Rabu, 12 Agustus 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 148. Ciptaan Gagal

Chapter 148. Ciptaan Gagal


"Ah!"

Ketika aku sedang makan bersama dengan Budak Lumo dan Raphtalia, terdengar suara yang cukup keras diluar restoran.

"Bubba sedang makan!"

Saat melihat keluar, Kiel sedang menunjuk kepadaku sambil berjalan masuk ke dalam restoran.

"Tidak adil! Aku juga ingin makan."
"Kau masih berani bilang begitu sambil memakan sate ditanganmu.”

Aku sudah memberi mereka sedikit uang karena mereka telah melakukan Kenaikan Kelas.
Selama mereka masih memiliki uang, seharusnya mereka bisa membeli banyak makanan disini.
Kenapa, mereka harus berkata seperti itu.

"Apa salahnya-"
"Kiel-chan, jangan bersikap egois."
"Jangan panggil aku dengan ‘chan!"

Menyebalkan, mereka mulai berbicara seperti ini lagi.

"Hm? Siapa anak ini?"
"Ee...."

Aku melirik ke arah Budak Lumo, dan dia langsung menunduk.
Dia tidak malu... Dia terlihat takut terhadap orang asing.

"Dia budak baru."
"Begitu... Meskipun Bubba Perisai terlihat menakutkan, sebenarnya dia suka memanjakan orang, jadi jangan khawatir."
"Kau...."

Berani sekali dia berkata seperti itu di depanku.

"Siapa namamu?"
"..... Imiya Leuthurn Reelthela Teleti Kuwariz."

Panjang sekali! Sulit bagiku untuk mengingatnya.

"Jadi Imiya. Apa kau laki-laki?"
"Bukan....”

Lagi-lagi, perempuan. Kukira dia laki-laki.
Sepertinya ini akan mulai merepotkan.

"Tapi, kau tidak bisa dimanja berlebihan. Aku dan Raphtalia-chan tidak akan membiarkanmu."
"I-iya."
"Tempat dimana kau akan tinggal mengharuskanmu untuk bekerja keras. Kau harus terus berkembang. Jadi, mari kita bekerja sama."

Kiel menjelaskannya dengan wajah polos kemudian tersenyum kearah Imiya.
Itu adalah perkenalan yang baik.

"Bubba. Aku juga mau makan."
"Tidak, beli sendiri."

Dan pada akhirnya, dia hanya ingin bermain-main denganku. Bocah sialan.

"Jadi, mana budak yang lain?"

Meskipun pertama kali aku mendekati Kiel dengan makanan. Sekarang, setiap kali kita bertemu, dia selalu meminta makan kepadaku. Aku sudah muak.

"Mereka pergi berbelanja, menggunakan uang yang Bubba berikan. Mereka membeli beberapa barang seperti suvenir."

Apa yang aku lakukan disini.
Seharusnya aku mengurus pembangunan desa, tapi malah menjadi seperti kakak yang baik.

"Baiklah. Ketika malam tiba kita akan berkumpul di gerbang kota. Jangan sampai terlambat."
"Aku sudah tahu."

Kemudian Kiel pergi untuk menyampaikan ini kepada mereka, sebelum pergi dia berkata.

"Oh iya, teman yang Filo bawa sedikit sombong. Tapi dia sepertinya menarik."

Melty... Dia bermain dengan sembunyi-sembunyi lagi.
Aku penasaran, apakah dinegara ini ada sistem pendidikan.
Perasaan Imiya sepertinya sudah membaik, dia terlihat lebih ceria sekarang.
Dia sama seperti Raphtalia sewaktu kecil.

"Jika kalian sudah selesai makan. Kita akan pergi ke Toko Senjata."
"Iya."

Imiya dengan lahap memakan paket makan siang anak-anak.
Sepertinya dia sangat cocok dengan Firo.


Setelah kami selesai makan, kami langsung menuju Toko Senjata.

"Oh, bukankah itu kau, nak. Sudah lama tidak kemari."
"Sudah sekitar dua minggu berlalu ya."
"Iya, mungkin sudah selama itu."
"Aku kemari ingin membicarakan tentang perisai yang aku pesan... tapi untuk uangnya..."

Sangat sulit mengatakan ini. Aku tidak punya uang, bolehkah aku menyalinnya.

"Oh, tentang hal itu, aku juga ingin membicarakannya denganmu."

Pak tua terlihat kesulitan untuk menjelaskannya. Suasana disekitar mulai berat.

"Itu belum selesai."
"Begitu... Tidak apa."
"Sebenarnya. Aku sudah mendapatkan material yang diperlukan dari kerajaan. Tapi material itu sulit untuk diolah."
"Oh...."
"Jika untuk membuat senjata, aku memiliki banyak ide dan teknik, karena aku hanya perlu memasukkannya ke dalam cetakan dan dengan menajamkan sisinya, itu akan menjadi senjata.”

Hmm... sepertinya sulit untuk membuat yang aku inginkan...?
Aku tidak pernah belanja di toko lain, jadi aku tidak begitu mengerti cara pembuatannya, tapi dari penjelasannya, ini mungkin cukup sulit.
Aku ingat kalau pedang dan tombak lebih mudah dibuat.
Ada pedang yang desainnya sangat mirip dengan tempurung kura-kura.

"Meskipun, aku tidak dapat menyebutnya senjata. Tidak butuh banyak kemampuan untuk membuat benda seperti itu, bahkan pandai besi dengan kualitas rendah sekalipun dapat menjualnya di pasaran."
"Kenapa kau terlihat sangat kesal? "
"Yaa, mungkin itu karena tergantung dari cara pandai besi itu membuatnya, jadi aku sedikit kesal saja. Tapi, jika dalam pembuatan armor, aku tidak bisa berdiam diri."
"Benarkah?"
"Ya. Ngomong-ngomong, material yang dibawa kemarin tidak memiliki kecocokan dengan Air Wake. Jadi aku tidak bisa menambahkan efek tersebut."

Air Wake adalah efek penggunaan untuk membuat armor yang berat menjadi lebih ringan.
Aku jadi mengingat efek spesial dari perisai, yaitu Gravity Field.
Skill ini memengaruhi medan gravitasi di area sekitar. Aku dapat menggunakan ini karena telah membuka semua Seri Perisai Reiki, dengan skill itu aku dapat membuat benda melayang dan juga menjatuhkannya dari udara.
Efek dari perubahan medan gravitasi sangatlah luar biasa, bahkan Filo berkata dia kesulitan untuk melompat.
Aku mengerti kenapa Air Wake tidak cocok dengan material Reiki, karena material itu memang memiliki efek penguatan yang sedikit.
"Material ini sangat berat. Aku dapat berimprovisasi jika membuat pedang atau tombak. Tapi membuat zirah pasti sangat sulit."

Cangkang Reiki hanya dapat digunakan untuk menahan serangan... Tetapi, itu sangat berat.

"Aku dapat membuatnya lebih tipis agar ringan, tapi... Status pertahanannya akan menurun sangat drastis."
"Baiklah, kalau begitu."

Materialnya cukup sulit untuk diolah. Belum lagi, ini belum begitu sempurna.

"Aku sudah membuat dua prototipe, lihatlah."

Pak tua memanduku masuk ke dalam toko, lalu aku melihat ke arah dua protipe tersebut.

"Ini?"
"Iya."
"Apa aku boleh memegangnya?"
"Silakan."

Yang pertama adalah perisai yang terbuat dari cangkang Reiki, masalahnya adalah ini terlalu besar dan tebal.
Aku mencoba mengangkatnya, tapi ternyata ini sangat berat. Aku memiliki kekuatan untuk menahan kaki dari Reiki tapi.... Apa karena perisai yang gunakan waktu itu memiliki suatu kekuatan sihir?

Aku dapat mengangkatnya, tapi akan sulit untuk bertarung dengan benda ini.
Aku tidak bisa mengayunkannya sama sekali.
Menurunkannya saja sudah membuat suara yang berisik.

Dan, ada suatu hal yang menjadi masalah adalah.
Aku tidak bisa mengaktifkan Weapon Copy pada perisai ini.
Berarti dari awal ini memang bukan perisai. Agar lebih mudah dipahami, ini adalah tembok.
Tapi, ada perasaan aneh saat aku memegangnya.

"Bagaimana?"
"Sepertinya ini bukan sebuah perisai."
"Ah, berarti ini gagal total."
"Satunya lagi?"
"Ini dia."

Dia memberikan perisai tipis, dan semi-transparan yang terbuat dari tempurung Reiki. Penampilannya sangat indah.
Aku memegangnya untuk beberapa saat. Beratnya cukup nyaman, aku juga dapat mengayunkannya dengan mudah.
Tapi..? walaupun berbentuk perisai, kenapa masih tidak dianggap perisai.
“Sepertinya kau masih belum memahami perisai ini, nak.”
“Maksudmu?”
“Perisai itu dibuat seringan mungkin. Bayaran dari keringanan itu membuatnya tidak memiliki pertahanan. Sekali pakai langsung hancur.”

.....Wow, ini adalah perisai sekali pakai. Atau aku dapat menyebutnya...

"Ini sebuah piring ya?"
"Aku tidak bisa menyangkal perkataanmu. Saat pertama kali aku membuatnya, aku ingin menangis melihat benda yang mirip dijual di Toko Suvenir."
"Ini juga lebih berat dari kelihatannya."
"Benar sekali. Lagi pula ini karena materialnya cukup sulit diolah."
"Perbedaan keduanya sangat drastis, yang satu super-tipis yang satunya lagi super-tebal. Apa kau bisa membuat sesuatu yang berada ditengah-tengah?"
"Akan mencobanya. Tapi karena ketebalan material ini sangat aneh, beratnya tidak berubah sama sekali."
"Huh?"
"Jika aku membuat piring tersebut lebih tipis lagi, beratnya akan tetap sama. Tapi jika ukurannya berbeda, beratnya juga berbeda. Contohnya aku membuat perisai kecil, tapi pastinya itu akan menjadi berat."

....Ini sangat sulit untuk dimanfaatkan.
Bahkan bahan Reiki sendiri mengandung gaya Gravitasinya sendiri.

"Sulit sekali ya."
"Iya. Tapi aku memiliki intuisi yang mengatakan ini akan menjadi hal yang luar biasa. Jadi tunggu sampai aku membuatnya, nak."
"....Aku mengerti. Oh, iya. Ini tentang perisai itu."

Aku menjelaskan kepada Pak tua tentang benda yang dapat meningkatkan kekuatan material dari Reiki. Mungkin dia akan terbantu dengan ini.

"Begitu.... Sepertinya ini akan menjadi hal yang menarik. Hasilnya mungkin akan lebih baik dari pada menggunakan bahan-bahan itu."
"Ketika aku sudah menerimanya, akan kukirimkan kesini."
"Baiklah. Aku akan menunggunya."

Setelah selesai berbicara, kami berdua keluar dari dalam toko.
Raphtalia dan Imiya nampaknya sedang menunggu kami.

"Oh, sekarang kau membawa budak Beastmen."
"Iya, dia ini berasal dari ras yang cukup terampil. Jadi aku tertarik dengannya."
"Oh, jadi dia yang akan kau jadikan muridku?"
"Aku belum memutuskannya. Nanti aku akan membawanya kemari setelah mengumpulkan lebih banyak dan membesarkan mereka."
"Baiklah. Aku akan menunggunya, karena ini adalah permintaan darimu, nak."
"Ini tidak akan lama. Jadi tunggu saja."
"Aku itu cukup disiplin."
"Kau dapat membuat mereka bekerja dengan keras. Tapi tolong jangan diskriminasi ya."
"Aku tidak akan melakukan hal tersebut."

Meskipun dia sepertinya tidak berasal dari negara ini dan aku tidak pernah melihat Pak tua melakukan diskriminasi atau berbuat buruk kepada ras lainnya.
Itulah yang membuatku yakin dengan jawabannya.

"Beastmen sangat berbahaya jika mereka menjadi musuh, tetapi saat menjadi rekan. Maka mereka sangat dapat diandalkan. Untuk anak itu, aku menyarankan dia menggunakan Rapier."
"Ngomong-ngomong, apa kau sudah menyelesaikan pedang untuk Rishia?"
"Sudah. aku meningkatkan senjatanya setelah mendapat uang dari kerajaan. Lihatlah ini."

Pak tua mengambil senjata dari balik mejanya

Pekkle Rapier [Kualitas : Bagus]
Efek Penggunaan: [Meningkatkan Kelincahan] [Peningkatan Mantra Sihir] [Blood Clean Grease]

Jika dibandingkan dengan pedang Raphtalia, Efek Penggunaannya cukup sedikit.
Mungkin ini karena sebenarnya adalah sebuah tombak. Dan kemampuannya dapat menurun akibat dari penempaan saat membuatnya.

"Kalau begitu, akan kubawa."
"Baiklah. Datanglah kapanpun kau mau."
"Aku akan datang saat aku memiliki uang. Aku tidak ingin terus berhutang."
"Hahaha, saat kau memiliki pemikiran seperti itu. Itu membuatku semangat bekerja, nak."

Pak tua membalasnya dengan sedikit candaan.
Dia membuatku tenang dengan perkataannya.

"Dan itu juga karena bantuanmu, sekarang pendapatan tokoku meningkat."
"Ah, Jadi karena waktu itu."
"Iya. Sekarang aku jadi lebih sibuk dari sebelumnya."

Barang-barang yang digantung dalam tokonya mulai menipis.
Dia kesulitan dengan bagian produksi karena banyaknya pembeli yang datang.

"Untuk sementara, aku berjualan dengan sisa dari barang sebelumnya"
"Aku sedikit iri."
"Oh iya, aku dengar Apoteker diculik oleh Nenek Sihir. Apa kau melakukan sesuatu padanya?"
"Benarkah.... Nenek Sihir, berhasil juga kau."

Paman keras kepala itu berhasil diculik dengan mudah.
Dengan begitu, para budak dapat belajar membuat obat darinya.

"Aku mendengar sesuatu yang tidak ingin kudengar...."
"Selanjutnya...."
"Nak. Kumohon jangan culik aku."
"Hahaha."
"Jangan menyembunyikan niatmu yang sesungguhnya dengan tertawa."

Kuharap Pak tua mau datang dan bekerja di wilayahku.
Saat aku menatapnya, dia langsung memalingkan wajahnya.

"Umm... Apa yang sedang mereka bicarakan?"
"Shhht... Mereka sedang dalam pembicaraan yang serius. Kita tunggu saja sampai selesai."
"Ba-baiklah."

Raphtalia dan Imiya mendengar pembicaraan kecilku dengan Pak tua.
<EDN: Kata diculik itu biar agak menakutkan saja, kata aslinya diajak paksa.>




TL: Chopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar