Jumat, 14 Agustus 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 152. Bisnis

Chapter 152. Bisnis


Di kota sebelah sudah dibangun toko sihir, apotek dan toko baju.
Ada juga yang masih tenda sementara, tapi bisnis mereka sudah berjalan.

“Ah, Hero-sama. Selamat datang.”

Nenek Sihir menyambutku di tokonya.
Toko sebelumnya lebih bagus dari yang sekarang, tapi aku harus tetap menghargainya.
Ini merupakan kota yang baru saja dibangun ulang, aku berharap banyak dari kota ini.

“Bagaimana kabarmu?”
“Baik. Sepertinya aku akan membuka kembali toko di Kota Kastil juga.”
“Berarti, ini hanya cabang dari tokomu?”
“Iya. Aku akan berjualan disini sampai toko sebelumnya buka kembali, pada saat itu aku akan mengajarimu mantra sihir..... Apa itu terdengar menarik?”

Karena Nenek Sihir dulunya seorang peneliti, jadi dia mengetahui keadaan desaku saat ini.
Memang benar, perkembangan pesat ini sangat cocok untuk disebut sihir.

“...Hmm.”

Sepertinya aku juga bisa mencium bau obat-obatan dari Apotek.
Terkadang, aku memalingkan kepalaku ke arah desa.

“Jika penelitiannya terus berlanjut, maka Apoteker akan ikut menanganinya. Aku sangat menantikannya, dari awal aku memang bermaksud untuk membuat desaku penuh dengan banyak orang, jadi aku sangat menghargai bantuan dari kalian.”
“.... Baiklah.”
“Lalu... di mana Penjahit itu?”
“Mungkin kau belum mendengarnya? dia sedang menuju desa yang kau tinggali.”

Hmm... Aku sudah memberikan bahan monster pada Penjahit.
Aku juga sudah memberitahunya untuk membuat pakaian dari bahan unik yang aku berikan.
Sepertinya aku akan menyerahkan ukuran baju padanya juga.

“Disini juga sedang melakukan rekonstruksi besar-besaran.”

Berbeda dengan desaku, disini penuh dengan orang yang bekerja, jadi setiap hari pasti ada bangunan yang selesai di rekonstruksi.
Masih ada rencana lainnya untuk merekonstruksi gedung kepala desa.
Saat ini pondasinya telah dibuat, dan mereka memperkirakan bangunannya akan selesai dalam waktu 2 minggu.

“Maaf telah merepotkan.”
“Bukan masalah. Kebanyakan orang disini memiliki banyak waktu luang.”
“Baiklah.”
“Sebagai gantinya, mereka menginginkan masakan yang dibuat oleh Hero Perisai-sama, katanya mereka sangat menyukainya. Apa masakanmu itu sangat enak? Aku juga ingin mencicipinya.”

.... Kadang-kadang, aku kemari untuk membantu membuatkan makanan untuk mereka, tapi hanya karena itu saja mereka sudah termotivasi?
Skill memasak perisai memang sangat berguna.

“Baiklah. Dalam beberapa hari, aku akan menjadi pedagang keliling, ketika aku kembali maka aku akan memasakan makanan untuk mereka.”
“Baik, akan aku sampaikan itu kepada mereka.”
“Ya, ya.”

Ketika aku keluar dari kota sebelah untuk memulai berdagang keliling, Aku melambaikan tangan kepada mereka.
Kali ini, aku ditemani oleh Raphtalia, Filo dan 2 orang lainnya.
Aku masih perlu meningkatkan kekuatan tempurku dan aku tidak yakin Rat beserta yang lainnya dapat melakukannya dalam waktu dekat.

2 hari kemudian setelah berdagang keliling.
Aku sampai di kota megah yang sangat cocok untuk dijadikan tempat berjualan.

“Hmm?”

Sepertinya sedang ada masalah dengan penjaga sekitar.
Aku bisa menghiraukan itu, tapi....

“Kenapa orang-orang ini dibebaskan, sedangkan aku tetap dicurigai.”

Aku pernah mendengar suara orang itu, jadi aku memberhentikan kereta lalu mendekatinya.
Karena disini penuh dengan kerumunan, jadi aku bertanya kepada seseorang diantara mereka.

“Apa yang terjadi?”
“Katanya, Hero Pedang menangkap sekelompok perampok, tapi ia malah dicurigai.”

.... Aku pernah mendengar penjelasan seperti itu.

“Hmm? Kau Hero Perisai?”

