Rabu, 26 Agustus 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 155. Zeltoble

Chapter 155. Zeltoble


Ketika aku meninggalkan laboratorium Rat, aku melihat kereta milik Pedagang Budak terparkir di samping desa.

“Halo, Hero Perisai-sama!”

Dia sudah sering datang kemari.
Mungkin itu sudah tidak perlu ditanyakan lagi, karena dia sedang mencarikan budak yang berasal dari desa ini.
Aku itu tidak begitu suka berbicara dengannya. Bukan hanya karena satu hal saja.

“Apa kau telah menemukan Budak baru yang lain?”
“Tidak! Aku belum menemukan yang baru. Ya.”
“Untuk apa kau kemari!? Pulanglah!”

Haruskah aku menabur garam padanya?
Jika dia menjawab karena sedang ada waktu luang, jika dia kemari hanya untuk makan saja, maka akan kupukul dia.
Ngomong-ngomong, garam sudah bukan hal yang berharga lagi disini. Karena kita bersebelahan dengan pantai.

“Apa aku tidak boleh kemari tanpa alasan? Perlakuanmu membuat jantungku kaget.”
“Kau sepertinya sangat ingin membuatku menjadi koki pribadimu ya.”
“Itu hanya candaan saja. Ya.”
“Apa kau mau ku masak?”
“Tidak, tidak. Aku kemari untuk mengundang Hero Perisai-sama.”
“... Mengundang apa?”

Pedagang Budak menangkat tangannya tinggi-tinggi. Sepertinya dia ingin membesar-besarkannya.
Aku yakin, dia hanya akan membawakan sesuatu yang buruk saja.

“Aku mengundang Tuan untuk membeli budak di Zeltoble.”
“Aku tidak akan membelinya saat ini....”
“Kerabatku mengatakan ingin menawarkan budak terbaiknya pada Hero Perisai-sama.”
“Apa dia menawarkannya dalam harga diskon?”
“Dia memberi penawaran yang paling bagus.”
“Itu terdengar mahal bagiku?”

Aku tidak menginginkan budak yang mahal.
Aku mengutamakan budak yang dekat dengan Raphtalia.
Dari statistik yang aku lihat, harga budak dari penduduk desa ini cukup murah.
Karena mereka semua adalah anak kecil, pastinya level mereka itu sangat rendah. Dan mereka juga memiliki umur yang tidak sesuai untuk dijadikan budak.

“Aku yakin mereka akan menawarkan harga yang bisa dijangkau oleh keuangan Tuan.”
“Aku hanya punya beberapa koin saja, tapi mungkin akan kulihat dulu....”

Aku sedikit mendapatkan uang dari penjualan Buah Bio Plant, dan dari hasil buruan Kiel serta teman-temannya ketika menaikkan level. Pada saat ini, keuangan desa ini tidak begitu mengkhawatirkan.
Jika undangan itu tidak begitu mendesak, maka sudah waktunya aku mendatangi Toko Senjata Pak tua untuk memesan perisai dan senjata lain.

Penduduk desa saat ini menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
Menurutku, desa ini sudah bisa berjalan walau tanpa kehadiranku.
Ini juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengurangi waktu memasakku.
.... Yang membuatku terus memasak adalah Kiel dan yang lainnya, karena mereka terus-menerus meminta masakkanku.

“Berapa lama waktu perjalanan kesana?”
“Tunggu sebentar..... Biasanya, dengan kapal laut akan sampai lebih awal, tapi apabila dengan kekuatan kaki Filolial Tuan, mungkin itu akan memakan waktu 3 hari.”

Dengan kekuatan kaki Filo saja memakan waktu 3 hari.... Tempatnya cukup jauh.
Tujuan kita adalah negara lain jadi sudah menjadi hal biasa.
Oh iya, sebelumnya aku pernah mendengar dari hero lain kalau toko senjata di Zeltoble itu memiliki barang yang berkualitas.

Berarti mereka sudah pernah berkunjung kesana.
Oh, jadi itu yang membuat mereka merasa memiliki level yang tinggi.
Mereka mendapatkan senjata yang kuat juga.
Masih ada banyak senjata mereka yang tidak aku ketahui dengan baik.

Contohnya, Flashing Sword, Thunder Shot dan Portal Spear.
Aku tidak tahu skill itu berasal dari senjata apa.
Lain kali, akan kutanyakan pada mereka.
Walaupun kemungkinan besar mereka tidak akan memberitahuku.

“Kalau dengan kapal?”
“Sekitar 4 hari.”
“Hmm.”

Aku melihat penduduk desa.
Semua orang sedang merekonstruksi desa dengan penuh semangat.
Disana.... Imiya sedang menggali lubang bersama Dune.
Karena dia itu tikus tanah, jadi cukup cocok.

Raphtalia sedang mengajari cara berjualan, Filo sedang tidur siang.
Rishia dan Kiel sedang menerima pelajaran dari Ksatria Wanita tentang cara menggunakan pedang.
Budak lain yang memiliki tekad seperti Kiel sedang ikut berlatih bersama prajurit disana.

Kurasa aku bisa meninggalkan desa selama seminggu.

“Baiklah, ayo kita pergi kesana.”
“Aku sudah mengira Tuan akan mengatakan itu.”
“Raphtalia, Filo, dan yang lain, ayo kumpul dulu sebentar.”

Aku memanggil semua orang kemari.

“Aku akan meninggalkan desa selama 1 minggu. Orang yang akan ikut adalah Raphtalia, Filo dan...“

Siapa lagi yang akan kubawa? Tujuan kesana hanya untuk membeli budak saja.
Kalau tidak salah, ada informasi mengenai keberadaan Itsuki disana.
.... Haruskah aku bawa Rishia?

“Rishia, apa kau mau ikut?”
“Mau.”
“Kiel, kau yang menggantikan tugas Rishia ketika dia pergi.”
“Aku mengerti, Bubba.”
“Jangan bertingkah seenaknya sendiri, oke?”
“Ah, iya.”

Rishia dan Kiel memiliki pengalaman dan cara berpikir yang berbeda, jadi jika berdasarkan kemampuan leveling, Rishia lebih unggul.
Dia lebih memiliki sifat pemimpin. Hal yang bagus dari seorang Ahli Dalam Segala Hal.
Dengan kata lain, dia itu bisa mengetahui kemampuan anggotanya untuk melakukan sebuah pekerjaan.

Bila mengeluarkan Raphtalia dan Filo dari pertarungan, maka orang di desa yang paling cocok untuk menggantikan mereka berdua adalah dia.
Dia tidak begitu banyak mengambil risiko, tidak begitu banyak mengambil kesempatan untuk menyerang, dia mengutamakan keselamatan dalam cara bertarungnya.
Jika membandingkannya dengan Filo, maka dia akan kalah karena orang sekuat Filo akan menggunakan semua kekuatannya untuk menaikkan level.
Orang yang bisa mengajari cara bertarung dan menghasilkan exp yang banyak pada budak desa, menurutku Rishia yang paling cocok.

Dan orang yang akan menggantikannya ketika dia pergi adalah Kiel, aku sangat khawatir.
Belum lagi dia suka kembali dengan penuh luka.

“Jika terjadi sesuatu, tanyakan saja pada paman Apoteker, dia berada di kota sebelah. Dan juga tanyakan pada Toko Nenek Sihir untuk menggunakan mantranya jika diperlukan.”

Nenek Sihir suka kemari dan mengajari mereka sihir, jadi sudah dipastikan mereka bisa mengusai mantra sihir dasar.
Ya... aku hanya pergi selama satu minggu saja, pasti mereka bisa menemukan jalan keluarnya.

“Lalu.... kau.”

Aku melihat Taniko sambil berpikir.

“Jangan sering bertengkar dengan Rat mengenai monster secara berlebihan.”
“Si tante tua itu sendiri yang mau melakukan hal buruk pada mereka.”

Ya ampun, sesayang apa Taniko pada monster?
Bagaimana caranya dia dibesarkan?
Lain kali aku harus menanyakan itu padanya.

“Ah, benar juga. Kiel, coba ajak Rat untuk berburu.”
“Hmm? Iya, tapi untuk apa?”
“Dia adalah orang yang bisa membuat Filo tumbang dalam sejenak. Kemampuannya pasti sangat tinggi. Dia juga pasti tahu tentang monster disana.”
“Baiklah.”
“Sebaiknya aku melaporkan pada ratu bahwa Iwatani-dono akan pergi ke Zeltoble.”

Ksatria Wanita mengatakan itu.

“Kita kesana bukan untuk membuat masalah.”
“Benar, aku yakin ratu mengizinkannya. Kami juga tidak memiliki hubungan yang buruk pada negara itu.”
“Kalau begitu aku ingin kau melanjutkan rencana sebelumnya, yaitu mengawasi Rat.”
“Baiklah.”
“.... Apa sudah tidak ada yang perlu aku sampaikan? Tidak ada ya? Ya sudah, ayo kita pergi.”

Demikian lah, kami menerima undangan Pedagang Budak untuk membeli budak di Zeltoble.

Ngomong-ngomong, 2 dari pelayan Pedagang Budak mengaitkan keretanya pada kereta Filo ketika kita tidak memperhatikan mereka.

“Wow, ini cepat sekali. Ya.”
“Ya....”
“Lalu ini membuatku sedikit mual. Ya.”

Dia terus tertawa walaupun mukanya memucat. Apa memang ada hal yang bisa ditertawakan disini?
Pelayan dari Pedagang Budak saja sudah mengeluarkan kepalanya dan muntah diperjalanan.
Jika belum terbiasa, maka hampir tidak mungkin untuk menaiki kereta Filo dalam waktu lama. Karena jalan yang kita lalui belum begitu rata, kereta cukup sering bergetar.
Memangnya secepat apakah Filo menarik kereta ini.
Aku yakin, ini sangat cepat....

“Ahahahahahahahaha ... menyenangkan sekali!”

Filo yang tertawa terbahak-bahak itu cukup berbahaya.
Aku harap kita tidak kenapa-kenapa.
Apa dia menggunakan instingnya?

Lalu dalam 3 hari, kita melewati perbatasan negara dengan aman hingga kita sampai di Zeltoble.

“Disini cukup ramai ya.”

Berbisnis disini lebih menguntungkan dibandingkan di Kota Kastil Melromarc karena aktivitas disini lebih padat.
Masih belum ada orang yang mengenali wajahku, jadi tidak ada yang menghampiriku.

“Oh iya, Zeltoble itu negara macam apa? Aku belum pernah mendengar apapun mengenai negara ini.”
“Biarkan aku yang menjelaskan semua ini.”

Pedagang Budak mengatakan itu dengan penuh semangat.

“Negara Tentara Bayaran, Zeltoble. Sesuai dengan namanya, negara ini menjadikan kekuatan sebagai mata pencahariannya. Yaitu menyediakan tentara bayaran.”
“Ya, aku juga sudah menduga itu.”
“Kau sudah memahami makna Tentara Bayaran ya. Ini sebuah pekerjaan yang menghasilkan uang dengan bertarung. Guild petualang negara ini memiliki hubungan yang erat dengan pemerintahan negara ini. Yang mana, itu membuat munculnya beberapa bisnis, seperti Toko Senjata lalu ada Toko Obat dan masih ada banyak lagi yang bisa ditemukan disini. Dibandingkan dengan negara lain, hampir setiap harinya tidak ada uang yang berhenti mengalir dinegara ini.”
“Itu cukup melegakan.”

Dalam keadaan kereta yang bergetar ini aku melihat keluar, dan yang dikatakannya memang benar.
Kota Kastil Melromarc memang ramai, tapi disini penuh dengan berbagai jenis pedagang.
Ini sudah seperti, pasar minggu atau distrik pembelanjaan yang ramai oleh pengunjung.

“Ngomong-ngomong, di negara ini tidak menjalankan sistem kerajaan. Jadi yang mengatur negara ini adalah Dewan Pedagang Besar.”
“Hmm....”

Jadi ini negara Republik.
Ya, negara yang menyediakan tentara bayaran tidak peduli dengan tahta. Semuanya ditentukan melalui kemampuan.

“Perang merupakan bagian dari sisi kelam Zeltoble, jadi Tuan harus berhati-hati.”
“Aku tahu.”
“Bisnis keluargaku membuat pusatnya disini. Kami menerima banyak keuntungan.”
“..... Sudah aku duga itu yang terjadi.”

Bagaimana aku menjelaskannya ya, kemarin malam aku memiliki mimpi buruk.
Sebuah mimpi buruk dimana aku dikelilingi oleh jutaan orang yang mirip dengan Pedagang Budak. Lalu mereka menawarkan budak dan monster padaku.

“Lalu bagian yang paling menarik dari tempat ini adalah Colosseum yang sering diadakan di berbagai tempat.”
“Colosseum?”

Itu tempat bertarung.
Tempat dimana sesama pejuang akan saling bertarung dan dijadikan taruhan oleh banyak orang.

“Itu merupakan hal yang unik dari negara ini. Aku harap Tuan akan senang ketika melihatnya.”
“Akan kupikirkan. Lalu, sekarang kita menuju ke mana?”
“Arahkan ke jalur luar, lalu turun menuju gang belakang sana.”
“Baiklah. Filo.”

Sesuai dengan arahan Pedagang Budak, aku mengarahkan Filo ke gang belakang.
Lalu....
Entah dari mana asalnya, muncul tali tambang yang mengikat leher Filo.

“Hehehe, ternyata ada orang yang membawa monster langka kemari.”

Muncul beberapa orang jahat di jalan.
Apa mereka tidak tahu Filo itu siapa?
Ya, mungkin tidak semua berita tentang pencarian kami disebarluaskan ke banyak negara.

Entah kenapa, aku merasa ingat seseorang yang mirip dengannya.
Tapi orang yang aku ingat itu sudah dikurung.

“Ya!”
“Guha ah ah ah ah ah ah ah! ?”

Orang jahat yang ceroboh dalam melemparkan tali ke Filo malah mendapatkan kesialan, karena dia akan diluncurkan ke angkasa oleh Filo.
.... Ini negara yang sangat barbar.

“Eh, ini ada apa dengan makhluk ini! DIAM! Guha!?”
“Ini makhluk buas! Ayo cepat kita ika~--aaaaaaaaaaat!?”

Walah, Filo mematuk jatuh kepala si bodoh jahat 1.
Sejenak dia memberontak, tapi tak lama kemudian dia terdiam. Dan menyerah.

“Ini monster iblis!!!!!!!!!”
“Tolong!”

Filo menjatuhkan orang jahat bodoh itu, lalu dia merobek tali yang mengikat lehernya.

“Aku lebih suka yang sedikit asin, lalu, mereka ini tidak terlihat sehat.”
“....”

Aku khawatir dia akan benar-benar menjadi monster pemakan manusia.
Aku harap dia tidak menuju arah kehidupan yang aneh.

“Filo, orang itu bukan makanan.”
“Hmm?”

Bagaimanapun juga, dia itu Filolial. Apa itu yang membuat cara berpikirnya terhambat?
Menyusahkan sekali. Dari kegunaannya, aku lebih memilih kecerdasannya tetap rendah.

“Filo, orang itu, enak dimakan pada saat mereka masih anak kecil. Karena mereka lembut.”
“Apa yang sedang kau katakan, Naofumi-sama!?”

Dalam game, novel dan film, banyak monster yang mengatakan kalimat seperti itu. Jadi aku coba untuk mengajarkan itu padanya.
Namun, Filo menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kencang.

“Tidak mau!”
“Filo itu lebih cepat memahami suatu hal yang berhubungan dengan anak kecil.”
“Ah, terserahlah..... Aku tidak tahu apa dia mengerti ini atau tidak....”
“Dengar ini, Filo. Sebaiknya kau jangan berniat memakan orang, kecuali kau mau mengancam orang. Itu semua untuk kebaikanmu.”
“Iya. Aku juga mengira mereka akan lari jika melihat aku melakukan itu.”

Hmm.... berarti dia sudah belajar mengancam orang.
Ternyata dia cukup pintar.
Masih ada masalah dengan kecerdasannya, tapi untuk keadaan seperti ini, itu bukan masalah.

“Lalu yang kurang asin itu apa?”
“Rasa saat aku menjilat mereka.”

..... Setelah mendengar itu, aku hanya bisa berdoa agar dia tidak mengetahui rasa manusia.

Kami memberhentikan kereta di depan toko kenalan Pedagang Budak.

“Rishia, apa yang  akan kau lakukan?”
“.... Aku rasa aku ingin mencari Itsuki-sama.”

Dalam beberapa hari ini Rishia tidak banyak bicara. Jadi ini yang telah dia putuskan dalam keadaan diamnya.
Aku sudah tahu, Rishia masih mengejar Itsuki.
Itu karena, informasi mengenai hero lain sudah ditemukan, tetapi hanya informasi mengenai Itsuki yang belum ditemukan.
Lagi pula dari awal, informasi mengenai dia itu sangatlah sedikit.
Karena dia mencoba bertindak sebagai pahlwan tersembunyi dan bergerak secara diam-diam.

“Baiklah. Ketika malam tiba, kita akan bertemu kembali di kereta yang aku parkirkan di depan toko ini. Sampai saat itu, kau bebas mencarinya.”
“Aku mengerti.”
“Bagaimana dengan Firo?”
“Aku sedikit khawatir jika Rishia pergi sendirian, jadi temani dia.”
“Iya.”

Aku menyerahkan perlindungan Rishia pada Filo yang sedang tidak dalam wujud manusianya.
Rishia sudah bertambah kuat, aku tidak begitu mengkhawatirkannya. Tapi bukan berarti kejadian buruk tidak akan menimpanya.
Keadaan disini juga tidak begitu baik.

“Masih ada lagi, Rishia”
“Ada apa?”
“Buka dulu Kigurumimu.”
“Aku tahu itu.”

Meskipun berkata seperti itu, aku rasa dia hampir melupakan itu sebelum aku menyampaikannya.
Aku hanya ingin meyakinkan bahwa dia hanya lupa saja, dan tidak ada niatan untuk menggunakan Kigurumi itu ketika berjalan di dalam kota ini.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar