Rabu, 17 Agustus 2022

Naze Boku no Sekai wo Dare mo Oboeteinainoka? Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 Epilog - Dua Yang Tersisa


Volume 2
Epilog - Dua Yang Tersisa

Federasi Io – Bangsal ke-8 Cassiopeia – markas Resistance.
Dari kantornya di lantai kedua, kaisar Dante sedang menatap obrolan santai yang dilakukan para bawahan nya yang ada di bawah.

“Bagaimana perasaanmu?”

Dia berbalik menghadap ke arah staf kepala Tsekhman. Pria itu merupakan tentara berpengalaman yang sudah mengabdi di Pasukan Io Resistance sejak pasukan ini didirikan. Meskipun dia sudah berumur lebih dari 50 tahun, tubuh nya yang berwarna kecoklatan dan terlatih masih sekuat baja.

“Bagaimana perasaanku? Apa aku terlihat baik-baik saja bagimu?”

“...”

"Jatuh ke dalam keadaan yang menyedihkan karena menghirup serbuk sari tumbuhan beracun dari hutan elf ini, dan tetap tidak sadarkan diri selama tiga hari. Tubuhku masih terasa berat. Dan berdiri saja membuat kaki ku mau menyerah."

Sudah dua hari semenjak dilepaskan nya dirinya dari hutan elf. Pada malam lusa kemarin, ketika masih tidak sadarkan diri, dia dibawa ke markas dengan mobil militer. Dan kemarin dia sudah kembali sadar. Meskipun hal yang sama juga terjadi kepada Tsekhman.

“Bagaimana denganmu?”

“...Maksudnya?”

“Aku bertanya bagaimana perasaanmu.”

Mendengarkan kata-kata ini dari komandannya, tentara dengan rambut beruban menatap kosong dengan keadaan mulut yang setengah terbuka, dia kebingungan.

“Kenapa? Apakah aneh bagi ku untuk bertanya mengenai kesehatan para bawahan ku?”

“T-tentu tidak. Aku berterima kasih atas kekhawatiran mu, Yang Mulia.”

“Kau seharusnya menjawab seperti itu dari awal.”

Dia memalingkan pandangannya dari tentara tua itu. Dan untuk sesaat, mereka tetap diam. Hanya suara jam yang berdetik lah yang menggema di ruangan, dari jam yang ada di pojok ruangan...

“Apakah dia ditakdirkan sebagai pahlawan?”

“...Yang Mulia?”

“Kepercayaanku adalah untuk tidak bertarung di pertarungan yang tidak mungkin kau menangkan. Lagipula, itu hanya akan membuang-buang waktu, tenaga dan sumber daya.”

Tsekhman bertanya-tanya apa maksud dibalik dari perkataan ini: dengan pertarungan, apakah maksudnya pertarungan mereka dengan foreign god? setelah merenung sejenak, staf kepala Tsekhman dengan hati-hati berkata:

“Yang Mulia adalah komandan yang hebat. Tapi kali ini, ini merupakan kemenangan Jeanne-dono. Hanya seperti itu, kurasa.”

“Itu benar. Tidak seperti diriku yang membuat kesalahan.”

Dia menggertakkan giginya dengan jijik.

"Sepertinya aku memamerkan taringku pada lawan yang salah."

“...”

“Staf kepala, aku pikir bahwa dunia ini tidak memiliki pahlawan di sisi manusia. Jadi aku akan mulai mengatur pembelajaran ku untuk memimpin para pasukan Resistance di seluruh dunia, dimulai dari Io.”

“Aku sadar akan hal itu.”

“Lalu bagaimana? Kita sudah tidak sadarkan diri selama 4 hari. Dan saat kita kembali sadar, pria itu, Jeanne, sudah mendapatkan gencatan senjata untuk kita dengan para foreign god.”

Pergi ke hutan elf dengan tujuan menyelamatkan sang kaisar, dan bahkan memperoleh gencatan senjata. Terjadi dengan sangat cepat membuatnya sulit untuk dipercaya. Entah ini merupakan bukti dari kehebatan orang itu, atau bukti kehebatan para bawahannya. Dante benar-benar tidak tahu.

“Pria itu, apa dia sudah berangkat?”

“Ya. Pagi ini, dia membawa sedikit beberapa bawahan bersama dirinya dan pergi menuju hutan elf. Sepertinya mereka akan kembali malam ini.”

Ada masalah mengenai perjanjian dengan tetua elf. Itu adalah perjanjian gencatan senjata pertama antara manusia dengan para foreign god. Dilihat dari rencana rahasia kaisar, dialah yang seharusnya menerima kehormatan itu.

Tetapi jika seseorang bertanya apakah dia berencana untuk bersaing untuk hal penting seperti ini, jawabannya adalah tidak. Dia tidak punya keinginan untuk bersaing lagi. Seperti yang dikatakan oleh dirinya sebelumnya: kepercayaan yang dia miliki adalah untuk tidak pernah bertarung dalam pertempuran yang tidak bisa dia menangkan.

“Ini adalah pertama kali nya bagi diriku untuk melihat sesuatu yang nyata. Seorang pahlawan yang diistimewakan oleh takdir dunia.”

“...Ya.”

“Aku rela untuk mengalah jika dialah orang yang akan membawa perubahan kepada dunia yang hampa ini. Satu-satunya yang membuat ku kesal adalah fakta bahwa diri ku tidak akan bisa menjadi pusat dari perubahan tersebut.”

"Kali ini, meskipun membuatku kesal, Ksatria Cahaya, ini adalah kemenanganmu."

“...”

“Staf kepala. Jangan katakan apapun mengenai pembicaraan kita ke pria itu.”

“Aku akan ingat baik-baik.”

Sambil duduk di bangku nya, sang kaisar menatap ke arah bawahannya yang sedang membungkuk dalam diam.

Hutan kuno. Hutan tempat tinggal para elf dipenuhi dengan keheningan. Dua hari sebelumnya...

Siapapun pasti akan menyangka bahwa runtuhnya istana malaikat akan menyebabkan masalah yang serius di hutan, tapi pada kenyataannya hampir tidak ada pecahan dari istana yang sampai ke tanah.

“Apa kau sedikit paham bahwa dimanapun keberadaan hutan kami ini dianggap sebagai tanah yang suci?”

Sambill berjalan melalui jejak binatang. Wanita elf, yang mengenakan pakaian tujuh lapisnya, dengan bangga menunjuk ke atas kepala mereka. Menghadap ke arah pohon kuno...

Cabang dan daunnya yang tebal dan kokoh telah menangkap puing-puing yang jatuh dari langit. Desa elf tidak mengalami kerusakan, dan Kai dan rekannya. mampu melarikan diri dengan cukup cepat. Inilah yang terjadi sehari sebelum kemarin.

"Burung-burung itu terkejut, tetapi mereka akan segera kembali."

“Burung besar?”

“Kami melindungi mereka di desa kami. Bagaimanapun, beberapa dari mereka membutuhkan perawatan."

Saat dia menjawab, wanita elf menyeringai yang tercampur dengan desau,

“Aku tidak bisa mengatakan seluruh detailnya kepada mu, tapi elf mampu menjaga hubungan baik dengan malaikat. Hal yang sama berlaku juga kepada kurcaci dan peri."

“Dimengerti. Itu sudah lebih dari cukup.”

“...Ketika kita melewati semak-semak ini, kita akan sampai di desa elf. Tapi sebelum itu, Kai.”

Reiren, yang berjalan di depannya, berhenti. Dan dia baru kepikiran bahwa ini merupakan pertama kalinya bagi elf ini untuk memanggil dirinya menggunakan kata selain [Kau].

“Aku punya satu pertanyaan. Wanita itu, yang dipanggil Rinne, bukanlah manusia.”

“Yeah.”

Dia tidak bisa menipunya. Elf memiliki indra yang kuat terhadap sihir, dan kurcaci memiliki indra penciuman yang kuat. Dia sudah memutuskan sendiri agar rahasia itu diketahui olehnya begitu mereka memasuki desa elf.

“Pada awalnya, aku kira dia adalah mata-mata dari ras lain. Seperti Qubiley, mata-mata  dari ras lain yang berubah wujud menjadi manusia. Tapi kelihatannya itu sedikit berbeda. Wanita itu cukup terikat kepada dirimu.”

“Yeah. Aku bisa menjamin kau bisa mempercayainya.”

“Aku mengerti, maka aku tidak akan mengungkit masalah ini lebih jauh lagi.”

“Apa itu baik-baik saja?”

“Terlibat dalam masalah yang lebih berbahaya karena terlalu banyak bertanya tanpa alasan bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh Alfreyja-dono. Aku cukup penasaran untuk mendengar cerita mengenai wanita itu ketika melawan Raphael-dono, tapi... aku akan berhenti bertanya.”

Elf itu mengangkat bahunya.

"Dan juga akan kukatakan ini tetapi aku melihat diri ini terus berhutang budi kepada manusia adalah sesuatu yang tidak menyenangkan ... Izinkan aku untuk berterima kasih kepadamu kali ini. Tapi ini adalah pertama dan terakhir kalinya aku menundukkan kepala kepada ras musuh."

“Tidak perlu sampai seperti itu. Lagipula kita sudah punya kesepakatan.”

Mereka sudah menyelamatkan tetua elf dan sebagai gantinya mereka membebaskan komandan Dante. Dan hanya itulah yang dia lakukan.

“Kau menghentikan Alfreyja-dono. Itu bukan lah bagian dari kesepakatan kita.”

“...”

“Dan yang terakhir, aku tidak yakin mengenai kata-kata Alfreyja-dono, ketika dia kembali ke kesadarannya, maksud dari perkataannya mengenai menyerahkan hal itu kepada dirimu... Tapi kata-kata yang dia ucapkan penuh dengan keyakinan.”

Disaat momen terakhirnya... Sebelum berubah menjadi abu dan menghilang, heaven lord Alfreyja mengatakan kalimat ini kepada Kai:

[Aku meminta mu, hancurkanlah lingkaran kebencian yang ada di dunia ini...!]

Siapa yang mengira...

Bahwa pahlawan foreign god akan meminta bantuan.

Itu pesan yang ambigu. Sama seperti Reiren, dia juga tidak sepenuhnya paham maksud dibalik perkataan itu. Bahkan jika, saat itu, dia merasakan baik dirinya dan Alfreyja saling berbagi suatu kesamaan yang melampau permusuhan mereka.

“Ahem.”

Elf berdeham.

“Aku tidak memberitahu hal itu kepada rekan-rekan ku di desa. Jika seseorang tahu bahwa elf membungkuk berterima kasih kepada manusia, hal itu akan menimbulkan kegaduhan. Aku juga memiliki pertimbangan karena posisi ku.”

Reiren berbicara dengan sikap yang sedikit canggung.

“Tidak boleh bocor mengenai hal ini, paham?”

“Paham. Aku tidak berencana untuk membocorkan hal ini.”

“Bagus, bagus, bagus sekali! Ayo kembali ke desa kalau begitu. Lewat sini.”

Karena merasa lega elf menjadi santai dan mulai berjalan. Menuju ke desa elf...

Dua pohon kuno yang sangat besar berdiri menjulang ke atas di pintu masuk desa seperti sebuah gerbang. Dan disana dia bisa melihat dua wanita.

“Ah, Kai, kau kembali. Kesini, kesini!”

Rinne yang dengan semangat melambaikan tangannya. Dan di dekatnya ada Jeanne, berdiri dengan tenang seperti biasanya dengan baju pelindung miliknya.

“Kau terlambat, Kai. Rinne sudah mulai khawatir.”

“Maafkan aku. Aku hanya mencari sisa-sisa dari istana malaikat yang ada disekitar sini, tapi Reiren malah sangat ingin mengajakku berkeliling.”

“H-hei! Jangan berkata yang tidak-tidak!”

Elf merespon dengan wajah yang merona.

“Cukup soal itu. Bagaimana dengan manusia itu? Apa dia sudah kembali?”

“Kemarin. Aku baru saja menerima pesan dari bawahan ku.”

Di tangan Jeanne ada perangkat komunikasi. Sepertinya dia berbicara melalui perangkat komunikasi sebelum Kai kembali.

“Aku dengar di saat seperti ini dia mulai patuh. Hanya di waktu ini dia harus menerimanya. Pengaruh obat-obatan yang dia terima, seharusnya segera menghilangkan.”

“Apakah obat-obatan elf?”

Ajudan komandan Qubiley sudah menaruh tambahan obat ke dalam makanannya sedikit demi sedikit. Obat ini mampu meningkatkan kecerdasan mu ketika bertarung, tapi jika dikonsumsi secara terus menerus bisa membuatmu bersikap kasar. Dan pada kenyataannya sepertinya sikap kasar yang dikeluarkan oleh Dante ini disebabkan oleh pengaruh obat yang dikonsumsi secara terus menerus.

Ada omongan mengenai sikap Dante yang kasar dari lahir...

Karena itulah para bawahannya tidak menyadari ketika sikap itu mulai bertambah parah.


Itu merupakan sesuatu yang berbanding terbalik di Alfreyja. Karena pahlawan foreign god dikenal sebagai sosok yang lembut dan ramah, perubahan yang dia miliki bisa disadari oleh para malaikat dan elf.

“Itu benar, dan berbicara mengenai pengobatan...”

Dante bukanlah satu-satunya yang menerima pengobatan elf. Mengingat di pertempuran lusa kemarin, Kai memanggil komandannya, yang berpakaian seperti pria.

“Jeanne, bagaimana dengan luka-luka mu? Pagi ini, katamu luka itu masih terasa sakit.”

“Aku baik-baik saja. Di pagi ini aku khawatir karena luka nya masih terasa, tapi siang ini aku sudah bisa berjalan di hutan dengan baik.”

Ksatria, yang berpura-pura menjadi pria, menempatkan tangannya di baju pelindung. Baju pelindung, yang menutupi tubuh Jeanne, terbuat dari besi yang kuat, tapi meski begitu dia memiliki luka sayatan yang sangat dalam, yang terletak di punggungnya hingga ke tubuh bagian samping. Yang diakibatkan oleh pedang fallen angel.

Lukanya berasal dari ketika dia mencoba untuk melindungi Reiren. Dan faktanya, setelah lari dari istana malaikat, Jeanne sudah sangat kelelahan hingga dia tidak bisa membuat satu langkah sedikitpun.

“Bekas lukanya sudah hilang sepenuhnya. Aku benar-benar kagum dengan tingkat pengobatan elf.”

“Tentu saja.”

Reiren berdiri tegak dengan bangganya.

“Aku lah yang mengobatimu. Jika aku tidak berhasil mengobati mu, aku tidak mungkin diberikan kepercayaan sebagai seorang miko. Jeanne, kau harus menunjukkan rasa terima kasih mu padaku.”

“Tapi aku terluka karena karena melindungi mu, benar bukan?”

“Mu, i-itu... Baiklah, itu benar. Aku rasa kita impas.”

Elf itu kesal mendengar keluhan Jeanne.

“Ah iya, Jeanne, ada sesuatu yang ingin kutanyakan agar bisa lebih jelas.”

Elf berdiri dengan tenang, memperhatikan sang ksatria. Tapi dia tidak hanya melihat ke wajahnya, malah dia melihat ke seluruh tubuhnya dari mulai kaki ke kepalanya.

“Lusa kemarin, aku sedang mengobatimu, jadi aku melepas baju pelindungmu dan pakaianmu juga.”

“...Y-yah.”

Sebelum menjawab, Kai yakin Jeanne melirik dirinya sesaat. Dia kehilangan kata-kata, karena disampingnya ada Kai.

“Kau perempuan?”

“Iya?”

“Secara biologis maksudku. Aku tidak cukup percaya diri bisa membedakan antara pria dan wanita di antara manusia. Tapi aku berpikir bahwa kau adalah pria, tapi ketika aku melihatmu dalam keadaan tanpa pakaian dan, ya ampun...”

“Jangan katakan!?”

Teriakan histeris keluar dari mulut ksatria.

“A-apa yang kau katakan tiba-tiba seperti ini... B-benar. Lihat, aku menggunakan suara alami ku. Kau mengerti? Elf memiliki pendengaran yang bagus, jadi kau seharusnya paham dengan ini.”

“Oh, jelas sekarang aku mengerti.”

Reiren, yang menggoyangkan telinganya dengan terampil, menjawab.

“Kenapa kau berpura-pura menjadi pria?’

“Ini diperlukan agar rencanaku bisa berjalan. Aku tidak bisa menjelaskan detailnya ke ras musuh, tapi dengan berpura-pura menjadi pria ini diperlukan untuk posisi komandan.”

"Hah. Ini jelas konsep yang tidak diketahui oleh elf."

“Aku mengerti... Tapi meskipun aku memang seorang wanita, tapi gender bukanlah hal yang terbilang penting. Bagi seorang komandan, kau harus memberikan sikap yang sama kepada semua bawahan tidak peduli mereka itu pria atau wanita.”

Seperti yang diharapkan, Jeanne memberikan jawaban layaknya seorang Komandan. Tapi, ketika Jeanne tenggelam dalam perkataannya, dia tidak menyadari. Ketika ditengah penjelasannya, Rinne menatap tajam ke arahnya dari belakang.

"Jeannya!"

"Kya!? Kenapa, Rinne?”

<TLN: seorang komandan kaget teriak nya ‘Kya’ anj, kawai juga jadi makin cinta sama jeanne.>

“...Mu...”

Rinne memeluk Jeanne dari belakang dan tidak bermaksud memisahkan mereka sama sekali. Ditambah Rinne mulai menambahkan eratannya ketika sedang memeluk Jeanne.

"Jeannya, bohong itu tidak boleh tahu. Lagian aku juga tahu maksud sebenarnya.”

“Eh. Ehm, bohong...”

"Jeannya mau mendekati Kai!”

“Ini lagi!? Sudah kubilang itu salah paham, Rinne bisakah kau berhenti memeluk ku?”

“Tidak akan, aku tidak akan melepaskanmu.”

Rinne benar-benar memeluk Jeanne seperti lem. Dari sudut pandang Kai, itu terlihat seperti dua wanita cantik sedang bercanda, tapi kenyataanya kedua wanita itu adalah dua wanita yang berbahaya.

“Hou, Rinne, dengan mendekati Kai maksudmu?”

“Kau tahu, ketika aku memalingkan pandanganku darinya, Jeannya dengan cepat ingin berduaan bersama dengan Kai. Karena itulah akan sangat berbahaya untuk tidak memperhatikan dirinya.”

“Itu tuduhan yang salah!? Aku selalu menempatkan diri ku sebagai seorang komandan ketika berbicara dengan Kai!”

“...Jeane, jadi seperti itu...”

Miko elf menatap dengan mata yang berbinar.

“Kau menganggap Kai sebagai suami masa depan mu. Apa, meskipun kau mengatakan bahwa kau tidak membeda-bedakan jenis kelamin, tapi mata mu sudah menentukan mangsa nya?”

“Kenapa malah seperti ini...”

Teriakan menyebar ke seluruh hutan elf...

“K-kai, itu tidak benar. Itu... bukan seperti itu maksudku...”

"Ya pokoknya, kalian bertiga."

Jeanne, Rinne yang masih memeluk dirinya dari belakang, dan juga Reiren, yang menggoda Jeanne. Dia terpaksa masuk ke dalam percakapan tiga wanita dari ras yang berbeda.

Mari berpura-pura aku tidak mendengar cerita barusan – Memutuskan seperti itu, Kai menunjuk ke arah pintu masuk desa elf.

“Bukankah kita sudah membuat tetua elf menunggu?”

“B-benar, jadi!”

Ksatria berdeham untuk membersihkan tenggorokannya.

“Kita akan memiliki diskusi yang sangat penting antara ras kita. Ini bukanlah waktu nya bermain-main.”

"Jeannya, wajah mu jadi merah.”

“Lepaskan aku!”

Jeanne melangkah maju seperti lari menjauh dari Rinne. Dimana pohon kuno berdiri tepat di depan gerbang desa. Dua penjaga elf berdiri di tengah, tapi kali ini keberadaan manusia tidak membuat mereka bersiap untuk menyerang. Salah satu alasannya adalah keberadaan Reiren, yang sedang menemani mereka, tapi alasan yang lebih pentingnya lagi adalah fakta bahwa mereka lah yang menyelamatkan tetua elf dari istana malaikat.

"Jika ini adalah perjanjian gencatan senjata, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Miko elf memanggil Jeanne dari belakang.

“Kemarin, aku memeriksa niatan tetua. Jika tidak, aku tidak mungkin berjalan-jalan santai menghabiskan waktu ku disini. Kalian melakukan hal yang sama, bukan?”

“..Yeah, kau sudah berdiskusi dengan Io Resistance.”

Melihat Jeanne, yang menjawab seperti itu, tidak ada Farin di sampingnya. Yang bertanggung jawab untuk bernegosiasi dengan foreign god, Farin sudah menyelesaikan rincian kesepakatan di desa.

“Dan kemudian, Kai. Seperti yang sudah kami diskusikan kemarin. Tetua kami ingin berbicara dengan mu. Aku membayangkan kau sudah tahu apa yang ingin dibicarakan.”

“Yeah, baiklah, ada yang ingin kutanyakan juga.”

“Jika begitu, ikuti aku.”

Melewati Jeanne, Reiren mulai berjalan menuju pusat desa.

Satu tahun perjanjian gencatan senjata – Io Resistance dan foreign god berjanji untuk tidak melancarkan serangan agresi ke wilayah satu sama lain.

Sebagian besar wilayah akan tetap menjadi wilayah foreign god sebagaimana adanya. Di sisi yang lain hanya bangsal ke-8 Cassiopeia, dimana markas Io Resistance berada, setidaknya wilayah itu akan dipegang oleh mereka.

Elf memiliki Qubiley di sisi mereka...

Jika foreign god merasa ingin menyerang, mereka bisa menyerang wilayah Resistance kapan saja.


Dengan gencatan senjata, kekhawatiran mengenai situasi seperti itu akan menghilang bagi Io Resistance. Dan di saat yang sama juga bisa dikatakan kepada foreign god, yang saat ini ingin menghindari pertempuran dengan manusia, mereka tidak memiliki niatan untuk menjadi target para roh dan cryptids pada saat mereka sedang kelelahan karena menghancurkan tentara Perlawanan Io. Jadi secara kebetulan, kedua belah pihak memiliki harapan yang sama.

“Itu benar, Kai. Apa kau tidak melupakan sesuatu yang penting, yang tidak ada hubungannya dengan perjanjian gencatan senjata? Ini mengenai Alfreyja-dono."

“Aku tidak membocorkan nya, aku mengerti akan hal itu.”

Io Resistance tidak mengetahui soal kondisi Alfreyja secara detail. Untuk membicarakan mengenai perubahan heaven lord Alfreyja yang terjadi secara tiba-tiba, mereka perlu menyebut keterlibatan monster rasterrizer. Tapi tidak akan ada yang percaya dengan cerita yang menyangkut monster itu. Oleh karena itu, fakta bahwa Alfreyja menghilang tidak dibocorkan kepada Io Resistance.

Rahasia ini hanya diketahui oleh enam orang yang terlibat di istana malaikat. Kai, Rinne, Jeanne. Farin, Saki dan Ashlan.

Di alun-alun desa elf. Dimana Kai tiba disana, dia bisa melihat Farin, Saki dan Ashlan berkumpul di sana, sedang berdiskusi dengan tetua. Dan diatas pohon...

“Maafkan aku, kalian mungkin khawatir mengenai hal ini, tapi masalah ini juga menyangkut semua foreign god. Dan karena itu banyak dari kami yang ingin tahu.”

Elf, kurcaci, peri dan malaikat. Semua berbaris dan duduk di batang-batang dari pohon kuno, seolah-olah mengelilingi seluruh alun-alun. Itu pemandangan yang hebat. Meskipun mereka semua sudah berkumpul untuk menandatangani perjanjian, suasana ini masih terasa sangat mengancam.

"Betapa indahnya kau bisa datang."

Ucap tetua elf. Pakaiannya tampak seperti tanaman merambat yang melilit. Dan dari sudut pandang manusia, penampilan luarnya adalah seorang gadis, seumuran dengan Jeanne. Selain dia, Kai juga bisa melihat malaikat agung, yang telah bertarung melawan Rinne.

“Mengesampingkan persoalan gencatan senjata, kami sudah mencapai kesimpulan dengan manusia ini.”

Tetua menatap ke arah Farin. Meskipun dikelilingi oleh banyak foreign god, dia tetap tenang.

“Kami tidak memiliki kebiasaan untuk menyimpan laporan di kertas. Semua yang ada disinilah yang akan menjadi saksi dari perjanjian ini.”

Tetua menghadap ke arah para foreign god.

“Mulai saat ini dengan waktu satu tahun kedepan, manusia tidak boleh memasuki hutan ini. Dan kami juga tidak diperbolehkan untuk memasuki kota manusia. Seharusnya itu cukup, komandan manusia Jeanne?”

“Tidak masalah. Io Resistance juga sudah memberikan persetujuan mereka."

“Baiklah, pastikan bahwa perjanjian ini tidak dilanggar.”

Kata-kata tersebut ditujukan untuk manusia. Dan pada saat yang sama, ditunjukkan kepada saudara-saudara mereka yang ada di atas pohon.

"Namun, tujuan ku di sini bukan untuk menegaskan kembali kesepakatan kita. Aku sudah menyiapkan tempat ini agar aku bisa berbicara secara langsung dengan mu."

“Yeah, ada hal yang ingin kutanyakan juga.”

Merespon kata-kata itu Kai menjawab dengan anggukan kecil.

“Hanya untuk memperjelas, tapi aku sudah mengatakan semua hal yang aku ketahui soal rasterrizer pada lusa kemarin.”

“Seingat ku, pertama rasterrizer pahlawan iblis. Dan kemudian adalah pahlawan foreign god... Dan untuk yang selanjutnya, aku sendiri menyaksikan semuanya dengan mata kepala ku sendiri.”

Dengan ekspresi lemah lembut di wajahnya, tetua elf membuat ekspresi kaku dengan mulutnya.

“Sekitar 10 tahun yang lalu ketika monster itu dibawa oleh Alfreyja-dono untuk dijadikan sebagai bawahan. Benar begitu, Raphael-dono?"

“Benar, dan hal itulah yang membawa kami ke masalah yang tidak kami inginkan.”

Malaikat bertubuh besar merespon dengan tatapan yang tidak terlihat senang di wajahnya.

“Seperti yang semua tahu, itu terjadi 10 tahun yang lalu, ketika pahlawan itu muncul bersamaan di perbatasan Io.”

“Pahlawan itu?”

Yang bertanya adalah Jeanne. Ini adalah kepingan informasi lain yang Kai atau Rinne pernah dengar sebelumnya.

“Pahlawan Cryptids [Fang King] Rath=IE. Monster itu melewati perbatasan seorang diri tanpa bawahan. Demi menahan dirinya, pemimpin kami harus berhadapan secara langsung dengannya. Hasilnya, berkat Alfreyja-sama, Rath=IE berhasil mundur.”

Heaven Lord Alfreyja memaksa pahlawan ras lain untuk mundur. Tapi, malaikat agung, yang mengatakan cerita ini, memasang ekspresi yang tertekan.

“Tapi, memikirkan nya sekarang disana ada sudah ada tanda-tanda di waktu itu. Ketika Alfreyja-sama pergi untuk menemui pria itu, daripada membuatnya mundur..."

“Bersekongkol dengannya. Atau lebih seperti dia ingin mendiskusikan sesuatu.”

Tetua elf melanjutkan kalimatnya dengan ekspresi yang muram.

“Ketika mereka saling berhadapan, mereka berdua hanya tertawa... Itu hal yang tidak terpikirkan untuk musuh sekalipun. Ditambah terhadap musuh yang melewati perbatasan sebagai bentuk agresi. Dan pada saat itu, monster yang bernama rasterrizer muncul.”

“Itu benar, daripada bersama kami, saudara-saudaranya, pemimpin kami menghabiskan waktu lebih banyak dengan rasterrizer itu. Tetap saja, siapa yang akan menyangka...”

Ras campuran monster rasterrizer bukanlah bawahan Heaven Lord's

Apakah berpura-pura sebagai bawahannya adalah demi bisa mengawasi pergerakan Alfreyja?

Bahkan pada saat itu dengan Vanessa. Akan mustahil untuk muncul di waktu yang sangat bagus jika Vanessa tidak dalam pengawasannya.

Monster yang mengawasi para pahlawan. Tapi pertanyaanya adalah apa alasan di balik pengawasannya itu. Dan lagi: kondisi seperti apa yang merubah tujuan nya dari [mengawasi] menjadi [menyerang].

Hanya tersisa dua pahlawan lagi.

Pahlawan Cryptids [Fang King] Rath=IE.

Pahlawan roh [Spirit Sovereign] Rokugen Kyouko.


Jika kata-kata Vanessa bisa dipercaya, maka pelaku dibalik [Reinkarnasi Dunia] pasti diantara dua pahlawan yang tersisa. Bagaimanapun... ini membuat Kai bertanya-tanya: jika pelaku nya adalah salah satu dari pahlawan, maka apa yang menjadi tujuan dari monster rasterrizer?

Ini hanya firasat dari pertempuran kami dengan Alfreyja.

Kami masih tidak mengetahui identitas asli dari rasterrizer, tapi aku ragu jika dia makhluk itu bertujuan untuk mengembalikan keadaan dunia seperti semula.


Itu adalah ras pemantau pahlawan [rasterrizer]. Tapi ada satu hal lagi yang aneh.

[Aku meminta mu, hancurkanlah lingkaran kebencian yang ada di dunia ini...!]

Kai menyadari sesuatu yang lebih di balik kata-kata itu: Jika pelakunya ada di antara keempat pahlawan, mengapa Alfreyja tidak menyebut nama pahlawan nya secara langsung.

Kata Vanessa: [Kejadian dibalik dunia ini adalah ulah salah satu dari keempat pahlawan.]

Kata Alfreyja: [hancurkanlah lingkaran kebencian yang ada di dunia ini.]

 Kata-kata dari Vanessa dan Alfreyja saling bertolak belakang antara satu sama lain. Ketegangan mulai mencapai ke tenggorokannya, membuat Kai secara refleks menahan nafasnya.

Seharusnya sedikit lagi... Untuk menemukan pelaku diantara dua pahlawan yang tersisa. Meskipun begitu dia mengira bahwa pelakunya memang benar ada di pahlawan yang tersisa, dia memiliki perasaan aneh bahwa dia sedang berjalan melalui kegelapan tanpa akhir.

“Menemukan sosok dibalik reinkarnasi dunia, dan wujud asli dari rasterrizer..."

Dia menghela napas dan mengepalkan tinjunya. Tujuannya adalah untuk mengembalikan dunianya seperti semula. Tetapi untuk melakukan itu dia harus memecahkan lebih banyak masalah. Yang pertama adalah menemukan orang di balik reinkarnasi dunia. Dan kemudian cari tahu hubungan rasterrizer dengan reinkarnasi dunia. Kemudian...

“Ada satu hal yang ingin kuminta, komandan manusia.”

Tetua elf menatap ke arah Jeanne.

“Kau berniat untuk melanjutkan ekspedisi mu. Dengan tujuan untuk memperluas wilayah manusia, kau berencana untuk menantang baik roh dan cryptids. Benar?”

“...”

Itu memang benar seperti yang dikatakan tetua elf. Tujuan Jeanne sekarang berada di tanah yang sangat jauh. Di Antara dua negara yang tersisa.

Negara barat Schultz, yang pada saat ini ada di bawah dominasi cryptid.

Negara selatan Yurun, yang pada saat ini ada di bawah dominasi roh.

Itu bisa salah satu dari keduanya, dan dia masih belum memutuskan kemana harus menuju. Meski mereka ingin menyelidiki alasan dibalik perubahan Alfreyja yang tiba-tiba, maka sudah pasti ke arah barat tempat dimana sang Fang King berada. Tapi itu bukan sesuatu yang bisa mereka katakan kepada musuh mereka.

“Maafkan aku, tapi aku tidak bisa memberitahumu.”

“Aku mengerti. Kau berencana untuk meninggalkan Io dan mempertimbangkan kemungkinan dari foreign god melanggar perjanjian gencatan senjata. Sesuatu yang mirip seperti ini?”

“...”

Jeanne tetap terdiam. Dia tidak ada niatan untuk menyangkal nya. Lagipula itu tepat seperti yang dikatakan tetua. Berkat Qubiley yang menjadi mata-mata elf, mereka mengetahui keadaan dari Io Resistance. Para Io Resistance tidak akan bisa menyerang balik, apabila foreign god memutuskan untuk menyerang.

“Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu juga. Kenapa rencana ku bisa membuatmu tertarik?”

“Kami ingin perwakilan dari kami untuk pergi menemani mu.”

“Apa?”

Jeanne, dan juga Farin, mereka berdua sama-sama kebingungan. Dan Rinne, berdiri di sebelah Kai masih tidak tertarik dengan pembicaraan ini, pun memasang ekspresi terkejut.

“...Aku ingin dengar detailnya.”

“Kami tidak pernah melupakan kesalahan yang kami lakukan kepada rekan-rekan kami. Kami ingin tahu apa yang terjadi dengan Alfreyja-dono."

Alasan dibalik berubah nya Heaven Lord Alfreyja. Satu-satunya yang memegang jawaban untuk teka-teki ini adalah sudah pasti pahlawan cryptids Rath=IE. Dan foreign god ingin mempelajari hal ini lebih dalam.

“Entah apakah itu roh atau cryptids. Kami memiliki pengetahuan yang cukup untuk mereka. Jika kami menemani kalian, kami akan menawarkan pengetahuan yang kami miliki kepada kalian.”

"Memberikan kami hadiah karena diizinkan untuk menemani kami? Tapi tetap saja..."

Keraguan Jeanne jelas memiliki alasan. Tidak pernah ada sosok elf yang menemani pasukan manusia di masa lalu. Dan Kai pun tidak ingat bahwa pahlawan Sid pernah memimpin ras lain.

"Apakah itu ke selatan atau ke barat. Tidak peduli kemana tujuan kalian, Kalian harus melintasi wilayah Io. Jelas itu berarti melintasi hutan dan padang rumput kami."

“...”

“Bukankah kau pikir akan sedikit sulit bagian kalian para manusia untuk pergi melintasinya?”

“...Aku mengerti. Seperti yang kau katakan, kami sebelumnya memiliki pemandu.”

Jeanne membuat senyum pahit. Dibandingkan dengan Urza, wilayah foreign god mencakup hampir semua wilayah Io. Sangat penting bagi mereka untuk memiliki pemandu jika mereka akan melintasi hutan lebat ini.

“Aku ingin meminta bantuan.”

"Fumu. Itu sangat kejam, tetua."

Orang yang menyela adalah miko elf Reiren.

“Salah satu dari kami yang akan bepergian dengan manusia akan seperti menjadi sandera? Aku ingin tahu siapa yang akan dikorbankan untuk dibunuh oleh manusia, jika kita melanggar perjanjian gencatan senjata?"

“Kaulah orangnya.”

“Aku mengerti. Yah aku tidak bisa menolaknya...Eh?”

“Kau harus menemani mereka. Sudah kuputuskan sekarang.”

“Tunggu sebentar!?”

Wanita elf terkejut.

“Tunggu, tunggu, tunggu. Apa maksudnya ini, tetua? Aku T-tidak mendengar ini sebelumnya!”

"Bukankah aku bilang aku memutuskannya sekarang?"

“Tapi kenapa aku!”


“Lagian...”

Tetua elf menunjuk ke arah wanita yang berteriak.

“Kau tidak pernah pergi meninggalkan sisi Kai sampai saat ini, benar kan?”

“Mu?”

“Aku kira selama pembicaraan kami dengan manusia kau akan langsung bergabung ke sisi ku, tapi kau masih berdiri di sampingnya sepanjang waktu.”

“Itu benar! Itu membuat ku penasaran juga!”

Melihat kesempatan, Rinne berbicara mengenai perjanjiannya.

“Elf yang ada disini adalah elf yang licik berdiri di samping Kai hanya untukku. Mungkinkah... Pertama Jeannya, sekarang kau juga ingin mendekati Kai!"

<TLN: i’m living for this misunderstanding, go on, keep doing it, pengen ngeliat ekspresi cemburu nya Rinne, malu-malu nya Jeanne dan mungkin sekarang ekspresi malu-malunya Reiren? We’ll see.>

‘Ini salah paham!?”

Orang yang bertanya-tanya ini memiliki kuping yang memerah.

“Sampai sekarang aku hanya memandu nya. Karena itu aku selalu ada di sampingnya.”

<TLN: goblok ngomong nya malah begitu wkwkwkwk, malah beneran dikasih tugas nya lah pe a wkwkwkwkkw.>

“Dengan itu sudah diputuskan. Aku memberikan tugas penting ini kepadamu.”

“Jangan mengatakan hal aneh seperti itu dengan senyuman...!?”

Teriakan yang imut dari miko menggema ke seluruh desa elf.

TL : Nouzen
Editor : Regent

0 komentar:

Posting Komentar