Rabu, 10 Agustus 2022

Naze Boku no Sekai wo Dare mo Oboeteinainoka? Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 5 - Api Penyucian Surga

Volume 2
Chapter 5 - Api Penyucian Surga

Jauh di dalam hutan elf yang dipenuhi jejak binatang, yang tersinari sinar matahari yang kehijauan. Farin pun menghentikan langkahnya dan mematikan perangkat komunikasinya.

“Jeanne-sama, aku baru selesai menghubungi pasukan kita yang ada di pintu masuk hutan.”

“Bagaimana keadaannya?”

“Untuk sementara akan sulit untuk menghubungi mereka karena masalah jarak, tapi aku bisa menginformasikan bahwa kita saat ini aman. Aku juga meminta pasukan komunikasi Io untuk meningkatkan jarak koneksi.”

“...Bagaimanapun juga kita harus melaporkan hasil yang kita miliki.”

Jeanne merapatkan bibirnya. Untuk memastikan bahwa laporan mereka pagi ini bukan menjadi laporan terakhir, mereka harus menyelesaikan kesepakatan yang mereka miliki dengan para elf, membawa Dante bersama dengan bawahannya, dan kembali.

“Apa istirahat nya sudah selesai?”

Miko elf Reiren, yang sedang duduk di akar pohon kuno, bertanya.

“Kalau begitu mari kita lanjutkan. Kita sudah hampiir sampai di lokasi tujuan kita.”

“...Kita sudah berjalan selama berjam-jam, apa kita benar-benar sudah hampir sampai?”

Kai berbicara kepadanya, yang sudah mau berbalik kearah mereka. Tangannya memikul Drake Nail di bahunya yang sudah berkeringat cukup banyak. Mereka sudah mengikuti jejak ular, wilayah sesak yang dipenuhi dengan pohon-pohon kuno dan bahkan telah menyeberangi sungai di dalam hutan. Tapi mereka masih belum sampai di lokasi tujuan mereka.

“Kupikir seharusnya kita sudah mulai bisa istana malaikat sekarang.”

“Aku bisa melihatnya. Lihat.”

Wanita elf menunjuk ke atas kepalanya. Penglihatan mereka sedikit terhalang karena cabang-cabang pohon kuno yang menjulang tinggi dan langit hampir tidak terlihat dari dalam hutan.

“Istana malaikat ada diatas sana. Benteng melayang yang terbangun di atas pohon kuno. Itu karya terbaik dari para elf, kurcaci dan peri. Yang sudah kami sebutkan sebelumnya.”

“...Diatas sana?”

Bayangan menutupi mereka dari atas. Dia pikir itu bayangan dari pohon kuno, tapi dia tidak menyangka bahwa bayangan itu berasal dari istana malaikat.

“Itu bukan satu-satunya benteng melayang dari para malaikat. Meskipun begitu itu disebut istana malaikat, bukan karena itu sangat jauh diatas. Tapi karena itu merupakan rumah dari Alfreyja-dono... Sekarang, ini dia.”

Wanita elf merobek daun dari pohon kuno. Dan muncul lingkaran sihir. Saat dia menyentuhnya, lingkaran sihir yang sangat besar berwarna merah mawar menyala dari tanah. Itu merupakan sihir dengan dua pemicu. Sebelum mereka bisa mengaktifkan gerbang teleportasi, mereka harus mengaktifkan lingkaran sihir berukuran kecil yang tersembunyi di balik batang pohon.

“Mungkin terdengar aneh bagi ku untuk bertanya, tapi apakah perangkat yang sangat rumit ini merupakan bentuk pencegahan terhadap manusia?”

“Yah itu pertanyaan yang menarik, kan? Kita adalah musuh.”

Wanita yang sedang berdiri di akar pohon kuno, berbalik menghadap ke Kai dengan tatapan bingung. Dia menjawab dengan senyum tipis.

“Jawabannya adalah tidak. Kami tidak memiliki sedikitpun ketakutan terhadap manusia. Satu-satunya yang kami anggap sebagai bahaya adalah para iblis dan para cryptids, lalu para roh.”

“Para iblis pun sama; mereka benar-benar mengabaikan manusia.”

“...Kai, aku paham atas pertanyaan mu itu. Jika para malaikat tidak menganggap manusia sebagai bahaya, maka sepertinya tidak akan ada banyak penjaga di dalam istana?”

“Yeah. Disamping itu para malaikat juga kemungkinan menempatkan sebagian besar benteng mereka di sepanjang perbatasan nasional Io juga.”

Tindakan yang sama seperti para iblis Urza. Mereka berfokus kepada kekuatan pebatasan mereka, karena mereka mewaspadai invasi dari ras lain.”

Kalau begitu kami memiliki banyak peluang untuk kembali dalam keadaan hidup.

Lagipula jumlah para malaikat di dalam istana kemungkinan tidak terlalu banyak.


Setelah mengamankan tetua elf, mereka hanya perlu kabur sebelum para malaikat berdatangan dari setiap benteng melayang.

“Jadi apa kalian bisa kemballi dalam keadaan hidup?”

“Bahkan kau berpikiran yang sama, kan?”

“Tapi tentu saja. Selama kita tidak ketahuan sama Alfreyja-dono. Aku tidak akan mengambil tindakan seperti itu. Seperti ini.”

Wanita elf menggunakan tudung dari pakaian menjelajah nya untuk menutupi wajahnya. Wajahnya tertutup oleh mantel. Itu pakaian yang cukup besar yang bahkan dia memiliki pakaian roh tujuh lapis dibaliknya, tapi dengan pakaian yang seperti itu maka pasti dia akan sulit dikenali sebagai elf.

Dia menggunakan parfum khusus untuk menyembunyikan bau elf nya sehingga tercium seperti bau manusia, lalu memakai kalung yang menekan kekuatan sihir yang dia miliki.

Dia menghilangkan semua jejak elf dibalik penampilannya. Dan sekarang dia terlihat seperti wanita dari kalangan manusia di dalam pakaian menjelajah.

“Bagaimana? Dengan ini bahkan malaikat tidak akan bisa melihat ku, mereka tidak akan berpikir aku sebagai elf yang sedang menuntun para manusia.”

“Yeah, maka hanya para manusia lah yang akan melawan para malaikat. Dan kau tetap bersikap seperti natural.”

“Benar, kami tidak boleh membantu para malaikat dan juga tidak akan mencari kesempatan untuk menyerang kalian. Para elf akan memegang janji mereka.”

Lingkaran sihir teleportasi. Wanita elf menginjak cahaya yang disebut sebagai gerbang.

“Kemari, Kai, karena kaulah yang pertama.”

“Tentu.”

Dengan Drake Nail di tangannya, kai berbaris dengan elf.

Jika ini jebakan, maka masuk bersama semua orang malah akan menjadi akhir bagi kami.

Aku sendiri yang akan memastikan apakah ini aman, lalu yang lain akan datang setelahnya.


Itu merupakan keputusan yang mereka buat semalam. Jika Drake Nail sudah terisi dengan peluru elf maka tembakan ini akan bisa menghilangkan kekuatan sihir.

Ditambah lagi dengan Code Holder yang menjadi kartu AS nya, bahkan jika Kai akan terkepung oleh para malaikat, dia tetap akan bisa melawan mereka. Karena itulah tugas pengintaian jatuh kepada dirinya.

“Hei, Kai, bukannya lebih baik jika aku yang pergi duluan?” – Tanya Rinne dengan kekhawatiran di suaranya – “Aku ini kuat, jadi jika aku nanti malah terkepung...”

“Hanya jika Rinne ingat bagaimana caranya memakai perangkat komunikasi... Jika kau tiidak bisa menghubungi kami setelah pergi kesana semua malah akan jadi sia-sia.”

Menempatkan lengannya di pundak Rinne, Kai merespon dengan candaan.

“...Aku memberikan tugas yang berbahaya padamu. Aku akan berdoa untuk keselamatanmu.”

“Saat aku memastikan disana sudah aman, Aku akan menghubungi kalian.”

Sambil memberikan jawaban kepada Jeanne, Kai melangkah ke lingkaran sihir yang bercahaya.


Langit... Dihadapan matanya, telinga dan semua indra, hanya kulit nya lah yang bisa merasakan. Dia merasakan angin, yang berhembus melalui rambutnya, dengan seluruh tubuhnya. Kai memperhatikan sekitar.

Dia berada jauh di atas langit. Melihat kebawahnya, dia bisa melihat desa elf bersama diantara lautan pohon-pohon kuno. Dia berada di tempat yang sangat tinggi, sampai dia bisa melihat cakrawala. Disanalah Kai berdiri.

“...Inikah benteng melayang para malaikat?”

Dia terkagum dengan ketinggian nya saat ini. Dan perasaan yang dia terima. Berdiri disini dia bisa melihat seluruh tanah yang ada dibawah. Yang membuat nya merasa seperti baru saja memanjat ke puncak dunia.

“Lihatlah, kita berhasil tanpa membuat satu masalah.”

Wanita elf, yang menyembunyikan wajahnya dibalik tudung, menghela nafasnya sambil menempatkan lengannya di pinggangnya.

“Tidak ada malaikat yang bersiap untuk menyerbu, dan tidak ada kemungkinan kalian akan dijebak.”

“...Tempat ini?”

“Kita baru sampai di belakang istana. Tepat sebelum bayangan menutupi tempat ini, jadi ini merupakan tempat yang bagus untuk tetap tidak terlihat.”

Terdapat struktur kubah yang berukuran raksasa. Tepat saat Reiren mengatakannya Kai langsung dipindahkan ke istana bagian belakang itu sendiri. Melihat keadaan sekitar dengan waspada dia tidak melihat tanda-tanda dari adanya malaikat. Tapi...

“Asap?”

“Tidak... Tunggu, bau apa ini.”

Suara Kai dan elf saling bertumpuk. Tepat saat angin berhembus kuat, diatas, memalingkan pandangannya kebalik istana, mereka berdua merasakan bau yang tidak enak. Itu seperti bau terbakar. Dan meskipun tertutupi oleh angin kencang, mereka bisa mendengar beberapa suara dari arah istana.

“Kai, tahan dulu untuk menghubungi teman-teman mu, ada sesuatu yang tidak beres disini.”

Wanita elf mengeluarkan tangannya memberi isyarat untuk bersabar. Dia pergi ke sepanjang tembok putih yang ada di depan istana, yang mana terbuat seperti dari besi yang tidak diketahui.

“...Ini...Apa yang baru saja terjadi disini!?”

Sang Miko melihat halaman depan dari pintu masuk istana. [Taman Malaikat] ada disana mengisi lebih dari setengan ruangan itu. Itu merupakan surga yang indah dengan pemandangan yang indah, penuh dengan tumbuhan hijau dan bunga-bunga, tapi sekarang tergambarkan dengan warna merah tua yang menyala. Taman Malaikat sudah terbakar.

Benteng melayang ini tidak seharusnya terkena invasi. Tapi sekarang, tempat ini menjadi tempat yang mengerikan seperti api penyucian, dengan api besar yang membakar. Ini sangat aneh. Tapi tak peduli dengan itu ini jelas bukanlah jebakan dari para elf dan malaikat. Karena Kai bisa melihat tubuh-tubuh malaikat terbaring di sepanjang halaman yang luas.

[Kai, apa yang terjadi disana!? Cepat laporkan...!]

Dia mendengar suara Jeanne dari perangkat komunikasi. Mereka mungkin mulai merasa ada yang salah karena semenjak Kai dan Reiren pergi ke istana malaikat, tapi masih belum juga menghubungi mereka.

[Kai, hei Kai!? Apa yang terjadi!]

Rinne menyela

“...Bukan apa-apa. Baik aku atau Reiren baik-baik saja, dan tidak ada jebakan juga.”

Ada api yang membara dan malaikat yang berjatuhan. Dan melihat ke arah wanita elf yang kebingungan karena pemandangan ini, Kai mulai berbicara:

“Bagaimanapun juga kalian cepat naik kesini. Kami benar-benar memiliki situasi yang sangat tidak masuk akal disini.”

Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi – Kai melaporkan dengan suara serak dan menggenggam erat perangkat perangkat komunikasinya.

“Mereka masih bernafas, jadi siapapun yang melakukan ini pasti tidak ada niatan untuk membunuh mereka. Tapi ada kemungkinan penyiksaan. Mereka diserang dengan cara yang sangat menyakitkan.”

Malaikat yang jatuh, mereka semua menggunakan pakaian yang disebut dengan pakaian surga, yang merupakan jenis spesial dari pakaian roh, sesuatu yang umum diantara para malaikat. Dan serangan yang mereka terima sangatlah kuat sehingga bisa menjatuhkan mereka bahkan ketika sedang menggunakan pakaian roh.

“Sebagai rekan mereka, sangatlah menyakitkan bagi ku meninggalkan mereka seperti ini, tapi inilah kesempatan kita.”

Reiren menghela nafas nya setelah melihat mereka beberapa saat.

“Ini waktu yang sempurna untuk menyelinap ke istana. Ditambah lagi, dilihat dari betapa kejamnya halaman ini dihancurkan, aku tidak bisa memastikan apakah di dalam aman... Kita tidak boleh menunda ini, ikuti aku!”

Dia dengan cepat menggunakan kembali tudungnya dan berlari. Dan dia cukup cepat. Mengesampingkan tubuhnya yang kecil, kakinya, yang menginjak rumput, kekuatannya tidak lah sekuat para tentara manusia.

“Kau pikir berapa ratus tahun aku sudah berlari mengelilingi hutan kami? Mungkin tidak terlihat seperti itu, tapi aku sudah berlatih.”

<TLN: njir ketahuan lagi diperhatiin.>

Elf menngatakan nya dengan senyum sombong. Meskipun dia sedang berbicara, dia tidak pernah menurunkan kecepatannya ketika mereka melewati gerbang utama istana malaikat. Lalu wanita foreign god melompat menuju jendela yang terbuka di tembok istana. Jendela nya tidak memiliki kaca. Itu seperti hanya sebuah [lubang] yang membiarkan angin dan cahaya matahari masuk.

“Di dalam istana mungkin ada lorong, tapi tidak ada lantai, kan?”

“Benar. Bagi para malaikat yang memiliki sayap, lantai akan seperti tempat untuk burung yang hinggap. Di seluruh istana hanya terdapat beberapa tempat yang memiliki lantai.”

Elf memberi respon yang tegas kepada Jeanne, yang lari secara bergantian dengannya. Hanya para malaikat, yang memiliki sayap, yang datang ke tempat ini. Jadi bisa dikatakan itu adalah salah satu jebakan besar yang siapapun yang tidak memiliki sayap akan jatuh ke hutan. Kelihatannya ini cara untuk melawan para iblis, cryptids dan roh.

“Tapi kami akan kesulitan. Para kurcaci, peri dan elf tidak memiliki sayap.”

Diantara para foreign god yang merupakan rekan yang berjalan di tanah. Demi mereka, Heaven Lord Alfreyja menyiapkan jalur khusus. Dan saat ini melalui jalur yang persis seperti Reiren sedang berlari.

“Jeanne-sama, sangat disayangkan bagi kita.” – Farin berbisik – “Tanpa arahan elf maka akan sangat sulit bagi kita untuk menyerang langsung bentang melayang ini.”

“Jika dilihat kembali mungkin ini semua berkat Dante.”

“Cepat sekali berkata seperti itu, jangan lupa bahwa hidup kalian manusia ada di tangan ku.”

Kata wanita elf yang berlari menuju lorong yang kosong. Tembok, lantai dan atap. Semua terbuat dari logam putih yang transparan. Dipoles sehingga terlihat keramik, tapi dia bisa merasakan elastisitas dari balik sepatunya. Logam yang sangat mengagumkan bisa memiliki sifat tebal dan juga elastis.

“Rinne, apakah cahaya yang ada di atas atap itu muncul karena ada nya sihir?”

“Yup, tapi aku tidak merasakan sesuatu yang aneh dari nya jadi aku rasa itu bukan jebakan. Karena tidak perlu sihir untuk menerangi tempat ini di siang hari, mungkin itu berasal dari sistem ramalan.”

Kata Rinne yang melihat ke arah pola sihir yang ada di permukaan atap. Pola sihir itu berkedip di saat yang sama ketika mereka lewat di bawahnya.

“Ini pelindung. Yang mana sepertinya akan bersinar segera ketika seseorang selain malaikat akan masuk. Pola nya bersinar seperti saat kami bersama para tetua pergi melewatinya.”

“Jadi kita akan menerobos masuk?”  

“Penjaga akan menyadari, tapi mereka tidak akan datang. Ingat ketika berada di halaman.”

Untuk sesaat keadaan menjadi hening. Langkah kaki yang berat bergema melewati lorong. Masing-masing dari mereka terdiam dalam keheningan dan tidak dapat berkata-kata – keheningan menyelimuti istana malaikat.

Ada lebih dari lusinan malaikat mati di halaman.

Jadi siapa orang ini yang datang sebelum kami dan mengalahkan mereka semua.

Seseorang dari ras lain? Tapi jika itu masalahnya, maka segera setelah seseorang melewati perbatasan nasional Io, dia akan ketahuan oleh malaikat yang berada di benteng melayang di sepanjang perbatasan. Dan para elf akan menyadari orang yang terlihat mencurigakan di hutan kuno. Jadi kali ini bukan itu masalahnya.

“Aku bisa memikirkan dua kemungkinan skenario.”

Orang yang memecah keheningan adalah prajurit wanita, yang berlari di belakang Jeanne.

“Pertama adalah tetua yang tertangkap berhasil kabur dengan caranya sendiri.”

“Bukan itu masalahnya. Kalian seharusnya tahu jika dia melakukan itu, maka akan berujung kepada perang dengan para malaikat.”

“Lalu kemungkinan kedua...”

“Biarkan kami mendengarkan.”

“Ada kemungkinan Heaven Lord Alfreyja sendiri lah yang menghukum para malaikat ini di halaman.”

“Hah!?”

“A-apa maksudmu, Farin-sama!?”

Miko elf tetap diam. Dan orang yang berteriak kaget adalah Saki dan Ashlan, yang berada jauh di belakang.

“Hanya proses eliminasi. Benteng ini sangat sulit untuk diserang dari luar. Hanya rekan foreign god mereka yang dapat masuk: para elf, kurcaci, peri. Dan jika bukan mereka pelakunya, maka jawaban yang paling mungkin adalah dari para malaikat itu sendiri.”

“...”

Mereka mengitu jalan yang secara tiba-tiba berbelok ke kanan. Ada pintu, yang sepertinya terkunci dengan sihir. Elf tetap diam saat dia melewati pintu raksasa setinggi 4 meter dan terus berlari.

"Alfreyja memerlukan kepatuhan dari antara foreign god, benar?”

“...Benar.”

“Tapi itu hanya permintaan Alfreyja saja. Sulit membayangkan semua malaikat setuju dengan pemikirannya. Pasti ada yang beberapa yang menolak.”

Alfreyja menghukum bawahannya yang tidak patuh. Itulah spekulasinya mengenai para malaikat yang berjatuhan di halaman.

“Perdebatan?”

“Ya, dan jika berbicara mengenai kemungkinan skenario, kita tidak bisa menyangkal bahwa itu lah skenario yang paling memungkinkan.”

Kepada wanita elf menjawab:

“Aku tidak lagi bisa memahami Alfreyja-dono. Jika tidak, aku tidak akan menyamar sebagai manusia untuk menyelamatkan rekan kami.”

Elf menggelengkan kepalanya.

“...Kita sudah sampai. Dengan melewati gerbang teleportasi yang ada disana kita seharusnya bisa mencapai lantai bawah tanah.”

Lorong nya berhenti disini. Miko elf meletakkan lengannya di pintu yang tertutup rapat dan pola cahaya menyelimuti dirinya.

“Reiren!?”

“Tidak perlu khawatir. Pintu ini perlu kekuatan sihir untuk dioperasikan. Lihat, pintunya terbuka.”

Pintu besi besar ini, yang kelihatannya memiliki berat ratusan kilogram, terbuka lebar. Pikiran pertama Kai adalah tempat untuk berdoa. Di aula melingkar yang luas berdiri altar dengan warna kekuningan. Baik tembok dan atap nya memiliki banyak jendela, dan cahaya yang menyilaukan menyinari seluruh ruangan. Cahaya ini...

“Kapak tempur - Hundred wind sonatas."

Kapaknya meledak di depan cahaya yang bersinar melalui atap. Permukaan putihnya hancur. Dan dari sana angin kencang berhembus ke altar, menghancurkannya menjadi berkeping-keping. Kekuatan angin yang tersisa menyebar ke semua tembok yang ada di sekitarnya. Anginnya tidak hanya memberikan dampak kepada Kai dan manusia lainnya, tapi juga memberi dampak ke Reiren yang seharusnya termasuk ke dalam foreign god.

“Argh...!”

Wanita elf terkena pecahan batu diseluruh tubuhnya. Saat tudungnya terangkat, baik wajahya dan rambut nya yang indah mulai terlihat.

“Oh? Ya ampun, Ya ampun, Ya ampun”

Dari atap yang rusak, foreign god bersayap turun. Itu adalah malaikat dengan empat sayap. Malaikat wanita yang cantik dengan mata abu-abu yang dingin dan rambut bergelombang berwarna putih linen. Di tangannya ada kapak tempur, jelas tidak cocok dengan tangannya yang lembut.

“Aku bertanya-tanya siapa yang membawa bau menjijikan ke dalam istana suci kami. Lagipula itu kau. Miko elf Reiren Leil Racheliel"

“...Malaikat Tempur Vicious.”

 Wanita efl mengusap dasar dari mulutnya dengan bagian belakang telapak tangannya.

“Kau... Apa yang baru saja kau katakan...?”

“Apa telinga mu itu hanya hiasan? Meskipun telinga mu itu sangat besar. Lagipula mahluk permukaan semuanya sama. Hanya binatang yang merangkak di tanah.”

“...Bahkan dirimu.”

Di wajah elf tidak terlihat amarah, tapi lebih seperti kesedihan dan penyesalan. Reiren terdiam membeku disana, tidak mempercayai pengkhianatan teman lamanya.

“Apakah kau berubah menjadi jahat karena haus akan kekuatan!?”

“Menjadi jahat? Apa yang kau katakan.”

Kata malaikat wanita dengan kapak tempur di tangannya.

“Aku hanyalah pelayan dari Heaven Lord Alfreyja-sama. Semua yang kulakukan adalah demi orang itu.”

“...”

“Ah, benar, biar kuberitahu sesuatu yang bagus. Miko Reiren, kau muncul di waktu yang tepat.”

Malaikat dengan wajah yang sangat cantik membuat senyuman yang aneh.

“Kita akan memulai eksekusi dari tetua elf secepatnya. Dan ini akan dilakukan oleh Alfreyja-sama sendiri.”

“...!?”

(Reiren) berteriak tanpa suara. Dengan kulitnya yang putih, ekspresi nya sangat terlihat pucat seperti dia baru saja kehilangan semua darahnya.

“Ap...apa maksudnya ini!?”

“Ini akan menjadi pelajaran. Bahkan elf harus belajar mengenai tempat kalian setelah tetua kalian mati. Dan pasti untuk para kurcaci dan peri juga akan berlaku hal yang sama.”

“Ini akan menjadi masalah.”

Bukan miko Reiren, tapi ksatria beramput perak lah yang memberikan sanggahan.

“Aku Komandan Jeanne. Tidak berencana untuk menjelaskan seluruh situasi nya disini, tapi tetua ada di bawah perlindungan kami.”

“Seorang manusia? Miko Reiren, membawa manusia ke istana ini, kau benar-benar sudah menjadi pendosa yang tidak bisa dimaafkan. Lagipula tidak ada kesalahan dibalik keputusan Alfreyja-sama.”

Malaikat, dengan kapak tempur di tangannya, mengepakkan sayapnya.

“Malaikat berdiri di puncak foreign god. Setiap ras tidak lain hanyalah budak. Jika kau berniat untuk menentang kami... Maka aku harus membunuh kalian dengan tangan ku sendiri.”

Dia mengangkat kapak tempur berwarna putih perak hingga keatas kepalanya. Kapak itu merupakan peralatan sihir – tepat ketika kapak tersebut menerima kekuatan sihir malaikat, senjata itu bisa mewujudkan fenomena supernatural di dunia layaknya sihir.

“O, wahai kapak yang tebungkus oleh badai, hancurkan lah orang-orang ini.”

Dia tidak bermaksud untuk menggunakan bilah kapak untuk menyerang. Malaikat, yang terselimuti angin seperti badai kecil, tejun dari atap yang rusak. Dan dia mengayunkan kapaknya ke hadapan Jeanne dan wanita elf yang berdiri di belakangnya.

“Farin.”

“...Menghentaklah.”

Pilar api merah yang terang muncul. Dari bawah datang tebasan yang membelokkan arah kapak tempurnya. Dan juga dari lantai nya sendiri muncul api dan apinya mengikuti ke arah malaikat, yang terbungkus angin.

“Seranganku!?”

Vicious sekarang diselimuti oleh api.

“Tch, benar-benar manusia yang tidak tahu diri, untuk pergi menentangku...!”

“Aku sudah mendengar kata-kata itu berkali-kali. Baik dari para iblis dan cryptids. Tapi ini pertama kalinya kata-kata itu datang dari malaikat.”

Prajurit wanita, yang merespon ke sindirannya, membawa shamshir crimson. Dari arah pedangnya keluar api, hampir seperti lahar api. Dan pedang nya sendiri bukanlah ciptaan manusia, tapi [Drake's Tooth]. Itu adalah taring yang ditinggalkan oleh drake di tempat para cyptid mengamuk. Dampaknya adalah menciptakan ledakan api yang dahsyat. Dan api itu melonjak ke depan menuju Vicious.

“Tembak.”

Tembakan senapan bisa terdengar. Dibelakang Saki dan Ashlan mulai menyiapkan senjata mereka dan mulai menembak. Dan meskipun memiliki pelindung ilahi yang kuat, Vicious    melangkah mundur untuk menghindari tembakan.

“Jeanne-sama, silahkan pergi maju.”


<TLN: horny gw ngebayangin momen badass nya Farin-san.>

<EDN: tch, mulai dah *sfx : bonk.>


Dia menunjuk dengan sepasang shamshirsnya ke arah belakang altar. Disana ada pintu yang mengarah ke ruangan lain.

“Peralatan sihir malaikat ini memiliki atribut angin. Dan taring naga ku memiliki afinitas terbaik dengannya. Dengan dua dari bawahan kita, kita seharusnya bisa menghadapinya.”

“Untuk seorang manusia kalian lumayan juga.”

Miko Reiren meletakkan tangannya di pintu. Saat pintu masuk disana menerima kekuatan sihirnya, pintu nya mulai terbuka.

“Aku tidak akan membiarkanmu!”

“Hei, kami lah yang akan menjadi lawan mu.”

Ashlan, yang menembakkan peluru secara beruntun dari senapan mesinnya, menahan malaikat untuk tetap di tempat. Tubuh malaikat tidak jauh berbeda dengan manusia atau para elf. Dia pasti akan terluka jika terkena tembakan, jadi Vicious tidak punya pilihan selain memfokuskan diri ke perlindungan ilahinya.

“Cepat, Kai! Ada Farin-sama bersama kami jadi pasti kami akan berhasil entah bagaimana!”

“Terima kasih. Jeanne, Rinne!”

Bersama dengan mereka berdua di belakangnya, Kai mengikuti gadis elf dengan seluruh kekuatannya. Mereka bisa mendengar suara tembakan menggema dan kobaran api. Dan saat suara angin kencang menghilang - pintu kapel ditutup.

“Pemimpin para malaikat, seberapa rendah diri mu sudah terjatuh!”

Wanita elf melepas pakaian menjelajah nya. Sudah tidak perlu lagi menyamar menjadi manusia. Jika dia masih terus ragu disini, itu hanya akan membuat tetua elf dieksekusi.

Mereka sedang berada di jalur yang sangat luas dan panjang. Baik di sisi kiri dan kanan mereka bisa melihat sembilang tiang. Total ada 18 tiang berjajar di sepanjang jalan yang sedang mereka lalui.

Reiren lah yang memimpin. Diikuti oleh Kai, Rinne dan Jeanne. Lorong yang terang ini bahkan tidak memiliki debu berterbangan sedikit pun.

Suasana nya benar-benar datar dan tanpa suara serangga atau binatang bisa terdengar.

Ini terlalu sunyi.

Kesunyian ini hanya berarti hal buruk.

Mereka berlari dengan waspada mengamati tiang berdiameter 2 meter. Tidak akan terasa aneh jika malaikat akan bersembunyi dibalik salah satu tiang raksasa ini.

“Reiren, apa ada malaikat lain yang harus kita waspadai?”

“Jika kau bertanya mengenai malaikat yang setia kepada Alfreyja, maka jawaban nya adalah semua. Diantara para malaikat di istana malaikat semua menaruh hormat kepada Alfreyja."

Disisi lain, foreign god sudah menjatuhkan hukuman pada para bawahan yang seperti itu. Dan dengan kejam meninggalkan mereka di halaman.

“Jika diantara mereka ada yang belum kita lihat, maka berarti malaikat agung Raphael.”

“...”

Rinne tiba-tiba berhenti. Seperti mencari sesuatu dia melihat ke atap dan mulai memperhatikan 18 tiang.

“Hei, Kai, aku ingin istirahat disini.”

“Eh?”

“A-apa yang kau bicarakan, gadis kecil!? Sedikit lagi... Disana kita bisa sampai di tempat Alfreyja. Lihat, ada formasi sihir cahaya, ketika kita melewati itu, kita akan sampai.”

Miko berbalik menatap kearah Rinne dengan sedikit tatapan marah tercampur di ekspresinya. Bahkan Jeanne di belakangnya terkejut.

“Apa yang akan kau lakukan jika malaikat lain akan muncul! Meskipun kita sudah sedikit lagi dan sampai disana.”

“Nah, aku akan istirahat.”

“Gadis ini...!?”

“Diam, berhenti bicara. Hei, Kai, aku akan istirahat tapi jika kau mau pergi duluan juga boleh.”

Kai merasa deja vu.

[...Tidak apa-apa. Aku akan baik-baik saja.]

[Pergilah, Kai. Jika kau tetap bersama ku, mereka akan terus mengejar mu. Pergilah kesana dan tunggu aku.]

Itu ketika operasi mereka di ibu kota Urza. Si gadis berkata, dia meninggalkannya dikelilingi oleh para iblis dan naik ke lantai atas istana pemerintah. Hanya Kai dan Rinne yang tahu tentang itu.

“Rinne, apa kau benar-benar...”

“Tidak apa-apa kok.”

Dia menjawab dengan senyuman lebar di wajahnya.

“Pergilah. Setelah aku beristirahat aku akan menyusul.”

“...Mengerti.”

Dia menambahkan lebih banyak kekuatan ke tangannya yang di bahunya terdapat Drake Nail nya. Dan menempatkan tangannya di bahu wanita elf, yang masih sangat kesal, Kai menunjuk ke akhir jalan. Ada formasi cahaya yang menanjak, seperti air mancur. Banyak sekali lingkaran cahaya muncul dari formasi cahaya dan naik ke atas.

“Kita hanya perlu ke sana, kan?”

“Ya, sudah pasti. Aku pernah masuk kesana sekali.”

“Baiklah, Jeanne apa kau juga tidak apa-apa?”

“Tentu saja.”

Memegang erat pedang perak nya, komandan dari Urza Resistance melangkah maju.

“Ayo kita tantang pahlawan foreign god.”

“...Siapa yang menyangka akan jadi seperti ini.”

Wanita elf mulai menaiki tangga saat dia sampai di langkah ke-13 dan menyentuh formasi, tubuh nya yang lembut mulai melayang perlahan.

“Hei sekarang, kalian harus mengikuti.”

“Kai, satu hal.”

Disaat Kai sedang menaiki tangga.

“Aku benar-benar minta maaf karena memberikan pertarungan yang sangat berbahaya bagimu untuk melawan Vanessa. Aku selalu ingin mengatakan ini...”

“Jeanne?”

“Kali ini aku akan bertarung bersama mu.”

Sang Kstaria, yang berpakaian seperti pria, menarik nafas. Merapatkan bibirnya, dia membuat langkah terakhir di tangga bersama dengan Kai. Dan mulai maju ke hadapan formasi cahaya sihir...




“Tetua elf adalah teman lama kami. Kenapa kita mengharapkan pengeksekusian dia?”

Sebagai tanda gencatan senjatanya, dia menurunkan kapak tempur nya. Malaikat tempur Vicious yang duduk di depan tembok mempunyai tatapan, yang penuh dengan kesedihan.

“Manusia, ini sudah cukup. Aku akan berpura-pura tidak menyadari mu, jadi pergi saja.”

“Kau cukup perhatian.”

Farin tidak menurunkan kewaspadaannya.

“Aku sudah melawan banyak penjajah dan menderita kekalahan yang memalukan... Tapi sementara itu aku mungkin setiap kepada tuanku, dibalik ini semua aku berusaha merancang rencana untuk menyelamatakn teman sesama ras kami.”

Tapi tetap Vicious tidak berencana untuk mundur dengan mudah. Setidaknya sekali dia benar-benar serius menyerang para penyusup. Seluruh tubuh Farin merasakan luka-luka kecil yang disebabkan dari angin yang berasal dari kapak tempur.

Hal yang sama bisa dikatakan kepada Saki dan Ashlan. Mereka berusaha menyembunyikan diri mereka di lorong, dan masih kehabisan nafas karena pertarungan yang sengit. Dengan gugup mereka menatap malaikat.

“Sungguh!? Kau tidak berencana menyerang kami setelah kami berlari ke belakang mu!?”

“...”

Jari-jari malaikat menyusuri kapak tempurnya. Senjata besar menghilang dihadapan Ashlan. Dia benar-benar melepaskan senjatanya, dengan ini, kemungkinan nya untuk serangan dadakan juga menghilang.

“S-sekarang aman, kan? Ashlan?”

“Y-yeah, apa yang harus kita lakukan sekarang, Farin-sama?”

“Aku pengawal Jeanne-sama.”

Mereka hanya bisa pergi maju, sambil dia mempersiapkan jawabannya, dia tidak melihat kearah malaikat.

“Aku sudah bertarung dan kalah. Hanya itu.”

“Yang mana artinya kau membiarkan kami. Dan dengan hasil itu, pahlawan foreign god sudah dikalahkan?”

“...”

Dengan provokasi dari Farin, tatapan malaikat terisi dengan amarah. Tapi itu hanya untuk sesaat.

“Aku ragu itu disebabkan oleh manusia... Tapi, bahkan jika itu terjadi karena keajaiban, kekalahan itu disebabkan hanya karena keinginan dari Alfreyja-sama.”

Bagi para foreign god runtuhnya aliansi mereka terjadi karena perselisihan internal malah akan menjadi skenario terburuk. Dibandingkan dengan itu, bahkan jika Heaven lord Alfreyja kalah, masih ada harapan untuk membangkitkan kembali aliansi ras mereka. Ini adalah hasil diskusi yang sulit di antara para ajudan terdekat Alfreyja.

“Rencana kami tidak akan berubah. Menyelamatkan tetua elf adalah prioritas teratas kami. Itu akan tergantung kepada Jenne-sama bagaimana pertarungannya akan berakhir. Ayo.”

Memberikan isyarat dengan matanya kepada dua bawahannya Farin mulai melangkah maju. Tapi sebelum itu.

Sang malaikat menangin dengan penderiitaan yang mendalam, mengguncangkan seluruh istana.

“"Alfreyja-sama!?...Ti..Tidak... Apa itu... Kekuatan sihir ini...!”

Vicious, yang sedang duduk, terlompat. Malaikat wanita yang cantik memperbaiki arah pandangnya kearah atas atap dengan tatapan ketakutan.



 [Keadaan 'kejutan' yang tak terduga terdeteksi pada pahlawan foreign god. diperkirakan karena efek dari kata terlarang 'Sid'.]

[Memulai ‘Zero Code’]

[‘code’ Pahlawan Alfreyja akan dihapus dari dunia.]


Sang malaikat berteriak... Teriakan nya karena serangan yang dia terima dari mahluk yang dia sebut bawahannya.

“...Bajingan kau!?”

Di pangkal dari sayapnya adalah organ yang memproduksi kekuatan sihir. Dan monster itu menghancurkan organ vital malaikat tersebut dengan tangannya, memaksanya untuk jatuh ke tanah. Meskipun heaven lord Alfreyja membanggakan kekuatan fisik nya yang luar biasa, monster rasterrizer mampu melebihi kekuatan fisik sang malaikat.

“Kau mau memberontak kepadaku!?”

“Ap-apa maksudnya ini? Mahluk itu bukan rekannya?”

Baik elf dan kstaria sama sama ketakutan. Dan didepan Kai, yang sedang memegang Code Holder, sang malaikat mulai dikelilingi oleh lingkaran hitam. Disaat lingkaran itu terbuka, disaat itu juga lingkaran tersebut mulai tertutup melahap malaikat.

[Zero code]

Penghapusan. Tepat setelah lingkaran hitam menyentuh bagian tubuh dari pahlawan foreign god, tubuhnya mulai menghilang layaknya tulisan yang dibersihkan penghapus.

“...!?”

Di dalam kesakitan yang luar biasa, malaikat itu menderita. Benar-benar tidak berdaya dan tidak mampu untuk menyerang balik hingga saat terakhir ketika tubuhnya menghilang sepenuhnya. Hanya perlu beberapa detik hingga semua selesai. Kemudian dengan suara terjatuh, hanya peralatan sihir malaikat yang ada di genggamannya sampai akhir, terus berguling di lantai.

“...Aku...Apa yang baru saja kulihat?”

Seluruh tubuh elf gemetar ketakutan. Jeanne, yang berada di dekatnya, dan tetua, yang masih terkurung di dalam petinya, keduanya menjadi pucat. Diantara mereka hanya Kai sendiri yang melihat kejadian ini dengan gigi yang bergemeretak.

Ini sama seperti saat itu.

Vanessa juga mengalami hal yang sama.


Yang menjadi perbedaan adalah hasilnya. Bahkan ketika diserang secara tiba-tiba, Vanessa masih bisa untuk menyerang balik. Tapi Alfreyja berbeda. Mengira rasterrizer sebagai bawahannya, respon malaikat sudah terlambat. Dan karena itu dia kehilangan kesempatan untuk menyerang balik.

[...]

Akhirnya sosok boneka yang rusak itu tenggelam kedalam lubang hitam yang terlihat seperti jurang tanpa dasar, lalu menghilang Sama seperti bagaimana pahlawan foreign god menghilang.

Alfreyja lenyap.

Ini... bisakah kami anggap ini sebagai kemenangan kami?”


Melihat hasilnya, setidaknya mereka berhasil selamat. Yang tentu saja ini merupakan kejadian yang sangat tidak masuk akal, prioritas utama mereka adalah membebaskan tetua elf. Hal ini jauh diluar bayangan mereka semua.



Percikan...

Dari lubang hitam yang ada di lantai, sesuatu mulai merangkak keluar.

[...]

Disana muncul sosok malaikat dengan enam sayap. Yang pakaian surga nya entah bagaimana sudah rusak, pasti karena Zero Code, sosok yang terlihat sangat berbeda dari pahlawan kuat mulai merangkak keluar dari lubang hitam.

“Dia masih hidup!?”

“Tunggu, Reiren!”

Sang malaikat terlihat aneh. Jeanne, yang menyadari keanehan yang ada di diri pahlawan foreign god, menghentikan elf.

“Perhatikan sayapnya. Terlihat seperti bulu-bulunya mulai rontok...”

Sedikit demi sedikit, bulu-bulunya yang ada di sayapnya rontok sepenuhnya. Bahkan ketika melebarkan sayapnya, bulu-bulu itu tetap berterbangan di udara, hal itu saja sudah menandakan ada sesuatu yang aneh. Sayap itu sudah kehilangan semua kekuatannya. Seperti dedaunan yang berjatuhan dari pohon. Seperti otot yang mulai menghilang dari tubuh yang kekar. Sayapnya, yang sudah kehilangan semua sayapnya, yang terlihat sangat putih nan indah, memudar...

[Aku reinkarnasi dari Alfreyja. Yang akan melanjutkan tugasnya sebagai pahlawan Foreign god.]

Di mata malaikat tersebut sudah tidak terlihat secercah kesadaran. Sayapnya, tempat dari bulu-bulu nya yang berjatuhan, berubah menjadi bayangan hitam itu sendiri. Lingakaran hitam mulai muncul di matanya, pipinya mulai kehilangan berat badan dan bahkan di langkah terakhirnya. Meskipun begitu...

“Apa-apaan ini? Kekuatan sihir yang gila ini...!”

Di dasar sayapnya ada cahaya, bahkan lebih terang dari sebelumnya. Kilauannya yang seperti dewa sampai membuat Kai terpesona dalam ketakutan.

[Aku Alfreyja. Perwujudannya.]

Sang malaikat yang kehilangan sayapnya melanjutkan monolog nya. Itu bukan lah Heaven Lord. Sekarang tidak ada tanda-tanda yang tersisa dari sang malaikat, malah ini merupakan penampilan dari sosok fallen angel.

[Hanya akulah yang suci. Hanya aku yang layak untuk berada di surga.]

Fallen angel Alfreyja. Ini sudah tidak bisa dijelaskan sebagai perubahan sifat belaka. Ini benar-benar ditulis ulang sepenuhnya. Setelah menyaksikan transformasi nya, itu hanyalah anggapan Kai.

Apa ini fenomena yang sama seperti yang terjadi dengan penulisan ulang dunia?

Sang pahlawan lah yang ditulis ulang. Seperti itukah!?


[Sekarang aku mengerti.]

Dia melebarkan kedua tangannya dan melihat keatas. Dia menggunakan tangannya layaknya untuk menggantikan sayapnya yang sudah tidak ada.

[Semuanya selain diriku. Pertama aku harus membakar habis semua foreign god kotor yang berjalan di tanah.]

Itu adalah pernyataan perang. Itu adalah pengumuman genosida bagi para foreign god seutuhnya dari sang fallen angel Alfreyja.

TL : Nouzen
Editor : Regent

0 komentar:

Posting Komentar