Aku dikenali olehnya. Ya, ada kereta mencolok yang parkir di belakangku, dan Filo yang membawanya.
Kerumunan itu terbagi 2 dan para pelakunya terlihat.
Disana ada kelompok perampok yang tertawa, dan Ren yang sedang protes kepada penjaga sekitar.

Hmm.... sepertinya aku tahu yang terjadi disini.
Kelompok perampok ini, mencoba melakukan hal yang sama pada Ren.
Apa boleh buat. Aku berjalan melalui kerumunan yang terbagi 2 itu, dan mendekati para pelaku.

“Yo.”

Aku menyapanya dari kejauhan karena ada kemungkinan penyerangan dari mereka.

“Kau, Naofumi?”
“Lama tak berjumpa.”

Ren terlihat senang ketika melihatku, lalu dia melambaikan tangannya kepadaku.
Tapi, orang yang sedang aku ajak bicara adalah kelompok perampok bukan Ren.

Tepat ketika kelompok perampok itu melihatku, muka mereka mulai memucat.
Ya... mereka sudah melakukan ini sebanyak 2 kali. Dan ini menjadi yang ke 3 kalinya. Mana mungkin mereka tidak mengetahuinya.
Seharusnya mereka belajar hidup dengan baik, jadi pedagang, prajurit bayaran atau cari pekerjaan lainnya.

“Kalian tidak ada kapoknya. Apa kalian yakin dengan mengatakan orang yang menangkap kalian itu orang jahat, itu akan membuat kalian bebas?”
“Di-diam kau!”

Ah, mungkin ini cocok untuk dijadikan percobaan.
Mungkin mereka merasa takut kepadaku, tapi ada satu hal yang akan kuberikan agar rasa takut itu muncul kembali.

“Filo.”
“Iya~a?”

Filo mendekatiku dengan melompati kerumunan orang.
Muka kelompok perampok itu mulai tambah pucat.

“Selamat makan.”
“Yey.”

Sepertinya, dia akan memakan segalanya yang bukan anak-anak.
Filo melangkah maju mendekati kelompok perampok itu, lalu kelompok perampok itu langsung memohon kepada penjaga sekitar.

“Kami adalah pelakunya, tolong selamatkan kami!”

Langsung menyerahkan diri.... Apa Filo sangat menyeramkan?
Ya, Rat pernah bilang kalau Filolial itu cukup ganas, apalagi ratunya.

“Tidak, mereka tidak bersalah. Mereka itu bukan perampoknya. Hero Pedang juga salah paham kepada mereka.”

Aku harus mencari tahu tempat persembunyian mereka, lalu mengambil semua hasil rampokan mereka.
Mereka itu cukup berbakat walau dengan keadaan seperti itu, apalagi dalam menyimpan harta orang.
Kali ini akan kubiarkan agar penyimpanan mereka terus bertambah.

“Naofumi! Kau juga!?”
“Tunggu dulu, kau tidak bersalah juga. Jangan banyak omong dulu, aku punya sebuah ide.”
“Iya, Iya kami mengerti! Kami akan memberitahukan tempat persembunyian kami, jadi jangan jadikan kami pakan burungmu!”
“Hey, Goshujin-sama. Firo merasa ada yang membenciku, apa itu perasaan saja?”
“Itu karena kau menganggap apapun selain anak-anak itu makanan.”
“Muu....”

Aku mendengar sebuah percakapan.

“Apa Burung Suci itu suka memakan orang?”
“Tidak, aku dengar Hero Perisai-sama itu sangat pandai dalam mengancam orang.”
“Oh? Sudah kuduga. Aku pernah melihat Burung Suci itu sangat senang bermain dengan anak-anak kecil di kota.”

Syukurlah, Filo. Identitasmu sebagai pemakan rakus tidak terbongkar.
Sekarang tinggal Filo sendiri yang memutuskan untuk diperlakukan seperti monster atau manusia.

“Jadi itulah yang terjadi. Mereka juga pernah mencoba menuduhku ketika aku sedang buron. Pastikan mereka menerima pelajarannya.”
“Ha, huh....?”

Penjaga sekitar menyambut penjelasanku dengan wajah penuh kebingungan.

“Bayaran dari menangkap mereka, pasti akan kau berikan kepadaku, kan?”
“Ah, Iya.... Tapi kita harus menangkap ketua perampoknya juga.”
“Dimana tempat kalian bersembunyi....”
“Iya, berikan kami petanya!”

Untungnya mereka jadi sangat kooperatif.

“Baiklah Filo, bawa Raphtalia kesana, dan tangkap mereka.”
“Ya.”
“Aku mengerti.”

Aku memberikan peta itu kepada Raphtalia dan Filo, lalu menyuruh mereka pergi kesana.

