Rabu, 17 Agustus 2022

Naze Boku no Sekai wo Dare mo Oboeteinainoka? Light Novel Bahasa Indonesia Volume 3 Chapter 1- Menuju Selatan


Volume 3
Chapter 1- Menuju Selatan
Cover

Pohon kuno yang persisten berdiri tinggi. Sudah berumur sekian ratusan tahun, hingga membuat pohon ini sudah tumbuh hingga bisa terlihat menembus ke surga. Pohon ini memiliki banyak cabang; daun-daunnya yang tebal masih terlihat segar, mengeluarkan aroma liar.

Hutan kuno...  Tempat dimana pohon kuno yang berumur sekian ratusan tahun berdiri. Pemandangan yang ditampilkan sangatlah menawan mau dilihat dari segala arah.

"Aku sudah berjalan tanpa memikirkan apapun sampai sekarang, berusaha untuk tetap tenang dan memperhatikan dengan baik-baik, hutan ini sangat bagus.”

Ucap pria muda yang sedang duduk di akar pohon. Dengan bayonet hitam ‘Drake Nail’ di sisinya, Kai Kai menyipitkan mata ke arah sinar matahari yang menyilaukan yang menembus dedaunan.

Namanya adalah Kai Sakuravento. Dia adalah pria muda berumur 17 tahun, dengan rambut dan mata berwarna biru laut. Dia mengenakan pakaian tempur MDA, pakaian yang diproduksi secara massal bagi para tentara untuk berperang melawan ras lain. Di baliknya ada tubuh yang telah menjalani pelatihan selama berhari-hari yang tak terhitung jumlahnya, memancarkan kekuatan yang pasti.

“Seperti yang diharapkan dari negara yang belum dijelajahi Io...”

Hutan dimana Kai sedang berada, adalah wilayah dari ras yang disebut sebagai foreign god. Mereka terdiri dari para elf, para kurcaci, para peri dan para malaikat. Jauh lebih bijaksana daripada manusia, dan dengan penggunaan perlengkapan sihir yang jauh lebih kuat dari senjata manusia. Sering disebut dengan [versi terbaik dari manusia]. Dan di tanah ini, para foreign god sudah mendominasi umat manusia selama lebih dari ratusan tahun.

Tapi sekarang... Foreign god sudah tidak menunjukan tanda-tanda perlawanan kepada manusia yang sudah memasuki hutan. Diseluruh hutan bisa terdengar suara kicauan burung, dan tidak ada tanda-tanda dari binatang buas. Ini adalah tempat yang tenang dan sangat menyejukan. Sebuah ketenangan sejati.

“Kai, kau sudah beristirahat disini?”

Dia melihat ke balik semak-semak. Wanita berambut perak, berpakaian baju pelindung bercahaya, melihatnya dari dalam jejak binatang. Namanya adalah Jeanne, dia memiliki paras yang cantik dan wajah yang terhormat. Rambut peraknya yang panjang diikat ke belakang, dengan tubuhnya yang tinggi, dia sedikit terlihat agak kekanak-kanakan. Pada saat dia berusia tujuh belas tahun, seperti Kai, dia sudah menjadi pemimpin dari seluruh Pasukan Resistance.

“Bukankah katamu, kau akan pergi mencari Reiren? Tidak baik jika bermalas-malasan disini, disaat yang lain sedang sibuk mempersiapkan perjalanan selanjutnya.”

“Aku sedang menunggu Rinne, dialah yang pergi untuk mencari Reiren.”

Kai tidak sedang bermalas-malasan. Dengan mengatakan itu, Kai beranjak dari akar tempat dia sedang duduk.

“Eh, Rinne? Aku sedikit khawatir jika dia malah tersesat...”

“Jangan khawatir. Jika itu Rinne, dimanapun aku berada, dia bisa dengan cepat...”

“Dengan cepat?”

“...Dia pasti akan segera kembali. Rinne sudah terbiasa menjelajahi hutan ini.”

Kai membayangkan bagaimana Reaksi Jeanne, jika dia malah mengatakan Rinne bisa melacak lokasinya dengan penciumannya.

<TLN: yeah that would be weird.>

Wanita yang bernama Rinne, pada kenyataannya bukanlah seorang manusia. Dia memiliki darah campuran dari semua musuh manusia. Tapi di antara manusia hanya Kai saja yang mengetahui hal ini.

“Omong-omong, Jeanne, bukankah seharusnya kau menghadiri rapat di desa?”

“Itu benar. Bersama dengan para malaikat... Pokoknya, tetua elf sudah mulai lelah menunggu... cepat dimana Reiren kita?”

“Baiklah, bagaimana jika aku mulai mencarinya? Aku ingat ke arah mana yang diambil oleh Rinne”

Dia menunjuk ke semak-semak yang ada jauh di dalam hutan.

“Jeanne, apa kau akan kembali?”

“Tidak, aku akan ikut. Aku sudah duduk sepanjang waktu ketika diskusi bersama para foreign god, sekarang tubuhku terasa kaku. Jadi aku merasa ingin jalan-jalan sebentar.”

<TLN: bilang aja pengen berduaan sama Kai, dasar kau Jeanne.>

Mereka berjalan di sepanjang jejak binatang, melangkah maju dengan rerumputan yang terinjak di kaki mereka.

“Baru saja, aku mendengar cerita yang mengejutkan dari para elf.”

Dia ingin bertanya apa, tapi sebelum itu Jeanne menghela nafas dan melanjutkan.

“Jadi bagi para foreign god mungkin akan normal untuk duduk selama berbulan-bulan tanpa memakan apapun ketika mereka sedang dalam perbincangan yang serius. Mereka lebih memilih untuk terus melanjutkan, tanpa tidur atau setetes air.”

“Aku tidak bisa membayangkan.”

“Yeah, mendengar nya saja membuat ku merinding. Dan kita melawan ras yang bisa membicarakan hal seperti itu layaknya bukan apa-apa.”

Senyum pahit muncul di wajah komandan wanita.

“Sampai sekarang manusia tidak bisa berdiri melawan mereka. Pada dasarnya kita ini berbeda dengan mereka dalam hal kekuatan. Ditambah, masa hidup manusia terbilang singkat. Sejujurnya, aku sangat lega kita bisa menangani masalah gencatan senjata.”

“...Yeah.”

Dengan Kai yang setuju dengannya, itu mengingatkannya mengenai pertukaran yang dilakukan dengan satu iblis. Itu terjadi jauh di utara. Di Urza yang begitu luas, yang dikendalikan oleh para iblis, singkatnya setelah Kai berhasil kembali ke ibu kota. Secara mengejutkan, sang ratu succubus muncul.

[Jangan terlalu senang. Itu hanyalah keajaiban setelah keajaiban dimana kau bisa mengalahkan onee-sama. Jika kami bertiga sedang berada di ibu kota, kalian tidak akan memiliki kesempatan untuk menang.]

Dia adalah Hinemarill sang ratu succubus. Dan merupakan iblis peringkat kedua. Kekuatannya hampir setara dengan Vanessa.

Setelah pertarungan sengit, Kai akhirnya bisa mengalahkan Dark Empress. Jadi dia memiliki harapan bahwa keadaan antara manusia dengan iblis bisa berbalik. Tapi pada saat kedatangan Hinemarill dia menyadari bahwa dia salah.

“Tidak diragukan, kita beruntung. Bisa dikatakan kita hampir kalah.”

“...Benar. Semuanya berjalan terlalu lancar sampai saat ini.”

Ekspresi Jeanne menjadi kaku.

“Di Urza, berkat Kai kita berhasil merebut kembali ibu kota saja. Tapi yang lain masih berada di bawah kendali para iblis. Dan untuk Io... Yah. Hanya karena amukan Alfreyja lah kita bisa bekerja sama dengan para foreign god. Bagaimanapun juga, kedua ras tetaplah kuat.”

Baik iblis dan foreign god. Meskipun pahlawan terhormat mereka kalah, mereka masih bisa mempertahankan kekuatan mereka.

Dengan para iblis kami hanya memiliki perjanjian non-agresi tanpa waktu yang ditentukan.

Dengan foreign god kami memperoleh waktu satu tahun gencatan senjata.

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Janji non-agresi dari para iblis bisa saja berlanjut selama bertahun-tahun, tapi tidak ada yang tau sampai kapan. Sedangkan foreign god mereka berhasil menyetujui perjanjian gencatan senjata, tapi itu hanya hitungan satu tahun.

 “Lebih baik jangan kehilangan fokus. Sampai sekarang semua nya berjalan dengan  lancar, sampai para bawahan ku mulai merasa gelisah. Tapi terlalu percaya diri bisa berbahaya bagi kita.”

“Aku akan serahkan itu padamu, Jeanne. Mari lihat, aku rasa kesini.”

Mereka pergi mengejar Rinne, yang masih belum juga kembali. Pergi ke dalam hutan. Meskipun dia sudah bilang untuk tidak pergi terlalu jauh.

“Rinne. Hei, Rinne, kau dimana?”

Melompati akar yang mencapai lututnya, Kai terus melewati jejak binatang.

<TLN: lanjutan ini bakal make POV nya Reiren dan satu lagi bakal jadi momen yang sangat menyenangkan dari sini.>



Hutan dengan pohon kuno. Hutan ini sudah menjadi tempat tinggal para elf selama 200 tahun. Awalnya hutan ini menjadi tempat tinggal para peri, lalu para elf datang dan menetap disini setelah para kurcaci tiba. Pada musim semi yang mengalir dengan air yang sejernih kristal.

“...”

Air memercik. Di perairan yang jernih ini, sosok elf sedang berendam dengan wajah menghadap ke atas. Wujud nya seperti wanita dari kalangan manusia berukuran kecil. Dengan mata yang tertutup karena cahaya matahari yang begitu terik yang menyinari seluruh hutan, rambutnya yang terlihat indah dan jelas terurai di permukaan air. Ditambah kulit putih nya yang hampir transparan membuat menjadi terlihat semakin cantik.

<TLN: Benar sekali, Reiren nya cantik njir kalo dari penggambaran di manga pas momen, yah, artstyle manga  nya emang cakep sih.>

 Tapi...

“Aah! Sial, apa-apaan ini!”

Merusak pemandangan yang indah ini, wanita elf ini langsung berdiri, sambil jeritan amarahnya menggema ke seluruh hutan.

“Aku ini miko elf! Sudah lebih dari sekian ratus tahun aku sudah melakukan upacara di hutan ini. Padahal aku sudah dipanggil dengan sebutan hormat oleh saudara-saudara ku dengan sebutan [miko-sama], kenapa malah aku yang harus menemani manusia dalam perjalanan mereka!”

Percikan besar air muncul. Si elf melampiaskan amarahnya dan mulai memukul-mukul permukaan air dengan kedua tangannya berkali-kali.

"...Huh...Huh...Uh...T-tidak benar. Aku dari semua orang... Aku datang berendam untuk menenangkan diri, tapi yang ada diri ku malah semakin kesal.”

Berendam ini memiliki efek yang sangat bertolak belakang. Dia datang untuk berendam di air dingin untuk menjernihkan pikirannya, tapi dia malah terus mengingat kejadian itu.

“Tenang... Tenangkan dirimu... Alasan dibalik kerenggangan diantara kami... Bagaimanapun, Alfreyja-dono lah alasan dibalik semua ini..."

Penyebab utama dari semua apa yang terjadi di minggu lalu. Bagi ras yang berumur panjang seperti elf, rasanya seperti baru terjadi kemarin. Dia masih bisa mengingat dengan jelas kejadian itu.

[Semua kecuali aku. Pertama aku harus membakar habis semua foreign god kotor yang berjalan di tanah.]

Siapa yang menyangka kata-kata tersebut akan diucapkan oleh pahlawan foreign god. Sudah sangat jelas bahwa pada waktu Heaven Lord Alfreyja sudah kehilangan akal sehatnya. Entah karena sudah dicuci otak atau pikiran nya hanya sedang kacau. Reiren tidak bisa membayangkan detail jelas yang ada di baliknya. Tapi dia bisa membayangkan siapa yang bisa menjadi pelakunya.

“...”

Rambut biru panjangnya terurai ke seluruh air seperti arus. Menempatkan tangannya di dada nya yang datar. Miko elf menutupkan mulutnya.

“...Sabar. Aku harus menemani manusia-manusia ini demi pembalasan atas apa yang terjadi kepada Alfreyja-dono. Aku sudah memutuskan untuk membuat makhluk menjijikkan ini menyadari kejahatannya.”

Orang yang sudah menyebabkan berubah nya sang heaven lord Alfreyja. Kemungkinan besar pelaku dibalik ini adalah sang Fang King Rath=IE. Dan itu menjadi tugas, yang diberikan kepada Reiren, untuk memastikannya dengan matanya sendiri.

“Itu benar. Ini adalah tugas terhormat bagi seorang foreign god. Jadi menemani manusia, bisa dikatakan, ini adalah tugas terhormat untuk menjadi perwakilan bagi para elf... Benar, jika aku memikirkannya seperti itu..."

“Hei, hei?”

“Hh-yaa!? Apa sih!”

Itu hampir membuatnya berteriak, lalu Reiren berbalik. Tangan yang dingin, basah karena air, yang menyentuh punggungnya sekarang menyentuh pipinya. Jelas dia meninggikan suaranya karena tangan yang terasa dingin tiba-tiba menyentuhnya, bukan karena terkejut.

