Rabu, 17 Agustus 2022

Naze Boku no Sekai wo Dare mo Oboeteinainoka? Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 6 - Bintang Fajar Hitam

Volume 2
Chapter 6 - Bintang Fajar Hitam

Wilayah terluas yang belum dijelajah Io – Istana Malaikat. Di lantai tertinggi dari istana, di aula istana Azure True Heaven, yang tidak memiliki lantai ataupun atap, berdiri sebuah altar yang terkena hembusan angin. Di istana dimana di setiap penjurunya satu-satunya yang bisa dilihat hanyalah langit biru yang begitu luas...

“Kumohon hentikan, Alfreyja!"

Wanita elf berteriak dengan suara serak.

“Kau... Aku tidak bisa membiarkan dirimu terlihat begitu hampa! Kau baru saja ditipu oleh monster itu. Mohon sadarlah!”

Itu permohonan yang penuh dengan kesedihan. Terusap oleh angin, kata-katanya terucap menuju ketiadaan tanpa arti.

“Masih belum terlambat sekarang. Kita masih masih bisa memulai kembali. Karena itulah...”

“Awas, Reiren!”

Melindungi dirinya dengan menutupi tengkuk leher Reiren, Jeanne melompat ke samping.

Nyanyian [Sang Dewa sudah menghancurkan sayapmu dan kau sudah jatuh ke tanah. Dengan meratap kau menatap.]

Udara berderit dengan raungan yang menggelegar. Lantai mulai hancur. Lantai-lantai besi berwarna putih mulai pecah menjadi potongan-potongan kecil, dan mulai jatuh ke bawah menuju lautan pohon kuno jauh di bawah. Jika Jeanne terlambat sedikit saja, wanita elf itu akan jatuh bersama dengan puing-puing ini.

“...Alfreyja. Apa maksudnya ini?”

Bukan wanita elf yang berbicara, yang sedang bertekuk lutut di lantai, Kai berdeham dan mengumpulkan kata-kata:

“Kau, apa barusan tadi?”

[...]

“Dimana alat sihirmu? Bagaimana mungkin seorang malaikat seperti mu menggunakan sihir tanpa adanya peralatan sihir!?”

Itulah permasalahannya. Malaikat, ketika menerima Zero Code, dia melepaskan semua perlengkapan sihirnya

The brass baton, mampu memanggil pedang merah menyala.

The Silver Baton, mampu memanggil hujan petir.

The Trident, mampu menghancurkan segala pelindung.

Semuanya terguling jatuh ke seluruh lantai. Ditambah, tepat ketika terkena oleh Zero Code, pakaian surgawinya hancur berkeping-keping. Dan kemudian fallen angel Alfreyja hanya mengayunkan tangan kirinya ke hadapan Reiren.

[Inilah jawabanmu.]

Mereka mendengar suara besi yang berhancuran. Sang malaikat menghancurkan tongkat sihir yang terguling  di sekitar kakinya.

[Dengan kehendak surga, inilah kekuatanku, saat bintang kejora bersinar...]

“Tidak!” – miko berteriak.

“Bangunlah dari delusimu, Alfreyja! Lihatlah sayap-sayap di punggung mu. Tidakkah kau melihat bahwa sayap-sayapmu sedang menangis?”

Wanita elf menunjuk ke sayap malaikat. Enam sayap putih bersih yang megah dan indah telah memudar, mengering dan layu. Sayap-sayap itu sudah tidak mampu menerbangkan dirinya ke langit. Dan ada alasan kenapa itu bisa terjadi.

“Hanya dengan melihat betapa hancurnya dirimu, aku bisa mengerti. Kekuatan mu tidaklah bertambah. Kau hanya meminjam kekuatan itu dengan syarat. Mungkin, kau menerima kekuatan sihir yang begitu besar...”

Sekarang, sang fallen angel sedang menguras kekuatan sihir nya melampaui batas. Jika itu digambarkan sebagai mesin mobil, pasti sayap-sayapnya sudah kepanasan. Dan sudah tidak mampu untuk menahannya, sayap-sayapnya, yang mana merupakan organ terdekat dengan tempat produksi kekuatan sihir, mulai menurun.

