingatkanku, keberuntunganku selalu diambil setiap kali aku datang ke sini bersama Yumiri ketika kita masih kecil.

"Ambil satu."

Aku menaruh uang receh serta biaya untuk jimat di piring dan menarik tongkat keberuntunganku.
Tongkat keberuntungan yang aku pilih memiliki angka 77 di atasnya.

"Fumu, 77 itu - angka yang benar-benar menandakan takdirmu."

Gadis itu bergumam saat dia mengintip dari sisiku.

"Ini, nomor 77."
"Terima kasih."

Aku membaca hasil dari tongkat keberuntungan yang diberikan gadis itu padaku.
Tertulis [Hit] di tempat di mana Good Luck atau Bad Luck seharusnya berada. Oh, mereka punya sesuatu seperti ini sekarang ya.
<TLN: Mungkin yang sering menonton anime bisa membayangkan apa yang sedang si Hayato lakukan, tapi kalau yang masih belum familiar bisa melihat penjelasannya disini https://id.wikipedia.org/wiki/Omikuji>

Orang yang ditunggu, datang.
Perjalanan, sulit. Konsultasikan dengan teman.
Pencarian, rintangan. Lebih baik tidak ragu.
Keterlibatan, di sisi itu. Jawab dengan tulus.

Banyak kata yang tidak bisa kupahami dari hasil keberuntungan ini.

"Jimat."
"Ou, terima kasih banyak. Apakah kau membantu disini? Gadis yang baik."

Aku mengambil jimat yang diberikan gadis kecil itu.
Mendapat pujianku, gadis kecil itu mengangguk sambil membusungkan dadanya,”Aku, gadis yang baik". Gadis kecil itu manis. Hanya adik perempuanku atau baby face Yumiri yang bisa menyaingi keimutannya.

"Fumu,『 Sulit 』ya- bersihkan dirimu di kuil."

Gadis yang rambutnya sekali lagi berubah warna menunjuk ke depan kuil.
Aku penasaran apakah gadis ini menyembunyikan banyak wig di bawah lengan bajunya atau semacamnya.

Karena aku sudah terlanjur disini, aku katakan padanya,”Ya, aku akan melakukannya." setelah mengikat keberuntunganku yang kurang baik di dahan pohon, lalu aku pergi berdoa di depan kuil.
Sudah lama sejak aku menyatukan tanganku di depan kuil yang sunyi seperti ini.

--Hayato-chan, kau ingin jadi seperti apa jika sudah dewasa?

Aku mendapatkan kilas balik masa kecilku dalam pikiranku.

--Aku? Aku ingin menjadi orang dewasa yang menyelamatkan banyak orang!

Bahkan hari ini, aku menjalani hidupku berdasarkan kata-kata yang aku nyatakan di masa kecilku.

"Umu umu, hatimu tulus, jarang dimiliki kalangan anak muda sekarang."
"Nn, lulus."

Aku bisa mendengar gadis berwarna-warni dan gadis kecil berambut biru melakukan percakapan seperti mereka bisa membaca pikiranku.

Sesaat kemudian, cahaya muncul di bawahku.
Aku melihat lingkaran magic langsung seperti dari anime di bawah cahaya yang menyilaukan.

--Oh sial.

Naluriku berkata aku harus pergi tetapi tubuhku menolak perintahku dan tidak bisa bergerak sedikit pun.

"Jaga agar jimat itu selalu dekat denganmu."

Kesadaranku tertelan dalam cahaya lingkaran magic dengan kata-kata gadis itu sebagai hal terakhir yang kudengar.



<Summon><Notification> <Confirmation>

Ketika aku sadar, aku mengambang di ruangan biru muda.

<Summon><Notification> <Confirmation>

Kata-kata yang terasa seperti sekumpulan konsep bergema di dalam kepalaku.
Sepertinya itu berasal dari bola biru yang mengambang di ruangan biru muda ini.

<Hero><Summon> <Confirmation>

Gambarnya berubah sedikit.
Sepertinya aku dipanggil sebagai hero.

Pikiranku kabur, aku tidak bisa berpikir jernih.

<Aku> <Dewi Kecil> <Benar>

Gambaran seorang gadis kecil yang mengajukan permohonan dikirimkan kepadaku.
Gadis ini sepertinya dewi kecil yang memanggilku.

<Kau><Hero> <Ditunjuk>

Sepertinya dewi kecil telah menunjukku sebagai hero.
Aku selalu berjuang untuk tidak meninggalkan mereka yang membutuhkan dan menolong mereka yang tampak bermasalah, tetapi aku tidak menganggap diriku mendekati level hero.

<Kau><Lulus> <Benar>

Sebuah keinginan yang tajam muncul di kepalaku.
Ingin aku percaya pada dewi kecil ini.

<Penyelamatan><Keinginan> <Pilih>

Dia ingin aku menjadi hero dan menyelamatkan dunia.
Meski begitu, dia masih memberiku pilihan terakhir.

Tapi aku tidak bisa begitu saja menolak permohonan seorang gadis kecil yang tidak bersalah.
Tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untuk membantu, tetapi aku pasti akan memberikan semuanya.

<Bersyukur><Persetujuan> <Hero>

Bayangan dewi kecil yang tersenyum lebar dikirimkan kepadaku.
Ya ampun, sekarang kau membuatku tersipu karena terlihat bahagia.

<Pernyataan><Otoritas> <Pilih>

Begitu, dia meminjamiku kekuatan untuk menyelamatkan dunia sebagai hero.
Aku menyentuh cahaya biru saat gambaran untuk menyentuhnya tersampaikan padaku.

Pertama-tama - kekuatan untuk mengalahkan musuh yang kuat.
Sepotong cahaya kecil melayang keluar dan masuk ke dadaku.

-- Strongest Pike (Tidak ada yang tidak bisa ditusuk)

Sepertinya itu adalah kekuatan untuk menembus segalanya.

Kemudian kekuatan berikutnya sudah kuputuskan.
Sama seperti sebelumnya, fragmen kekuatan kedua masuk ke dalam diriku.

--Invincible Shield (Tidak ada yang bisa menembus)

Perisai terkuat yang dapat melindungi dari serangan apa pun.
Kekuatan yang kubutuhkan untuk menyelesaikan misiku dan bersatu kembali dengan adik perempuanku dan Yumiri.

<Pernyataan><Otoritas> <Pilih>

Dewi kecil itu mendesakku.

Sepertinya aku masih bisa memilih kekuatan lain.
Dia cukup ‘besar’ hati.

<Koreksi><Fisik> <Peringatan>

Wah, maksudku bukan gemuk.
Itu artinya murah hati.

<Penerimaan><Koreksi> <Kata>

Apakah dewi kecil ini sensitif dengan bentuk fisiknya?
Aku menahan tawaku sambil bersenang-senang.

<Pernyataan><Otoritas> <Pilih>

Dewi kecil mendesakku sekali lagi.
Aku memutuskan pilihanku setelah memikirkannya sebentar.

Beberapa fragment melayang di sekitar cahaya biru sebelum salah satunya melompat ke dadaku.

- Unlimited Regeneration (Endless Heal).

Otoritas yang secara otomatis dapat memulihkan semua jenis luka bahkan kehilangan anggota tubuh tanpa magic.
Aku telah mempertimbangkan untuk menempatkan segalanya ke dalam pertahanan karena aku tidak suka rasa sakit, tapi karena jika ada serangan yang bisa menembus [Invincible Shield (Tidak dapat ditembus)] akan membuatku terluka, tidak peduli berapa banyak pertahanan yang aku gunakan, atau itulah yang dewi tersebut katakan padaku, jadi aku memilih cara untuk memulihkan diriku sendiri.

<Berkah><Otoritas> <Mendapatkan>

Dewi kecil memuji pilihanku.

<Harapan><Gunakan> <Keselamatan>

Dewi kecil itu berharap aku menguasai Otoritas yang dia pinjamkan padaku dan menyelamatkan dunia.
Gambaran itu muncul di benakku.

Ya, serahkan saja padaku. Aku akan pergi menyelamatkan dunia.

<Hati-hati><Gunakan> <Berlebih>

Sepertinya aku seharusnya tidak terlalu sering menggunakan Otoritas.
Pasti terlalu kuat untuk manusia karena mereka awalnya itu adalah kekuatan dewa.

Masuk akal, bahkan obat menjadi racun jika Kau tidak mengikuti dosisnya.

<Berkah><Hero> <Harapan>

Aku meninggalkan ruang biru muda saat dewi kecil memberkatiku.



"Kita berhasil, hero-sama telah dipanggil!"

Kesadaranku yang kabur disadarkan oleh suara yang terdengar seperti orang tua dan sorak-sorai yang besar.

"Dimana aku?"

Aku teringat percakapanku dengan dewi kecil di ruang biru muda saat aku bergumam.
Aku telah dipanggil ke dunia lain sebagai hero.

Aku bangkit dan melihat-lihat sekeliling.

Mengamati sekitar. Ada lingkaran magic raksasa yang tergambar dengan diriku berada di tengahnya, di dalam aula besar seperti kuil, dengan pria dan wanita berpakaian priest di luar lingkaran menatapku. Para priest itu terlihat sangat lelah seperti mereka akan pingsan kapan saja.

Kemudian, sekelompok orang yang mempesona membuka jalan di antara para priest itu.

Seorang gadis cantik seusiaku, seorang pemuda tampan yang mengenakan armor perak full plate seperti dia adalah penjaga gadis itu, diikuti oleh seorang priest berdada besar yang sedikit lebih tua dariku, dan seorang wanita tua dengan tatapan tajam menggunakan seragam militer. Ada juga pria berpenampilan resmi mengikuti mereka, apakah fakta bahwa banyak dari mereka yang memiliki janggut adalah satu-satunya hal yang perlu disebutkan?

Tiba-tiba, beberapa informasi muncul di benakku sebelum menghilang.

"Hero-sama, kami sangat bertermakasih yang paling tulus karena telah menjawab doa kami."

Gadis cantik itu berlutut dan menyapaku seperti adegan dalam fantasi.

Gadis cantik tersebut ternyata bernama Maryest, seorang putri dari Saga Empire, dia setahun lebih tua dariku pada usia 16.
Ksatria tersebut adalah Jerid dari keluarga Duke Orisagas, berusia 22 tahun. Terlihat kuat - saat aku memikirkan itu, informasi tentang level 44 dan semua skill yang dia miliki dengan cepat mengalir seperti reaksi berantai.

Tidak yakin apa yang terjadi di sini, tetapi memiliki informasi yang seharusnya asing bagiku terbang ke kepalaku terasa menjijikkan.

Priest wanita berdada besar di belakang sang putri juga menyapaku. Dia memiliki aura religius yang sangat kuat.

Ksatria dan wanita tua berseragam militer itu terdiam. Atau lebih tepatnya, tatapan mereka menakutkan. Mata mereka yang melototiku terasa seperti sedang mengevaluasi diriku, sangat tidak menyenangkan.

Diajak oleh sang putri, aku dibawa ke ruang tamu di dalam kuil.
Beberapa lelaki tua yang terlihat seperti menteri dan pejabat kabinet juga akan menemani kami, tetapi sang putri memerintahkan mereka untuk pergi. Dia tampak seperti gadis yang berkemauan keras.



"Aku adalah putri ke-21 dari Saga Empire, Maryest Saga. Atas perintah dari Yang Mulia Kaisar, kami telah melaksanakan [Ritual of Summoning]."

Awalnya kupikir dewi kecil memanggilku, tapi tampaknya orang-orang ini adalah orang yang melakukan ritual pemanggilan hero.

Jika dilihat lebih dekat, rambut pirang cantik sang putri berwarna keemasan.
Aku belum pernah melihat wanita yang begitu cantik seperti ini dalam kehidupan nyata.

Akan sempurna jika dia sedikit lebih imut.

"Pria ini adalah silver knight Jerid Orisagas. Dia adalah master anggar terkemuka di Saga Empire, sekaligus calon pengikut Hero-sama. Di sebelahnya adalah Sword Saint Burume Julberg-dono. Dia adalah mantan pengikut dari hero sebelumnya, dia akan bertanggung jawab atas Hero-sama dan pengikutmu. Terakhir, wanita di sini adalah priest wanita Kuil Parion Loreiya. Dia mungkin tidak memiliki pangkat tinggi, tapi dia adalah yang terbaik dalam holy magic di antara para priest.”

Sang putri memperkenalkanku pada tiga orang di ruangan itu.
Tapi tetap saja, Loreiya memiliki ‘beban’ yang sangat besar. Karena aku lebih suka yang lebih muda (lolicon), [itu besar] atau [bahu dia mungkin kaku] adalah satu-satunya hal yang terlintas dalam pikiranku, tetapi orang-orang di kelasku akan membuat keributan besar jika mereka melihatnya.

"Apakah diizinkan bagiku untuk mendengar nama Hero-sama?"
"Ah, maaf. Namaku Masaki Hayato. Oh, tapi kurasa Hayato Masaki di sini?"
<TLN: Penamaan di jepang dan di luar negeri berbeda, kalau dijepang Nama Keluarga – Nama Asli, sedangkan di barat kebalikannya>

Aku lupa memperkenalkan diri sampai sang putri menanyakannya.

"Masaki? Apakah tertulis seperti ‘Menghancurkan Kejahatan’?"
"Oh tidak, Ma dari kebenaran, dan Saki dari Nagasaki – mungkin kau tidak memahami, itu ditulis seperti ya-Masa dan Ki dari Kiseki - Putri-sama, apakah kau tahu Kanji?"
"Ya, kami memiliki beberapa buku tentang bahasa Jepang yang ditinggalkan oleh para hero generasi sebelumnya di bagian Studi Hero di perpustakaan."

Kalau dipikir-pikir, kami sedang berbicara satu sama lain tetapi tidak dalam bahasa Jepang.

"Sekarang setelah Kau menyebutkannya, aku sedang berbicara--"
"Bahasa Nasional Saga umumnya digunakan oleh penduduk Saga Empire. Dengan anugerah Dewa Parion, Hero-sama dapat berkomunikasi dengan semua orang di setiap negara, jangan khawatir."

Itu sangat berguna.
Dewi kecil, terima kasih.

Sang putri juga berkata,”Aku yakin kau bisa membaca kata-kata juga." dan membawa seikat dokumen bersamanya.
Semuanya terlihat seperti riwayat hidup atau riwayat pribadi. Ada lebih dari 100 buah.

"Ini adalah kandidat untuk pengikut Hero-sama. Mereka semua telah dipilih dengan cermat, kami ingin hero-sama memilih di antara mereka. Silakan berkonsultasi denganku atau Burume-dono."
"--Yang mulia."

Wanita tua militer - Burume-san menyela penjelasan putri kekaisarannya.

"Yang Mulia akan sibuk mengajarinya untuk sementara waktu, bukan? Sekarang setelah kita saling memperkenalkan diri, aku akan pergi dari sini. Aku harus melatih anak-anak ayam itu sebelum mereka bisa berguna untuk hero-sama sebagai pengikutnya.”
"Aku mengerti. Kalau begitu aku serahkan padamu."

Burume-san luar biasa. Levelnya adalah yang tertinggi dengan level 52 di antara semua orang yang ada di sini, dan dia bergerak seperti seseorang yang berusia 20-an meskipun berusia 83. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang lebih tua dari nenekku.

"Kau ikut denganku."
"Burume-dono, misiku menjadi pengawal Yang Mulia berarti--"
"Hero kali ini adalah orang yang baik. Pengawalanmu tidak diperlukan. Dan membiarkan yang mulia memberikan tubuhnya juga salah satu pertimbangan bukan, apakah aku salah?"

Ksatria itu marah, ”Sangat tidak sopan!", Tetapi sang putri tidak berkomentar, hanya tersenyum ringan.

"Selain itu, mereka tidak akan sendirian. Loreiya juga ada di sini. Seorang perjaka tidak punya nyali untuk melakukan threesome langsung."
<TLN: Ehm, aku gak mau jelasin :v cari sendiri ya, awkk~>

Meskipun dia mengatakan yang sebenarnya, harga diriku terpukul ketika ia mengatakan hal tersebut didepan gadis-gadis cantik, tapi karena itu adalah caranya menunjukkan kepercayaannya kepadaku, aku tidak membalasnya.

Sepertinya kehidupan hero dunia lain sedikit jauh dari yang kubayangkan.


Note:
Aaah, udah lama banget gak translate nih novel favorit x'D udah lama pula gak buka sousetsuka, pas buka lagi ternyata udah banyaak~
Jadi mimin usahakan bakal update 2 minggu sekali (senin, selasa), kalau lagi senggang mungkin bisa lebih. Ditunggu aja ya :3





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar