Selasa, 02 Agustus 2022

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 284. Pertarungan demi Menara Kedua

 Chapter 284. Pertarungan demi Menara Kedua



 
Hmm? Para budak yang terpisah tadi semakin dekat dengan inti menara. Akoe mengganti saluran pengawasan.

“Kiel-kun!”

Para budak terkejut dan memanggil Kiel yang dari tadi menunggu kedatangan mereka.

“Jangan halangi kami!”

Oh? Di antara para budak, terdapat Imiya disana. Akoe terkejut dia datang. Dia sendiri yang mengatakan tidak cocok dalam hal bertarung, berani sekali dia menunjukkan diri sekarang.

“Sayangnya, aku tidak bisa membiarkan kalian lewat! Sebab aku sudah berjanji itu pada Bubba.”

Kiel berubah bentuk menjadi wujud anjingnya, lalu para budak lainnya mempersiapkan berbagai senjata mereka.

“Meski Kiel-kun yang menghalangi kami, aku tidak akan menahan diri. Ini semua dilakukan demi Kak Perisai.”
“Kalian semua salah. Kalian pasti salah paham saja. Bubba… Bubba memberikanku kekuatan. Jika kalian semua meminta, pasti dia akan memberikannya pada kalian juga!”

Kiel melompat ke depan dan mulai menggigit para budak. Namun, mungkin karena mereka terbiasa berperang, kelompok tersebut mampu mengikuti gerakannya. Para budak dengan level tertinggi bekerja sama dan menyerangnya secara bergantian. Mereka pasti berusaha menurunkan staminanya.

“... Baiklah, jika itu yang kalian inginkan. Bubba menyuruhku untuk tidak menunjukkan ini sebisa mungkin. Akan kutunjukkan wajah seriusku!”

WAAAOOOOOOOOOOOOOOOOON!
Kiel mengaum ke langit, dan wujudnya berubah sekali lagi. Sihir mengelilinginya, jadi yang terlihat hanyalah siluet hitam. Suara tulangnya terdengar berderit, saat wujudnya melengkung dan selesai berubah.

“Arh… aaah…”

Setelah melihat siluet hitam itu, kebanyakan budak yang menyerang mulai gemetar. Hanya Imiya yang tetap tenang.

“Hah… hah… Bagaimana ini! Ini adalah kekuatan baruku!”

Kiel berteriak dengan suara bersemangat. Wujudnya sekarang seperti anjing berkepala tiga. Itu Cerberus, si penjaga neraka. Tapi masalahnya adalah wujudnya tidak terlalu besar. Karena basisnya adalah Kiel, dia masih terlihat seperti anak anjing… tidak, itu adalah Cerberus yang mirip anak serigala. Mungkin lebih baik tidak menyebutnya Cerberus, tapi Kielberus. Dilihat dari jauh, tampilan luarnya masih relatif lucu.
Ini adalah wujud yang diinginkan Kiel.

“Terima ini! Persiapkan dirimu!”
“Wah! Menjauh! Pergi, berhenti!”
“Ayah! Mamaaaa!”

Penduduk desa berlarian dengan panik.

“Semuanya, tenang!”

Imiya berlari ke depan dan menusuk Kiel dengan belati. Kiel menggerutu saat belati menusuk bahunya.

“Ternyata ada Imiya-chan. Kau tidak takut padaku?”
“Tidak, aku tidak takut. ..”

… Sepertinya Imiya secara mengejutkan tidak memiliki rasa takut. Meskipun demikian, akoe setuju bahwa Kiel tidak terlalu menakutkan. Tidak peduli bagaimana akoe melihatnya, dia imut.

“Kiel-kun, kau ingat perkataanmu di hari aku dibeli oleh Hero Perisai-sama? Semakin kau kerja keras maka tempat yang kau dapatkan akan semakin pantas, bagimu, tempat itu masih seperti itu?”
“Tentu saja!”
“Bagi aku itu tidak benar. Karena itulah aku ingin Hero Perisai-sama kembali. Kiel-kun, aku akan mengalahkanmu!”

Kemudian, Imiya mengeluarkan kue dari sakunya dan melemparkannya.

“Ah makanan!?”

Kiel tiba-tiba mengalihkan perhatiannya pada makanan yang dilemparkan oleh Imiya. Dia mengejarnya dan mulai mengunyahnya.

“Semuanya! Tenang, tenangkan diri kalian!”

Imiya menepukkan tangannya di salah satu wajah budak yang panik.

“T-tapi ada monster itu di sini! Kita harus melarikan diri...”

… Reaksi ini. Ini agak seperti serangan panik Raphtalia ketika dia masih kecil. Ah… Akoe mengerti kenapa Kiel ingin mengambil bentuk itu.

Dia berpikir sesuatu seperti kekuatan adalah dengan membangkitkan rasa takut. Dia berubah menjadi apa yang dia takuti untuk mendapatkan kekuatan. Namun, tampaknya Imiya secara kebetulan menyadari kelemahannya...Apakah Ren dan Itsuki menceritakan kisahnya tentang dunia lain? Atau itu hanya kebetulan saja?

Monster Cerberus hidup di dunia ini, jadi mungkin saja itu memiliki kelemahan yang sama. Akoe berpikir sama ketika menyelesaikan modifikasi.

“Jika kita tidak melakukan apa pun di sini, menurutmu apa yang akan terjadi? Bukankah kita menjadi lebih kuat agar tidak dikalahkan gelombang!?”
“... Benar, jangan sampai kalah… Kita bekerja agar kita tidak kehilangan orang berharga lagi!” “Aku dimarahi oleh Imiya-chan, haha!”
“Kiel-kun! Kami tidak akan kalah!”
“Hah! Mana mungkin aku bisa kalah!”

Kiel selesai mengunyah kue dan mulai berlari ke arah para budak. Dia sangat cepat. Seperti yang diharapkan dari modifikasikoe. Dia berhasil mempermainkan para budak!

“Ku! Dia terlalu cepat. Kalau terus begini, kita tidak akan pernah bisa lolos!”
“GAUUU!”

Kiel menggunakan satu kepalanya untuk menyerang Imiya.

“----!”

Selagi menahan rasa sakitnya, Imiya menahan dua kepala Kiel yang lain.

“Semuanya serang sekarang!”
“Ya!”

… Apa itu? Para budak mulai menyanyikan lagu pengantar tidur. Sialan! Itu merupakan salah satu kelemahan Kiel!?

“Ah… Uu…”

Gigitan Kiel pada Imiya mulai melemah, dan dia terhuyung-huyung dari sisi ke sisi hingga akhirnya jatuh.

“Uu...  Belum, aku... belum kalah! Aku tidak bisa tertangkap!”

Akoe kira sudah waktunya. Akoe membuka saluran suara dan menghubungkannya ke tempat Kiel.

“Kiel, mundur.”
“Bubba!? Tapi…”
“Mereka tahu kelemahanmu. Jika kau bertahan, maka kau akan tertangkap. Sudah diam dan lakukan perkataankoe.”
“Sial! Baik, Bubba.”

Sial… Akoe tidak pernah menyangka situasinya akan seburuk ini. Akoe memamerkan modifikasi besar-besaran dari Bio Plant. Apakah mereka dapat menyimpulkan modifikasi Kiel dari itu? Monster yang seharusnya menjadi hal trauma bagi mereka.... Apakah mereka sudah bersiap untuk mengatasi kemungkinan ini terjadi? Hanya itu yang bisa koepikirkan. Kiel mematuhikoe dan meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa. Akoe menyuruhnya untuk membantu Motoyasu jika hal seperti ini terjadi. Dengan kemampuan bertarungnya yang meningkat, jika dia pergi untuk membantu Motoyasu, maka keadaan ini akan berubah. Aku yakin itu akan terjadi.


Pada saat itu, alarm berbunyi sekali lagi. Dari bagian inti menara kedua, seseorang membawa semacam kristal dan mendekatnya pada inti menara kedua. Ketika aku lihat, Rat yang melakukan itu. Bagaimana bisa dia masuk kesana? Oh, di saat perhatian Atla dan Filo teralihkan pada si Palsu, Itsuki dan Rishia, dia menyelinap masuk.

Akoe berusaha menebak apa yang dia lakukan.
Sepertinya dia mencoba mengakses inti menara kedua lalu menghubungkannya dengan inti menara yang lain agar itu tidak dapat berfungi.
Oh, jadi itu alasan ikut menyerang juga.
Tapi, usahanya sia-sia.

“Rafu~!”

Monster yang telah koesiapkan sebagai garis pertahanan terakhir, Mii-kun, menerobos langit-langit untuk menghadapinya. Beberapa bug terjadi ketika dia berdebat dengan Filo, jadi akoe tidak ingin mengirimnya ke pertempuran untuk sekarang ini. Tapi, akoe menempatkannya di atas ruang inti untuk berjaga-jaga. Itulah tempat di mana kekuatan dan sihir tanah berkumpul. Itu sempurna untuk menyetelnya. Akoe beruntung akoe menempatkan dia di sana.

“Ku ... aku sangat dekat ...”
“Sayangnya, usahamu tidak membuahkan hasil.”

Akoe menghubungkan saluran suara disana dan berbicara dengan Rat.

“Apakah menurutmu itu cukup untuk menembus keamanankoe?”
“Marquis, hentikan ini!”
“Hahaha, akoe akan membuatmu menyesal untuk menentangkoe. Serang!”

Betapa ironisnya. Rat, kau akan dilukai oleh monster yang sangat kau hargai!

“Rafu~!”

Mii-kun mengayunkan ekornya yang tebal pada Rat. Karena tahu bagaimana monster hidup, Rat memprediksi dan menghindari serangannya. Dia melempar jarum suntik padanya. Sekali lagi, tidak berguna. Jangan berpikir itu cukup untuk menghentikan Ras Raph yang sepenuhnya diperkuat.

“Oh tidak, obat itu …”

Rat membeku seolah-olah dia telah melihat sesuatu yang sulit dipercaya. Gerakannya dengan cepat dibatasi oleh Mii-kun. Mii-kun mengeluarkan jarum suntik dan mulai berjalan mendekatinya.

“Rafu~!”

Dia mengangkat lengannya yang besar dan menurunkannya dengan kekuatan besar.

“Agu…”

Itu adalah ruangan sempit di tengah menara dengan berbagai perangkat dipasang di mana-mana. Lutut Rat jatuh ke bawahnya, dan dia jatuh ke lantai. Mii-kun mengangkat lengannya ke atas, seolah memberikan pukulan terakhir.

“… Rafu~”

Mii-kun dan Rat bertukar pandang.

“… Mii-kun?”
“R-Rafu~!?”

Itu terjadi dalam sekejap. Mii-kun memegang kepalanya dan berteriak. Ku… Koerasa penyetelan tubuhnya masih belum memadai.

“Marquis! Apa artinya ini!?”
“Tidak tahu. Itu yang monster berhargamu harapkan.”
“Meski begitu... kau tidak bisa melakukan ini?!”
“Rafu~!”

Mii-kun mulai lepas kendali, dan ruang inti mulai hancur berkeping-keping. Ku… Ini sangat merepotkan. Akhirnya, suara pecahan kaca terdengar, bagian inti pecah. Menara bergemuruh dan mulai runtuh. Tidak ada pilihan. Akoe membuka semua saluran suara di menara kedua.

“Pengikutku yang hebat. Menara kedua ini sudah dijatuhkan. Segeralah lari dari sana dan menuju menara ketiga, mereka pasti tidak dapat mengejar kalian sampai sana.”

Akoe mengubah saluran untuk mengamati pertempuran si Palsu dan Filo. Sepertinya mereka siaga sebab suara yang kukatakan tadi. Mereka belum mengalahkannya? Kurasa si Palsu memang sedikit pintar.
Karena bantuan Kiel, Motoyasu mampu mengusir Ren dan Gaelion. Mereka sedang pergi untuk membantu kelompok Filo. Mereka bergabung dengan Sadina di jalan. Kurasa akoe harus jujur mengakui kekalahan di sini. Setelah akoe memerintahkannya untuk kembali, Mii-kun melihat Rat untuk terakhir kalinya dan memanjat melalui langit-langit untuk melarikan diri.

“Mii-kun! Tunggu!”
“… Rafu~!”

Dia bukan Mii-kun yang kau kenal lagi. Dia terlahir kembali sebagai salah satu bawahankoe.

Setelah itu, Rat berjalan keluar ruangan untuk menemui si Palsu. Pada saat yang sama, Motoyasu bertemu dengan kelompok Filo dan menggunakan portalnya untuk memindahkan mereka. Rekaman terakhir yang akoe lihat sebelum menara runtuh adalah Ren dan Itsuki bertemu dengan si Palsu. Lalu mereka semua teleportasi  kembali....

Sepertinya kutukan Itsuki mulai melemah. SP-nya bisa pulih sedikit. Itu menyusahkan.

Bagaimanapun, kami kalah dalam pertempuran menara kedua. Akoe harus mengakui itu.




TLBajatsu

0 komentar:

Posting Komentar