“Kekuatan sihir mu mulai bocor melalui sayap-sayapmu yang terluka. Bukankah itulah alasan kenapa kau bisa menggunakan sihir tanpa perlu bantuan dari perlengkapan sihir?”

[...]

“Malaikat, elf dan kurcaci semuanya sama. Peri mungkin sedikit berbeda, tapi kau tidak mungkin lupa mengapa kita bersatu bersama (menjadi satu ras)?"

Meskipun tubuh mereka memiliki organ yang bisa memproduksi kekuatan sihir, mereka tidak memiliki sarana untuk melepaskannya. karena itulah mereka tidak bisa menggunakan sihir. Dalam keadaan ini foreign god memiliki kemiripan dengan manusia. Karena itulah, mereka menciptakan perlengkapan sihir untuk membantu diri mereka dalam memanipulasi kekuatan sihir.

“Perlengkapan sihirlah menjadi dasar foreign god. Tidak ada yang perlu dipermalukan mengenai perlengkapan sihir, malah kita seharusnya bangga akan hal itu! Melupakan itu, dan menjadi bahagia menggunakan sihir tanpa bantuan dari perlengkapan sihir. Bukankah itu benar-benar aib bagi foreign god!"

[Diam.]

Angin mulai berkumpul menciptakan badai. Awan-awan di langit mulai berputar tanpa henti, mengembun, dan di bawah awan gelap sesuatu mulai bersinar.

Petir.

Apa ini serangan petir seperti sebelumnya!?


Petir yang sangat kuat merobek awan. Tanpa bantuan dari perlengkapan sihir, dia mampu mengeluarkan kekuatan tanpa batas. Ini saja sudah pasti membuat sang fallen angel melampaui para malaikat sebagai sebuah ras.

“Ini mungkin berbahaya, tapi satu mantra tidak akan bisa membuat ku terbunuh!”

Wanita elf mengenakan pakaian pelindung tujuh lapis rohnya. Pakaian sutra tipis yang bercahaya menerima serangan petir tersebut, yang mengincar kepalanya. Tidak peduli seberapa luas jarak jangkauan petirnya, pakaian roh Reiren mampu menghisap tujuh serangan sihir.

“Reiren, mundurlah. Jangan maju kedepan!”

“...Eh?”

Disana ada suara robekan baju. Pakaian roh ini, harta yang paling dimuliakan oleh para elf. Tepat di depan matanya, pakaian tujuh warna, yang sedang dia pegang, terpotong menjadi dua. Nyanyian [O tuanku, diri yang rendah hati ini adalah perwakilan dan penghukuman tuhan.]

[Lord Sword Divine Gift.]

Itu adalah sebuah pedang flamberge, yang gagangnya tampak seperti tiruan sayap. Aku hanya bisa bertanya-tanya kapan wujud itu terbentuk. Di tangan sang fallen angel menggenggam erat pedang berwarna merah menyala. Warna nya benar-benar terlihat seperti pedang tersebut memang di diwarnai dengan darah.

<TLN : Pedang flamberge -> gambar liat disini kalo main elden ring mungkin tau kek gimana bentuknya>

Serangan petir hanyalah sebuah pengalihan. Dengan mengalihkan miko elf dengan cahaya yang sangat terang, dia dengan cepat bisa mendekatinya. Dan kemudian dia memotong perlengkapan sihir nya dengan pedang tersebut.

“...Mu-mustahil. Dengan pedang sihir... Mampu menembus masuk pakaian roh ku...!”

Bahu elf terkena serangan. Pedang fallen angel sudah mampu untuk memotong kulit wanita elf, yang dilindungi oleh pakaiannya. Di depan mata mereka merupakan pemandangan mengerikan dari darah zamrud yang mengalir dari bahu wanita itu.

“Reiren!?”

Jeanne secara refleks menangkap wanita elf ketika jatuh dengan tangannya.

[Bodoh sekali.]

Jeanne berteriak. Sambil memegang elf, dia diserang oleh pedang fallen angel. Baju pelindung sang ksatria terpotong layaknya kertas, dari punggung hingga ke bagian tubuh yang ada di samping.

[Kau benar-benar berharap untuk bisa terpotong sambil melindungi wanita elf ini?]

“...!”

Baik elf dan manusia terjatuh di lututnya. Kedua wanita itu tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, benar-benar hanya bisa menatap kebawah.

[Lenyaplah.]

"Alfreyja!"

Menghadap ke malaikat dengan pedang flamberge berwarna merah darah yang melukai kedua Jeanne dan Reiren, Kai mengayunkan pedangnya secara vertikal untuk mengirimkan serangan.

[Hou? Pedangmu...]

Sambil menghalau pedang tersebut, sang fallen angel tertawa.

[Aku mengerti sekarang.]

“Aku mengerti, pedang flamberge mu...!"

Baik sang manusia dan sang fallen angel mengerti keadaan mereka masing-masing disaat yang bersamaan. Disaat pedang mereka saling beradu, mereka sekilas melihat kekuatan pedang mereka satu sama lain.

Pedangnya sudah pasti merupakan pedang sihir.

Tapi, kenapa serangan pedang tersebut bisa menembus pelindung dari pakaian Reiren?


Pakaian roh tujuh lapis memiliki pelindung penghalang, dan pelindung penghalang tersebut mampu menahan hingga 7 serangan sihir secara beruntun. Dengan melihat itu sebagai pertimbangan maka seharusnya bisa menahan serangan sihir dengan jarak jangkauan yang luas, kekuatan bertahan nya pasti melebihi Code Holder. Hal ini membuatnya bertanya-tanya bagaimana mungkin pakaian roh tersebut bisa rusak karena serangan pedang fallen angel.

“Karena ini pedang sihir, pedang ini selalu bisa memperbaiki dirinya sendiri!”

[Ini benar-benar kehendak surga.]

Sang fallen angel mengangkat pedangnya melebihi kepalanya. Lord Sword Divine Gift – Pakaian pelindung Reiren memiliki fungsi yang sama seperti biasanya, dan bisa menahan hingga 7 serangan pedang. Dan setiap kali serangan tersebut mengenai pakaian pelindung, pedang Alfreyja pun hancur. Dan setiap kali pedang Alfreyja hancur disaat itu juga pedang Alfreyja memperbaiki dirinya sendiri. Serangan pedang yang kedelapan lah yang menembus pertahanan pakaian roh.

[Manusia. Pedang macam apa yang kau miliki itu?]

“...”

[Disaat pedang kita beradu, pedangku malah hancur ratusan kali.]

Ketika Code Holder dan pedang sang Fallen angel beradu, bahkan jika hanya untuk sesaat, kejadian yang sama terus berulang ratusan kali. Code Holder milik Kai mampu memotong menembus takdir itu sendiri. Untuk menghilangkan nasib buruk diterima oleh Kai, Code Holder telah menghancurkan pedang sang fallen angel. Tapi sang fallen angel, yang menyadari ini, juga secara langsung memperbaiki pedangnya. Itu terjadi ratusan kali. Sang fallen angel yang terus dilimpahi dengan kekuatan sihir – untuk sang fallen angel itu jelas mungkin bagi dirinya, dengan jelasnya itu karena dia terus menggunakan kekuatan sihirnya, hingga baik tubuh dan sayapnya melemah

 "Alfreyja."

Mengarahkan pedangnya ke sang fallen angel dia menghentakkan kakinya. Kai terus menekan ke hadapan malaikat yang secara ceroboh terus memaksakan dirinya hingga melampaui batas.

“Reiren sungguh menghormatimu.”

[Sudah jelas.]

“Tidak, dirimu yang sesungguhnya tidak akan pernah mengatakan sesuatu seperti [sudah jelas], apa aku salah?. Dirimu yang sekarang bukanlah dirimu yang sesungguhnya, kau hanyalah sebuah tiruan.”

[Tidak ada yang berubah. Setidaknya bagi para manusia!]

Mereka benar-benar terkunci dalam pertarungan pedang. Kedua pedang benar-benar saling beradu dengan tingkat kecepatan yang sangat tinggi. Adu pedang tersebut berlangsung selama lima menit. Ketika Alfreyja memiliki keuntungan di tinggi dan kekuatan, Kai masih mampu menyerang balik dengan pergerakannya.

[...Apa kau ini setara dengan ku? Kekuatan macam apa yang tersimpan di balik tanganmu yang kecil itu.]

“Tentu saja. Kau mungkin unggul di udara, tapi bertarung di darat bukanlah keunggulan mu!”

Kehilangan fokus malah hanya akan memastikan bahwa dirinya akan diserang balik. Menggertakkan bibirnya, dia membalikkan pedang malaikat dengan Code Holdernya.

Seperti yang kukira.

Bahkan jika lawannya adalah malaikat, jika pertarungan nya berupa duel pedang, maka aku bisa menang.


Pertama-tama bagi para malaikat, tidak pernah dalam hidup mereka untuk mengayunkan pedang di darat. Tapi itu pilihan sang fallen angel. Dengan tujuan menerima sihir yang besar dan sangat kuat, dia mengorbankan sayapnya.

“Pada awalnya pertarungan seperti ini akan menjadi mustahil. Seandainya jika kau terbang ke langit dan mulai menembakkan alat sihirmu secara sepihak, aku tidak akan punya cara untuk melawan."

[...]

“Tapi sekaranglah kesempatan ku. Di tanah  para manusia Io dan terhadap semua foreign god, aku menantangmu. Dengan seluruh tekadku!”

[Huh!]

Dia dihina

[Semua foreign god? Aku tidak memerlukan orang lemah seperti mereka!]

Kekuatan sihir mulai merusak udara. Pedang sang fallen angel yang tadinya beradu dengan Code Holder, mulai menerima persediaan kekuatan sihir yang melimpah. Pedang Flamberge berubah menjadi pedang Zweihander. Dan pedang ini...

<TlN : pedang Zweihender itu pedang bertangan dua yang panjang nya bisa sampai 213 CM bentuknya kek gini gambar liat disini >

“Lambat.”

Pedang dengan warna cahaya matahari milik Kai, membuat potongan secara vertikal di udara.

[Mustahil...]

“Kau tidak pernah mengayunkan sesuatu seperti pedang sebelumnya.”

[...Apa?]

“Dan buktinya adalah bahwa kau mengira pedang yang lebih besar lah yang kuat.”

Dengan meningkatkan panjang suatu pedang, kau juga bisa sedikit menambah jarak serangannya. Tapi pedang yang lebih besar seperti Zweihander perlu keahlian khusus untuk bisa dikendalikan.

Jika pedang itu seperti perlengkapan sihir...

Seperti trisula yang ada di lantai, pasti akan menjadi cerita yang berbeda.


Kai tidak pernah main-main ketika sedang latihan; dia tidak akan kalah melawan musuh yang sedang menggunakan senjata yang tidak biasa. Ini merupakan perbedaan antara bakat dan latihan yang diiringi dengan semangat besar. Karena alasan itu dia punya harga diri untuk tidak dikalahkan oleh empat pahlawan ras.

[...]

Ekspresi Fallen angel terlihat tegang. Memiliki teknik berpedang yang tinggi dan Code Holder, yang mampu memotong sihir, Kai punya keunggulan disini. Disaat dia benar-benar menguras habis kekuatan sihirnya, pertarungan yang panjang malah merugikan Alfreyja.

[Sepertinya sudah saatnya bagiku untuk memberi penghakiman pada kehidupan ini.]

“Apa?”

[Jatuhlah.]

Sang fallen angel mengucapkan satu kata. Dan suaranya mulai menyebar ke seluruh istana..

Istana malaikat berguncang.

Lantainya, tempat dimana Kai berdiri, mulai bergetar. Dia bertanya-tanya kenapa lantai nya bergetar. Tapi mereka semua sedang ada diatas langit. Meski terhubung dengan puncak pohon kuno, seharusnya tidak mungkin getaran di bumi mencapai tempat ini.

[Untuk menghancurkan kehidupan ini. Istana Malaikat harus runtuh.]

Di Bawah kakinya – beberapa lantai sudah jatuh. Kai kehilangan keseimbangannya.

[Kalian makhluk tidak berguna harus jatuh ke dasar tanah.]

“...Gu!?”

Dengan hilang nya keseimbangan, Code Holder, yang mampu menghalau pedang fallen angel, terjatuh. Bagian belakang tangannya terpotong dan darah mengalir di tangan kanannya. Meskipun begitu dia memanjangkan tangan kirinya untuk meraih Code Holder, yang sedang diinjak-injak oleh fallen angel dengan kakinya.

Untuk sampai sejauh ini...

Demi diriku sendiri, dia benar-benar serius berencana untuk menghancurkan  istana malaikat.


[Lenyaplah, manusia.]


Auman petir menyerang dari kumpulan awan hitam. Bagi Kai yang kehilangan Code Holder nya, sudah tidak mungkin untuk bertahan melawan petir yang datang dari langit. Fallen angel yakin akan itu.

[Berubahlah menjadi abu.]

Tapi. Serangan petir yang datang dari surga tidak sampai ke arah Kai pada akhirnya.

“...Apa, Vicious?”

Ada Reiren, yang mengapung di langit. Dia sedang digendong oleh malaikat tempur Vicious, yang menyerang mereka dari bawah.

“Bukankah sedikit terlambat untuk kembali kewarasanmu?”

"...Alfreyja-sama."

Bawahan malaikat melihat semuanya. Bagaimana tuan nya berubah. Memilih kekuatan jahat dan mengorbankan sayapnya. Dan kemudian, hanya demi mengalahkan satu orang manusia, fallen angel ini bahkan memilih untuk meruntuhkan istana malaikat. Karena itu dia sampai pada kesimpulan: kepada siapa harus memberikan bantuannya.

"Tujuh wanita... Ayo maju!"

Miko wanita Reiren mengenakan kembali pakaian rohnya yang rusak. Pakaian roh tujuh warna menyerap dan menghancurkan serangan petir tersebut. Ditambah, sayap Vicious, yang membawa Reiren, menambal pakaian roh nya ditempat yang rusak.

[Kau! Sialan...]

“Kemana kau melihat.”

Dada fallen angel, yang menatap tajam Reiren, ditembus oleh panah yang bercahaya.

“...Jangan remehkan... Keras kepalanya kami!”

Ucap ksatria Jeanne yang berlutut dengan satu lututnya. Di belakangnya merupakan pengawalnya Farin, membantunya. Dan sang ksatria menembakkan panahnya dengan seluruh kekuatannya.

[Tch.]

Fallen angel Alfreyja mulai terpojok. Jika pelindung heaven lord Alfreyja ada di kekuatan penuhnya, maka serangan tadi tidak akan bisa melukainya. Ini merupakan harga yang harus dia persembahkan untuk kekuatan serangan sihir.

[Kau pikir aku sudah selesai, spesies rendahan!?]

Dia berteriak. Malaikat yang terlampau kuat hampir jatuh.

Dia mengubah semua kekuatan kehidupan miliknya menjadi kekuatan sihir. Faktanya dia menggunakan terlalu banyak kekuatan hingga sayapnya benar-benar melemah. Tapi, ketika dia menerima serangan Jeanne keinginan membunuhnya malah semakin meningkat. Tapi, sang fallen angel tidak menyadari. Bukan, dia benar-benar sudah lupa akan hal itu.

“Yeah, inilah akhirnya.”

Ada sosok manusia yang sangat dekat dengannya. Alfreyja sedang menginjak-injak Code Holder dengan kakinya. Dan di tangan Kai tidak ada pedang, baik senapan ataupun pisau.

[Kau...?]

Manusia tidak berguna.

Meskipun begitu, kemungkinan karena kekuatan alami malaikat Alfreyja, dia benar-benar mengabaikan kewaspadaannya. Dia menerjang dengan kekuatan penuh, beserta dengan pedang misteriusnya.

[Kau tidak tahu kapan harus menyerah. Lenyaplah saja!]

Pedang fallen angel memotong udara. Kai menunduk ke arah lantai dan secara tipis berhasil menghindari pedang hitam darah tersebut. Hampir seperti Kai sudah diberitahu sebelumnya, Kai benar-benar menghilang di depan mata fallen angel Alfreyja.

“Fallen angel. Sekarang akan ku putar balikkan dunia mu.”

[...Apa!?]

“Kau tidak mungkin bisa bertahan dari ini.”

Demi bisa menantang 4 ras, manusia membuat teknik ini. Dengan tangan kosong. Di dunia yang sesungguhnya, dimana Kai berasal dari MDA, sudah menjadi tugas nya untuk belajar seni bela diri anti empat ras.

Dia membuat serangan tendangan. Menempatkan semua tenaga di tendangannya dan menggunakan ujung kakinya, dia menyerang kedua kaki fallen angel Alfreyja disaat yang bersamaan. Yang membuatnya tersandung, fallen angel yang terjatuh terkena serangan yang berasal dari belakang kepalanya. Tentu dengan tubuh nya yang kokoh dia tidak akan memiliki luka sedikitpun. Tapi pengalaman serangan seperti itu untuk pertama kalinya merupakan sebuah kejutan bagi malaikat.

Benar-benar tidak terpikirkan olehnya. Dia tidak dapat memahami apa yang bisa membuatnya terjatuh.

Normalnya teknik seperti tidak akan berhasil melawan heaven lord Alfreyja.

Lagipula, para malaikat punya sayap.


Sekali tersandung, mereka bisa tetap melayang di udara. Tapi...

Menjadi malaikat yang kehilangan sayapnya karena sudah ditukar dengan kekuatan, dia sudah kehilangan langitnya.

[...]

Bagi malaikat, yang sangat dekat dengan langit, terkena serangan yang menjungkirbalikkan dirinya adalah sesuatu yang tidak dia ketahui dan Alfreyja tidak bisa bereaksi. Dia bahkan tidak bisa memahami alasan dirinya terkejut bisa terbaring di tanah. Dan kemudian, ketika punggungnya menyentuh lantai, ada organ vital dari malaikat, yang memproduksi kekuatan sihir.

“Membiarkan dirimu terhasut adalah kesalahan yang membuatmu dikalahkan."

Kai menyerang lagi dengan tinjunya. Menerima serangan tinju dari Kai tepat di dadanya, efek serangan tersebut menembus ke dalam tulangnya, hingga mencapai tempat organ produksi sihir. Malaikat dengan enam sayap jatuh dalam keheningan. Inilah akhirnya.

Organ, yang memproduksi kekuatan sihir, sudah benar-benar mencapai batasnya. Dan dengan serangan ini membuat organ tersebut benar-benar berhenti berfungsi. Dia tidak bisa bergerak.

Malaikat yang terdiam terbaring, menatap keatas dengan matanya. Dan tiba-tiba kemudian dia memuntahkan darah dengan batuk yang sangat berat.

"Alfreyja-sama!?"

Malaikat tempur Vicious terjun dari atas. Menghadap ke bawahan yang dengan segera menghampiri tempat tuannya...

“...Menjauhlah... Vicious!”

 Itu kata-kata yang tidak dapat ditahan.

‘...Jangan... menghampiri... kau tidak boleh!”

Itu merupakan suara yang berasal dari pemimpin para malaikat, sudah pasti. Menatap ke atas sambil terbaring, dia sudah tidak bisa bergerak. Tubuhnya sudah terlampau lelah karena kehabisan kekuatan sihir. Dengan sayap yang melemah, organ produksi sihirnya mulai berjatuhan. Tapi meskipun begitu, suaranya masih memiliki keteguhan.

“Aku, yang seperti ini... sudah tidak bisa... menerima rasa kehormatan dari kalian.”

Kata-katanya memilliki keteguhan yang kuat.

“Dan maafkan aku, teman-teman ku sekalian... Aku... sudah kehilangan akal.”

Salib hancur. Peti mati merah darah mulai pecah dan menghilang, melepaskan tetua elf.

“Tempat ini sudah mulai runtuh. Semuanya, kalian semua harus lari... cepat lari!”

Lantai berguncang. Pondasi dari aula ini sudah mulai runtuh dan jatuh ke lautan pepohonan kuno jauh dibawah.

"Alfreyja-sama!?"

Sementara itu, malaikat raksasa bergegas menuju hadapan tuannya.

“Tuanku...!”

“Malaikat agung Raphael. Aku sudah menempatkan dirimu kedalam banyak kesulitan... Gantikanlah diriku, aku meninggalkan rekan-rekan kita di tangan mu. Tidak hanya para malaikat. Para elf... para kurcaci dan para perlu... Tapi seluruh aliansi kita...”

Snap, itu suara sesuatu yang mulai hancur. Heaven lord Alfreyja ketakutan, dan itu merupakan suara yang berasal dari dirinya mulai hancur.

"Alfreyja-sama!?"

“Ini adalah hasil dari kesalahan ku sendiri. Ini bukan kesalahan dari kalian para manusia. Semua, ketahuilah ini.”

Tetua elf, lalu malaikat tempur dan malaikat agung. Mereka memalingkan pandangan satu sama lain ke arah miko Reiren, yang sudah saling beradu serangan dengan dirinya hingga saat ini.

"Kita harus bertarung dalam pertarungan yang berbeda. Dan dengarkan aku, manusia...!"

Dengan tenggorokan yang sudah hancur, sudah sulit baginya untuk terus berbicara, tapi sang malaikat tetap mengucapkan kata. Yang ditujukan kepada Kai.

“Manusia, yang tadi kau tanyakan. Aku... tahu soal dia. Meskipun aku sudah dipercaya oleh sid dengan ini, siapa sangka semua malah jadi kacau.”

“Apa maksudmu! Oleh Sid?”

Ini sama seperti Dark Empress Vanessa. Tepat sebelum dia menghilang karena perubahan Zero Code, pahlawan ras lain juga mengingat sesuatu tentang Sid. Ini bukanlah sebuah kebetulan.

“Apa kau juga sama dengan Vanessa!? Apa yang kau ketahui tentang reinkarnasi dunia?”

“..Itu mungkin ada. Tidak. Memang seharusnya ada. Seperti itulah kata Sid.”

Satu-satunya pertanyaan adalah apa. Hal apa ini yang sedang dirujuk seharusnya ada.

“Carilah itu!”

Dengan tubuh nya yang mulai bergetar, pahlawan foreign god melihat ke para bawahannya dan berhenti sejenak.

“Untuk reinkarnasi dunia, rasterrizer itu ada hubungannya. Memanggil makhluk itu... Ada seseorang di baliknya.”

Tetap tatapan sang malaikat... menghadap ke Kai, tidak memalingkan pandangannya.

“Aku harus mengakui mu.”

“Eh?”

“Aku...melihat... kesiapan mu untuk mati demi melindungi Reiren dan menantang ku. Meskipun kalian adalah musuh, kau menggunakan seluruh tubuhmu sendiri hanya untuk melindungi elf itu.”

“!”

Miko elf menelan nafasnya. Seorang manusia melindungi salah satu foreign god. Hal itu seharusnya bukanlah yang dia pikirkan. Tapi mendengar kata-kata Alfreyja membuatnya sadar kembali.

“Siapa sangka seorang manusia lah yang akan memberikan keselamatan kepada kami... Tapi, inilah apa yang dunia inginkan.”

Pahlawan foreign god menghembuskan nafas dengan aura tertentu.

“Kita semua sebagai foreign god. Kita tidak pernah melupakan teman dan musuh, dan tidak pernah boleh untuk kita melupakan hutang kepada saudara-saudara kita. Oleh karena itu, manusia, aku tidak bisa melakukan apa pun selain mengenali dirimu. Dan itulah kenapa..."

Dia menutup matanya. Tubuhnya yang kuat mulai membatu, hancur dan berubah menjadi debu.

“Aku meminta kepadamu, hancurkanlah lingkaran kebencian yang ada di dunia ini...!”

Dan kemudian tubuhnya menghilang. Ini adalah kata-kata terakhir dari pahlawan foreign god.

Satu jam kemudian, benteng istana malaikat Heaven Lord Alfreyja runtuh dan kemudian menghilang.


TL : Nouzen
Editor : Regent



0 komentar:

Posting Komentar