“Kalian berdua, lanjutkan berjualan.”
““Baik.””

Kemudian orang-orang dari kerumunan melewati keretaku.

“Hero Perisai-sama berhasil mengendalikan keadaan disini.”
“Hebat sekali ya. Ia berhasil membuat para perampok yang suka berbohong itu mengaku.”
“Sudah pasti karena lawannya sangat kuat.”
“Benar sekali.”

Ya ampun.
Belum tentu yang aku lakukan ini sudah benar, tapi yang aku lakukan juga belum tentu bagus untuk hukum saat ini.

“Baiklah, lama tak jumpa, Ren.”
“Ah, ha.....”

Dengan tertawa sinis, Ren menjauhiku.

“Tunggu dulu, aku kemari bukan untuk menangkapmu. Aku hanya ingin mendengar penjelasanmu.”
“Oh, baguslah..... setiap orang yang aku temui pasti mencurigaiku. Aku juga pernah dilempari batu oleh mereka.”

Dengan wajah tidak enak, Ren menjawab.
Aku rasa itu masih lebih baik.
Mengingat yang terjadi sebelumnya, aku sudah diperlakukan seperti iblis.
Penyebab utamanya adalah Sampah, Bitch dan Gereja Tiga Hero.

“Sebaiknya kita menuju kedai minum dan membicarakannya disana.”

Aku membawa Ren menuju kedai minum. Ada beberapa orang yang mengikutiku kesana, tapi aku tidak peduli dengan mereka.
Aku duduk di kursi kedai minum dan memesan minuman.
Minumanku datang bersamaan dengan buah Rukoru.
Bar tender menatapku dengan pandangan penuh harapan.
Apa boleh buat. Aku akan memakannya.

“Dia hero perisai sungguhan!”
“Hebat!”

Dengan memakan buah Rukoru, identitasku langsung terbongkar.
Pengetesan yang sangat aneh.

“Sepertinya banyak hal yang terjadi padamu.”

Sebaiknya, aku mengatakan sesuatu tanpa niat tertentu pada Ren.
Dia itu seorang pemain solo, pasti dia tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika dikejar oleh banyak orang.
Sebelum aku bertemu dengan Raphtalia dan Filo, pada saat aku mengalami ini, aku hanya memikirkan balas dendam saja.

“Iya.... anggota guild bilang tidak menerima hero lagi, aku tidak bisa mengalahkan monster dengan leluasa lagi, aku juga tidak menerima bayaran dari pembasmiannya. Dan ketika aku menangkap perampok justru aku yang dicurigai!”

Ren yang biasanya diam dan tenang, mengatakanya dengan penuh amarah.
Bukan berarti aku tidak mengerti perasaannya saat ini.

“Lalu aku mulai berjualan item drop monster untuk memenuhi kebutuhan hidup.... aku merasa lelah terus melakukan itu. Setiap orang tidak ada yang mau menerimaku. Kenapa aku harus melindungi dunia yang dipenuhi oleh orang seperti itu?”
“Begitulah manusia. Ketika aku dijadikan Iblis Perisai, aku mengalami hal yang sama. Bahkan lebih buruk dari ini.”
“Ah, iya.....”
“Aku akan menanyakan ini terlebih dahulu. Apa kau terlibat dalam bencana Reiki?”

Kalau dilihat-lihat, anggota party-nya belum terlihat.
Apa mereka melarikan diri?
Ya, mereka itu orang yang bisa belajar sendiri tanpa Ren. Kalau pun mereka meninggalkannya, maka dia tidak bisa menentang mereka.

“Tidak..... aku....”

Ren mulai kesulitan mengucapkan kalimatnya.

“Kau mau mencoba untuk menyembunyikannya lagi?”
“Tidak, bukan begitu....”

Dia itu tidak pernah berubah.
Kebiasaannya itu sudah membuatku kesulitan.
Ngomong-ngomong, aku punya banyak dendam kepada dia, tapi aku menghitung kebaikannya kepadaku dan hasilnya seimbang.

“Apa kau ingat percobaan pembunuhan kepada putri kedua. Aku sangat berterima kasih karena kau berhasil menggagalkannya. Aku akan mendengarkanmu sama seperti saat kau mendengarkanku. Aku itu orangnya sangat suka berbalas budi kepada orang.”
“.....”
“Jika kau tidak mengatakannya, maka keadaanmu saat ini akan semakin buruk, Ren. Kau akan menjadi Iblis Perisai selanjutnya.”
“..... Baiklah. Dengarkan penjelasanku ini.”

Dengan menarik nafas, Ren memulai penjelasannya.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar