Jumat, 28 Agustus 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 156. Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Chapter 156. Mimpi yang Menjadi Kenyataan


Setelah berpisah dengan Rishia dan Filo, aku dan Raphtalia mengikuti Pedagang Budak.
Setelah melewati gang belakang tersebut, kami melihat Colosseum besar.
Di depan bangunan seperti kubah yang terbuat dari batu ini, ada pria kekar yang berjaga disana.

Melihat antrean yang panjang ini sudah menandakan kepopulerannya.

“Sebelah sini.”

Melewati pintu belakang, Pedagang Budak memberikan sapaan ringan pada pria kekar yang berjaga itu.
Pria itu menyingkir dari tempatnya dan memberikan kami jalan.

“Ini hanyalah Colosseum bagian atasnya saja. Di bawahnya, terdapat ruang bawah tanah yang menjadi tempat penjualan budak. Ya.”
“Oh....”
“Ya, di negara ini ada banyak Colosseum yang serupa. Tergantung dari kebijakan Pengurusnya, barang yang ditawarkan juga berbeda. Ya.”
“Lalu, bagaimana dengan kebijakan di tempatmu?”
“Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, kebijakan tempatku adalah menjual budak.”

Jadi dia tidak peduli apakah itu budak manusia atau Demi-Human....
Setelah melanjutkan perjalanan, kami menuju tangga bawah tanah lalu menuruninya.
Kami bisa mendengar suara sorakan yang menggema.
Cukup ramai juga disini.

“Diatas kita ada tentara bayaran dan budak... lalu kami juga punya monster untuk pertunjukan Colosseum. Ya.”
“Kau hebat dalam mengatur semua ini.”
“Oleh karena itu, sering terjadi duel yang kami tolak di hari yang sama. Kami juga berencana akan mengadakan lomba makan. Ya.”
 “Aku ingin Filo ikut lomba itu.”

Aku ingin tahu kemampuan monster rakus itu dalam menghabiskan banyak makanan.
Sudah dapat makanan gratis, ada hadiahnya pula.
Ya... kalau kalah mungkin aku harus mengeluarkan uang.

“Itu akan sangat menarik. Mungkin itu bisa dilakukan. Ya.”

Pedagang Budak memberikan isyarat jari yang aneh pada pria kekar. Aku hanya mengikutinya saja.

“Akan menjadi hal baik jika Hero Perisai-sama mengikuti lomba minum, jika tidak maka akan ada orang yang menganggap Tuan itu palsu.”
“Itu salah satu cara agar menjadi terkenal disini, tapi....”

Hanya dengan memakan buah Rukoru, aku sudah pasti menang.... tapi ketika aku memakannya, orang di sekitarku terlihat mual. Jadi aku tidak ingin memakannya dalam keadaan seperti itu.
Aku juga masih belum tahu jumlah alkohol yang bisa aku tahan.
Hero Perisai keracunan karena terlalu banyak minum alkohol, itu tidak lucu sama sekali.
Dari awal, aku tidak begitu suka minum alkohol, jadi itu tidak akan terjadi.

“Lalu? Apa kita masih belum sampai?”
“Sebentar lagi kita sampai.”

Katanya sambil meninggalkan tangga lalu menuju koridor batu yang dipenuhi oleh kandang besi yang terlihat dari kejauhan.
Kandang besi disini lebih banyak daripada di tenda Pedagang Budak. Didalamnya terdapat budak Manusia dan Demi-Human yang sudah kehilangan harapan hidupnya.
Diantara kandang besi itu terlihat sebuah ruang kecil. disana ada orang yang terlihat cukup kuat dan seorang pedagang sedang berjaga.

“Oh... dari Melromarc...”
“Halo Paman.”

Aku merasa dibodohi oleh mataku sendiri. Orang ini.... dengan senang hati memeluk Pedagang Budak seperti sedang reuni keluarga.
Pedagang Budak merupakan seorang pria yang mengenakan jas berekor aneh dan menggunakan kacamata hitam besar, tapi si Pedagang ini juga mengenakan pakaian yang sama dengan Pedagang Budak, belum lagi wajah mereka sangat mirip. Yang membedakan dari mereka berdua adalah pola dari jas berekor dan kacamatanya saja.

“Naofumi-sama, apa mataku yang aneh?”
“Kebetulan sekali, aku juga merasakan seperti itu.”

Ini merupakan bisnis keluarga, tapi bagaimana mereka bisa mirip seperti itu.
Gawat, aku ingin melihat seluruh anggota keluarga mereka.
Mimpiku menjadi kenyataan.
Aku pernah menonton sebuah anime yang mirip dengan ini, kalau tidak salah ada sebuah bisnis fasilitas kesehatan keluarga yang dikelola kakak perempuan, lalu.....
Jika mereka mengenakan pakaian yang sama, maka akan sulit untuk membedakannya.
<EDN: Hmm, mimin kurang tau ini referensi anime apa>

“Akan kuperkenalkan orang yang mengundang Tuan, dia itu pamanku. Ya.”
“Wah, wah, ternyata ada Hero Perisai-sama, sedang bertemu denganmu, tatapan aneh yang penuh semangat itu bisa membuatku jatuh cinta.”
“Cukup.”

Gawat. Aku benar-benar merinding. Aku ingin segera melarikan diri dari sini.
Kembali tanpa berbuat apapun sangat membuatku kesal, jadi aku menahan kaki ini agar tidak melarikan diri dari sini.

“Dari suaramu itu sudah terdengar sangat cocok untuk mengatur budak.... itu sangat menarik. Mau kah Tuan menikahi putriku?”

Aku mulai membayangkan Pedagang Budak dalam versi wanita.

“Ya ampun.... Ujian macam apa lagi ini....”
“Benar sekali! Apa kalian memanggil Naofumi-sama hanya untuk hal konyol seperti ini!?”

Raphtalia mengatakan itu dengan penuh amarah.
Oh iya, dia juga kemari untuk mencari teman satu desanya. Kemarahannya itu mudah dimengerti.
Lanjutkan Raphtalia, dengan begitu mereka akan berhenti.

“Hahahah, itu hanya candaan.”
“Paman, itu tidak baik.”
“Hahahah, aku tidak seburuk dirimu.”

Lalu mereka berdua tertawa.
Mengerikan sekali....

“Kembali ke topik awal.”
“Oh, benar juga. Barang seperti apa yang Hero Perisai-sama inginkan?”
“Apa, sudah langsung ke bisnis? padahal aku ingin memperdalam rasa persahabatanku dengan Hero Perisai-sama. Ya.”
“Itu tergantung paman sendiri. Ya.”

Yayayaya.... mau sampai kapan sesi tanya jawab mereka berlangsung?
Ini benar-benar merepotkan. Apa sekarang waktu yang tepat untuk pulang?

“Hmm...karena dia adalah orang yang membuatmu jatuh cinta, itu membuatku bertanya-tanya bagaimana orangnya. Jadi begitu ya....”
“Bagian mana yang membuatku penuh pesona?”

Lagi pula, aku tidak mengerti sedikitpun pemikiran Pedagang Budak.
Aku tidak tahu apa alasannya, tapi apapun yang aku lakukan, dia selalu menegaskannya dengan baik.
Tapi, aku selalu mengira ada sesuatu dibaliknya.

“Hehehe.... Kemanapun kau pergi, pasti aura gelap itu mengelilingimu.”
“Apa aku semacam jelmaan iblis atau makhluk jahat lainnya?”
“Bukan, bukan itu. Itu karena kualitas seorang pengguna budak saja. Itu sangat menyenangkan dimata kami.”
“Tuan ini tidak memperkerjakan ataupun membunuh budak, melainkan mengeluarkan kharismanya yang membuat budak itu mati karena bertarung untuknya.”

Bubba ~ Makan yuk~
Goushijin-sama ~ Ayo Makan~
Hero Perisai-sama ~ Mari makan~

 Kenapa aku malah memikirkan untuk memberi mereka makan?
Apa ini yang disebut kharisma?
.... Kau akan kalah, jika terus memikirkannya.

“Hmm, jika ternyata orangnya seperti itu, maka ayo kita lupakan saja pembahasan itu.”
“Pembahasan apa?”
“Tidak, tidak, itu urusan kami saja. Ya.”
“Memangnya kenapa? Ya.”
“Jadi begini—“

Pedagang Budak saling berbisik satu sama lain.
Eh? yang datang bersamaku itu yang mana ya?

“Ini.... lalu.....”

Aku tidak bisa mendengarnya sedikitpun.
Apa yang sedang mereka bicarakan?

“Jadi begitu, kalau begitu aku tolak. Ya.”
“Apa yang kalian bicarakan?”
“Bagaimana kalau kita coba dulu?”
“Mungkin saja, itu bisa dipertimbangkan.”
“Dengarkan aku.”

Pedagang Budak memulai tertawanya sambil melihatku. Hentikan.

“Kalau begitu, silakan lewat sini.”

Pedagang Budak negara ini menuntun kami.
Kami mengikutinya dari belakang.
Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?

“Lewat sini.”

Lalu, kami dipandu menuju tempat yang dipenuhi oleh kandang besi atau mungkin sangkar ya.
Salah satu dari kandang itu, terdapat Demi-Human wanita bertanduk yang sedang duduk.
Kulitnya berwarna coklat dan wajahnya cukup bagus.
Tubuhnya memancarkan aura wanita dewasa.
Dadanya cukup besar, secara keseluruhan dia bisa dibilang wanita cantik...?
Wajahnya memiliki corak yang cukup bagus.
Dari ciri-ciri diatas, dia bukan budak yang aku inginkan.

“Aku tidak tertarik dengan budak seks.”
“Tentu bukan, dia itu merupakan ras Kiki yang terkenal karena kemampuan bertarungnya dari pada Demi-Human lain.”
“Hanya itu saja?”

Entah kenapa dia menengok kemari dan melambaikan tangan sambil tersenyum.
Aku merinding. Budak itu…
Memiliki wajah yang bisa membuatku ingin memukul wajahnya kapanpun.
Tidak, kurasa aku hanya akan mendapat banyak masalah darinya.

“Harganya pasti mahal, jadi tidak perlu.”

Setelah mendengar jawabanku, budak itu mengeluarkan ekspresi sebal.

“Jangan khawatir, akan kuberi dengan harga yang murah.”
“Walaupun begitu....”

Entah kenapa aku tidak mau. Atau mungkin, aku tidak ingin membuatnya menjadi budakku.
Entah ada hubungannya dengan budak ini atau tidak, atau mungkin karena aku merasa akan tertangkap sesuatu, atau karena dia memiliki kesamaan dengan Bitch yang membuatku tidak nyaman.

“Baiklah, apa Tuan mau melihat budak selanjutnya?”
“Iya, maaf tapi aku tolak dia.”
“Kenapa?”

Budak itu meneriakiku.
Apa aku melukai harga dirimu?
Aku tidak tahu harga diri dari seorang budak seks.

“Kau itu bukan budak yang sesuai dengan keinginanku. Itu saja.”
“Lolicon!”

Silakan teriak semaumu, lagi pula… 
Tiba-tiba aku merasakan suatu tatapan.
Aku memelototi balik Pedagang Budak.
Dengan cepat dia memalingkan tubuhnya.

“Kau menyebutku Lolicon.... Kau terdengar seperti orang yang sudah mengenalku saja?”

Mendengar apa yang kukatakan, Pedagang Budak langsung menutup mulutnya.
Sudah kuduga, pasti ada sesuatu dibalik semua ini.

“Anu, Naofumi-sama? Dia menggunakan bahasa dari negara mana?”
“Raphtalia, kau tidak mengerti perkataannya?”
“Tidak.”

Oh iya, aku hampir lupa ada kemampuan penerjemah dari perisai.
Karena di dunia ini memiliki banyak bahasa, untungnya karena kemampuan perisai ini semuanya bisa aku mengerti dengan baik.
Lalu, bahasa yang digunakan Melromarc itu.... bahasa yang sering digunakan oleh manusia.
Jangan-jangan....

“Kau tidak perlu memikirkannya.”
“Kenapa? Kenapa kau menolakku?”

Lalu, kami mengikuti Pedagang Budak sambil menghiraukan budak yang menyebut dirinya sebagai budak.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar