Rabu, 05 Agustus 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 144. Keputusan

Chapter 144. Keputusan


Aku berjalan menuju kota yang disebutkan oleh Ksatria Wanita.
Ternyata jaraknya cukup dekat, aku hanya perlu berjalan kaki dari desa untuk sampai Kota Sebelah.

“Ah, itu Hero Perisai-sama!”

Saat aku menuju kota, aku melihat pembangunan sedang dilaksanakan. Banyak orang sedang mencari barang di reruntuhan bangunan, dan beberapa orang lainnya membangun bangunan baru.
Beberapa orang berhenti bekerja dan menyapaku. Aku menggunakan senyum pedagang terbaik untuk menghadapi mereka. Pemimpin mereka adalah seorang pemuda dari desa Ryuuto.

“Aku sudah mendengar keadaan disini. Bagaimana? Apa ada masalah?”
“Ya… ada sungai dan sumur disekitar, dan pasokan makanan yang kami miliki cukup baik. Jika menyebutkan masalah, mungkin mengatur pasukan akan sulit.”
“Begitu.”
“Ada perselisihan tentang hak milik properti disekitar sini.”
“Hmm…”

Ya, ini adalah kota yang hancur karena gelombang.
Terlebih lagi, kota ini sedang menjalani masa pembangunan ulang di bawah pengawasan seorang Hero. Beberapa orang mungkin akan mencoba untuk mengklaim tanah disini sebagai milik mereka dengan sewenang-wenang.

“Bahkan, jika mereka dulunya tinggal disini itu, sekarang sudah bukan tempat mereka lagi. Orang yang tidak berniat untuk bekerja sama sebaiknya pergi dari sini.”

Ketika aku mengatakan ini, beberapa orang tampaknya berdiri untuk menolak, namun mereka mengurungkan niatnya

“Namun, jika kalian ingin tetap tinggal, maka cari tempat diluar perbatasan kota ini.....”

Kemudian aku mempertimbangkan kemungkinan datangnya banjir.
Aku akan memerlukan tenaga untuk memperbaiki jalanan, tapi aku pikir tidak ada orang yang mengetahui caranya disini.

“Bagaimanapun juga, untuk sekarang tetaplah fokus membangun bangunan untuk bisnis baru disini setelah itu kembangkanlah oleh kalian. Kita memerlukan beberapa penginapan.”
“Aku mengerti.”

Tidak peduli sejauh mana perbaikan berlangsung, membuka bisnis baru sangatlah penting. Mereka harus tetap membangun sambil menerapkan ini di pikiran mereka.

“Selanjutnya, kita akan membutuhkan beberapa pasukan keamanan.”

Untuk sekarang, kita akan menyerahkannya kepada para prajurit kastil, tapi aku berencana untuk menyerahkan tugas itu ke beberapa budak yang berniat untuk bertarung dalam gelombang. Dengan begitu, akan lebih mudah menegur mereka jika bertingkah berlebihan.

“Kita kedatangan beberapa pendatang baru yang ingin tinggal disini, Hero Perisai-sama.”
“Itu akan menjadi masalah jika mereka mulai berkumpul di desaku.”
“Nona Ksatria yang bersamamu sudah mengatakan kabar itu kepadaku, bahwa desa ini adalah markasmu.”

Ksatria Wanita itu melakukan kerja yang bagus. Aku mungkin akan menanyakan namanya saat kita bertemu nanti.
Aku dapat mendengar suara palu saat penduduk memulai pekerjaannya.

“Hei, nak, kau Hero Perisai-sama?”
“Hm?”

Aku berbalik dan melihat Nenek dari Toko Sihir berjalan menghampiriku. Oh, iya. Banyak sekali orang yang datang dari Desa Ryuuto. Itu tidak aneh jika dia ikut bergabung.

“Ah, Nenek Sihir. Tokomu yang disana hancur ya.”
“Iya, itu benar...”
“Apa Nenek kemari untuk membantu keluarga?”
“Iya. Aku saat ini sedang membantu memberi makan para pekerja.”
“Begitu.... Ngomong-ngomong, bagaimana perkembangan perbaikan tokomu?”
“Aku tidak tahu kapan mereka akan menyelesaikannya, tapi sudah banyak orang dari Kota Kastil yang menunggu untuk tokoku buka kembali.”

Dengan semua kerusakan yang disebabkan Reiki, kupikir memperbaikinya akan memakan waktu lama.
Meskipun Ratu melakukan yang terbaik untuk membantu, negara kekurangan orang dan sumber daya karena mengalami kerugian besar.

“Jika memungkinkan, aku ingin membuka toko disini…”
“Karena aku mendapat banyak hal dari Nenek Sihir. Aku akan memberikan izin khusus.”
“Aku sangat mendengarnya.”
“Tetapi setelah bangunan-bangunan penting selesai.”
“Aku akan menunggunya dengan senang hati.”
“Jangan khawatir. Jika Nenek memiliki waktu luang, mungkin Nenek mau berkunjung ke desa tetangga untuk mengajarkan mantra sihir?”

Ini merupakan hal yang harus dipikirkan dengan baik. Saat ini, beberapa budak hanya belajar mantra sihir dari buku saja, tapi ada batasan untuk belajar sendiri. Kita juga tidak tahu bentuk sihir yang mereka miliki. Mungkin itu adalah hal terbaik jika bertanya kepada seseorang yang ahli dalam bidang tersebut.
Aku juga sedang mempertimbangkan untuk membangun penunjang pendidikan seperti sekolah.
Saat ini, mereka belajar bertarung dari para prajurit, Ksatria Wanita dan Raphtalia, tapi aku ingin mereka memiliki tempat seperti Dojo yang memungkinkan untuk mempermudah latihan mereka.
Untuk tujuan yang sama, akan sangat beruntung sekali kita jika memiliki Toko Nenek Sihir disekitar sini.

“Aku akan memikirkannya setelah mendirikan toko.”
“Nenek cukup tangguh juga ya. Menawar setelah melihat kondisimu saat ini.”
“Meskipun aku terlihat seperti ini sekarang, Aku pernah menjalankan Toko Sihir terbesar di Kota Kastil, tahu.”
“Baiklah. Nanti ajak Paman Apoteker juga. Bisnis akan berjalan lancar jika memiliki berbagai macam fasilitas.”
“Sepertinya Hero Perisai-sama adalah seorang pebisnis.”
“Ya, aku sering dipanggil serakah, jadi aku bisa menggunakan alasan “ini untuk kebaikan dunia”, begitu.”
“Fufufu…”
“Hahaha...”

Orang-orang disekitar kita mulai membuat jarak.
Setelah itu, aku mulai memberi instruksi terkait dengan pembangunan kota.


Satu minggu berlalu sejak kunjungan itu.
Rishia sekarang berada pada level 40, dan budak yang lain juga sudah memungkinkan untuk melakukan upacara Kenaikan Kelas.
Ini saatnya untuk kita pergi ke Jam Pasir Naga.
Ksatria Wanita sudah memberi tahu Ratu kalau kita sedang menuju kesana.
Jadi aku mengumpulkan semua budak yang sudah berlevel tinggi, dan berangkat menuju Kota Kastil.

“Sudah lama sekali sejak kita kemari.”

Kita memarkirkan kereta di desa sekitar, dan menuju Kota Kastil dengan berjalan. Ini karena kita akan ketahuan jika mereka melihat Filo menarik kereta.
Ini sudah dua minggu. Keadaan Kota Kastil masih dalam tahap perbaikan.

“Bubba Perisai, kenapa kau menggunakan jubah?”

Budak yang memiliki level tertinggi kedua setelah Rishia adalah Kiel. Kepribadiannya yang terus terang membuatnya cocok untuk pertempuran.
Dia sudah dapat menggunakan serang koordinasi dengan Raphtalia dan Rishia. Ksatria Wanita memberitahuku bahwa Kiel akan menjadi Petarung yang hebat suatu saat nanti.

“Jika aku ketahuan, sangat mustahil untuk berkeliaran.”

Hore untuk Hero Perisai-sama!  Itu yang orang-orang katakan saat mereka melihat kita. Akan sangat merepotkan ketika mereka mulai mendekat dan menghalangi jalanku.
Meskipun sekarang aku adalah pahlawan kota ini, aku tidak begitu suka dengan perlakukan mereka yang seperti itu.

“Benarkah begitu?”
“Filo, kau jangan berubah menjadi wujud monster jika kita tidak dalam kondisi darurat. Kau boleh berubah menjadi wujud monster ketika sampai di Jam Pasir Naga.”
“Yaa~”

Dalam perjalanan pulang, apa aku harus berkunjung ke Toko Senjata dulu?
Aku tidak punya cukup uang. Jika aku mendapatkan sesuatu yang terlalu mahal, dan berhutang, aku akan merasa bersalah.
Meskipun aku tidak berpikir harus membiarkannya menunggu lebih lama.
Aku sudah menabung sedikit, tapi setiap hari pengeluaran selalu lebih besar…
Jadi aku memutuskan untuk berkunjung dalam perjalanan pulang.
Dan kita sudah sampai pada Jam Pasir Naga.

“Kami telah menunggumu.”

Prajurit, terlihat ramah, mendatangi dan menyambut kami

“Hari ini, aku kemari bersama rekan-rekanku untuk melakukan upacara Kenaikan Kelas.”
“Aku tahu, aku sudah menerima pesannya.”

Upacara berlangsung seperti saat Raphtalia dan Filo melakukan Kenaikan Kelas. Aku memerintahkan Filo untuk berubah menjadi wujud monsternya.

“U-um… Aku harus mengambil apa dalam Kenaikan Kelas ini?”

Rishia melihatku dengan ekspresi bermasalah.

“Kau harus memilihnya sendiri... meskipun ada sesuatu yang mungkin akan memilihkannya untukmu…”

Ahoge Filo tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan.

“Filo.”
”Ya~?”
“Jika Ahogemu mulai bergerak, kau harus segera keluar dari dalam Gedung.”
“Eh…”
“Kau ingin sesuatu seperti saat kau dan Raphtalia terjadi lagi?”

Meskipun hasilnya baik, tapi itu tetap buruk dalam pendapat mereka. Untuk membiarkan mereka menentukan pilihannya sendiri, aku harus berhati-hati kepada Filo.

“Ya… Aku Mengerti…”

Baiklah, aku mendapatkan persetujuan Filo.

“Hei, kalian. Kemari dulu sebentar.”
“Ada apa, Bubba Perisai?”
“Aku hanya ingin bertanya dulu pada kalian. Kalian semua tahu bahwa kita kemari untuk melakukan Kenaikan Kelas, kan?”
“Ya…”
“Aku sudah mendengarnya sebelum kau memberitahu kami.”

Para budak mengangguk kepadaku.

“Jadi, aku percaya bahwa kalian harus menentukan takdir kalian sendiri. Maksudku, ini adalah hal yang berbeda dengan persiapan melawan gelombang.”
“Apa maksudmu, Bubba.”
“Aku memberikan level dan pelatihan khusus untuk mereka yang mau mempersiapkan diri melawan gelombang. Tapi, kita juga harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi setelah gelombangnya  selesai.”
“.....”

Raphtalia memandangiku dengan diam.
Itu benar. Aku memulai desa ini setelah memikirkan apa yang akan terjadi pada Raphtalia. Tapi, semua orang disini, mereka juga harus memiliki tujuan hidup setelah semua ini berakhir.

“Dalam Kenaikan Kelas ini, kalian haru memilih Skill yang akan kalian tingkatkan, Tapi itu juga akan mempersempit kemungkinan peranmu dimasa depan. Apa semuanya mengerti maksud dari itu?”

Para Budak mengangguk
Aku mengkonfirmasinya, dan melanjutkan berbicara.

“Hidupmu akan ditentukan dari tempat yang kalian pijak sekarang. Pengalaman yang banyak dan situasi tertentu akan membuat kalian harus melakukan itu. Itulah kenapa kalian yang harus memilih tujuan hidupmu sendiri. Tidak selamanya bagus untuk mengandalkan seseorang dalam menentukan tujuan hidup orang, meskipun kalian akan mendapatkan Statistik terbaik.”
“Apa kejadian itu bisa terjadi?”

Aku mengangguk dengan berat.

“Raphtalia dan Filo adalah korban dari kejadian tersebut.”

Keduanya mengangkat tangan tanpa antusias.

“Jambul yang berada dikepala Filo ini bisa memilihkan Kenaikan Kelas sesuai keinginannya. Tetapi, Kenaikan Kelas yang diberikan memiliki Statistik lebih tinggi dari biasanya.”
“Apa itu benar?”
“Ya, tapi untuk kalian semua, Skill bertarung bukanlah segalanya. Jika ada dari kalian yang ingin mendapatkan kekuatan yang sesuai pilihan, pasti ada manfaat.”

Tidak ada kelas yang sempurna. Dan diantara mereka yang hadir hari ini, tidak ada orang yang sempurna.
Oleh karena itu.

“Pastikan kalian memilih ini tanpa menyesalinya.”

Para budak saling berbisik.

“Aku mengerti, Bubba Perisai. Aku... ingin menjadi sekuat yang aku bisa. Jika pilihan tersebut ada, maka aku tidak butuh pilihan lain.”

Kiel sudah menentukan.
Terakhir kali dia kembali setelah latihan, dia mengalami luka berat dan harus dibawa menggunakan kereta.

“Aku ingin Kenaikan Kelas seperti Rishia-neechan dan memimpin yang lainnya dalam menaikkan level.”
“Bukan hanya gegabah, tapi kau bisa merugikan rekan dan dirimu sendiri. Kemungkinan terburuknya kau akan mati.”
“Aku tahu, Bubba Perisai.”
“Kau itu tidak sabar. Jika kau bermain-main disini, kau mungkin akan menyesalinya?”
“Jangan khawatir! Itu pasti akan berhasil!”

Itulah yang dia katakan. Meskipun semangatnya tidak begitu berguna, dia terlalu fokus untuk menyerang satu monster saja, dan sering menerima serangan tak terduga dari titik butanya.
Teman-temannya juga mengalami beberapa luka yang cukup parah.

“Bubba Perisai. Aku sudah pernah mengalami kekalahan sebelum.... jika aku tidak melakukan yang Bubba pikirkan, apa hal tersebut akan terjadi lagi?”

Aku menyembuhkan lukanya dengan sihir dan obat-obatan, tapi pengalaman buruk tersebut masih ada dalam ingatannya.

"Bubba Perisai selalu memperhatikanku.... sampai-sampai aku tidak menyadari itu. Pertarungan adalah hal yang menyeramkan."
"...Pada akhirnya, itu bagus karena tidak ada yang meninggal. Tapi, jika ada yang meninggal dalam pengawasanmu, kau akan merasakan rasa bersalah yang lebih besar daripada yang lain."
"Ya... Bubba. Aku minta maaf telah meremehkan pertarungan. Aku akan memberitahukan yang lain."
"...Meskipun sulit untuk mendisiplinkan mereka, tapi pada akhirnya mereka mempelajarinya sebelum aku sadari."

Dalam pengalaman tersebut memberikan pengalaman buruk bagi semua orang. Sepertinya Kiel menangis pada malam harinya.
Kiel masih memiliki bekas luka dari insiden itu, tetapi pengalaman yang dia dapatkan jauh lebih besar.
Setelah melihat kelompok Kiel kembali dengan penuh luka-luka, budak lainnya mulai merasakan takut untuk bertempur.
Mereka menjadi lebih rajin dan mulai mengembangkan taktik. Jika Raphtalia tidak ada disana untuk menyelamatkan mereka, siapa yang tahu apa yang akan terjadi kepada mereka.
Meskipun aku sadar jika aku itu terlalu ringan kepada mereka, tapi sepertinya Raphtalia dan teman-temannya keras kepada mereka untuk memberikan kompensasi.
Raphtalia selalu mendukungku dalam banyak hal.
Anak laki-laki disebelah Kiel melangkah maju.

"Aku... ingin menentukan takdirku sendiri."
"Aku mengerti. Tolong berpisah dalam dua grup, mereka yang ingin memilih dan mereka yang tidak ingin memilih."

Para budak mengikuti perintahku, dan berpencar kedalam kelompok mereka sendiri

"Sekarang, Filo. Aku akan meminta orang yang tidak memilih untuk melakukan Kenaikan Kelas pertama. Jadi silakan kembali kemari ketika mereka selesai melakukan Kenaikan Kelas."
"Ya."
"Rishia, apa yang ingin kau lakukan?"
"Aku... ingin menjadi lebih kuat. Jika itu tidak memberikan aku pilihan apapun, maka aku tidak akan memilihnya.”

Aku sudah mengantisipasi Rishia akan memilih hal tersebut. Dia kembali kepadaku untuk tujuan tersebut.

"Baiklah. Rishia sebaiknya kau memilih Kenaikan Kelas sesuai dengan kemampuanmu, dan kau itu sudah pernah mengalami ini sebelumnya."
"Ya!"

Dengan perkataanku tadi, Rishia dengan percaya diri menyentuh Jam Pasir Naga.
Jam Pasir Naga mulai bersinar, dan Rishia menutup matanya.
Para prajurit disekitar mulai mengelilingi Jam Pasir Naga, dan meneteskan cairan yang mulai mengalir mengikuti lekukan di lantai yang membentuk lingkaran sihir.
Jam Pasir Naga bersinar lebih terang, dan lingkaran di lantai juga ikut bersinar dengannya.

Menu Kenaikan Kelas Rishia muncul dihadapanku.
Tapi aku menutupnya...
Lalu aku melihat kearah Filo.
....

"Hm?"

Filo memain-mainkan Ahogenya
Kali ini sepertinya tidak terjadi apapun...?

"Bagus, Rishia, sepertinya tidak ada masalah, jadi pilihlah potensi yang kau inginkan."
"I-iya."

Rishia mulai bernafas dengan tenang, dan membaca pilihannya.
Cahaya mulai bersatu dengan dirinya

"Aku sudah menentukan pilihanku."


Note:
Sebenernya ini chapter perdana mimin chopin xD cuma karena kejauhan jadinya dia translate lagi buat chapter perdananya. Welp~ selamat menikmati, besok jumat ada sesuatu yang besar datang :3 ditunggu aja ya~





TL: Chopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar