Chapter 28. Tikus Got dan Pemantik
Aku menjadikan seekor tikus liar sebagai familiarku dan memberinya nama Mitsuki. Ada kemungkinan seseorang akan mengeluh tentang nama ini, tetapi itu tidak masalah bagi ku.
<EDN: Mimin masih belum paham, kemungkinan ini ada semacam joke kanji>
Lagipula, arti dari nama yang kuberikan adalah 'bulan yang indah', tidak ada yang lain. Aku memberinya kekuatan sihir serta kecerdasan dan mengirimnya ke permukaan.
Menurut apa yang dikatakan para Dwarf, Sharltar telah menjadikan kota di atas permukaan sebagai markasnya, di sanalah dia menyiksa para Dwarf yang ditawan dan mengubah mereka yang mati menjadi zombie.
Mengerikan untuk dipikirkan, tapi itulah kebenarannya. Ada sebuah bangunan besar. Sebuah bangunan yang kemungkinan besar adalah rumah seorang kepala suku. Dan dari dalamnya, terdengar tangisan pedih seorang Dwarf.
Aku mengintip ke dalam dan menyaksikan penyiksaan yang sangat kejam hingga aku hampir muntah. Laki-laki atau perempuan, tidak ada bedanya bagi Sharltar. Bahkan anak-anak hanyalah objek eksperimen bagi dirinya.
Dia memasukkan roh-roh jahat ke dalam tubuh para Dwarf, mengubah mereka menjadi zombie. Dia menggunakan tangisan dan jeritan kesakitan yang keluar dari para tahanan yang disiksa dan menciptakan permata terkutuk.
Sejujurnya, sulit bagiku untuk melihatnya. Aku berharap bisa melepaskan kepalanya saat itu juga, tapi aku tidak bisa melakukan hal itu dengan tubuh Mitsuki.
Aku menahan dorongan itu dan melihat pria bernama Sharltar ini. Pria yang akan segera kubunuh. Aku memperhatikan wajahnya dengan baik agar aku bisa mencegahnya melarikan diri. Aku melihat wajahnya dari jauh. Wajahnya penuh kelicikan, seperti yang kuduga. Bibirnya yang bengkok dan matanya yang sipit. Kulitnya yang gelap. Dia mengingatkanku pada dark elf, tapi dia jelas manusia. Ini adalah kejutan.
Aku bergumam, lalu Eve bertanya,
“Ada apa, Master?”
“Orang yang akan kita lawan ini memiliki sifat seperti iblis. Tapi dia adalah manusia."
“Banyak Raja Iblis memiliki manusia sebagai bawahannya.”
"Benar. Bahkan aku punya beberapa manusia di antaranya.”
Terlintas dalam pikiranku Hijikata Toshizou dan Jeanne d'Arc. Namun, mereka bukanlah orang yang akan bertindak sekejam ini. Apakah Sharltar benar-benar manusia?
Untuk itu, Eve memberiku jawaban yang jelas.
“Manusia… ini berlaku untuk semua monster, tapi manusia terkadang akan bertindak seperti iblis. Ini tidak ada hubungannya dengan ras. Itu berarti Sharltar adalah kejahatan murni. "
"Memang."
Aku teringat masa lalu. Perang adalah siklus tanpa akhir di duniaku. Hal yang sama juga berlaku di planet bernama Bumi yang telah kuteliti.
Setiap kali manusia bertarung satu sama lain. Mereka terus menerus membunuh. Tiga Kerajaan. Cao Cao. Pembantaian di Xu Zhou oleh pahlawan di zaman peperangan. Pembantaian oleh Tentara Salib. Pembersihan agama yang dilakukan Oda Nobunaga setelah reformasi.
<EDN: Beberapa perang bersejarah, mungkin kalian bisa cek detailnya di google>
Jika kau benar-benar memikirkannya, hanya ada sedikit tahun yang penuh kedamaian dibandingkan dengan masa-masa perang.
Dan juga dunia ini penuh dengan kekacauan. Tidak mengherankan jika suatu saat muncul orang berdarah dingin seperti itu. Dan mungkin itu juga adalah takdirku, sebagai Raja Iblis yang merupakan mantan manusia, untuk membunuh manusia jahat ini.
Dengan mengingat hal itu, aku memberi perintah pada Eve.
“Kita akan bergerak lebih awal dari yang direncanakan. Terowongannya memang belum selesai, tapi kita bisa mengirim umpan untuk memancing Sharltar ke sini. Aku akan menyesuaikan beberapa hal sehingga terowongan akan selesai saat mereka mencapai bagian gua yang kosong."
“Apakah itu mungkin?”
“Aku percaya dengan kemampuan para Dwarf dan Gottlieb.”
Pria pendiam dan jujur itu berjanji akan menyelesaikannya dalam waktu tiga puluh jam. Aku yakin dia akan menepati janjinya.
"Saya mengerti. Saya akan memberitahu Jeanne tentang ini dan menyuruh tentara Dwarf untuk berangkat."
'Namun,' kata Eve sambil melanjutkan.
“Ini adalah pertempuran yang bisa mengakibatkan kematianmu jika ada satu hal saja yang salah perhitungan. Saya memang tidak percaya kalau hal itu bisa terjadi, tetapi bolehkan saya meminta master untuk memberiku sebuah jimat.”
“Kita seperti kekasih sebelum perang.”
Aku terkekeh dan kemudian menyerahkan dua batu padanya.
"Apa ini?"
"Batu api."
“Apakah menurut anda saya tidak bisa menyalakan sesuatu dengan sihir?”
"Bukan itu kumaksud. Ini adalah semacam tradisi di negara Jepang di dunia lain. Jika seorang wanita memukul batu ini dua kali maka dipercaya akan memberikan keberuntungan kepada pria yang ajan pergi berperang. "
“Tradisi yang menarik.”
"Toshizou memberitahuku tentang itu."
"Baiklah, saya akan memukulnya dua kali." Katanya.
Klik! Klik!
Dan dia memukul batu api dua kali. Itu adalah suara yang menyenangkan. Aku merasa seolah-olah itu akan menangkal bencana apa pun. Aku memberinya perintah.
“Aku akan kembali dalam beberapa jam. Aku berharap bisa meminum secangkir teh terbaik buatanmu."
"Saya mengerti. Air di sini kebanyakan memiliki rasa yang keras. Saya harus mencari air yang sedikit lembut untuk membuat teh. "
"Terima kasih."
Aku menyentuh kepalanya dengan ringan lalu pergi, karena aku mendengar Jeanne berteriak dari kejauhan.
“Heeey! Raja Iblis! Kita harus berangkat! Bagaimana kita bisa menang tanpa jenderal kita?”
Kami memiliki jumlah yang jauh lebih rendah dalam pertarungan ini.
Jeanne dan aku harus melakukan banyak hal agar pasukan umpan melakukan apa yang harus mereka lakukan. Banyak yang akan bergantung pada kemampuanku sebagai seorang komandan dan seorang petarung. Namun, Eve tidak memiliki keraguan mengenai salah satu dari mereka.
“Saya tahu anda akan mengalahkan Sharltar, master. Ini bukanlah ramalan, itu adalah fakta yang sudah pasti akan terjadi."
Pada saat Eve mengatakan hal itu ekspresi di wajahnya terlihat menghibur dan mempesona.
Note:
ya seperti biasa nya mohon koreksi jika ada kesalahan dalam terjemahan ane. Bisa lewat komen di bawah atau langsung ngomong aja di discord Isekaichan (yang udah sepi kayak kuburan).
<EDN: Mimin masih belum paham, kemungkinan ini ada semacam joke kanji>
Lagipula, arti dari nama yang kuberikan adalah 'bulan yang indah', tidak ada yang lain. Aku memberinya kekuatan sihir serta kecerdasan dan mengirimnya ke permukaan.
Menurut apa yang dikatakan para Dwarf, Sharltar telah menjadikan kota di atas permukaan sebagai markasnya, di sanalah dia menyiksa para Dwarf yang ditawan dan mengubah mereka yang mati menjadi zombie.
Mengerikan untuk dipikirkan, tapi itulah kebenarannya. Ada sebuah bangunan besar. Sebuah bangunan yang kemungkinan besar adalah rumah seorang kepala suku. Dan dari dalamnya, terdengar tangisan pedih seorang Dwarf.
Aku mengintip ke dalam dan menyaksikan penyiksaan yang sangat kejam hingga aku hampir muntah. Laki-laki atau perempuan, tidak ada bedanya bagi Sharltar. Bahkan anak-anak hanyalah objek eksperimen bagi dirinya.
Dia memasukkan roh-roh jahat ke dalam tubuh para Dwarf, mengubah mereka menjadi zombie. Dia menggunakan tangisan dan jeritan kesakitan yang keluar dari para tahanan yang disiksa dan menciptakan permata terkutuk.
Sejujurnya, sulit bagiku untuk melihatnya. Aku berharap bisa melepaskan kepalanya saat itu juga, tapi aku tidak bisa melakukan hal itu dengan tubuh Mitsuki.
Aku menahan dorongan itu dan melihat pria bernama Sharltar ini. Pria yang akan segera kubunuh. Aku memperhatikan wajahnya dengan baik agar aku bisa mencegahnya melarikan diri. Aku melihat wajahnya dari jauh. Wajahnya penuh kelicikan, seperti yang kuduga. Bibirnya yang bengkok dan matanya yang sipit. Kulitnya yang gelap. Dia mengingatkanku pada dark elf, tapi dia jelas manusia. Ini adalah kejutan.
Aku bergumam, lalu Eve bertanya,
“Ada apa, Master?”
“Orang yang akan kita lawan ini memiliki sifat seperti iblis. Tapi dia adalah manusia."
“Banyak Raja Iblis memiliki manusia sebagai bawahannya.”
"Benar. Bahkan aku punya beberapa manusia di antaranya.”
Terlintas dalam pikiranku Hijikata Toshizou dan Jeanne d'Arc. Namun, mereka bukanlah orang yang akan bertindak sekejam ini. Apakah Sharltar benar-benar manusia?
Untuk itu, Eve memberiku jawaban yang jelas.
“Manusia… ini berlaku untuk semua monster, tapi manusia terkadang akan bertindak seperti iblis. Ini tidak ada hubungannya dengan ras. Itu berarti Sharltar adalah kejahatan murni. "
"Memang."
Aku teringat masa lalu. Perang adalah siklus tanpa akhir di duniaku. Hal yang sama juga berlaku di planet bernama Bumi yang telah kuteliti.
Setiap kali manusia bertarung satu sama lain. Mereka terus menerus membunuh. Tiga Kerajaan. Cao Cao. Pembantaian di Xu Zhou oleh pahlawan di zaman peperangan. Pembantaian oleh Tentara Salib. Pembersihan agama yang dilakukan Oda Nobunaga setelah reformasi.
<EDN: Beberapa perang bersejarah, mungkin kalian bisa cek detailnya di google>
Jika kau benar-benar memikirkannya, hanya ada sedikit tahun yang penuh kedamaian dibandingkan dengan masa-masa perang.
Dan juga dunia ini penuh dengan kekacauan. Tidak mengherankan jika suatu saat muncul orang berdarah dingin seperti itu. Dan mungkin itu juga adalah takdirku, sebagai Raja Iblis yang merupakan mantan manusia, untuk membunuh manusia jahat ini.
Dengan mengingat hal itu, aku memberi perintah pada Eve.
“Kita akan bergerak lebih awal dari yang direncanakan. Terowongannya memang belum selesai, tapi kita bisa mengirim umpan untuk memancing Sharltar ke sini. Aku akan menyesuaikan beberapa hal sehingga terowongan akan selesai saat mereka mencapai bagian gua yang kosong."
“Apakah itu mungkin?”
“Aku percaya dengan kemampuan para Dwarf dan Gottlieb.”
Pria pendiam dan jujur itu berjanji akan menyelesaikannya dalam waktu tiga puluh jam. Aku yakin dia akan menepati janjinya.
"Saya mengerti. Saya akan memberitahu Jeanne tentang ini dan menyuruh tentara Dwarf untuk berangkat."
'Namun,' kata Eve sambil melanjutkan.
“Ini adalah pertempuran yang bisa mengakibatkan kematianmu jika ada satu hal saja yang salah perhitungan. Saya memang tidak percaya kalau hal itu bisa terjadi, tetapi bolehkan saya meminta master untuk memberiku sebuah jimat.”
“Kita seperti kekasih sebelum perang.”
Aku terkekeh dan kemudian menyerahkan dua batu padanya.
"Apa ini?"
"Batu api."
“Apakah menurut anda saya tidak bisa menyalakan sesuatu dengan sihir?”
"Bukan itu kumaksud. Ini adalah semacam tradisi di negara Jepang di dunia lain. Jika seorang wanita memukul batu ini dua kali maka dipercaya akan memberikan keberuntungan kepada pria yang ajan pergi berperang. "
“Tradisi yang menarik.”
"Toshizou memberitahuku tentang itu."
"Baiklah, saya akan memukulnya dua kali." Katanya.
Klik! Klik!
Dan dia memukul batu api dua kali. Itu adalah suara yang menyenangkan. Aku merasa seolah-olah itu akan menangkal bencana apa pun. Aku memberinya perintah.
“Aku akan kembali dalam beberapa jam. Aku berharap bisa meminum secangkir teh terbaik buatanmu."
"Saya mengerti. Air di sini kebanyakan memiliki rasa yang keras. Saya harus mencari air yang sedikit lembut untuk membuat teh. "
"Terima kasih."
Aku menyentuh kepalanya dengan ringan lalu pergi, karena aku mendengar Jeanne berteriak dari kejauhan.
“Heeey! Raja Iblis! Kita harus berangkat! Bagaimana kita bisa menang tanpa jenderal kita?”
Kami memiliki jumlah yang jauh lebih rendah dalam pertarungan ini.
Jeanne dan aku harus melakukan banyak hal agar pasukan umpan melakukan apa yang harus mereka lakukan. Banyak yang akan bergantung pada kemampuanku sebagai seorang komandan dan seorang petarung. Namun, Eve tidak memiliki keraguan mengenai salah satu dari mereka.
“Saya tahu anda akan mengalahkan Sharltar, master. Ini bukanlah ramalan, itu adalah fakta yang sudah pasti akan terjadi."
Pada saat Eve mengatakan hal itu ekspresi di wajahnya terlihat menghibur dan mempesona.
Note:
ya seperti biasa nya mohon koreksi jika ada kesalahan dalam terjemahan ane. Bisa lewat komen di bawah atau langsung ngomong aja di discord Isekaichan (yang udah sepi kayak kuburan).
EDITOR: Isekai-Chan
0 komentar:
Posting Komentar