“...Mu. Seingatku kau ini Rinne.”

“Yup.”

Reiren bertanya-tanya kapan dia datang ke pemandian ini. Di belakang dirinya ada wanita berambut emas, tubuh sampai bagian dadanya berada dalam air. Pakaiannya bisa terlihat di pinggir sumber mata air; sepertinya wanita ini berenang hingga sampai kesini.

“Rasanya sangat enak. Air ini adalah air pegunungan, kan? Dingin, tapi sangat indah. Dan bahkan ada ikan-ikan kecil yang berenang di sekitar.”

“U-umu. Lagipula air ini sudah tersaring di bawah tanah. Dengan air jernih yang melimpah, ini adalah tempat membersihkan diri bagi setiap makhluk hidup di hutan... Tunggu, bukan, bukan itu!”

Dia melambaikan tangannya dan menunjuk ke arah Rinne yang ada di depannya.

“K-kenapa kau ada disini?”

“Karena aku pergi mencarimu. Kai sedang mencari mu.”

“...Mu. Pria itu?”

Yang membuatnya teringat bahwa memang ada sedikit pembahasan kecil yang membahas mengenai beberapa detail kecil di dalam kerja sama mereka. Dia terlalu menikmati pemandiannya, sampai melupakan masalah itu.

“Aku mengerti, aku akan kesana. Hei, kau juga keluar dari pemandian.”

“Boleh aku berenang disini?”

“Tidak boleh.”

Dia menjawabnya dengan sangat cepat.

“Ini adalah tempat pemandian bagi para elf saja, oleh karena itu ras lain tidak diperbolehkan.”

“Muu!”

Rinne mulai cemberut.

“Aku benci hal seperti itu. Hal yang menyangkut ras, aku tidak menyukainya.”

“Lagipula ras adalah ras. Tidak bisa kita rubah...”

Dia ingin melanjutkan, tapi berhenti. Alasan kenapa Reiren ragu-ragu untuk melanjutkan adalah karena Rinne memiliki kulit putih layaknya sutra, yang terlihat mirip dengan kulitnya. Kulit Rinne terlihat seperti kulit para elf.

Di punggungnya bisa terlihat sebuah sayap, yang biasanya disembunyikan. Dengan warna hitam di tempat keluarnya sayap tersebut, tapi semakin ke ujung warna nya berubah menjadi putih. Asal keluar sayapnya merupakan karakteristik dari iblis, sedangkan ujung sayapnya merupakan karakteristik dari malaikat. Meskipun dia sudah pernah diberitahu, tapi ini adalah pertama kalinya dia melihatnya secara langsung.

“...Oi Rinne?”

“Apa?”

“Mendekatlah kepada ku sebentar.”

Dengan gugup dia memanjangkan tangannya. Mulai menyentuh sayap tersebut yang memberikan perasaan yang sama seperti dengan sayap malaikat. Sayapnya tidak terlihat seperti sayap malaikat, tapi sekarang dia pikir sayap itu benar-benar sama dengan sayap para malaikat.

“A- ahaha, hentikan, itu geli!”

“Mu... warna nya sangat bagus, menyentuhnya juga terasa sama. Sayap ini benar-benar mirip dengan sayap malaikat.”

Baik malaikat dan elf, keduanya termasuk ke dalam ras foreign god. Jadi dia bertanya-tanya jika itu permasalahannya maka bukankah wanita ini yang memiliki kulit elf dan sayap malaikat juga termasuk ke dalam ras foreign god. Tapi jawabannya adalah tidak. Reiren menyadari beberapa bau lain dari wanita ini. Bau iblis, bau roh, bau cryptids. Dan masih ada bau lainnya.

 Dia adalah wanita yang tidak bisa diidentifikasikan, campuran dari berbagai ras.

“Kau...”

Sambil menyentuh sayap Rinne, dia mulai menatap ke arah Rinne.

“Ini kesempatan yang bagus. Katakan yang sejujurnya, siapa kau sebenarnya? Kenapa kau pergi bersama dengan Kai?”

“Tidak tahu.”

“Apa?”

“Siapa aku? Aku bahkan tidak tahu. Dan Kai berkata kepada ku untuk [pergi bersamanya] jadi aku pergi bersamanya.”

Wanita berambut emas, yang menjawab itu, tersenyum. Reiren bertanya-tanya apakah dia akan marah atau kesal dengan pertanyaan itu. Tapi tidak seperti yang dibayangkan, Rinne malah menjawabnya sambil meletakkan tangannya di dada dengan bangga.

“Kai berkata kepadaku [Tidak apa-apa untuk bersama] dengannya. Tidak peduli siapa yang mengatakannya, aku tidak peduli.”

“...”

“Karena itulah bagi ku tidak apa-apa untuk berenang di pemandian ini. Itu terserah padaku!”

“Mengambil kesimpulan seperti itu terlalu berlebihan, bukan?”

Reiren memegang rambut Rinne yang sudah mulai berenang.

<TLN : njir malah dijambak.>


“Ai? Apa yang kau lakukan elf sialan!”

“Aku baru katakan kepadamu, pemandian ini hanya untuk para elf. Ras lain tidak boleh menggunakannya.”

“Boleh! Aku juga punya darah elf di dalam diriku.”

Dengan tangan di dadanya, Rinne keberatan. Memang Reiren bisa melihat dari kulit putih bersihnya, bahwa Rinne memiliki darah elf di dalam dirinya. Tapi...

“Hohou? Lalu apa ini! Dada dan pantat besar yang tidak berguna ini! Elf tidak memiliki tubuh seksi seperti ini.”

<TLN: Don’t worry Rinne bentuk tubuh mu itu berguna kok, but damn i need illustration for this. Di manga momen ini enggak ada njay.>


Reiren mengarahkan jarinya ke payudara kiri Rinne. Tenggelam dalam kelembutan, payudara nya memberikan perasaan padat yang mendalam ketika disentuh.

“Kya? A-apa yang kau lakukan!”

“Lihat saja! Dadamu ini tidak seperti dada para elf. Kami, para elf, tubuh kami jauh lebih sopan baik pria dan wanita. Ini adalah adab kami."

Baik pria dan wanita elf cenderung memiliki tubuh yang ramping, dengan sedikit perbedaan yang terlihat jelas. Para pria hampir tidak memiliki otot yang besar, sedangkan para wanita tidak pernah memiliki pinggang atau dada yang besar seperti wanita dari manusia.

Dari sudut pandang Reiren, tubuh Rinne terlihat [terlalu dewasa].  Dia menduga ini karena pengaruh dari darah manusia, atau mungkin dari darah iblis succubus.

“Cabul sekali!”

“I-ini tidak cabul! Dasar elf sialan, kaunya saja yang [datar], itu saja!”

“Wha!?”

Orang yang mengaku sopan, mulai membandingkan ukuran yang dia miliki dengan milik Rinne. Kali ini giliran Reiren yang malu.

<TLN: It’s ok girl, oppai tetaplah oppai, mau small, medium, atau big. Kalo small tinggal di setting, kalo medium sudah premium, kalo big ‘nikmat mana lagi yang engkau dustakan’.>
<EDN: Kalo kalian pengen tau, min reg penganut medium is premium.>


“Apa yang kau katakan! Mungkin terlihat seperti itu, tapi aku cukup percaya diri dengan tubuh ku. Tubuhku, yang tidak memiliki lemak berlebih, pada faktanya adalah yang terbaik.”

“Tetap saja datar!”

<TLN: BOOOM ROASTED.>
<EDN: oof>

“Memang kenapa kalau datar!?”

Mulai mengangkat kedua tangannya sampai kepala, dia mencipratkan air pemandian ke wajah Rinne.

“Kau, sekarang sudah kelewatan! Dasar kau elf datar!”

“Kau masih membahas itu, dasar kau ras campuran! Tubuh mu itu terlalu cabul!”

Sambil berendam di pemandian, mereka saling melotot. Kemudian, semak-semak mulai bergetar dan kedua wanita bisa dengan cepat mengetahui siapa yang mungkin datang.

“Hei, Rinne? Reiren, apa kalian disini?”

Menyingkirkan semak-semak, muncul pria muda dengan rambut biru laut.

“Ah, disana kau ternyata. Jadi kau disini selama ini...”

Muncul dari semak-semak di depan para gadis ketika sedang mencari mereka, Kai tersenyum lega, tapi senyumnya langsung membeku. Dia melihat kedepan dan kebelakang diantara pakaian dua wanita yang ada di pinggir pemandian, baik Rinne dan Reiren sama sama sedang berendam di pemandian air dingin.

“...Ah, M-maaf! Aku tidak bermaksud...”

“Kai, Bagaimana? Apa kau menemukan mereka?”

Diikuti setelah Kai muncul gadis berambut perak Jeanne. Di bawah sinar matahari kedua gadis itu telanjang tanpa sehelai benang, dan kemudian ada Kai, yang berdiri di dekat Rinne dan Reiren.

“Kai...”

Wajah lembut Jeanne mulai berubah menjadi tatapan yang tajam.

“Ternyata alasanmu ingin pergi mencari mereka adalah... agar bisa mengintip ketika mereka sedang mandi.”

“Untuk sebuah kesalahpahaman, bukannya itu berlebihan!?”

Jauh di dalam hutan elf. Teriakan tunggal dari seorang pemuda yang terkena tuduhan pun menggema.



Suatu hari, dunia telah [ditulis ulang]. Tepat di hadapan Kai, sejarah nya juga sudah ditulis ulang dengan [Reinkarnasi Dunia]...

Kai mengingatnya. Di dunianya yang sesungguhnya, ratusan tahun lalu kelima ras berperang tanpa henti untuk mendominasi dunia. Perang tersebut dikenal dengan nama Perang Besar Lima Ras. Dan pemenang dari perang ini adalah ras manusia, dengan [prophet] Sid sebagai pemimpinnya. Sid sudah mengalahkan keempat ras dan menyegel mereka di tempat yang terpencil.

Namun... Sejarah itu tiba-tiba menghilang. Malah yang terjadi adalah kebalikannya. Sejarah malah berubah menjadi sejarah di mana [umat manusia dikalahkan dalam perang besar].

Pahlawan [Dark Empress] Vanessa, yang memimpin para iblis, pemegang kekuatan sihir yang luar biasa.



Pahlawan [Heaven Lord] Alfreyja, yang memimpin para foreign god, yang terdiri dari para malaikat dan para elf.



Pahlawan  [Spirit Sovereign] Rikugen Kyouko, yang memimpin para roh, makhluk yang seperti hantu.



Pahlawan [Fang King] Rath=IE, yang memimpin para cryptids, makhluk seperti binatang buas yang sangat besar dan ganas.



Keempat ras sekarang mengendalikan dunia. Dan umat manusia, yang sekarang hampir kalah dari keempat ras, sekarang mulai kesulitan untuk bertahan hidup di tempat yang terpencil, reruntuhan dari bangunan tua atau bawah tanah. Seperti inilah keadaan dunia [yang ditulis ulang] sekarang.

Hanya Aku dan Rinne yang mengingat dunia yang sesungguhnya.

Tidak ada yang bisa mengingatnya selain kami.

Lalu ada Kai. Di dalam dunia yang sudah ditulis ulang, dia, sama seperti pahlawan yang sekarang sudah tidak ada. Masih belum jelas apakah orang tuanya atau kerabat nya ada disini. Dan dua atasan serta teman-temannya dari dunia sebelumnya tidak lagi mengingat dirinya.

Dalam situasi tanpa harapan seperti ini...

“Aku sama sekali tidak keberatan sih. Tidak masalah bagi ku untuk tampil telanjang di depan manusia.”

“Aku juga tidak apa-apa. Jika Itu Kai, akan ku tunjukan semuanya.”

“Umu. Tidak bermaksud untuk membuat Kai terlihat istimewa, tapi aku dari ras yang berbeda. Bagi manusia sangatlah wajar untuk melihat kucing dan anjing secara telanjang, benar bukan?”

Mereka tidak memperdulikan penderitaan Kai. Reiren dan Rinne hanya berbicara dengan santai.

"Jeanne, apakah kau akan kesal karena masalah sepele seperti itu?"

“...Dengar, sekarang pakailah pakaian. Ini karena bentuk tubuh mu. Tubuh elf itu terlihat mirip dengan tubuh manusia.”

Kai sudah pergi menjauh agar tidak melihat mereka sedang mengganti pakaian. Dan Jeanne terus mengawasi untuk memastikan agar Kai tidak mengintip.

“Dan, Reiren, setelah kau mengenakan pakaian luangkan sedikit waktumu dengan ku. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan. Aku yakin kau sudah tahu apa yang ingin kubicarakan, bukan?”

“Tentu, itu mengenai perjalanan. Aku datang kesini membersihkan diri untuk bersiap-siap untuk itu.”

Reiren, yang baru selesai mengenakan pakaian, sekarang mengenakan pakaian roh tujuh lapisnya. Itu ada perlengkapan sihir elf. Ketika aktif, setiap lapis nya bisa memberikan pelindung penghalang yang kuat.

“Aku akan pergi menemani kalian sebagai perwakilan dari foreign god. Dan demi membalaskan Alfreyja-dono kita akan menyerang negara barat, dimana cryptids berada, benar?”

“Yeah, Tapi...”

Melihat kembali ke arah elf, yang juga sedang melihat nya, komandan wanita dari Urza Resistance menjawab dengan penuh keseriusan.

“Kita akan pergi menuju selatan, bukan ke barat. Kita akan pergi ke negara Yurun yang berada di selatan, yang sekarang merupakan lokasi dari para roh.”

“Ap!?”

Itu benar-benar cerita yang berbeda baginya. Tapi sebelum miko bisa merespon keberatan, Kai melanjutkan kata-kata Jeanne.

“Karena itulah aku kesini mencari mu. Untuk memberitahumu apa yang tetua elf katakan.”

“Aku sama sekali tidak mendengarnya?”

“Seseorang terlalu menikmati pemandiannya, disaat kami berdiskusi. Dan itu sudah diputuskan.”

“...Mu. Itu... Yah...”

“Akan kuberitahu alasannya sambil jalan, ayo segera kembali.”

Dia memberi isyarat kepada Rinne, yang baru selesai mengenakan pakaian. Kai menunjuk ke arah jejak binatang,  yang menunjuk ke arah desa, dan berjalan ke dalam hutan kuno.

<TLN: dari sini make POV nya Farin.>

Federasi Io... Adalah negara yang besar di bagian benua timur, dan pada saat ini sedang di bawah kendali para foreign god. Manusia, yang kalah dalam perang, harus membangun kembali bangunan-bangunan yang ada menjadi perkotaan dan hidup dalam persembunyian, entah bagaimana caranya. Setiap 18 perkotaan manusia dijaga oleh tentara Resistance, yang bertugas sebagai pasukan bertahan bagi orang-orang dari invasi foreign god.

Markas besar dari Resistance adalah bangsal ke-8 Cassiopeia. Itu di lokasi yang dulunya merupakan pabrik skala besar, dan di salah satu area di sana...

“Jeanne-dono sudah mau berangkat... Benar?”

Di kantor bagi para petugas komandan. Ada tiga pria dan wanita berdiri di ruangan ini, dengan tirai menutupi sinar matahari. Itu adalah prajurit tua, yang berdiri di tengah, yang berbicara kepada Jeanne. Dia adalah petugas staf, Tsekhman. Pria yang menjadi tangan kanan Komandan Io Resistance.

“Bukankah terlalu pagi?”

“Jeanne-sama sudah membuat keputusan. Kami, Urza Resistance dengan hormat setinggi-tingginya. Menyarankan untuk tidak melanjutkan kerja sama kita..."

Yang berhadapan dengan tentara tua adalah Farin, salah satu petinggi Urza Resistance. Yang biasanya berada di sisi Jeanne sebagai pengawalnya, tapi saat ini dia harus berpisah dengan tuannya, untuk memberi tahu mereka.

“Dan alasannya adalah... Mengalahkan Vanessa di Urza dan memaksa para iblis untuk pergi. Dan sekarang memiliki pencapaian sebuah perjanjian gencatan senjata dengan foreign god. Kalian tidak ingin kehilangan kesempatan disini?”

“Itu benar. Namun...”

Ucap pengawal Komandan Farin. Dan kemudian prajurit wanita terkuat Urza melanjutkan dengan suara serak...

“Jeanne-sama khawatir. Sampai sekarang semua berjalan terlalu lancar.”

“...”

“Bahkan dengan kekalahan Vanessa, para iblis masih terbilang kuat. Dan gencatan senjata dengan foreign god juga, bukanlah hasil dari kemenangan pertempuran yang sesungguhnya, tapi melainkan merupakan saran dari mereka.”

“Itu...”

“Sungguh tanggapan yang membosankan dan tidak menyenangkan."

Dibalik sang tentara tua, seorang pria gemuk berbalik dari jendela, perlahan menghadap ke arah Farin.

“Merebut kembali ibu kota Urza, dan kemudian berhasil memperoleh gencatan senjata dengan para foreign god yang ada di negara ini... Meskipun mencapai begitu banyak, dia tidak punya niat untuk bersantai sedikit pun?"

“Benar. Dan saya juga memiliki pendapat yang sama. Dan untuk dua pahlawan tersisa, kami harus tetap bersikap waspada.”

“Bijak sekali kau.”

Ucap Komandan Dante, yang terlihat seperti anak yang sudah bosan. Kaisar yang memproklamirkan diri ini dikenal sebagai sosok yang sombong dan penuh kebanggaan. Dia memiliki ambisi untuk menjadi pahlawan, memimpin umat manusia, tapi para foreign god malah memperalatnya dan membuat nya merasakan rasa malu karena ditangkap sebagai tawanan. Dan orang yang membebaskan Dante ini adalah Jeanne

Meskipun begitu dia bersyukur kepada saingannya karena sudah menyelamatkan hidupnya, tapi mengakui pencapaian yang diperoleh saingannya hanya akan membuat nya kesal. Dan seperti itulah kondisi mentalnya sekarang.

“Sepertinya Jeanne berencana untuk pergi ke selatan, menuju Yurun.”

“Ya.”

“Roh adalah kelompok yang cukup merepotkan. Bahkan sekarang kita masih tidak tahu bagaimana makhluk-makhluk menakutkan itu hidup, dan juga bagaimana menghadapinya. Ditambah lagi, kita tidak bisa berbicara dengan mereka.”

Yang mana itu artinya... gencatan senjata sangatlah mustahil. Mereka tidak memiliki pengetahuan yang bisa membuat mereka menyerah seperti para iblis, atau mencari kedamaian seperti para foreign god. Jenis makhluk seperti roh akan terus bertarung sampai akhir.

“Bagaimana caramu untuk mengalahkan monster seperti itu?”

“Komandan Pasukan Resistance Yurun yang ada di selatan adalah kenalan saya.”

Farin menjawab. Dan staf kepala, yang mengangkat alis ketika dia mengatakan itu, berkata:

“Lion King Balmung?”

“Yeah, saya masih berhutang budi kepadanya. Semoga dia masih mengingat saya.”

Farin tersenyum tipis. Cukup jarang bagi tentara wanita ini, yang selalu bersikap dingin, untuk menunjukkan emosi seperti itu.

“Aku tidak memiliki keraguan bahwa dia adalah komandan yang hebat.”

“Cukup berbeda dengan ku, kan?”

Sekali lagi Dante menyesal.

“Lagipula aku dan Jeanne gagal menjalin hubungan kerja sama yang baik. Jadi untuk menghindari kesalahan yang sama, kalian memutuskan untuk menuju ke negara dengan komandan yang lebih bisa diandalkan, sesuatu seperti ini?”

“Saya tidak bermaksud.”

“Hentikan. Satu-satunya kemungkinan kenapa kalian memilih Yurun sebagai tujuan selanjutnya hanya itu. Kali ini kalian ingin menjalin kerja sama dengan kedua pasukan resistance dan bertarung bersama melawan roh.”

“...”

“Jeanne, memang benar, dia bisa mengalahkan para iblis dengan serangan kejutan. Tapi sekarang dengan dua ras yang tersisa mereka seharusnya menjadi lebih waspada terhadap manusia. Kali ini kalian tidak mungkin bisa mengejutkan mereka. Bagaimanapun umat manusia akan berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam perang secara penuh. Peluang kemenangan cukup kecil kecuali jika kalian bersekutu dengan rekan-rekan kalian.”

Oleh karena itu mereka memutuskan untuk pergi ke selatan, dimana mereka bisa menemukan komandan yang bisa diandalkan. Itulah rencana Jeanne.

“Apa aku salah?”

“...Sangat disayangkan.”

Farin tertawa. Itu cara sederhananya untuk menunjukkan kekaguman atas wawasan yang Dante miliki.

“Komandan Dante, mungkin ini terdengar tidak sopan, tapi aku ingin menyampaikan satu hal.”

“Silahkan.”

“Anda jelas memiliki kemampuan untuk melihat keadaan secara luas. Jika anda bisa membuang sedikit sikap keangkuhan anda dan mulai bersikap layaknya seorang komandan, maka saya yakin bahwa anda sungguh dapat mengambil peran sebagai pemimpin bagi umat manusia.”

Atau bahkan jika tidak dalam peran seorang komandan, tetapi sebagai seorang perwira, dia akan mampu meninggalkan jejak dalam sejarah.

“Ini masih belum terlambat. Bagaimana kalau menggunakan kepintaran anda untuk tujuan yang nyata?”

“...Humph.”

Komandan gemuk berbalik menghadap ke arah Farin.

“Katakan kepada Jeanne. Jika dia membuat penonton bosan dengan aksinya yang menjadi pemimpin umat manusia, maka aku akan dengan cepat menariknya ke bawah dan menggantikan dirinya.”

“Dimengerti.”

“Hanya itu saja. Sebagai hadiah perpisahan, aku akan memberikan kalian perbekalan dan amunisi.”

Membungkuk ke arah Dante, yang dengan cepat selesai mengucapkan omongannya, dan memberikan anggukan kecil ke arah prajurit tua itu, pengawal Jeanne berbalik.

Dua hari kemudian. Pasukan Urza Resistance, yang dipimpin oleh Jeanne, berangkat ke arah selatan.

TL : Nouzen
Editor : Regent

0 komentar:

Posting Komentar